Anda di halaman 1dari 103

SERI PERENCANAAN

PEDOMAN TEKNIS RUANG


ISOLASI
BAB III
Ketentuan Teknis Arsitektur Bangunan Ruang Isolasi
Lokasi Ruang Isolasi
• HARUS TERHINDAR dari sirkulasi/ lalu lintas rutin unit
lain
• Dapat tersendiri atau merupakan satu klaster berisi unit
ruang isolasi
• Mempunyai karakteristik arah angin yang baik
• Pencegahan infeksi melalui airborne, pasien ditempatkan
dekat jendela BUKAN pintu masuk
• Berada dalam area yang dapat dipantau oleh perawat
Program Ruang
• Pos perawat • Ruang tunggu keluarga
• Ruangan rawat inap pasien pasien (diluar wilayah isolasi)
• Ruangan istirahat petugas • Koridor untuk kebutuhan
• Ruang penyimpanan silinder gas pelayanan
medik • Janitor/ Ruang cleaning
• Pantri
service
• Ruang penyimpanan alat medik
• Toilet petugas medik
• Ruang utilitas bersih
• Ruang utilitas kotor
• Toilet pengunjung/penunggu
• Ruangan mesin filtrasi udara
pasien
• Area parkir troli • Ruang diskusi medis
• Ruangan ganti penunggu pasien (terutama bagi RS A dan B)
dan ruang ganti petugas tipe N dan P
1. Pos Perawat
• Letak strategis
• Ukuran minimal 8m2 atau 3-5m2 per petugas
• Pencahayaan 100 lux/m2, dilengkapi jam dinding
• Dilengkapi lemari penyimpanan barang habis pakai dan
obat
• Memiliki pertukaran udara min. 6 ACH (air change rate
per hour)
• Tersedia alat komunikasi langsung (handsfree) antar pos
perawat dengan pasien di ruangan
2. Ruangan rawat inap pasien
• Memiliki tombol panggil dalam jangkauan pasien
• Pencahayaan min. 100-200 lux/m2. Pada saat pasien tidur
50 lux/m2
• Dinding transparan pada ruang isolasi terbuat dari kaca
100 cm dari lantai
• Ruang isolasi disarankan minimal 1-2% dari jumlah
kapasitas tempat tidur RS
• Luas ruangan 15m2 – 20m2 per kamar per tempat tidur
dilengkapi anteroom dan kamar mandi tersendiri
3. Ruang istirahat petugas
• Ruangan istirahat petugas dilengkapi dengan sofa,
wastafel, dan toilet
• Ruang istirahat dokter jaga dan perawat lebih efektif bila
menjadi satu dengan ruang ICU atau rawat inap
• Ruang istirahat petugas medik harus berada dekat
dengan ruang rawat atau ruang isolasi
• Dilengkapi sistem komunikasi internal dan sistem alarm
4. Ruang penyimpanan silinder gas medik
• Menyimpan tabung gas medis cadangan yang digunakan
di ruang isolasi
• Berlaku bagi RS yang tidak memiliki sentral gas O2,
vacuum dan compress air
5. Pantri
• Untuk menyiapkan makanan dan minuman petugas
• Dilengkapi meja, freezer, bak cuci dengan kran air dingin
dan air panas, microwave dan atau kompor, dan lemari
pendingin
6. Ruang penyimpanan alat medik
• Ruang penyimpanan
peralatan medik
• Peralatan disimpan dalam
kondisi siap pakai dan
sudah disterilisasi
• Ruangan sebaiknya
cukup besar untuk akses
keluar masuk alat
• Kotak kontak listrik
tersedia dalam ruangan
dengan kapasitas cukup
7. Ruang utilitas bersih
• Ruang utilitas bersih dan kotor harus ruang terpisah
• Lantai ditutup bahan tanpa sambungan
• Digunakan untuk penyimpanan obat, semua barang steril
dan linen bersih
• Rak dan lemari cukup tinggi dari lantai
• Tempat/kabinet penyimpanan instrumen dan bahan
perbekalan termasuk barang steril
8. Ruang utilitas Kotor
• Menghadap keluar/berada di luar
ruangan rawat pasien
• Tempat membuang kotoran bekas
pelayanan pasien khususnya cairan
• Temperatur harus terkontrol, udara
harus terbuang ke luar
• Harus dilengkapi dengan spolhoek
dan slang pembilas, pembuangan
air limbah disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah RS
• Kontainer tertutup disediakan untuk
linen kotor dan limbah padat
• Kontainer khusus untuk buangan
jarum suntik dan barang tajam
lainnya
9. Ruangan mesin filtrasi udara
• Tempat operasional dan pemeliharaan AHU dan filter di
kelas N dan P
• Hanya terdapat di ruang isolasi klaster
10. Area parkir troli
• Tempat untuk parkir troli selama tidak dibutuhkan
• Troli di ruang isolasi tidak boleh digunakan di tempat lain
• Disediakan perlengkapan dekontaminasi
11. Ruangan ganti penunggu pasien dan petugas
• Harus terpisah antara pria dan wanita termasuk loker di
dalamnya
12. Ruang tunggu keluarga Pasien (berada di luar
wilayah ruang isolasi)
• Hanya terdapat di ruang isolasi klaster
• Disediakan tempat duduk sesuai dengan jumlah pasien di
ruangan, disarankan menyediakan pesawat televisi dan
fasilitas telepon umum
• Letak dekat dengan ruang isolasi dan di luar ruang rawat
pasien
• Akses pengunjung dikontrol
• Rasio kebutuhan jumlah tempat tidur pasien dengan
jumlah tempat duduk keluarga pasien adalah 1 :1-2
• Dilengkapi toilet pengunjung
• Menyediakan ruang konsultasi untuk keluarga
13. Koridor untuk kebutuhan pelayanan
• Lebar minimal 2.4 m
• Pintu masuk ruang isolasi, lebar minimum 36 inci (1.2 m)
terdiri dari dua daun pintu (80x40 cm)
• Lantai harus kuat
14. Janitor/ Ruang cleaning service
• Tempat penyimpanan barang dan bahan dan peralatan
untuk kebersihan ruangan
15. Toilet petugas medik
• Terdiri dari closet dilengkapi hand shower dan
wastafel/lavatory
16. Toilet pengunjung/penunggu pasien
• Terdiri dari closet dan wastafel lavatory
17. Ruang diskusi medis tipe N dan P
• Ditempatkan di ruang isolasi atau dekat dengan ruang
isolasi
• Dilengkapi dengan telepon/ sistem komunikasi internal
dan sistem alarm yang tersambung langsung ke ruang
isolasi
• Dilengkapai tempat/lemari penyimpanan buku
kedokteran/medik dan perawatan, LCD projector, VCR
dan peralatan belajar
Persyaratan Khusus Ruang Isolasi Berdasarkan
Kelas dan Penularannya
Denah Ruang
Ketentuan Khusus Ruangan Rawat Isolasi
  Tipe Kelas S Tipe Kelas N Tipe Kelas P
  kontak/droplet/airborne Droplet nuclei melalui Immunocompromised
tertentu udara
  Tekanan udara normal Tekanan udara negatif Tekanan udara positif
Luas lantai   15 m2 - 20 m2 16 m2 - 20 m2 per
per kamar per tempat kamar
tidur  
Tempat ganti + + +
pakaian
Fasilitas cuci + + +
tangan
Kontainer/ + + +
wadah khusus
Anteroom + + +
Pengaturan Ventilasi alami atau AC 100% udara fresh air Sistem exhaust
aliran udara  
AC yang terpasang harus
dari arah kaki pasien,
dilengkapi exhaust yang
terletak 30 cm dari muka
lantai di sisi kepala
Denah sirkulasi udara pada
ruangan rawat isolasi tipe S
B. Ruangan isolasi tipe tekanan negative (Kelas N)
C. Ruangan isolasi tipe tekanan positive (Kelas P)
Elemen Rekomendasi Tipe N Tipe P
Tingkat pertukaran udara Dari 12 pertukaran udara per Dari 12 pertukaran udara per
jam/ 145 liter per detik per jam/ 145 liter per detik per
pasien pasien
 
Anteroom dengan tempat cuci + +
tangan otomatis    
Tekanan udara lebih rendah dari Opsional: membutuhkan
tekanan udara ambien yang tekanan negative relatif
berdekatan, harus tidak kurang terhadap tekanan lingkungan
dari 15 pascal (Pa)
Kamar Mandi + exhaust + +
Sistem Ventilasi Udara 100% udara fresh air Sistem exhaust
  Pemasangan filter HEPA
Sistem volum konstan terminal pada inlet suplai udara

Saluran pembuangan + +
(Ducting exhaust)  
Penempatan kisi-kisi/exhaust 150 mm diatas muka lantai +
grille ruangan
Ruangan kedap udara + +
Memasang alarm untuk + +
memonitor kondisi tekanan
udara
Pemberian label ruangan + +
Hubungan Antar Ruang
Interior Ruang Isolasi
• Memudahkan pembersihan
• Minimalisasi debu
• Minimalisasi area yang
memungkinkan kontaminasi
pada pasien
• Memberikan kenyamanan
pada pasien
BAB IV
Ketentuan Teknis Prasarana
Ruang Isolasi Rumah Sakit
Umum
Prasarana yang dibutuhkan pada R.Isolasi,
meliputi:
1. Konstruksi Instalasi 2. Konstruksi Instalasi
Mekanikal: Elektrikal:
• Instalasi tata udara • Instalasi elektrikal
• Instalasi gas medik, • Instalasi sistem
vakum medik komunikasi dan
• Instalasi sanitasi keamanan
• Instalasi proteksi (intercom,CCTV)
kebakaran • Instalasi pencahayaan
• Instalasi kelistrikan
1. Konstruksi Instalasi Mekanikal
Instalasi Tata Udara R.Isolasi
Sistem Klasifikasi:
Tujuan: Mengendalikan
Melindungi petugas• kesehatan, kuantitas
pasien lain dan
dan
pengunjung
• Kelas dalam
S (tekanan kualitas
fasilitas dari
standar) udaraagen
paparan masuk dan keluar
infeksi
udaraN (tekanan negatif)
• Kelas
• Kelas P (tekanan positif) • Mengurangi/menghilangkan
partikel udara menular dalam
volume besar

• Mempertahankan tekanan udara

• Merancang pola aliran udara untuk


tujuan klinis tertentu

• Pertimbangan desain untuk ruang


isolasi
3 Jenis Sistem Ventilasi
1. Ventilasi alamiah: mengandalkan lubang angin kendela
dan pintu terbuka secara alami
2. Ventilasi campuran: ventilasi alamiah + peralatan
mekanik
3. Ventilasi mekanik: menggunakan peralatan mekanik
untuk mengalirkan dan mensirkulasi udara masuk dan
keluar
Sistem Ventilasi Alamiah di R. Isolasi
• Efektif mengurangi penularan TB
• Efektivitas tergantung kecepatan angin, arah angin dan
bukaan tempat masuk angin ke dalam ruangan

Dua kekurangan pada s.ventilasi alamiah:


• Tingkat ACH yang dihasilkan bervariasi
• Tekanan negatif tidak dapat terjadi
Catatan V.Alamiah: Rekomendasi V. alamiah:
• Volume ruangan: 15m2 • Pintu dan jendela
tinggi minimal 2.5 m berhadapan secara
• Pintu: dapat dibuka penuh diagonal
• Jendela: dapat dibuka • Jendela dibuka ke
penuh samping
• Pola aliran udara: tidak • Tinggi langit-langit 2.8m2
mengarah ke selasar • Penggunaan kelambu
pada tempat endemis
Perhitungan ACH:
Laju pertukaran udara per jam = Luar jendela x kecepatan udara lewat x 3600 detik/jam
Volume ruangan Volume ruangan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk perhitungan
ACH
• Alat ukur/ meteran
• Vaneometer
• Smoke tube
• Kalkulator
• Kertas catatan
Penggunaan Ventilasi Mekanis di R. Isolasi
• Lingkungan tekanan negatif di ruang isolasi diperlukan
untuk menghasilkan aliran udara masuk
• Harus menggunakan sistem konrtol agar tingkat ventilasi
memadai dan aliran udara terkontrol
• Pembuangan udara ke luar yang benar dengan
menggunakan HEPA sebelum udara diedarkan kembali
ke bagian RS lain
• Pintu kamar harus selalu ditutup dan pasien tetap berada
dalam kamar
Prinsip Umum:
• Mengurangi jumlah bakteri, kuman, virus dan zat
berbahaya lain dengan mengusahakan udara luar
dimasukkan sebanyak mungkin
Penggunaan Ventilasi Campuran di R.Isolasi
Dapat menjadi pilihan bila
• Ventilasi alami dirasakan kurang
• Kondisi iklim setiap daerah berbeda
• Kemungkinan terjadinya mati angin
• Jumlah dan jenis pasien infeksi tidak bisa diperkirakan
kedatangannya
• Posisi ruang periksa, lab, perawat tidak memungkinkan
terjadi ventilasi silang
• Perlu ditata ulang ukuran, letak dan bahan jendela, pintu
dan jalusi
Jenis Fan yang akan digunakan
• Exhaust fan, ukuran 25 cm, 30 cm, 35 cm
• Ruang periksa, tindakan dan perawatan
• Exhaust fan plafon
khusus toilet, kamar mandi, spoelhook
• Fan dinding ukuran 35 cm
• Ruang registrasi/ medical record
• Fan meja ukuran 30 cm
• Ruang periksa klinik
• Fan berdiri 35 cm
• Ruang tunggu dengan posisi mengarah hanya kepada
satu arah
Sistem Tata Udara Pada Kelas S (Standar)
Rekomendasi:
• Pertukaran udara di r.isolasi
min enam kali per jam
• Pendinginan ruang kelas S
dapat menggunakan AC
Split wall
• Pemasangan exhaust grille
dekat kepala pasien
• Tekanan udara kelas S
akan direkomendasi untuk
bertekanan negatif
Sistem Tata Udara Pada Kelas N (Tekanan Negatif)

Parameter yang harus diperhatikan


• Suhu dan kelembaban
• Aliran udara
• Tekanan udara
• Ventilasi udara
• Kualitas udara sekitar
• Jalur penyebaran infeksi
• Kontaminasi partikel dan mikroba
Rekomendasi Sistem Tata Udara pada Kelas N
(T.Negatif)
1. Suhu dan Kelembaban
• Suhu dikondisikan sekitar 24-
26˚C
• Kelembaban harus mencapai
30-60% RH
• Gunakan unit dehumidifier
dessicant base untuk
menurunkan kelembaban
yang tinggi
2. Aliran udara
• Direkomendasikan pola aliran udara dari koridor menuju
anteroom
• Aliran udara dari anteroom menuju ruang pasien isolasi
• Aliran udara dari ruang pasien menuju ke ruang toilet
3. Tekanan udara r.isolasi dengna ruang lain tidak lebih
kurang dari 15 pascal (Pa)
4. Ventilasi Udara pada R.Negatif
• Sistem ventilasi r.isolasi harus dirancang untuk mencapai
dan mempertahankan tekanan udara negatif
• Udara pada ruangan keas N harus dibuang ke area
bebas:
 Pembuangan udara diarahkan ke luar
 Posisi titik pembuangan udara exhaust pada posisi luar gedung, 3
meter di atas atap setiap bagian dari RS yg ada didalam 15 meter
(horizontal) atau dari titik pembuangan udara. Jarak minimal 10
meter di luar jangkauan re-sirkulasi ventilasi udara pada bangunan
RS
• Udara diresirkulasi melewati
filter HEPA dahulu sebelum
masuk kembali ke sirkulasi

• Pertukaran udara
direkomendasikan memiliki
12x/jam atau 145 liter per detik
per udara supply

• Udara supply dan udara


exhaust harus mencegah
terjadi kontaminasi silang,
harus dikontrol dengan sistem
kontrol otomasi
• Perangkat aksesoris sistem ventilasi udara luar diukur
dengan sistem kontrol
• Supply udara harus melalui diffuser dengan anjuran
udara mengarah ke pasien menuju ke grillle exhaust dan
dibuang ke udara bebas
• Setiap r.isolasi kelas N harus memiliki ensuite dgn tata
letak dan estetika asitektur
• Direkomendasikan udara supply min dapat memenuhi
kebutuhan udara segar pada pasien (min 7,51/s/orang
(15 CFM per orang)/ Fresh air)
• Sistem ventilasi udara menggunakan sistem ventilasi
100% udara dibuang keluar ruangan isolasi
• Kualitas udara sekitar
direkomendasikan memiliki
tingkat kebersihan partikel
maksimal µ5 micron
• Direkomendasikan untuk
ruang isolasi kelas N pada
sistem udara exhaust
pembuangan udara
menggunakan UVGI dan
filterisasi untuk mengurai
partikel yang akan dibuang
keluar udara luar
• Udara yang disuplai ke
ruangn isolasi min.
difilterisasi dengan Prefilter
MERV 7 dengan effesien 75
% dan MERV 14 rating air
filters (90% dust spot test
filters)
• Direkomendasikan
memasang alarm untuk
memonitor udara supply dan
udara exhaust apabila
terjadi kerusakan
• Lokasi pengambilan udara
supply/ udara intake harus
berada jarak cukup jauh dari
sumber kontaminasi.
Persyaratan jarak minimum
25 ft.
• Peralatan ventilasi udara
cadangan (unit portable
untuk exhaust fan) untuk
persiapan darurat terjadi
kerusakan
Unit pengkondisian udara (air handling unit)
• Sistem pengkondisian udara pada ruang isolasi danjurkan
terpisah dengan sistem pendinginan area lain
• Lokasi pemasangan unit AHU atau indoor harus mudah
dirawat dan dibersihkan
• Direkomendasikan dekat dengan ruang isolasi
• Penggunaan fan pada AHU direkomendasikan dapat
diatur kecepatan udaranya
• Lokasi peralatan sistem tata udara harus diletakkan pada
posisi yang memudahkan di dalam perawatan dan
pemeliharaan
• Penggunaan filter pada AHU/unit AC harus dilengkapi
dengan monitor
Jalur distribusi udara (Ducting) pada kelas N
• Pemasangan ducting harus
mudah dipasan dan dilepas
• Harus dipasang automatic
volume damper balancing udara
• Material ducting supply dan
exhaust direkomendasikan
menggunakan baja lapisan seng
/ stainless steel tidak
direkomendasikan
menggunakan isolasi glasswool
• Kecepatan aliran udara dalam
ducting exhaust antara 5-
10m/detik
Grille dan diffuser pada ruangan kelas N
• Suplai diffuser harus ditempatkan langsung di atas tempat
tidur pasien di atas langit-langit ke arah kaki pasien
• Pada kelas N tidak memiliki return grille
Exhaust pada ruang isolasi kelas N
• Pemasangan harus mudah diinstall
dan dirawat
• Direkomendasikan menggunakan
duplex fan
• Direkomendasikan putaran fan
dapat dikontrol otomatis
• Exhaust grille ditempatkan di dekat
tempat tidur pasien/ di dinding
dekat kepala tempat tidur
• Exhaust grille pembuangan harus
berada pada 6 inci/ 15 cm di atas
lantai ruangan jika memungkinkan
• Exhaust grille pada toilet dipasang
pada langit-langit dekat pada WC
• Penggunaan ultraviolet germedical irradiation (UVGI) di
saluran pembuangan udara dari sistem ventilasi udara
untuk melengkapi filtrasi HEPA
• Saluran udara exhaust harus terpisah
• Posisi titik pembuangan exhaust setidaknya tiga meter di
atas atap setiap bagian dari bangunan RS yang ada
didalam 15 meter (horizontal) dari titik pembuangan
udara. Jarak minimal 10 meter dari udara intake
Penggunaan filter pada ruang isolasi kelas
negatif harus memenuhi kriteria berikut:
• Dibutuhkan filter HEPA
• Filter HEPA harus dipasang dengan
deep bed prefilter sebagai
penyaring pertama kemudian filter
HEPA sebagai final filter
• Direkomendasikan menggunakan
filter HEPA pada sistem
pembuangan udara, opsional pada
exhaust
• Rekomendasi menggunakan filter
dengan tingkat filtrasi Merv 14 pada
AHU
Rekomendasi Penggunaan Filter
• Kecepatan udara pada unit AHU dapat dipasang untuk
pemeliharaan
• Kecapatan udara pada AHU filter tidak boleh melebihi 500 fpm (2,5
µm/s) untuk filter dari MERV 15 dan di bawahnya
• Kecepatan udara yang melewati filter HEPA dengan efisiensit inggi
(Merv 17 dan di atas) dirancang dengan kecepatan maksimal 300
fpm (1,5µm/s)
• Penggunaan filter pada AHU atau AC untuk menjaga performa unit
• Prefilter 75-85% arrestance atau 25-45% dust spot atau merv 12 sebagai filter
pertama sebelum coil dan fan
• Medium filter 80-95% type bag atau catridge atau merv 13 sesudah prefilter
dipasang sebelum coil pendingin
• HEPA menggunakan 99% DOP disposable cell/ merv 14 setelah coil dan fan
AHU
Anteroom pada r.isolasi kelas N
• Udara supply koridor mengalir ke anteroom dan ruang
isolasi dan dibuang langusng ke udara bebas
• Tempatkan handbasin pada ruangan anteroom dan
ruangan pasien
• Fungsi anteroom:
• Penghalang terhadap hilangnya tekanan udara masuk atau keluar
dari udara terkontaminasi dari luar atau kelaur ruang isolasi ketika
pintu dibuka
• Ruangan yang terkendali dimana petugas dapat menggunakan
pakaian pelindung tanpa terkena kontaminasi sebelum masuk dan
keluar
• Lingkungan yang terkendali dimana peralatan dan perlengkapan
dapat ditransfer dari ruang isolasi tanpa mengkontaminasi daerah
sekitarnya
Sistem Tata Udara Kelas Positif
Parameter:
• Suhu dan kelembaban
• Aliran udara
• Tekanan udara
• Ventilasi udara
• Kualitas udara sekitar
• Jalur penyebaran infeksi
• Kontaminasi partikel dan mikroba
Rekomendasi Sistem Tata Udara pada Kelas P
(Tekanan Positif)
Suhu dan kelembaban
• Temperatur dikondisikan sekitar 24-26˚C
• Harus mencapai kelembaban 30-60% RH, apabila tidak
tercapai direkomendasikan menggunakan dehumidifier
desiccant base untuk menurunkan kelembaban

Tekanan antar ruang kelas positif tidak lebih tidak kurang


dari 15 pascal (Pa)
Ventilasi pada ruang isolasi kelas positif
• Dirancang untuk mencapai dan mempertahankan tekanan
positif
• Dapat disuplai dengan udara segar 100% atau dapat
udara resirkulasi biasanya 60/40 campuran udara
luar/udara resirkulasi
• Udara suplai min. harus difilterisasi menggunakan prefilter
merv 7 dengan effesien 75-85% arrestance, 25-40% dust
spot sebagai filterasi pertama dan dilter kedua
menggunakan 95% DOP disposable cell dengan pada
final filter HEPA (99.97% @ 0.3 µm DOP)
• Udara exhaust tidak perlu difilter sebelum dibuang keluar
ruangan
• Pemasangan filter HEPA dapat diinstal pada unit
penanganan udara/AHU. Pemasangan final filter dgn
HEPA filter menyatu dengan diffuser grille diperbolehkan
• Resirkulasi udara exhaust tidak disarankan pada ruang
kelas P
• Pertukaran pada ruang isolasi direkomendasikan memiliki
pertukaran udara 12x/jam atau 145 liter per detik per
udara supply
• Pemasangan UVGI pada udara kelas P diperbolehkan
• Udara return dipasang dekat pintu anteroom didalam
ruangan pasien
• Pada anteroom direkomendasikan tidak disirkulasi
• Udara supply untuk ruangan pasien dan udara exhaust pada
toilet harus mencegah terjadi kontaminasi silang
• Udara supply dan udara exhaust direkomendasikan harus
dikontrol dengan sistem kontrol otomasi untuk mencegah
kontaminasi ulang
• Perangkat aksesoris sistem ventilasi udara pada kelas P
diukur dengan sistem konrtol yang dapat mengatur jumlah
volume udara pada masing-masing supply, return dan outlet
udara
• Udara supply harus melalui diffuser dengan tata letak benar
• Dianjurkan aliran udara mengarah ke tempat tidur pasien
menuju ke grille return dan menuju ke dalam toilet (exhaust
grille) lalu dibuang keluar
• Setiap ruang isolasi kelas P harus memiliki ensuite
• Direkomendasikan udara supply minimal dapat memenuhi
kebutuhan oksigen pada pasien (min 7,51l/s/orang (15
CFM per orang))
• Kualitas udara sekitar area ruang isolasi
direkomendasikan memiliki kebersihan partikel maksimal
5 µm micron
• Lokasi pengambilan udara supply/ udara intake harus
berada pada jarak cukup jauh dari sumber kontaminasi
(jarak minimum 25 ft)
Unit Pengkondisian Udara (Air Handling Unit)
• Sistem pengkondisian udara
dapat menggunakan sistem
sentral
• Kecepatan putaran kipas pada
sistem AC harus dimodulasi
dengan menggunakan variable
speed drivers (VFDs)
• Lokasi peralatan sistem tata
udara harus diletakkan pada
posisi yang memudahkan
perawatan dan pemeliharaan
• Penggunaan filter pada Ahu/unit
AC harus dilengkapi dengan
peralatan monitor diferensial
tekanan
Jalur Distribusi Udara (Ducting) pada Kelas P
• Pemasangan ducting harus mudah dipasang dan dilepas
• Pada instalasi ducting harus dipasang automatic volume
damper untuk keseimbangan udara
• material ducting supply dan exhaust direkomendasikan
menggunakan baja/stainless steel
Supply diffuser dan return grille pada ruang isolasi
kelas P
• Supply diffuser pada ruang
kelas P disesuaikan dengan
fungsi laminar flow dan
direkomendasikan tipe
louver
Anteroom pada Ruang Isolasi Kelas P
• Udara supply pada ruang pasien mengarah ke anteroom
dan toilet
• Udara exhaust dari toilet perlu difilter pada kelas P
• Sistem exhaust terpisah untuk membuang udara agar
tidak terjadi kontaminasi silang

Semua sistem mekanik, sistem listrik dan bangunan harus


dirancang dan dibangun untuk dapat dengan mudah
diakses untuk pemeliharaan
Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik
• Instalasi gas medik dan vakum medik, meliputi:
• Gas oksigen
• Udara tekan medis dan udara tekan instrumen
• Vakum bedah medik dan vakum medik
• Dalam sentral gas medik, udara tekan medik, dan udara
tekan instrumen disalurkan dengan pemipaan ke ruang
isolasi
• Potensi bahaya kebakaran dan ledakan harus
dipertimbangkan
Instalasi Sanitasi
• Setiap bangunan ruang isolasi RS harus dilengkapi
dengan
• Instalasi air bersih
• Instalasi pengelolaan limbah cair
• Instalasi pengelolaan limbah padat (B3 medis dan non medis dan
non B3)
Instalasi Air Bersih
• Sistem penyediaan air bersih harus mempertimbangkan
sumber air bersih, kualitas, sistem distribusi dan
penampungannya
• Perencanaan sistem air bersih pada bangunan r.isolasi
harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang
disyaratkan
Instalasi pengelolaan limbah cair
• Limbah cair pada ruang isolasi meliputi air kotor, air bekas
cucian, limbah cair kimia, kimbah cair radioaktif
• Air kotor dan air bekas dialirkan melalui saluran tertutup
dan tidak terjadi by pass dengan saluran air hujan menuju
dan diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RS
• Perlakuan dan pengolahan limbah cair B3 (bahan
berbahaya dan beracun) harus memenuhi ketentuan yang
berlaku
• Perlakuan dan pengolahan limbah cair radioaktif harus
memenuhi peraturan yang berlaku
Instalasi Pengelolaan Limbah Padat B3 Medis dan
Non Medis dan Non B3
• Harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan jenis limbahnya
• Diperhitungkan berdasarkan fungsi ruang, jumlah penghuni
dan volume kotoran dan sampah
• Pemilihan bentuk pewadahan tertutup harus
mempertimbangkan jenis limbah dan tidka mengganggu
kesehatan penghuni di r.isolasi dan lingkungan sekitar
• Pengangkutan limbah padat ke TPS harus menggunakan troli
khusus
• TPS limbah padat medis harus terpisah dengan limbah padat
non medis
• Pemilihan instalasi pengolahan limbah padat harus
mempertimabngkan jenis limbahnya
Instalasi Proteksi Kebakaran
• Sistem proteksi Pasif
• Sistem Proteksi Aktif
Sistem Proteksi Pasif
UMUM
• Meliputi konstruksi bangunan spt proteksi struktur
bangunan, kompartemenisasi
• Terutama menahan dan membatasi penjalaran api, asap
dan panas
• Sistem pengendalian asap
• Sistem presurisasi udara diterapkan pada tangga keluar
untuk menahan asap tidak masuk ke jalur utama
penyelamatan
Proteksi Pasif pada Komplek Ruang Isolasi
• Sistem sprinkler otomatik boleh tidak digunakan asalkan
seluruh dinding, lantai, langit-langit dan bukaan-bukaan
menggunakan bahan material yang mempunyai tingkat
ketahanan api minimal 2 jam
Sistem Proteksi Aktif
Proteksi kebakaran aktif di kompleks ruang isolasi
• Diseluruh ruang isolasi harus dilengkapi dengan detektor
asap
• Bilamana terjadi kebakaran, peralatan yang terbakar
ahrus segera disingkirkan
• Bilamana terjadi kebakaran semua pasien harus segera
dipindahkan
• Alat pemadam kebakaran jenis APAR digunakan untuk
pemadaman api bila terjadi kebakaran
Instalasi Elektrikal
• Sistem kelistrikan
• Sistem proteksi petir
• Sistem pencahayaan
• Sistem komunikasi dan keamanan (intercom, CCTV)
Sistem Kelistrikan
Sumber daya listrik
• Masuk ke dalam kategori sistem kelistrikan esensial 3
dimana sumber daya listrik normal dilengkapi dengan
sumber daya listrik darurat untuk menggantikaannya, bila
terjadi gangguan pada sumber daya listrik normal

Jaringan
• Kabel listrik harus dilindungi untuk mencegah kerusakan
• Sambungan listrik pada outlet harus diperoleh dari sirkit
yang terpisah
Terminal
• Kotak kontak (stop kontak)
• Setiap kontak daya harus menyediakan satu kutub pembumian
terpisah
• Kotak kontak listrik ahrus dipasang + 1,2m di atas permukaan
lantai dan harus dari jenis tahan ledakan

• Sakelar
• Harus memenuhi SNI 04-0225-2000
Pembumian
• Sistem harus memastikan tidak ada bagian peralatan yang
dibumikan melalui tahanan yang lebih tinggi daipada bagian lain
peralatan yang disebut dengan sistem penyamaan potensial
pembumian

Peringatan
• Semua petugas harus menyadari bahwa kesalahan dalam
pemakaian listrik dapat membahayakan keselamatan oleh
karena itu pencegahan harus selalu dilakukan
• Memakai peralatan listrik yg dibuat khusus untuk r.isolasi
• Peralatan jinjing diuji dan dilengkapi dengan sistem pembumian
• Segera hentikan pemakaian dan laporkan apabila ada peralatan listrik yang
tidak benar
Sistem Proteksi Petir
• Bangunan isolasi RS harus dilengkapi dengan instalasi
proteksi petir
• Harus dapat mengurangi secara nyata risiko kerusakan
akibat sambaran petir
Sistem pencahayaan
• Harus mempunyai pencahayaan alami dan atau buatan
termasuk pencahayaan darurat
• Pencahayaan alami harus optimal
• Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan
tingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang
• Pencahayaan buatan yg digunakan untuk pencahayaan
darurat ahrus dipasang pada bangunan r.isolasi
• Semua sistem pencahayaan buatan hrus dilengkapi
dengan pengendali manual dan atau otomatis
• Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang
dipasang di langit-langit
• Pencahayaan didistribusikan rata dalam ruangan
• Disarankan menggunakan
lampu fluoresent dan lampu
pelepas gas lainnya
• Pemilihan armature/fixture
mempunyai karakteristik
distribusi pencahayaan
sesuai penggunaannya
• Lampu yang digunakan jenis
hemat energi/ light emitting
diode (LED)
Sistem Komunikasi dan Keamanan
• Sistem instalasi komunikasi telepon dan tata sistem
komunikasi gedung, penempatan harus mudah diamati,
dioperasikan, dipelihara, tidak membahayakan,
mengganggu dan merugikan lingkungan dan instalasi
lainnya
• Peralatan dan instalasi sistem komunikasi harus tidak
memberi dampak dan harus diamankan terhadap gangguan
spt interferensi gelombang elektro magnetik
• Secara berkala lakukan pengukuran/pengujian terhada EMC
(electromagnetic compatibility)
• Pertimbangan desain harus memungkinkan untuk
pengamatan visual yang memadai dari pasien tanpa tenaga
kesehatan harus memasuki ruangan
Kebisingan
• Pengelola bangunan ruang isolasi RS harus
mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan peralatan
dan atau sumber bising lainnya baik di dalam maupun di
luar bangunan ruang isolasi RS
• Indeks kebisingan maksimum pada ruang isolasi adalah
45 dBA

Anda mungkin juga menyukai