Anda di halaman 1dari 44

ARITMIA dan EKG PATOLOGIS

HANTARAN IMPULS PADA JANTUNG


Sinus Bradikardi HR < 80
Sinus
Sinus Takikardi - HR > 100
- QRS
Gangguan Atrial Fibrilasi Sempit
Atrial (<0,10s)
Pembentukan Impuls
Atrial Flutter

Atrial Ektrasistole

Supraventrikular
Junctional
Takikardi (SVT)
- HR > 100
ARITMIA Ventrikel Ekstrasistole
- QRS Lebar
Ventrikular Ventrikel Takikardi (>0,10s)

Torsade De Pointes

Ventrikel Fibrilasi

Gangguan
Penghantaran Impuls AV BLOCK HR < 80
GANGGUAN PEMBENTUKAN
IMPULS
Gangguan Pembentukan Impuls :
SINUS
Gangguan Pembentukan Impuls :
SINUS
Gangguan Pembentukan Impuls :
ATRIAL
Gangguan Pembentukan Impuls :
ATRIAL
Gangguan Pembentukan Impuls :
JUNCTIONAL
Gangguan Pembentukan Impuls :
JUNCTIONAL
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
Gangguan Pembentukan Impuls :
VENTRIKULAR
GANGGUAN PENGHANTARAN
IMPULS
Gangguan Penghantaran Impuls :
AV BLOK
Gangguan Penghantaran Impuls :
AV BLOK
Gangguan Penghantaran Impuls :
AV BLOK
Gangguan Penghantaran Impuls :
AV BLOK
Gangguan Penghantaran Impuls :
BUNDLE BRANCH BLOCK
TAKIARITMIA
ATRIAL FIBRILASI
 Anamnesis :
- Keluhan Utama : Palpitasi, terkadang terjadi rasa tidak
nyaman pada dada
- RPD : Hipertiroidisme ?
- Riwayat obat-obatan : Kafein, alkohol, nikotin
 PF :
- KU dan TTV  HR > 100 kali/menit
( Denyut nadi umumnya ireguler dan cepat, sekitar 110-
140x/menit, tetapi jarang melebihi 160-170x/menit )
ATRIAL FIBRILASI
- Kepala dan Leher : eksoftalmus, pembesaran tiroid, peningkatan tekanan vena jugular atau
sianosis.
- Px. Thorax
Paru  Tanda-tanda gagal jantung (misalnya ronki, efusi pleura). Mengi atau pemanjangan
ekspirasi mengindikasikan adanya penyakit paru kronik yang mungkin mendasari terjadinya FA
(misalnya PPOK, asma)
Jantung  Palpasi dan auskultasi yang menyeluruh sangat penting untuk mengevaluasi penyakit
jantung katup atau kardiomiopati. Pergeseran dari punctum maximum atau adanya bunyi
jantung tambahan (S3) mengindikasikan pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan
ventrikel kiri. Bunyi II (P2) yang mengeras dapat menandakan adanya hipertensi pulmonal. Pulsus
defisit, dimana terdapat selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung dapat
ditemukan pada pasien FA.
- Abdomenasites, hepatomegali atau kapsul hepar yang teraba mengencang dapat
mengindikasikan gagal jantung kanan
- Px. Ekstremitas  sianosis, jari tabuh atau edema. Ekstremitas yang dingin dan tanpa nadi
mungkin mengindikasikan embolisasi perifer. Melemahnya nadi perifer dapat mengindikasikan
penyakit arterial perifer atau curah jantung yang menurun.
ATRIAL FIBRILASI
 Px. Penunjang
- Px. Laboratorium
a. Darah lengkap (anemia, infeksi)
b. Elektrolit, ureum, kreatinin serum (gangguan elektrolit atau gagal ginjal)
c. Enzim jantung seperti CKMB dan atau troponin (infark miokard sebagai pencetus
FA)
d. Peptida natriuretik (BNP, N-terminal pro-BNP dan ANP) memiliki asosiasi dengan
FA. Level plasma dari peptida natriuretik tersebut meningkat pada pasien dengan
FA paroksismal maupun persisten, dan menurun kembali dengan cepat setelah
restorasi irama sinus
e. D-dimer (bila pasien memiliki risiko emboli paru)
f. Fungsi tiroid (tirotoksikosis)
g. Kadar digoksin (evaluasi level subterapeutik dan/atau toksisitas)
h. Uji toksikologi atau level etanol
ATRIAL FIBRILASI
 Px. Penunjang
- EKG
ATRIAL FIBRILASI
 Px. Penunjang
- Foto Thoraks  biasanya normal, tetapi
kadangkadang dapat ditemukan bukti gagal
jantung atau tanda-tanda patologi parenkim
atau vaskular paru (misalnya emboli paru,
pneumonia).
ATRIAL FIBRILASI
 DD :
- Hipertiroidisme
- Tirotoksikosis
- Sindrom Wolff-Parkinson-White
ATRIAL FIBRILASI
 Tx :
- Pencegahan stroke
ATRIAL FIBRILASI
- Kendali Laju
ATRIAL FIBRILASI
- Kendali Irama  Paling direkomendasikan
adalah kardioversi elektrik ( Faskes Sekunder )
 QRS sempit tidak teraatur : 120-200 J
( Bifasik ) atau 200 J ( monofasik )  Lebih
direkomendasikan bifasik
ATRIAL FIBRILASI
ALGORITMA TATA LAKSANA
ARITMIA
Manuver Vagal

Anda mungkin juga menyukai