Anda di halaman 1dari 21

Kepercayaan, Adat dan Kebiasaan

serta Perubahan Pendapatan,


Status Sosial dan Gizi
Faktor yang mempengaruhi status
kesehatan :
Menurut HL Bloom:
– Lingkungan
– Perilaku
– Pelayanan Kesehatan
– Keturunan
• Lingkungan : Segala sesuatu yang mempunyai
hubungan langsung dengan hidup manusia
dengan segala aspeknya seperti keadaan tempat,
iklim, orang dll
• Perilaku : Berhubungan dengan tingkah laku,
kebiasaan, adat istiadat dan kepercayaan,
nilai/norma, pendidikan, demografi dan ekonomi
• Pelayanan Kesehatan : Pemanfaatan pelkes
berhubungan dengan geografi wilayah, tempat
pelayanan jauh, kurang diketahui oleh
masyarakat, kualitas dan tenaga, programnya
sesuai kebutuhan, ada upaya motivasi
• Keturunan (Gen)
• Kepercayaan  cenderung kepada agama yang
dianut
• Adat (custom) adalah aturan, kebiasaan-
kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu
masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki
nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat
pendukungnya.
Adat merupakan norma yang tidak tertulis,
namun sangat kuat mengikat
• Kebiasaan (folkways) merupakan suatu bentuk
perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang
sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai
tujuan tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.

Kepercayaan, adat dan kebiasaan


PENYEBAB MASALAH GIZI
STATUS GIZI

ASUPAN INFEKSI Penyebab


GIZI PENYAKIT LANGSUNG

Ketersediaan Perilaku/asuhan Penyebab


Pelayanan
Pangan tingkat Ibu dan Anak kesehatan
TAK
Rumah Tangga LANGSUNG

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, BUDAYA Masalah


KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA UTAMA

Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI DASAR
• Status gizi adalah : keadaan tubuh yang
merupakan refleksi dari apa yang kita
makan sehari – hari.
• Status gizi dikatakan baik apabila pola
makan kita seimbang, artinya banyak dan
jenis makanan yang kita makan sesuai
dengan yang dibutuhkan tubuh
• Status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah tingkat pendapatan,
pengetahuan gizi dan budaya setempat
• Makin miskin suatu keluarga maka makin tinggi
pengeluaran keluarga ybs untuk pangan dan
sebaliknya.
• BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
approach). Jadi Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Status Sosial :
• Tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial, sehubungan
dengan kelompok-kelompok lain di
dalam kelompok yang lebih besar lagi
Status Sosial :

Menurut Pitirim Sorokin mengukur status


sosial seseorang dapat dilihat dari:
– Jabatan
– Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
– Kekayaan
– Politis
– Keturunan
– Agama
Pengaruh Pendapatan :
Tiga kecendrungan thd hubungan pendapatan
& konsumsi pangan
1. Hukum Engel: pendpt proporsi pengeluaran
untuk mkn thdp pendapatan total menurun,
tetapi pengeluaran absolut untuk makanan
meningkat.
Tidak berlaku untuk kelompok masyarakat
miskin dimana proporsi untuk pengeluaran
makanan pun akan meningkat.
2. Hukum Perisse: kenaikan pendapatan 
makanan yg dibeli lebih bervariasi atau
berubah.
Pengaruh Pendapatan :

3. Jika pendapatan meningkat, pilihan


terhadap makanan akan berubah
kepada yg lebih bersih dgn proses yg
lebih baik dan lebih menyenangkan
Pengaruh Pendapatan

Secara umum :
pendapatan bertambah maka jumlah dan
jenis barang/jasa meningkat, tingkat
kepuasan tinggi dan non pangan
meningkat

Secara khusus :
a. Barang normal : pakaian, perhiasan
b. Barang netral : konsumsi stabil (garam)
c. Barang tuna nilai (inferior) : ikan asin,
gaplek
Pengaruh Pendapatan

Pendapatan meningkat  pergeseran pola


konsumsi & keragaman pangan :
- Proporsi karbohidrat menurun
- Proporsi protein & lemak meningkat
- Karbohidrat dr gula meningkat

Kelompok pendapatan menengah & tinggi


 pergeseran pola konsumsi 
Gizi Salah
Apa manfaat bagi petugas
gizi ?
 Penelitian Dra. Sri Meiyenti, M.Si
 Penelitian mengkaji aspek sosial budaya yang
berkaitan dengan masalah gizi.
 Di daerah Tanah Datar desa Ganting
 Jenis Penelitian Deskriptif analitis dengan
pendekatan kualitatif menggunakan studi
kasus
 Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, pengamatan paartisipatif dan
wawancara.
 Latar belakang penelitian adalah tingginya
kasus gizi buruk pada bayi dan balita. Untuk
memahami akar persoalan gizi buruk , maka
perlu dipahami melalui aspek sosial budaya.
 Tujuan penelitian adalah :
1. mengidentifikasi dan mendeskripsikan
pengetahuan masyarakat dalam pemberian
makanan bergizi bagi bayi dan balita.
2. Mendeskripsikan kepercayaan dan kebiasaan
yang berkaitan dengan makanan bayi dan
balita
3. Menjelaskan pengaruh pengetahuan dan
kepercayaan tentang makanan terhadap gizi
bayi dan balita

Aspek sosial budaya tentang gizi yang dilihat :


1. Pengetahuan tentang gizi
2. Kebiasaan makan
3. Kepercayaan yang berkaitan dengan
makanan
 Hasil penelitian
1. Pengetahuan ibu memang sangat berperan
terhadap kondisi anak-anaknya, karena ibulah
yang mengatur makanan anak sehari-hari.
Ditemukan pengetahuan ibu tentang gizi
masih terbatas, dimana variasi makanan
bergizi untuk anak masih sedikit  ibu
kurang mengerti dan lebih memikirkan
masalah kepraktisan dalam memberi makan
anak.
 Pola kebiasaan makan yang berkembang
dalam suatu masyarakat dapat
mempengaruhi kondisi gizi anak-anak dalam
masyarakat tsb. Ditemukan pengaturan
makan pada anak-anak, dilihat dari segi
waktu dan bahan makan yang diberikan
masih mengikuti pola kebiasaan yang mereka
lihat dan yang dianjurkan oleh orang tua.
Rata-rata anak sudah diberi makan sejak usia
dini dan makanan yang diberikan terutama
dari pisang dan nasi atau bubur dr tepung
beras, diberikan sampai anak bisa makan
makanan dewasa. Asupan krg gizi
 Kepercayaan tentang makanan yg ada
ditemukan : anak dilarang makan ikan karena
memudahkan anak mendapatkan penyakit
palasik, mudah sakit kulit. Sudah memudar,
soal makan yang diutamakan dalam budaya
mereka adalah rasa kenyang yang lama maka
makanan yg diutamakan adalah nasi
dibandingkan lauknya.
TerimA KasiH

Anda mungkin juga menyukai