Dasar-Dasar Ilmu-2
Dasar-Dasar Ilmu-2
• Proses / prosedur
atau cara untuk Khasanah
Pengatahuan
Ilmiah
Deduksi
koherensi
Penyusunan
Kerangka Berpikir
mengetahui sesuatu
secara sistematik
Pragmatisme
Perumusan
(Peter R. Senn, 1971) Hipotesis
Korespondensi
Induksi
Diterima Ditolak
Pengujian
Hipotesis
2 macam logika
Logika Mistika ? (Tan Malaka)
Logika alami
Merupakan konsekuensi dari kita sebagai manusia
Bersifat natural, spontan dan dengan naluri
Tidak tegas / eksplisit untuk menghindarkan kita dari kekeliruan
Mungkin bisa mencapai kebenaran
Sering dipengaruhi oleh perasaan dan faktor irasional
Logika saintifik (scientific logic)
Merupakan penyempurnaan metodologis dari logika alami
Bersifat normatif, obyektif dan metodologis
tegas / eksplisit untuk menghindarkan kita dari kekeliruan
Memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kebenaran
Arti
• Secara etimologis:
– Berasal dari bahasa latin ‘Logos’
– Berarti perkataan atau sabda
– Padanan di bahasa arab adalah ‘Mantiq’
– Berasal dari kata ‘nataqa’ yang berarti berkata atau berucap
• Dalam bahasa sehari-hari sering kita pakai kata ‘logis’ yang berarti masuk
akal
• Logika didefinisikan sebagai :
– “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar” (George F Kneller, 1966)
– “Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu
kebenaran” (Prof. Thaib Thahir, 1966)
– “Ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang betul dari penalaran yang salah” (Irving M Copi, 1978)
– “Ilmu praktis normatif yang mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk
pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita mencapai kesimpulan yang betul,
lurus dan sah”
Sejarah singkat
Masa Yunani Tua
• Kata logika digunakanpertama kali oleh kaum stoa (dalam kisah sejarah oleh Zeno dari
Citium)
• Gorgias (483-375 SM) mempersoalkan masalah pikiran dan bahasa; “dapatkah ungkapan
menyatakan secara tepat apa yang ditangkap pikiran?”
• Sokrates (470-399 SM) mengembangkan metode induktif.
• Plato (428-347 SM) mempublikasikan metode Sokrates sebagai teori ide versinya sendiri.
• Aristoteles (384-322 SM) menulis 6 buku yang oleh murid-muridnya diberi nama
“Organon”. Ia disebut sebagai penggagas logika ilmiah
• Pengembangan logika Aristoteles:
– Kaum Stoa (argumen disjungtif, hipotetis & beberapa masalah bahasa)
– Chrisippus (logika proposisi dan mengajukan bentuk-2 berpikir yg sistematis)
– Galenus, alexander Aphrosidiens dan sextus Empiricus (sistematisasi logika dengan
mengikuti cara geometri)
Sejarah Singkat
Abad pertengahan
Penerjemahan literatur logika Yunani oleh filsuf islam (abad VII) [Al-Kindi, Al-
Farabi, Al-Ghazali dll] logika suposisi (logika terministis / modern)
Porphyrios Eisagogen,
Boethius (1141) Traktat Boethius Silogisme hipotetis
Thomas Aquinas dkk, sistemisasi logika yang sudah ada
Abad XIII-XV (Petrus Hispanus, Roger Bacon, W. Ockham, Raymond Lullus)
Ars Magna
Dunia Moderen
Thomas Hobbes (1588-1679) Leviathan (1651)
John Locke (1632-1704) paham nominalisme
Francis Bacon Novum organum (1620)
Rene Descartes Logika Matematika deduktif murni (1637)
Logika dan Filsafat
• Logika adalah filsafat sebagai analisis
(Poespoprojo, 1999)
• Logika adalah analistis kritis filosofis pikiran
dan pemikiran manusia
– Filsafat adalah tentang prinsip: mempertanyakan
realitas untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai sebab-sebab terpokok tentang segala
sesuatu
– Mencakup problema logika dan epistemologi
Logika dan Ilmu
• Merupakan tuntutan fundamental atas
eksistens ilmu
• Tidak ada ilmu yang tidak menggunakan
proses pemikiran, menalar atau logika
• Ilmu menghendaki kesanggupan untuk
berpikir secara baik dan tertib
• Validitas dan realiabilitas sebuah teori
memerlukan penalaran logika yang sah
Logika dan Matematika
Matematika tidak dapat menggantikan logika
dalam kemampuannya membentuk pemikir
yang cermat.
Karena kurang mendapatkan pendidikan dan
latihan yang ketat soal logika, banyak orang
yang sebanrnya cakap tidak mampu
menguraikan jalan pikiran yang kacau bahkan
berlawanan asas.
John Stuart Mill, Professor matematika
Asas-Asas Pemikiran
Asas Identitas (principium identitatis = qanun
zatiyah) Sesuatu itu adalah dia sendiri bukan
lainnya
Asas kontradiksi (principium contradictoris = qanun
tanaqud) pengingkaran sesuatu tidak mungkin
sama dengan pengakuannya
Asas Penolakan kemungkinan ketiga (principium
exclusi tertii = qanun imtina’) pengakuan dan
pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, jadi
tidak mungkin benar keduanya atau salah keduanya.
Pembagian Logika
Berdasarkan Kualitas
Logika naturalis (mantiq al-fitri)
Logika artifisialis / ilmiah (mantiq al-suri)
Berdasarkan metodenya
Logika tradisional (Aristoteles)
Logika moderen (mulai abad XIII Ars Magna)
Berdasarkan Obyeknya
Logika Formal (mantiq as-suwari) Logika minor
Logika Material (mantiq al-maddi) logika mayor