Anda di halaman 1dari 25

KELAS XII SEMESTER 2

SMKN 1 MUNDU
SK DAN KD
Standar Kompetensi :
Melakukan pemisahan dan Analisis

Kompetensi Dasar :
Memisahkan zat dari campuran
Menentukan kadar suatu zat,
Unsur atau senyawa secara gravimetri, volumetri dan
teknik lainnya
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat melakukan pemisahan campuran dengan cara
maserasi, ekstraksi, destilasi, sentrifugasi, kristalisasi dan
filtrasi

Siswa dapat menentukan kadar suatu unsur atau senyawa


dengan berbagai tehnik
PEMISAHAN

Dalam kimia, proses pemisahan digunakan


untuk mendapatkan satu atau lebih produk
yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia.
TEKNIK PEMISAHAN

 Pengayakan
 Filtrasi
 Kristalisasi
 Destilasi
 Sentrifugasi
PENGAYAKAN
Pengayakan merupakan proses
pemisahan yang didasari atas perbedaan
ukuran partikel di dalam campuran tersebut
FILTRASI
Filtrasi adalah proses pemisahan dari
campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel‐partikel padat dengan
menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel‐
partikel padat.
FILTRASI
Pemisahan dengan kertas saring tanpa
Pemisahan dengan cara
meningkatkan tekanan
tekanan(adanya grafitasi)
KRISTALISASI
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas
pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah
campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk
kristal dari zat terlarutnya.

Contoh :
Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses
penguapan seperti pada proses pembuatan garam.
DESTILASI
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang
didasari atas perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing‐masing zat penyusun dari
campuran homogen
GAMBAR ALAT DESTILASI
Alat destilasi sederhana Destilasi secara bertahap dari
minyak bumi
SENTRIFUGASI
Teknik Sentrifugasi yaitu
metode untuk mempercepat
proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugasi
pada partikel‐partikelnya.
ANALISIS KUANTITATIF
Cara menetapkan berat atau Dalam melakukan analisis
volume dari sebuah senyawa kuantitatif terdapat empat
yang ingin kita ketahui dikenal tahapan yang harus
dengan istiliah analisis dikerjakan secara hati‐hati:
kuantitatif 1. Sampling
2. Pelarutan Sampel
3. Pengukuran
4. Perhitungan
GRAVIMETRI
Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau
jumlah sampel melalui penghitungan berat zat
Produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid).
Kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk
membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat
kelarutannya atau melihat harga dari hasil kali
kelarutan atau Ksp.
TAHAPAN GRAVIMETRI
1. Reaksi pembentukan endapan
2. Pencucian endapan, dengan menyaring endapan,
dilanjutkan membilasnya dengan air.
3. Memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat
pelarut atau air yang masih ada didalam sampel,
pemanasan atau mengeringkan dalam oven.
4. Penimbangan sampel dengan timbangan analitis
VOLUMETRI / TITRASI
Analisis volumetri
merupakan teknik penetapan
jumlah sampel melalui
perhitungan volume.

Alat pengukur volume


menjadi bagian terpenting,
dalam hal ini digunakan
buret.
PERHITUNGAN TITRASI

Perhitungan atau
penetapan analit didasari
pada keadaan ekivalen
dimana ada kesetaraan zat
antara analit dengan
pereaksi, sesuai dengan
koefisien reaksinya.
PENGGOLONGAN TITRASI
Titrimetri dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis
yang didasari pada jenis reaksinya :
1. Titrasi Asam-Basa
2. Titrasi Redoks (Permanganometri, Iodometri, Iodimetri)
3. Titrasi Pengendapan(Argentometri)
4. Titrasi Nitrimetri
TITRASI ASAM-BASA 2. Alkalimetri
1. Asidimetri Kegunaan : Menetapkan kadar
 Kegunaan : Menetapkan kadar asam
basa Larutan baku : Basa, misal NaOH
 Larutan baku : Asam, misal 0,1 N
HCl 0,1N Indikator : Indikator Asam-Basa,
 Indikator : Indikator Asam- misal fenolftalein
basa, misal metil jingga, metil Reaksi : Netralisasi Asam-Basa
merah
 Reaksi : Netralisasi Asam-Basa
TITRASI REDOKS

1. Iodometri 2. Iodimetri
 Kegunaan : Menetapkan kadar  Kegunaan : Menetapkan kadar
oksidator reduktor
 Larutan baku : Larutan Natrium  Larutan baku : Larutan Iodium
Thiosulfat  Indikator : Larutan kanji/Amylum
 Indikator : Larutan kanji/Amylum  Reaksi : Iodium bereaksi langsung
 Reaksi : Iodium hasil reaksi KI dg dg reduktor/zat uji, suasana asam
zat uji/ oksidator bereaksi dg
Natrium Thiosulfat ,suasana asam
TITRASI REDOKS
3. Permanganometri
Kegunaan : Menetapkan kadar reduktor
Larutan baku : Larutan Kalium Permanganat
Indikator : Tidak diperlukan
Reaksi : Larutan Kalium Permanganat bereaksi
dengan reduktor/zat uji dalam suasana asam.
2. Metode Fajans
ARGENTOMETRI
 Kegunaan : Menetapkan kadar
1. Metode Mohr
garam halida
 Larutan baku : Larutan Perak Nitrat
 Kegunaan : Menetapkan kadar  Indikator : Larutan Eosin,
garam halida, kec.I
Fluorescein
 Larutan baku : Larutan Perak Nitrat 
Reaksi : Di sekeliling endapan AgCl
 Indikator : Larutan Kalium Kromat jd merah akibat adsorpsi indikator,
 Reaksi : Terbentuk endapan merah suasana asam
bata/Perak Kromat pd titik akhir
titrasi, suasana netral
ARGENTOMETRI
3. Metode Volhard

 Kegunaan : Menetapkan kadar garam halida dg titrasi kembali


 Larutan baku : Larutan Perak Nitrat dan Amonium/Kalium Thiosianat
 Indikator : Lar.Feriamoniumsulfat
 Reaksi : Larutan zat uji ditambahkan Perak Nitrat berlebih. Kelebihan
Perak Nitrat dititrasi kembali dengan Kalium/Amonium Thiosianat
suasana asam.
NITRIMETRI
 Kegunaan : Menetapkan kadar Amin Aromatik Primer
 Larutan baku : Larutan Natrium Nitrit
 Indikator : Campuran Tropeolin-00 dan metilen blue (ind.dalam)
atau Pasta KI-Kanji (ind.luar)
 Reaksi : Terbentuk Garam Diazonium pada suhu <15ºC dari reaksi
Amin Aromatik Primer/Zat Uji dg Asam Nitrit yg berasal dari
Natrium Nitrit yg bereaksi dg HCl.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai