Anda di halaman 1dari 38

JUNI 2020

CARPAL TUNNEL
SYNDROME

Sasqia Pratiwi Iqbal, S.Ked

PEMBIMBING : dr. Happy Handaruwati,


M.Sc, Sp.S
ANATOMI

Terowongan karpal terdapat di bagian


depan dari pergelangan tangan dimana
tulang dan ligamentum membentuk suatu
terowongan sempit yang dilalui oleh
beberapa tendon dan nervus medianus.
Tulang-tulang karpalia membentuk dasar
dan sisi-sisi terowongan yang keras dan
kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh
fleksor retinakulum yang kuat dan
melengkung di atas tulang-tulang karpalia
tersebut. Setiap perubahan yang
mempersempit terowongan ini, akan
menyebabkan penekanan terhadap
struktur yang paling rentan di dalamnya
yaitu nervus medianus
DEFINISI
Neuropati tekanan atau cerutan terhadap n.
medianus di dalam terowongan karpal pergelangan
tangan, tepat di bawah fleksor retinakulum.
Gejala neuropati kompresi dari n. medianus di
tingkat pergelangan tangan, ditandai dengan bukti
peningkatan tekanan dalam terowongan karpal dan
penurunan fungsi saraf di tingkat itu
EPIDEMIOLOGI
Wanita >>, 25 – 64 tahun
Prevalensi tertinggi wanita >55 tahun
42% kasus unilateral (29% kanan, 13% kiri)
58% bilateral
FAKTOR RESIKO
Pekerja yg terpapar getaran

Pekerja perakitan

Pengolahan makanan dan buruh pabrik makanan beku

Pekerja toko

Pekerja industri

Pekerja tekstil

Pengguna komputer
Beberapa penyebab dan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian CTS
Herediter
Trauma  dislokasi, fraktur, hematom
Pekerjaan  gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi
berulang
Infeksi
Metabolik
Endokrin
Neoplasma
Penyakit kolagen vaskular
Degeneratif  osteoartritis
Iatrogenik  punksi a. radialis
Faktor stres
Inflamasi  membran mukosa
PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI

Teori
kompresi
mekanik

Insufisiensi
mikrovaskular

Teori
getaran
Teori Kompresi Mekanik

Kompresi n. medianus di terowongan karpal


Kompresi diyakini di mediasi oleh beberapa faktor
seperti ketegangan, tenaga berlebihan.
Hyperfunction, ekstensi pergelangan tangan
berkepanjangan dan berulang
Teori Insufisiensi Mikro
Kurangnya pasokan darah  penipisan nutrisi dan
oksigen ke saraf  kehilangan kemampuan
mengirimkan impuls saraf
Teori getaran
Efek penggunaan jangka panjang alat yang bergetar
pada saraf median dalam beberapa hari
Diagnosis

1.Anamnesis
• nyeri di tangan atau lengan terutama pada malam hari atau
saat bekerja
• Brachialgia paresthetica nocturna : parestesi pada malam
hari pasien dapat terbangun dengan perasaan tebal atau
bengkak pada tangan (jari 1-3 ½)
• pengecilan dan kelemahan otot-otot eminensia tenar
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan pada fungsi motorik,
sensorik dan otonom tangan :
a. Flick’s sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau
menggerak-gerakan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau
menghilang akan menyokong diagnosa.
b. Thenar Wasting : Pada inspeksi dan palpasi terdapat atrofi otot-otot
thenar
c. Wrist ekstension test : Penderita melakukan ekstensi secara maksimal,
sebaiknya dilakukan secara serentak pada kedua tangan sehingga dapat
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti carpal
tunnel syndrome, maka tes ini mendukung diagnosa.
d. Phalen’s test : Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila
dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome, tes
ini menyokong diagnosa.
e. Tourniquet test : Dilakukan pemasangan torniquet dengan
menggunakan tensimeter diatas siku dengan tekanan sedikit diatas
sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala carpal tunnel syndrome, maka
tes ini menyokong.
Pemeriksaan neurofisiologi
• EMG  fibrilasi, polifasik, gelombang
positif dan berkurangnya jumlah motor
unit pada otot-otot thenar
• Indikasi jika ada dugaan perubahan
neurogenic akut/kronis, Untuk
membedakan CTS dengan jebakan saraf
proksimal, radikulopati, atau miopati
• EMG biasanya normal 31% kasus CTS
Pemeriksaan radiologi
• Sinar-X  membantu melihat apa ada
penyebab lain (fraktur atau artritis)
• CT-Scan dan MRI  pada kasus
selektif tu akan dioperasi
• USG  mengukur luas penampang
saraf median yang sensitif dan spesifik
utk CTS
Pemeriksaan Lab
• Bila etiologi CTS belum jelas, misal
penderita usia muda tanpa adanya
gerakan repetitif  pemeriksaan kadar
gula darah, kadar hormon tiroid atau
darah lengkap
PENATALAKSANAAN
Sesuai etiologi , durasi gejala, dan intensitas
kompresi saraf
Kasus akibat penyakit sekunder
Kasus ringan
Kasus lebih lanjut
Terapi KONSERVATIF

Istirahatkan pergelangan tangan

Obat anti inflamasi non steroid


Pemasangan bidai pada posisi
netral. Dipasang terus menerus
atau hanya malam hari selama 2-3
minggu.
Injeksi steroid
- Deksametason 1-4 mg atau
hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40
mg

fisioterapi
Terapi OPERATIF

Hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami


perbaikan dengan terapi konservatif
Bila terjadi gangguan sensorik berat
Atrofi otot-otot thenar
Pada CTS bilateral, operasi pertama dilakukan pada
tangan paling nyeri
Teknik bedah baik open maupun endoscopic.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan

a. Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan,


gerakan repetitif, getaran peralatan tangan pada
saat bekerja
b. Desain peralatan kerja  posisi natural
c. Modifikasi tata ruang kerja  memudahkan gerak
d. Metode kerja
e. Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala
dini CTS
PROGNOSIS
Terapi konservatif umumnya baik
Konservatif tidak baik  operasi
JUNI 2020

TARSAL TUNNEL
SYNDROME

Sasqia Pratiwi Iqbal, S.Ked

PEMBIMBING : dr. Happy Handaruwati,


M.Sc, Sp.S
DEFINISI

 Sindrom Tarsal tunnel adalah kompresi pada


saraf tibialis posterior yang menghasilkan
gejala sepanjang jalur saraf.
ANATOMI

• Saraf tibialis posterior


• Terbentuk dari tulang talus dan
TTS kalkaneus pada dinding medial
bagian distal dan fleksor
retinakulum (terowongan tarsal)
• n tibialis post
terowongan • a. tibialis
• tendon m.fleksor halucis longus
tarsal • tendon m.fleksor digitorum longus

n.tibialis • Sensorik : kalkaneus med dan lat


• Motorik & sensorik : plantar med
posterior dan lat
Inervasi dari percabangan saraf
tibialis posterior:

n.plantar Jari 1-3



med • ½ med jari 4

n.plantar Lat jari 4



lat • Jari 5
ETIOLOGI

Neuropati atau adanya kompresi akibat kelainan anatomi


di daerah sekitar terowongan tarsal
Trauma
Vena varicosa
tumor
inflamasi
PATOFISIOLOGI

Sindrom tarsal tunnel adalah kompresi neuropathy dari


nervus tibial pada tarsal canal yang disebabkan faktor
mekanik dan vaskuler terjadinya tekanan
berulang dan lama pada saraf meningkatkan
tekanan intravesikuler Aliran vena melambat dan
terjadi kerusakan endotel terus menerus akan
menyebabkan fibrosis epineural gangguan
mikrovaskuler hilangnya lapisan mielin
keterlambatan konduksi saraf pada kaki .
Faktor resiko terjadinya sindrom tarsal tunnel

Rematoid arthritis
Memakai sepatu yang menekan,
Kehamilan,
DM dan penyakit tiroid.
Selain itu postur kaki yang tidak baik (kaki terlalu miring
ke arah dalam) dapat meningkatkan resiko terjadinya
penyakit ini.
Gambar 2. Peningkatan tekanan
dan beban berat yang dipikul
sendi dapat mengakibatkan TTS

Gambar (a) posisi kaki yang


baik (b) postur kaki yang terlalu
dalam
 


Anamnesis

umum
 Sakitpd pergelangan kaki (med)
 Nyeri seperti rasa terbakar, atau sensasi
seperti tersengat aliran listrik.
 parestesi
• Gangguan sensorik yang bervariasi (sharp pain-
hilangnya sensasi)
• Gangguan motorik dengan resultant atrophy dari
intrinsic musculature dan gait abnormality
(overpronation dan pincang karena nyeri)
• Pasien mengeluhkan tingling (kesemutan) dan atau
mati rasa disekitar pergelangan kaki dan pada
permukaan punggung kaki hingga kearah jari-jari
kaki.
• Pada kasus tarsal tunnel syndrome yang berat akan
didapatkan kelemahan pada otot plantar yang
menyebabkan susah untuk jari-jari kaki terbuka
Pemeriksaan fisik

a. Tinel sign : dilakukan dengan cara perkusi nervus tibia posterior yang
terletak pada pergelangan kaki bagian medial dan kaki dalam posisi
dorsofleksi. Tinel sign positif jika terdapat nyeri atau rasa kesemutan
pada telapak kaki dalam waktu 5-10 detik

b. Dorsofleksi-eversion test : kaki berada pada posisi dorsofleksi dan


eversi sehingga terjadi pemanjang pada metatarsophalangeal sendi
(MTP), apabila postifi akan terasa nyeri pada bagian tumit

c. pemeriksaan sensoris : dapat dilakukan dengan memberikan


rangsangan sentuhan ringan, atau dengan menggunakan tusukan
peniti, yang mana pasien akan merasakan hiperalgesia atau hipoatheisa
pada area nervus plantar medial dan pada area nervus plantar lateral
jarang ditemukan atau pada seluruh telapak kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Electromyography(EMG) dan nerve


conduction velocity (NCV) dapatlah berguna untuk
mengevaluasi penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan
untuk memastikan adanya neuropathy.
Magnetic resonance imaging (MRI) dan
ultrasonography dapat cukup membantu yang
berhubungan dengan kasus soft-tissue masses dan
space-occupying lesion lainnya pada tarsal tunnel.
Plain radiography
PENATALAKSANAAN

 Medikamentosa
Terapi medikamentosa ini bertujuan mengurangi inflamasi dan nyeri.
Pemberian injeksi steroid intra canal tarsal sering dikombinasikan dengan
anestesi lokal seperti lidokain.
 Terapikonservatif (nonbedah)
Prinsip terapi ini adalah menurunkan tekanan pada n.tibialis posterior
pemakaian orthoses,seperti pembidaian atau penyangga (brace), untuk
mengurangi tekanan pada kaki dan membatasi gerakan kaki.
PROGNOSIS

Biasanya baik, jika gejalanya menetap selama beberapa


bulan, operasi dapat diindikasikan. Penyebab yang
mendasari dari kompresi saraf yang lebih penting
daripada sindrom itu sendiri.
KESIMPULAN

 Sindrom Tarsal tunnel adalah kompresi pada saraf


tibialis posterior yang menghasilkan gejala sepanjang
jalur saraf.
 Gangguan yang timbul adalah gangguan sensorik yang
bervariasi dari mulai sharp pain sampai hilangnya
sensasi, gangguan motorik dengan resultant atrophy dari
intrinsic musculature, dan gait abnormality.
 Faktor resiko terjadinya sindrom tarsal tunnel meningkat
pada Rematoid arthritis, memakai sepatu yang menekan,
kehamilan, DM dan penyakit tiroid.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai