Energi partikel α, β yang melalui suatu materi akan berkurang
karena interaksi dengan elektron2 atom yang ada dalam materi Setelah bertumbukan dengan elektron energi partikel, α dan β dipindahkan ke elektron sehingga mencapai tingkat energi yang lebih tinggi (eksitasi) atau melepaskan diri dari intinya (ionisasi) Untuk partikel juga dapat terjadi interaksi bremstrahlung (bahasa jerman yang artinya radiasi pengereman). Elektron sebagai partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu atom maka gaya tarik elektrostatis inti atom yang kuat akan menyebabkan elektron membelok dengan tajam, peristiwa ini menyebabkan elektron kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai sinar X bremstrahlung. Radiasi gamma dan X
Sinar ɣ dan X dapat berinteraksi dengan materi
terjadi 3 mekanisme : 1. Efek fotolistrik (photo electric Effect) sinar ɣ atau X dipindahkan seluruhnya ke suatu elektron dan elektron dipisahkan dari intinya. Dalam hal ini seluruh energi sinar ɣ atau X diserap oleh elektron, yang terjadi untuk energi 50 keV. Energi foton < energi ikat elektron. 2. Hamburan compton (Compton Scattering) hal ini terjadi jika hampir sebagian besar energi foton dipindahkan ke elektron-elektron sehingga foton itu dihamburkan dengan energi yang lebih kecil. Energi yang dihasilkan 60-90 keV. 3. Pembentukan pasangan apabila suatu foton gamma memasuki medan listrik yang kuat disekitar inti atom, suatu pasangan partikel baru dapat terbentuk yang terdiri dari satu elektron dan satu positron. Sebagian energi gamma dipindahkan pada positron dan elektron tersebut. Bila positron dan elektron bergabung, anihilasi akan timbul dan menghasilkan 2 buah foton yang masing2 mempunyai enegi 0,51 Mev. Radiasi Neutron
Neutron adalah partikel tidak bermuatan listrik, oleh
karena itu tidak menyebabkan ionisasi secara langsung. Neutron yang melalui suatu materi dapat menembus selaput2 elektron tanpa menyebabkan ionisasi karena tidak bermuatan listrik. Jika bertumbukan dengan inti atom dapat terjadi 3 macam interkasi : 1. Hamburan elastik Neutron bertumbukan dengan inti atom, sebagian energi neutron dipindahkan kepada inti sebagai energi kinetik, neutron kemudian dipantulkan kembali dengan energi yang lebih kecil, hal ini terjadi jika neutron melalui suatu materi yang terdiri dari unsur2 ringan 2. Hamburan tidak elastik hal ini terjadi jika sebagian energi neutron dipindahkan ke inti atom. Inti ini lalu mencapai tingkat energi yang lebih tinggi, terjadi eksitasi dari inti tersebut yang kemudian kembali lagi ke tingkat energi semula dengan mengeluarkan sinar ɣ. Gejala ini biasanya terjadi pada unsur-unsur berat. 3. Penangkapan Neutron (Neutron Capture) gejala ini dapat berjalan menurut berbagai macam reaksi. Dalam fase pertama, neutron diserap oleh inti atom. Inti atom tersebut mencapai suatu tingkat energi yang lebih tinggi lalu mengeluarkan suatu partikel lain atau melepaskan foton gamma. Misalnya penyerapan neutron oleh boron. boron banyak digunakan sebagai bahan penyerapan neutron karena dapat menangkap neutron sedangkan partikel2 alfa yang dikeluarkan dapat mudah diserap oleh bahan lainnya. Radiasi
radiasi adalah pemancaran energi dalam bentuk
partikel atau gelombang elektromagnetik. Hevesy (1920) : orang yang pertama kali memanfaatkan radiasi dan mempelajari distribusi dan metabolisme isotop radioaktif alamiah pada tumbuhan dan hewan (memanfaatkan Fosfor sebagai perunut) Jenis Radiasi
Radiasi alam : radiasi kosmik, radiasi gamma dari
kulit bumi, radiasi internal radioisotop alam yang masuk dari makanan, radiasi radon dan turunannya Radiasi buatan : radiasi dari radioisotop yang dibuat pada reaktor nuklir. Contoh : Sediaan radiofarmasi. Pengendalian penerimaan dosis untuk radiasi eksternal
Dalam setiap pengawasan keselamatan kerja terhadap
radiasi selalu diusahakan menerima paparan radiasi sekecil mungkin atau sesedikit mungkin baik paparan eksternal maupun internal. Besar kecilnya paparan yang diterima seorang pekerja radiasi di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1. Waktu persyaratan yang perlu diketahui jika bekerja dengan zat radioaktif atau sumber radiasi adalah kecepatan dosis = besarnya dosis persatuan waktu, meskipun efek biologi tergantung pada kecepatan dosis dalam pengawasan berlaku hubungan : T = D/R D= jumlah dosis yang diterima R= kecepatan dosis Contoh soal: Seorang radiograf hendak melakukan pemeriksaan las sambungan pipa dengan zat radioaktif/sinar X dalam medan radiasi 25 mR/jam. Berapa waktu yang diperbolehkan untuk bekerja tiap harinya agar ia tidak menerima radiasi yang berlebihan?
jika 1 minggu = 5 hari kerja dan dosis rata-rata
tertinggi dalam 1 minggu = 100 mR Jawab : Dosis yang diterima 1 hari = 100 mR/5 = 20 mR Kecepatan dosis x waktu = jumlah dosis 25 mR/jam x waktu = 20 mR Waktu = 20/25 x 1 jam = 0,8 jam = 0,8 x 60 menit = 48 menit 2. Jarak Intensitas radiasi dalam hampa udara/ diudara dari suatu sumber radiasi yang berbentuk titik akan mengikuti hukum “ kebalikan kuadrat jarak”. Makin jauh jarak dari sumber radiasi intensitas radiasi makin berkurang. D2 = D1 x (d1)² / (d2)² D1 = kecepatan dosis pada jarak square d1 dari sumber D2 = kecepatan dosis pada jarak square d2 dari sumber Contoh soal: Sebuah sumber Co₆₀ diukur pada jarak 1 m memberikan kecepatan dosis 0,125 R/jam. Berapa jarak agar tidak menerima dosis 100 mR/minggu (1 minggu = 5 hari kerja) Jawab : Dosis yang diterima 1 hari = 100 mR/5 = 20 mR Kecepatan dosis pada jarak 1 m = 0,125 R/jam = 125 mR/jam Kecepatan dosis pada jarak x m = x²/(1)² = 125/20 = 6,25 x = √6,25 = 2,5 meter 3. Penahan Radiasi Salah satu metoda untuk mengontrol pemaparan eksternal adalah dengan penahan radiasi, yaitu suatu benda diletakkan antara sumber dan orang sehingga radiasi dapat diserap sebagian atau seluruhnya oleh benda tersebut. Besar-kecilnya radiasi yang diserap penahan radiasi tergantung pada: Jenis radiasi, Energi radiasi, Jenis benda dan Tebal benda. Jika suatu jenis benda dengan ketebalan tertentu dapat menyerap radiasi separuh dari dosis mula- mula, ketebalan benda itu maka disebut half value layer atau half value thickness. Dalam menggunakan penahan radiasi sedapat mungkin terletak paling dekat dengan sumber radiasi Penahan radiasi sinar alfa
α = radiasi berupa partikel, jika mengenai benda,
energinya cepat terserap oleh benda, Dengan ketebalan benda beberapa mm sudah dapat menyerap seluruh energi partikel alfa, contohnya karet tipis, kertas, perspex Jadi sinar alfa tak mempunyai potensi bahaya eksternal karena lapisan kulit manusia saja dapat menyerap seluruh energi sinar α. Penahan radiasi sinar beta
Penetrasi beta lebih besar dari alfa. Jarak tembus di
udara 1 m untuk energi 0,5 Mev dan ± 10 m untuk yang 3 Mev. Jika melalui benda sinar beta cepat terserap karena radiasi partikel. Berkurangnya fluks radiasi beta melalui benda adalah eksponensial. Ketebalan absorben yang dibutuhkan untuk mengurangi radiasi beta biasanya dinyatakan dalam istilah equivalent thickness (mg/cm2) Perspex, aluminium foil dan karet tipis dapat menyerap sinar beta. O,25 inci perspex dapat menyerap semua radiasi beta energi 1 Mev. Penahan radiasi sinar gamma
Daya tembus radiasi gamma di udara besar, demikian
pula jika melalui benda, tergantung pada energi radiasi, jenis benda dan tebal benda yang dilaluinya.
Dalam praktek sering dipakai istilah half value layer
(HVL) atau half value thickness untuk menentukan penahanan (Shilding) karena masing-masing energi punya HVL tersendiri. Contoh : Sebuah sumber Cs-137 mempunyai kecepatan dosis 0,034 R/jam. Berapa tebal perisai Pb jika kecepatan dosis 2,5 mR/jam. Koeffisisen serapan linier dengan energi gamma 0,5 Mev pada Pb adalah 1,7 µcm-1 Rumus yang digunakan : I = Io.e-µx I= intensitas radiasi setelah melalui penahanan radiasi setebal x cm Io= intensitas radiasi mula-mula µ = koeffisien serapan linier Jawab : I = Io. e-µx I/Io = e-µx 2,5/34 = e -1,7 x ln 0,073 = -1,7 x -2,61 = -1,7 x x= -2,61/-1,7 x= 1,54 cm Jadi tebal Pb = 1,54 cm Dari ketiga prinsip diatas yaitu jarak (Usahakan sejauh mungkin dari sumber radiasi) waktu (sesingkat mungkin dalam medan radiasi) dan Penahanan radiasi (berlindung di balik penahan radiasi). Harga koeffisien serapan linier
Efek langsung radiasi pada materi adalah ionisasi pada
materi sedangkan efek tidak langsung adalah radikal bebas berinteraksi dengan materi dan membentuk persenyawaan lain. Efek radiasi : a. Efek Pada sel b. Efek somatik c. Efek termis-efek lambat d. Efek karsinogenetik e. Efek genetik a. Efek radiasi pada sel
Radiasi pengion bekerja pada sistem biologis dengan
cara mengubah bagian2 sel yaitu molekul. Misalnya: Efek radiasi pada membran sel, Efek radiasi pada metabolisme energi (produksi ATP atau fosforilasi menurun), Efek radiasi pada enzim, Efek radiasi pada proses sintesis (penurunan sintesis DNA) Efek radiasi pada kromosom dan Efek radiasi pada pembelahan sel Terjadinya proses diatas bergantung pada dosis radiasi dan sifat sel Kematian sel akibat radiasi umumnya disebabkan oleh sifat kumulatif dari kerusakan mutasi yang bersifat genetik sedangkan induktif bersifat temporer (sementara) Kapang dan khamir lebih besar dari mikroba. Makin kecil suatu benda maka makin tahan terhadap radiasi Makin besar benda yang akan diradiasi makin kecil dosisnya. Umumnya sterilisasi dengan panas dan radiasi tidak kita tujukan kepada virus tetapi bakteri saja. b. Efek somatik
Efek yang dapat langsung terlihat yang dialami seseorang
setelah dilakukan penyinaran Faktor fisik yang menentukan efek somatik adalah : 1. Tipe radiasi 2. Dosis penyinaran 3. Jangka waktu penyinaran 4. Jumlah dosis yang diberikan (bertahap atau sekaligus)
Efek radiasi pada orang muda lebih besar dari orang
dewasa/ tua Akibat penyinaran pada seluruh tubuh timbul gejala2 kelainan alat tubuh yang disebut sindrom Sindrom akut a. Sindrom sistem syaraf pusat hal ini terjadi jika penyinaran paling sedikit 2000 R sekaligus, Dalam waktu ¼ - 3 jam timbul gejala lethargy, tumor, kejang. Dosis 5000 R akan menyebabkan kematian dalam 2 hari b. Sindrom gastrointestinal hal ini timbul jika penyinaran paling sedikit 500-2000 R. Dalam 3-5 hari timbul malaise, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan, gangguan elektrolit serta dehidrasi. c. Sindrom hematopoietik (sel2 darah) jika dosis penyinaran paling sedikit 100 R. Dalam 2- 3 minggu timbul malaise, sesak nafas, lemah, leukopenia, anemia dan pendarahan. Kematian dapat terjadi jika dosis mencapai > 200 R setelah 3 minggu – 2 bulan penyinaran. LD 50/60 adalah dosis letal yang menyebabkan kematian 50% dalam jangka waktu 60 hari dan diperkirakan antara 300-500 R. c. Efek termis- efek lambat
Penyinaran tidak menimbulkan kematian (dosis
relatif rendah), tetapi perubahan tersebut menyebabkan individu seolah-olah menjadi cepat tua. Proses degenerasi berlangsung cepat. Penyakit yang biasa timbul pada usia tua akan timbul dengan cepat. Keadaan ini disebut premature aging d. Efek karsinogenetik
Penyinaran jangka panjang yang terus menerus
dapat menyebabkan timbulnya tumor ganas, leukemia, kanker kelenjar gondok, dll. Contohnya korban bom atom di jepang. e. Efek genetik
Dapat menyebabkan kemandulan
Dosis yang kecil sekali sudah dapat menimbulkan mutasi (perubahan gen), makin tinggi dosis makin besar kemungkinan terjadinya mutasi Janin atau embrio adalah jaringan yang belum sempurna deferensiasinya sehingga sangat sensitif, pada 3 minggu pertama sangat kritis jika terkena penyinaran. Hanya beberapa dosis roentgen sudah dapat menimbulkan kelainan yang cukup besar Pada kehamilan tua umumnya tidak akan ada cacat tetapi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan. TERIMA KASIH