Anda di halaman 1dari 31

Tuberculosis

Al Mauliddio M. N 12100118136
Aulia Azzahra 12100118160
Winggi Ares Dwi Kania 12100118163
Anatomi Bronchial Tree
• Trachea berakhir di sternal
angle T5 lalu bercabang
menjadi primary bronchus
kiri dan kanan.
Anatomi Paru-paru
•  
Merupakan organ vital pada pernafasan yang masing-masing memiliki
• Apex (bagian paling atas) merupakan ujung tumpul pada bagian superior
• Base (bagian paling bawah) bagian inferior yang luas, berbentuk concave

Bagian-bagian paru :
• Lobus
• Kanan terbagi menjadi 3 lobus yaitu superior, middle, dan inferior
yang dibagi oleh horizontal dan oblique fissure
• Kiri terbagi menjadi 2 lobus superior dan inferior dipisahkan oleh
oblique fissure
• Surface: costal, mediastinal, diaphragmatic
• Border: anterior, posterior, inferior
• Root: tempat melekat ke mediastinum
• Hilum: tempat masuknya arteri, vena, nerve, lymphatic vessel, bronchus
primer
Tuberculosis
• Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis kompleks, merupakan salah satu
penyakit tertua yang berefek pada manusia.
• Penyakit ini paling sering mengenai paru-paru, walaupun organ
lain terlibat tetapi hanya satu pertiga kasus dari keseluruhan
kasus TB.
• Penularan biasanya terjadi melalui penyebaran udara dari
droplet nuklei yang diproduksi oleh pasien dengan infeksi TB
Paru.
Epidemiologi
• Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017
terdapat 10,4 juta pasien TB paru di dunia, dan indonesia
menduduki peringkat ke 2 di dunia
• Menurut Kemenkes RI 2016 terdapat 456.723 pasien TB paru
di Indonesia, dengan penderita pria sebanyak 295.382 pasien,
dan penderita wanita sebanyak 161.341
Faktor Risiko
• Kontak dengan pasien TB
• Imunodefisiensi
• Merokok
• DM
• Sosioekonomi rendah
Etiologi
• Mycobacterium tuberculosis
• M. bovis
• M. africanum
• M. leprae
• M. kansasi
• M. avium
Klasifikasi
1. Konfirmasi bakteriologis
a. Pasien TB paru BTA (+)
b. Pasien TB paru hasil biakan M. tb (+)
c. Pasien TB paru hasil test cepat M. tb (+)
d. Pasien TB extra-paru terkonfirmasi, secara bakteriologis baik dengan
BTA, kultur, maupun test cepat
e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis
2. Tipe pasien TB terdiagnosis secara klinis (pasien yang tidak
memenuhi kriteria terdiagnosis TB secara bakteriologis tetapi
terdiagnosis sebagai TB aktif berdasarkan gejala klinis)
a. TB paru BTA (-), foto thorax (+)
b. Pasien TB terdiagnosis klinis, lab, histopatologis tanpa BTA
c. TB anak dengan sistem skoring
3. Lokasi anatomis dari penyakit
a. Paru
• Terjadi pada parenkim paru
• Limfadenitis, efusi pleura tanpa gambaran radiologis yang
mendukung  TB extra-paru
• Pasien dengan TB paru + extra-paru didiagnosis dengan TB paru
b. Extra-paru
• Organ selain paru
4. Riwayat pengobatan sebelumnya
a. Pasien baru TB
b. Pasien pernah diobati TB
• Pasien kambuh
• Pasien diobati kembali setelah gagal
• Pasien diobati kembali setelah putus obat
• Lain – lain
c. Pasien yang riwayat pengobatannya tidak diketahui
5. Berdasarkan uji kepekaan terhadap obat
a. Monoresistan
b. Poliresistan
c. Multidrug resistan
d. Extensive drug resistan
e. Resistan rifampisin

6. Berdasarkan status HIV


a. TB dengan HIV (+)
b. TB dengan HIV (-)
c. TB dengan status HIV tidak diketahui
Manifestasi Klinis
1. Gejala respiratorik
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk berdarah
• Sesak napas
• Nyeri dada

2. Gejala sistemik
• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• BB ↓  anorexia
DIAGNOSI
S
Pengobatan Pasien TB
1. Tujuan Pengobatan TB adalah:
• menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta
kualitas hidup
• mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak
buruk selanjutnya
• mencegah terjadinya kekambuhan TB
• menurunkan penularan TB
• mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat
2. Prinsip Pengobatan TB:
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
• pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi
• diberikan dalam dosis yang tepat
• ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan
• pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi
dalam tahap awal serta tahap lanjutan untuk mencegah
kekambuhan
•3. Tahapan
  Pengobatan TB:
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud:
• Tahap Awal:
• Pengobatan diberikan setiap hari.
• Paduan pengobatan pada tahap ini untuk secara efektif
menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan
meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin
sudah resisten sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
• Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan
selama 2 bulan.
• Pada umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa
adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah
pengobatan selama 2 minggu.
• Tahap Lanjutan:
• Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk
membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya
kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan
OAT
5. Paduan OAT yang digunakan di Indonesia (sesuai
rekomendasi WHO dan ISTC)
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah:
• Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
• Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
• Kategori Anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA(S)/4-10HR
• Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resistan obat
di Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 (Kanamisin, Kapreomisin,
Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS),
serta OAT lini-1 (pirazinamid & etambutol).
6. Paduan OAT KDT Lini Pertama dan Peruntukannya.
Keuntungan kombinasi dosis tetap antara lain:
• Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep
minimal
• Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan
penurunan kesalahan pengobatan yang tidak disengaja
• Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap
penatalaksanaan yang benar dan standar
• Perbaikan manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit
• Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR
akibat penurunan penggunaan monoterapi
Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstra paru
Kategori-2 : 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
• Pasien kambuh
• Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1
sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up)
7. Pengobatan Suportif / Simptomatik
• Pasien rawat jalan
• Makan makanan yang bergizi, bila dianggap perlu dapat diberikan
vitamin tambahan (pada prinsipnya tidak ada larangan makanan
untuk pasien tuberkulosis, kecuali untuk penyakit komorbidnya)
• Bila demam dapat diberikan obat penurun panas/demam
• Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk,
sesak napas atau keluhan lain
• Pasien rawat inap
• Indikasi rawat inap :
• TB paru disertai keadaan/komplikasi sbb :
• Batuk darah masif
• Keadaan umum buruk
• Pneumotoraks
• Empiema
• Efusi pleura masif / bilateral
• Sesak napas berat (bukan karena efusi pleura)

• TB di luar paru yang mengancam jiwa :


• TB paru milier
• Meningitis TB

Pengobatan suportif / simptomatis yang diberikan sesuai dengan keadaan


klinis dan indikasi rawat.
8. Terapi Pembedahan
• lndikasi operasi
• Indikasi mutlak
• Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetapi dahak tetap positif
• Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
• Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi
secara konservatif
• lndikasi relatif
• Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
• Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
• Sisa kaviti yang menetap

Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)


• Bronkoskopi
• Punksi pleura
• Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI DINI :  KOMPLIKASI LANJUT :

- PLEURITIS - OBSTRUKSI JALAN NAFAS


- EFUSI PLEURA SOPT
- EMPIEMA - FIBROSIS PARU
- LARINGITIS - KOR PULMONAL
- KARSINOMA PARU
- GAGAL NAFAS
PROGNOSIS
• Untuk pasien yang di treatment secara adekuat maka
prognosisnya akan baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai