Anda di halaman 1dari 46

GLAUKOMA

Mutia Dian Vitasari


Preseptor : dr. M. Faisal Lutfi, Sp.M
LAPORAN KASUS
Keluhan utama :
Identitas Pasien
◂ Nama : An. NZ Pandangan kedua mata
◂ Usia : 13 tahun kabur
◂ Jenis Kelamin : Perempuan
◂ Alamat : Kauman 4/3, Sapuran, Wonosobo
◂ Pekerjaan : Pelajar
◂ Agama : Islam
◂ Tanggal Pemeriksan : 7 Mei 2018

2
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Poli Mata RSUD KRT Setjonegoro untuk kontrol keadaan matanya. Pasien
mengeluh pandangan kabur pada kedua matanya. Keluhan ini telah ia rasakan kurang lebih sejak
3 minggu yang lalu, yaitu dimana pasien mulanya mengeluhkan kedua matanya memerah dan
disertai pandangan kabur yang semakin hari semakin memberat . Keluhan tidak disertai dengan nyeri
pada kedua bola mata maupun area sekitarnya, nyeri kepala (-), riwayat trauma (-). Satu minggu
sejak keluhan mata merah dan pandangan yang kabur, pasien diantar oleh orangtuanya untuk
memeriksakan keluhannya tersebut ke poli mata RSUD KRT Setjonegoro dan oleh dokter pasien
didiagnosis Glaukoma Juvenile. Pasien kemudian diberikan rujukan ke poli RS YAP Yogyakarta
dengan diagnosis yang sama. Saat ini pasien datang ke poli mata RSUD KRT Setjonegoro untuk
kepentingan kontrol.

3
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
15 Januari 2014 26 Oktober 2015
Pasien datang ke poli mata RSUD KRT Pasien datang ke poli mata dengan keluhan
Setjonegoro dengan keluhan mata merah (-/+) mata memerah (-/+) disertai nyeri kepala
± 1 minggu disertai nyeri kepala, gatal pada selama 1 minggu, namun tidak gatal maupun
mata (-/+), nyeri disekitar mata (-), berair (-), berair. Penurunan penglihatan (-). Oleh dokter
penurunan penglihatan (-). Pasien memiliki pasien didiagnosis Iritasi Konjungtiva. Setelah
riwayat alergi. Oleh dokter kemudian pasien diberikan obat, keluhan pasien berangsur-
didiagnosis Konjungtivitis Alergika dan angsur menghilang.
setelah diberikan obat, keluhan pasien
berangsur-angsur menghilang

4
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
◂ Kakak perempuan pasien (usia 20 tahun) menderita Glaukoma
ODS sejak kelas 3 SMP

◂ Riwayat keluhan yang sama pada mata maupun riwayat


Glaukoma pada anggota keluarga yang lain disangkal

5
PEMERIKSAAN FISIK
◂ Keadaan Umum : Baik

◂ Kesadaran : Compos Mentis.

◂ Pemeriksaan Subyektif :

Pemeriksaan OD OS

Visus 0.5/60 5/30

6
◂ Pemeriksaan Obyektif :

Pemeriksaan OD OS
 
 
Sekitar Mata    
Supercilia dan cilia Simetris,distribusi merata Simetris,distribusi merata
Palpebra Normal Normal
Gerakan Edema (-) Edema (-)
Margo sup dan inf Nyeri (-) Nyeri (-)
Gerakan Bola Mata N N
Konjungtiva    
K palpebra sup et inf Hiperemis (-) Hiperemi (-)
K bulbi Hiperemis (-) Hiperemi (-)
Sklera    
Warna Putih Putih
Kornea    
Kejernihan Jernih Jernih
Lensa Jernih Jernih

7
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tonometri
(24 April 2018) (25 April 2018) (7 Mei 2018)
TIO OD : 59.0 TIO OD : 32.0 TIO OD : 36.0
TIO OS : 60.0 TIO OS : 25.0 TIO OS : 14.0

8
Diagnosis Kerja Penatalaksanaan
◂ Glaucon 3x1 tablet
Juvenile-onset Open Angle
◂ Aspar K 2x1 tablet
Glaucoma ODS 
◂ C. Timol 2 dd gtt I ODS
◂ C. Glaupen 1dd gtt I ODS

9
1.
Tinjauan Pustaka
Glaukoma
Anatomi
Bola Mata
Anatomi Sudut Bilik
Mata Depan

 pada pertautan antara kornea perifer dan


pangkal iris
 Ciri-ciri anatomis : garis Schwalbe, anyaman
trabekula dan taji sklera (scleral spur).
 Trabekula : trabekula korneoskleral, trabekula
uveal, dari garis schwalbe, ligamentum
pektinatum rudimenter
 Kanal Schlemn

12
Fisiologi Humor
Aqueous
 cairan jernih yang mengisi kamera okuli anterior dan
posterior untuk memberikan nutrisi dan oksigen pada
kornea dan lensa
 Vol. ± 250 µL, kecepatan produksi 1,5–2 µL/mnt
 Merupakan media refrakta jadi harus jernih.
 Sistem pengeluaran terbagi menjadi 2, yaitu sebagian
besar melalui trabekular (trabecular outflow) dan
sebagian kecil melalui otot ciliaris (uveoscleral outflow)

13
Aliran Humor Aqueous Normal

Diproduksi badan siliar Posterior – anterior chamber Ke kanal Schlem

Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di Setelah masuk ke kamera okuli Dari Anterior Chamber lalu ke jalinan
stroma prosesus siliaris dimodifikasi posterior, humor aquous mengalir trabekular di sudut kamera anterior
oleh fungsi sawar dan prosesus melalui pupil ke kamera okuli anterior (sekaligus, terjadi pertukaran diferensial
sekretorius epitel siliaris. Aqueous (anterior chamber) komponen – komponen dengan darah
Humor yang telah diproduksi badan di iris), melalui jalinan trabekular ke
siliar kemudian memasuki Kamera kanal Schlemn menuju saluran kolektor,
Okuli Posterior (posterior chamber) kemudian masuk kedalam pleksus vena
jaringan sklera dan episklera juga ke
dalam vena siliaris anterior di badan
siliar.

14
 Anyaman trabekular membentuk suatu
saringan dengan ukuran pori-pori yang
semakin mengecil sewaktu mendekati kanal
Schlemm.
 Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke
dalam anyaman trabekular  memperbesar
ukuran pori-pori  kecepatan drainase
meningkat.

15
Glaukoma merupakan kelainan optik
“ neuropati disertai kelainan lapang
pandang yang karakteristik dan
peningkatan tekanan intraokular yang
merupakan faktor resiko utama.

16
GLAUKOMA
◂ ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan
lapangan pandang disertai peningkatan TIO.
◂ Mekanisme peningkatan TIO pada glaukoma dipengaruhi oleh
gangguan aliran keluar humor aqueous.
◂ Kebutaan yang diakibatkan glaukoma bersifat permanen atau tidak
dapat diperbaiki (irreversible).

17
60,7 juta orang
di seluruh dunia terkena glaukoma dan terancam mengalami
kebutaan (WHO, 2010)

18
ETIOLOGI
Peningkatan TIO Teori dan Faktor Lain
disebabkan oleh bertambahnya kurangnya pasokan darah yang
produksi cairan mata oleh badan memadai untuk saraf, usia, ras,
siliar atau berkurangnya kondisi medis, trauma pada mata,
pengeluaran cairan mata didaerah kelainan pada mata, penggunaan
sudut bilik mata. kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama

19
Patofisiologi
Peningkatan TIO, akibat :
1) Korpus siliaris memproduksi terlalu banyak
cairan bilik mata, sedangkan pengeluaran
pada jalinan trabekular normal
2) Hambatan pengaliran pada pupil sewaktu
pengaliran cairan bilik mata belakang ke
bilik mata depan
3) Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.
GLAUKOMA SUDUT GLAUKOMA SUDUT
TERBUKA TERTUTUP
kelainan terjadi pada jalinan jalinan trabekular normal, sedangkan
trabekular, sedangkan sudut bilik tekanan intraokuler meningkat karena
mata terbuka lebar. Jadi tekanan obstruksi mekanik akibat
intraokuler meningkat karena penyempitan sudut bilik mata,
adanya hambatan outflow humor sehingga outflow humor akuos
akuos akibat kelainan mikroskopis terhambat saat menjangkau jalinan
pada jalinan trabekular. trabekular.

21
Patofisiologi
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi
sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti
bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan
korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan
degenerasi hialin. TIO yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola
mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah
sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik .

22
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Nilai CDR sebesar 0,3-0,5 di kategorikan mild glaukoma, nilai CDR 0,5-0,7 di kategorikan moderate
glaukoma dan jika nilai CDR > 0,7 di kategorikan sebagai severe glaukoma

GLAUKOMA PRIMER
Glaukoma Sudut Terbuka Primer Glaukoma Sudut Tertutup
 kecenderungan familial Primer
 Gambaran patologi utama : proses karena sumbatan aliran keluar humor
degeneratif trabekular meshwork  aqueous akibat oklusi trabekular
mengakibatkan penurunan drainase meshwork oleh iris perifer
humor aqueous  peningkatan TIO

23
GLAUKOMA SEKUNDER
glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain atau penyakit sistemik yang
menyertainnya

◂ Akibat perubahan lensa (dislokasi ◂ Akibat trauma (yang


lensa) mengakibatkan penutupan sudut
◂ Akibat perubahan uvea (uveitis drainase)
kronik/rekuren paling sering  ◂ Akibat post operasi (gagalnya
menyebabkan gangguan fungsi pembentukan bilik mata depan
trabekula akibat tersumbat sel post-operasi katarak, blok pupil
radang, edema sekunder atau post-operasi katarak)
trabekulitis)

24
GLAUKOMA KONGENITAL
biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran humor aqueous. Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai
adanya epifora dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan
intraokuler

25
GLAUKOMA ABSOLUT
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma
(terbuka/tertutup) dimana sudah terjadi kebutaan total, akibat tekanan
bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma
absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi, mata
keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

26
JUVENILE-ONSET OPEN ANGLE
GLAUCOMA (JOAG)
◂ Merupakan sub dari Glaukoma Sudut ◂ Langka, terjadi pada 1/50.000 individu
Terbuka Primer (Primary Open Angle ◂ Biasanya diturunkan (autosomal dominant)
Glaucoma/POAG) yang didasari oleh
Usia ◂ Patogenesis :
◂ JOAG : 5 – 35 tahun paling sering akibat mutasi genetik
◂ POAG : > 35 tahun pada protein myocilin (protein yang
◂ Gejala sama dengan POAG
terdapat pada sel Trabecular

Meshwork)  peningkatan resistensi
Seringkali terlambat terdeteksi dengan
TIO mencapai > 40mmHg aqueous outflow

27
(lanjutan) JUVENILE-ONSET OPEN ANGLE
GLAUCOMA
DIAGNOSIS
◂ Gejala : nyeri kepala dan ◂ Pemeriksaan penunjang lain : karena
neuropati optik  eliminasi seringkali pasien datang dengan
kemungkinan penyebab lain keluhan nyeri kepala hebat yang
seperti infeksi, trauma, gangguan melebihi karakteristik nyeri kepala pada
vaskuler dan penyakit sistemik hipertensi okular kronik, MRI atau
lain yang membutuhkan MR Angiogram terkadang perlu 
penanganan berbeda untuk mengeliminasi adanya patologi
intrakranial maupun intraorbita

28
MANIFESTASI KLINIS GLAUKOMA
Peningkatan TIO Halo sekitar cahaya dan kornea Nyeri
Normal : 10 – 21 mmHg yang keruh bukan karakteristik dari
TIO 20-30 mmHg biasanya Kejernihan Kornea disebabkan glaukoma primer sudut
menyebabkan kerusakan dalam pergantian cairan oleh sel-sel endotel. terbuka.
tahunan. TIO 40-50 mmHg dapat Jika tekanan meningkat dengan cepat
menyebabkan kehilangan (glaukoma akut sudut tertutup),
penglihatan yang cepat dan kornea menjadi penuh air,
mencetuskan oklusi pembuluh menimbulkan halo di sekitar cahaya.
darah retina.

29
MANIFESTASI KLINIS GLAUKOMA
Penyempitan lapang pandang Perubahan pada diskus Pembesaran mata
Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan optik Pada dewasa pembesaran
iskemia kronis pada saraf optik  Kenaikan TIO berakibat yang signifikan tidak
kerusakan dari serabut saraf retina  kerusakan optik berupa begitu tampak. Pada anak-
kehilangan lapang pandang. Kehilangan penggaungan dan anak dapat terjadi
lapang penglihatan bisa menjadi sangat degenerasi papil saraf optik. pembesaran dari mata
berat (tunnel vision) meski visus pasien (buftalmus).
masih 6/6

30
31
DIAGNOSIS
◂ Menentukan nilai CDR (Cup to Disc Ratio)
perbandingan luas area optic cup dan optic disc, berpengaruh terhadap tingkatan dari
glaukoma. Nilai CDR 0,3-0,5 (mild glaukoma), CDR 0,5-0,7 (moderate glaukoma) dan CDR
>0,7 (severe glaukoma).

◂ Tonometri
pengukuran tekanan intraokuler yang menggunakan alat berupa tonometer Goldman

◂ Penilaian Diskus Optikus


Pada pasien glaukoma terdapat pembesaran cawan optik atau pencekungan (cup disk ratio
membesar (N = <0,3)) sehingga tidak dapat terlihat saraf pada bagian tepinya. Sering juga
ditemukan optic-disk edema dan hiperemis.

32
(a) Papil optic normal (b) Penggaungan papil optic

33
◂ Pemeriksaan Lapangan Pandang
Gangguan lapangan pandang pada glaukoma dapat mengenai 30 derajat lapangan pandang
bagian central. Cara pemeriksaan lapangan pandang dapat menggunakan automated perimeter.

◂ Gonioskopi
Gonioskopi merupakan pemeriksaan dengan alat yang menggunakan lensa khusus untuk
melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari gonioskopi secara diagnostik dapat
membantu mengidentifikasi sudut yang abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli
anterior.

34
PENATA
LAKSANAAN
Pencegahan atau pengendalian faktor resiko,
terutama peningkatan TIO ialah tujuan utama
manajemen glaucoma.

35
PENATALAKSANAAN
Tanpa pengobatan, POAG dapat berkembang secara perlahan sehingga akhirnya
menimbulkan kebutaan total. Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian
besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. Glaukoma
merupakan penyakit yang akan dialami pasien seumur hidup dan tidak dapat
disembuhkan. Namun, glaukoma dapat dikendalikan dengan terapi dan tujuan utama
dari terapi glaukoma adalah untuk mencegah kehilangan penglihatan, cacat, dan
kebutaan.

36
A. Supresi Pembentukan Humor Aqueous
◂ Beta-adrenergic blockers
Timolol maleat merupakan β-adrenergik non selektif baik β1 atau β2. Timolol
tidak memiliki aktivitas simpatomimetik, sehingga apabila diteteskan pada mata
dapat mengurangi tekanan intraokuler. Timolol dapat menurunkan tekanan
intraokuler sekitar 20-30%.
Reseptor β- adrenergik terletak pada epitel siliaris, jika reseptornya terangsang
aktifitas sekresinya akan meningkatkan inflow humor aquos melalui proses
komplek enzim adenyl cyclase-reseptor sehingga menurunkan produksi humor
aquos

37
A. Supresi Pembentukan Humor Aqueous
(lanjutan)
◂ Golongan α2-adrenergik Agonis
Golongan α2-adrenergic agonis yang selektif misalnya apraklonidin memiliki
efek menurunkan produksi humor aquos, meningkatkan aliran keluar humor
aquos melalui trabekula meshwork dengan menurunkan tekanan vena episklera
dan dapat juga meningkatkan aliran keluar uveosklera.

38
A. Supresi Pembentukan Humor Aqueous
(lanjutan)
◂ Penghambat anhidrase karbonat sistemik
Acetazolamide adalah yang paling banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif,
yaitu dichlorphenamide dan methazolamide. Penghambat anhidrase karbonat
sistemik digunakan pada glaukoma kronik bila terapi topikal kurang memuaskan
serta pada glaukoma akut dengan tekanan intraokular yang sangat tinggi dan
perlu segera dikontrol. Asetasolamid oral merupakan obat yang sering di
gunakan karena dapat menekan pembentukan humor aquos sebanyak 40-60%.
Apabila diberikan secara oral, konsentrasi puncak pada plasma dapat diperoleh
dalam 2 jam setelah pemberian dapat bertahan selama 4-6 jam dan menurun
dengan cepat karena ekskresi pada urin.

39
B. Fasilitasi Aliran Keluar Humor Aquos
◂ Analog prostaglandin
Analog prostaglandin merupakan obat lini pertama yang efektif digunakan pada
terapi glaukoma misalnya, latanopros. Latanopros merupakan obat baru yang
paling efektif katena dapat ditoleransi dengan baik dan tidak menimbulkan efek
samping sistemik, dengan cara meningkatkan aliran keluar humor aquos
melalui uveosklera.

40
B. Fasilitasi Aliran Keluar Humor Aquos (lanjutan)
◂ Obat parasimpatomimetik
meningkatkan aliran keluar humor aquos dengan bekerja pada anyaman
trabekular melalui kontraksi otot siliaris.

◂ Epinephrine
Epinephrine 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran
keluar humor aquos dan sedikit banyak disertai penurunan pembentukan humor
aquos.

41
PEMBAHASAN

42
 An. NZ, usia 13 tahun
 Pandangan kedua mata kabur (+/+) yang semakin memberat tiap harinya, sejak 3 minggu  terjadi
akibat peningkatan tekanan bola mata
 nyeri pada kedua bola mata maupun area sekitarnya (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma (-)
 Pernah menderita konjungtivitis alergika dan iritasi konjungtiva (2014 & 2015)
 Pasien juga memiliki saudara kandung (kakak perempuan) yang menderita Glaukoma sejak
beberapa tahun yang lalu.

43
◂ PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan OD OS

Visus 0.5/60 5/30

◂ PEMERIKSAAN PENUNJANG
(24 April 2018)
(25 April 2018) (7 Mei 2018)
TIO OD : 59.0 (H)
TIO OD : 32.0 (H) TIO OD : 36.0 (H)
TIO OS : 60.0 (H)
TIO OS : 25.0 (H) TIO OS : 14.0 (N)

44
Diagnosis Kerja : Juvenile-onset Open Angle Glaucoma ODS 

Penatalaksanaan  bertujuan untuk menurunkan tekanan intra okular


◂ Glaucon 3x1 tablet  acetazolamid
◂ Aspar K 2x1 tablet  kalium L aspartate
◂ C. Timol 2 dd gtt I ODS  timolol maleate (Beta-adrenergic blockers)
◂ C. Glaupen 1dd gtt I ODS  latanoprost (analog prostaglandin)

45
TERIMAKASIH
Ada pertanyaan?

46

Anda mungkin juga menyukai