Anda di halaman 1dari 44

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

Media Ajar
Pertemuan ke

Tujuan Ajar/
Topik Metode Evaluasi Metode Ajar Aktivitas

Audio/Video
Keluaran/ Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar

Presentasi

Soal-tugas
(pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) dan Penilaian (STAR) Mahasiswa

Gambar
Indikator

Teks

Web
15 Mahasiswa dapat Ruang lingkup: √ √ √ - - - - SCL dan TCL Membaca bahan ajar Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pustaka: 4), 5).
menjelaskan 1) Fungsi Auto lub sebelum kuliah, Pengajar:
mekanisme auto lub 2) Komponen Utama diskusi kelompok, Andi Ahmad Ismail, ST, MEng
daan alat ukur 3) Kalibrasi dan macam alat ukur Franciscus Urip Tri Wahyudi,ST.
Waktu: 1x pertemuan @100 menit

Bahan pustaka :
1) Auto Lubrication, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta.
2) Budi Tri Siswanto, 2008, Teknik Alat Berat Jilid III, Direktorat pembinaan Sekolah kejuruan Depdiknas, Jakarta.
Pertemuan 15
Bab IV Autolub dan Bab V Alat Ukur
 
Diskripsi singkat:
Dalam pertemuan ke 15 ini akan dibahas dua bab sekaligus, yaitu autolub dan macam
– alat ukur.
 
Manfaat
Mahasiswa dapat memahami mekanisme autolub dalam suatu unit alat berat dan juga
memahami penggunaan alat ukur.
 
Learning outcomes
Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme autolub dalam suatu unit alat berat dan
juga memahami penggunaan alat ukur.
 
Relevansi
Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur perawatan terhadap mekanisme autolub
dan dapat emggunakan alat ukur yang diperlukan dalam mendukung proses
perawatan suatu unit alat berat.
BAB IV
AUTO LUBRICATION
4.1. Fungsi auto lubrication
System pelumasan otomatis adalah system pelumasan terpusat yang
terdiri dari gabungan beberapa komponen, di antaranya controller, timer,
pompa, tangki, katup, selang dan pipa. System ini mengantarkan sejumlah
pelumas (grease maupun oli) ke sejumlah lokasi spesifik di suatu mesin saat
mesin tersebut bekerja, pada waktu tertentu dari lokasi pusat.
Pada produk alat berat Hitachi, autolubrication artinya spesifik kepada
proses pemberian grease pada pin-pin yang terdapat di unit alat berat,
terutama unit giant.
Jadi fungsi auto lubrication adalah : melumasi bagian-bagian tertentu
(pin) secara otomatis sesuai dengan interval waktu yang telah diatur

Sistem Pelumasan Otomatis (Automatic Lubrication System)


Sistem Pelumasan Otomatis (Automatic Lubrication System) adalah
suatu  sistem pelumasan yang menggunakan pelumas grease.
Yang mana ada 2 macam cara pengoperasiannya yaitu dengan Pelumasan
Manual (Manual Lubrication) & Pelumasan Otomatis (Automatic Lubrication).

Sistem pelumasan ini digunakan pada unit excavator dan heavy dump truck,
yang fungsinya untuk melumasi komponen-komponen yang bergesekan
seperti bearing, bushing dan pin pada unit.

Pelumasan Manual (Manual Lubrication)


Manual lube button diletakkan pada posisi yang mudah dijangkau. Untuk
mengaktifkan pompa grease secara manual,tekan tombol manual sampai
pressure grease mencapai ± 2500 Psi.
Selama waktu tersebut, masing-masing injector FL-1 akan mengeluarkan
grease sebanyak 0,13 ~ 1,64 cc untuk setiap point. Pemberian pelumasan
secara manual dapat secara langsung melalui nipple yang terdapat pada pin
maupun bearing
Pelumasan Otomatis (Automatic Lubrication)
Grease pump akan bekerja secara otomatis setiap interval waktu yang telah
diatur oleh Lube Timer. Pada Lube Timer terdapat beberapa pilihan interval
time off-nya masing-masing.
Sistem Pelumasan Otomatis yang biasa dipakai ada 2 macam yaitu: Sistem
Hidrolik (Hydraulic System) & Sistem Angin (Pneumatic System).

Sistem Hidrolik (Hydraulic System)


Adalah suatu system pelumasan, dimana grease pump bekerja sepenuhnya
digerakkan dengan tekanan oli hidrolik. System ini dirancang untuk single-
line/two-line, grease output dengan reciprocating action dan grease yang
diambil 2x lebih daripada yang dikeluarkan.
Pump control manifold untuk
mengontrol input hidrolik dan
tekanan, dilengkapi dengan 24
Volt DC solenoid.
Sistem Angin (Pneumatic System)

Adalah suatu sistem pelumasan, dimana grease pump bekerja sepenuhnya


digerakkan oleh air pressure (tekanan angin).

Dirancang untuk Centralizer Lubrication System, mampu memompa volume


tinggi dalam tekanan normal. Grease pump juga dapat bekerja double acting
artinya memompa pada “up“ dan “down” stroke.
Pada saat kunci kontak on, timer memberi arus ke selenoid untuk membuka saluran
udara yang disuplai dari tabung kompresor.
Udara tersebut masuk ke filter dan regulator dan diteruskan ke lubricator.
Setelah itu udara yang bercampur oli masuk ke selenoid valve kemudian ke pompa dan
vent valve secara bersamaan.
Setelah pompa dan vent valve mendapat suplai udara bercampur oli, pompa dan vent
valve akan bekerja secara bersamaan.
Pompa bekerja menyedot grease dari drum dan vent valve bekerja menutup saluran
release ke drum. Grease yang dipompa melewati vent valve dan diteruskan ke main line
melalui pressure switch dan pressure gauge menuju ke devider yang disalurkan ke
masing-masing injector.
Pada pressure 1500 Psi, injecton bekerja menyuplai grease ke point untuk melumasi
bearing-bearing atau pin. Ketika pressure di main line naik mencapai tekanan yang
ditentukan pada pressurse switch, maka pressure switch akan memberi arus ke timer
untuk memutuskan arus ke selenoid sehingga selenoid akan menutup saluran udara
yang masuk dari kompresor.
Setelah suplai udara terputus, pompa berhenti bekerja dan vent valve membuka saluran
dari hose line untuk merealese grease ke drum. Dan timer akan dalam keadaan standby
untuk persiapan kerja selanjutnya. Timer akan bekerja jika waktu standby habis (45
menit) dan timer akan kembali memberi arus ke selenoid untuk membuka saluran udara
ke pompa dan vent valve.
4.2. Komponen utama auto lubrication
4.2.1. Auto Lubrication Switch
Adalah komponen yang berfungsi memberikan informasi ke controller
mengenai kondisi operasi dari auto lubrication apakah pada kondisi off, auto
atau manual.
Pada posisi auto, grease pump akan bekerja otomatis sesuai dengan interval
waktu yang telah di atur. Pada posisi manual, grease pump akan bekerja
secara kontinyu manakala tekanan grease di sirkuit kurang. Sedangkan posisi
off grease pump tidak bekerja.

4.2.2. Controller
Komponen yang berfungsi sebagai
penerima signal dari sensor atau
switch yang selanjutnya diproses dan
akan memberikan output ke actuator
dalam hal ini ke solenoid dan autolub
indicator.
4.2.3. Autolub interval switch
Komponen yang berfungsi
memberikan informasi ke controller
mengenai interval waktu pemberian
grease. Interval yang ada antara lain :
3 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit,
20 menit, 25 menit. Interval waktu ini
bias kita atur sesuai kebutuhan.

4.2.4. Solenoid Valve

Berfungsi untuk membuka dan


menutup aliran oli dari pilot pump ke
motor hidrolik dan vent valve.
Komponen ini bekerja secara elektrik,
jadi kalau ada signal listrik akan aktif
sedang bila tidak ada signal listrik
akan mati.
4.2.5. Auto lubrication Indicator
Indicator ini akan menyala bila ada permasalahan pada system autolub
dan juga saat operasi pada mode manual. Jika grease pump mulai bekerja dan
setelah interval waktu sekitar 150 detik ternyata tekanan grease yang telah
diatur tidak tercapai, maka indicator ini akan menyala, berarti ada
permasalahan di dalam autolub system.
4.2.6. Pressure Switch / Proximatly Switch
Komponen ini berfungsi untuk mendeteksi tekanan grease pada sirkuit
dan selanjutnya informasi ini dikirim ke controller. Tipe switch ini pada
umumnya Normally Open dan akan closed pada setting pressure tertentu.
Tekanan grease pada umumnya diatur pada 200 – 250 kgf/cm².
Ada kalanya pressure switch
terpasang dua buah. Satu untuk
mendeteksi tekanan grease pada sirkuit
di Front Attachment, dan yang lain
untuk Swing Bearing dan Centre Joint.
Pada autolub system elektrik, komponen
ini berupa proximatly switch yang
fungsinya sama dengan pressure switch.
4.2.7. Pilot Pump
Sebenarnya komponen ini bukan
komponen utama dari sirkuit autolub.
Komponen ini berfungsi sebagai
penyedia oil pressure untuk
menggerakkan motor hidrolik.

4.2.8. Reducing Valve


Komponen yang berfungsi
memberikan informasi ke controller
mengenai interval waktu pemberian
grease. Interval yang ada antara lain :
3 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit,
20 menit, 25 menit. Interval waktu ini
bias kita atur sesuai kebutuhan.
4.2.9. Hydrolic Motor
Berfungsi untuk menggerakkan Grease Pump, yaitu dengan merubah
tenaga mekanikmenjadi tenga hidrolik, yang selanjutnya Output Shaft
dihubungkan dengan Grease Pump dan grease pump akan memompa grease
ke system.

4.2.10. Grease Pump


Komponen ini berfungsi untuk
memompa grease ke sirkuit autolub.
Penggerak grease pump dapat berupa
motor hidrolik ataupun motor listrik.
4.2.11. Injector Valve
Komponen ini berfungsi untuk
membatasi jumlah grease yang
didistribusikan ke masing-masing pin.
Juga menghambat aliran grease pada
system sehingga menghasilkan
pressure kerja.

4.2.12. Vent Valve


Pada prinsipnya berupa Check
Valve. Komponen ini berfungsi untuk
mengembalikan grease yang terjebak di
sirkuit ke tangki pada saat autolub tidak
bekerja. Saat system bekerja vent valve
ini tertahan oleh oli sehingga grease
tidak kembali ke tangki. Ada kalanya
system memakai dua vent valve, satu
untuk front attachment, yang lainnya
untuk swing bearing dan centre joint.
4.2.13. Grease Gun

Merupakan komponen tambahan


pada system autolub dan difungsikan
sebagai alat untuk melakukan
pemberian grease secara manual.
BAB V
STANDARDISASI DAN KALIBRASI ALAT UKUR
5.1. Pengertian kalibrasi.
Pengertian / arti kalibrasi menurut wikipedia adalah proses verifikasi bahwa
suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan
dengan membandingkan suatu standar yang tertelusur dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sedangkan pengertian / arti kalibrasi ISO/IEC Guide 17025 adalah serangkaian
kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang
diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.
Sistem manajemen baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun sistem manajemen
kesehatan keselamatan kerja OHSAS 18001 : 2008 juga mempersyaratkan
dalam salah satu klausulnya bahwa peralatan yang digunakan dalam suatu
perusahaan yang berpengaruh terhadap mutu, lingkungan, ataupun
kesehatan harus dikalibrasi ataupun diverifikasi secara berkala.

Arti Pentingnya Kalibrasi


Kalibrasi alat ukur selain digunakan untuk memenuhi salah satu persyaratan /
klausul sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem manajemen
lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun OHSAS 18001 : 2007 tetapi juga
mempunyai manfaat lainnya antara lain:
1. Jaminan mutu terhadap produk yang dihasilkan melalui sistem
pengukuran yang valid.
2. Menghindari cacat/penyimpangan hasil ukur.
3. Menjamin kondisi alat ukur tetap terjaga sesuai spesifikasinya.
5.2. Macam alat ukur dan penggunaannya

Mistar baja (Steel Rule)


Mistar baja terbuat dari plat baja
yang di beri tanda –tanda khusus yang
berfungsi untuk mengukur jarak suatu
benda. Jarak–jarak yang ditempatkan
pada plat tersebut biasanya dalam satuan
ENGLISH atau METRIC. Steel Rule
kebanyakkan hanya untuk mengukur jarak
30cm atau kurang. Steel Rule juga dapat
di gunakan untuk membuat landasan garis
lurus.
Cara Pemakaian:
Dekatkan Steel Rule seperti pada gambar.
Baca jarak antara dua benda tersebut.

Safety:
1) Gunakan Steel Rule dengan hati-hati
untuk menjaga kelurusannya.
2) Bersihkan dari segala kotoran setelah
dipakai.
MEASURING TAPE
Measuring Tape dibuat dengan berbagai bentuk
dan ukuran. Measuring tape terbuat dari metal atau
fiber glass yang tipis, panjang dan fleksibel. Tanda \
strip pada measuring tape juga untuk mengukur jarak
antara antara dua benda. Satuan yang di cantumkan
biasanya dalam satuan ENGLISH atau METRIC.
Ketelitian alat ukur ini tergantung dari jarak antara strip
dan juga material yang digunakan untuk pembuatan
alat ukur ini. Alat ukur ini bisa di pakai untuk mengukur
bagian-bagian yang melingkar atau menyudut.
Measuring tape panjangnya ada yang mencapai 30m.

Cara Pemakaian:
Kait kan bagian ujungnya pada benda kerja.Tarik
sepanjang benda kerja yang akan diukur.Baca nilai yang
tertera.
Safety:
Hati-hati dalam menggulung kembali terutama untuk
measuring tape yang terbuat dari metal karena sisinya
tajam.
OUTSIDE CALIPER
Outside Caliper mempunyai dua kaki dan salah satu
ujungnya disambung menjadi satu dan dilengkapi dengan
spring untuk mengembalikan/mempertahankan Outside
Caliper selalu membuka. Alat ini juga dilengkapi dengan screw
pengikat untuk mempertahankan Outside Caliper pada posisi
yang diinginkan. Outside Caliper digunakan untuk mengukur
diameter luar/dimensi luar yang tidak bisa dijangkau oleh alat
ukur, misal: mistar baja,outside micrometer. Contoh
penggunaannya adalah untuk pengukuran Track Roller pada
mesin

Cara Pemakaian:
Kendorkan screw pengikat hingga kaki dari Outside Caliper
membuka sesuai kebutuhan. Dekatkan dengan benda kerja.
Rekatkan hingga menyentuh benda kerja. Putar screw pengikat
untuk mempertahankan posisi kaki Outside Caliper. Lepaskan
Outside Caliper dari benda kerja. Ukur bagian ujung kaki
Outside Caliper dengan Mistar Baja. Bacalah nilainya.
Safety:
1) Jangan digunakan untuk pengait.
2) Jangan mengukur benda diluar kapasitasnya.
INSIDE CALIPER
Inside Caliper hampir
sama dengan Outside
Caliper, hanya fungsinya
yang berbeda. Alat ukur ini
dipakai untuk mengukur
dimensi dalam. Cara
pemakaian dan safety
adalah sama dengan
Outside Caliper.
OUTSIDE CALIPER
Outside Caliper mempunyai dua kaki dan salah satu
ujungnya disambung menjadi satu dan dilengkapi dengan
spring untuk mengembalikan/mempertahankan Outside
Caliper selalu membuka. Alat ini juga dilengkapi dengan screw
pengikat untuk mempertahankan Outside Caliper pada posisi
yang diinginkan. Outside Caliper digunakan untuk mengukur
diameter luar/dimensi luar yang tidak bisa dijangkau oleh alat
ukur, misal: mistar baja,outside micrometer. Contoh
penggunaannya adalah untuk pengukuran Track Roller pada
mesin

Cara Pemakaian:
Kendorkan screw pengikat hingga kaki dari Outside Caliper
membuka sesuai kebutuhan. Dekatkan dengan benda kerja.
Rekatkan hingga menyentuh benda kerja. Putar screw pengikat
untuk mempertahankan posisi kaki Outside Caliper. Lepaskan
Outside Caliper dari benda kerja. Ukur bagian ujung kaki
Outside Caliper dengan Mistar Baja. Bacalah nilainya.
Safety:
1) Jangan digunakan untuk pengait.
2) Jangan mengukur benda diluar kapasitasnya.
VERNIER CALIPER
merupakan alat ukur yang presisi yang digunakan
untuk manufacturing, inspeksi dan perbaikan pada
komponen. Vernier Caliper digunakan untuk mengukur
dimensi luar, dimensi dalam atau mengukur
kedalaman/ ketebalan pada skala yang kecil sekalipun.
Satuan yang digunakan biasanya dalam METRIC atau
ENGLISH, panjang daya ukurnya 6-12 inch.

Cara Pemakaian:
Bukalah sliding jaw sesuai kebutuhan. Letakkan pada
benda kerja. Gerakkan sliding jaw hingga menyentuh
benda kerja. Kencangkan screw pengikat. Lepaskan dari
benda kerja. Bacalah nilainya. Apabila Vernier Caliper
dilengkapi dengan Fine adjustment, sebelum
mengencangkan screw pengikat putarlah dulu Fine
adjusment hingga jaw menyentuh benda kerja secara
tepat.
Catatan:
Ketahuilah ketlitian alat ukur ini untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
INSIDE MICROMETER
adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur dimensi
dalam yang mempunyai ketelitian yang sangat tinggi. Inside
Micrometer yang tanpa sambungan dapat langsung dipasang pada
benda kerja yang akan diukur. Sambungan (rod extension) hanya
dipakai bila diperlukan. Panjang sambungan adalah
bervariasi,pemakaiannya tergantung lubang yang akan diukur.
Inside Micrometer mempunyai dua skala, satu skala di barrel dan
lainnya di thimble.Hasil akhir adalah nilai skala di barrel ditambah
nilai skala di thimble. Untuk pemakaian Inside Micrometer yang
menggunakan sambungan nilai akhir pembacaan adalah panjang
sambungan+nilai barrel+nilai thimble.

Cara Pemakaian:
1) Ketahuilah ketelitiannya sebelum melakukan pengukuran.
2) Masukkan Inside Micrometer kedalam lubang yang akan
diukur. Putar thimble hingga kedua ujung anvil menyentuh
benda kerja. Baca nilai yang terjadi.

Safety:
1) Kalibrasilah sebelum pemakaian untuk mendapatkan ketepatan pengukuran.
2) Jangan menyambung anvil melebihi kemampuannya.
3) Jangan dipaksakan untuk mengukur lubang yang terlalu kecil.
GAUGE BLOCK
berupa balok-balok baja yang sangat accuracy
(tidak berubah oleh waktu dan suhu).Balok-balok
tersebut mempunyai enam sisi, ukuran tebal dan
lebarnya dibuat dengan sangat akurat. Nilai ketebalan
dan lebarnya dicantumkan pada sisi-sisi balok tersebut
dalam satuan ENGLISH dan METRIC. Gauge Block ini
dapat digunakan untukmengukur sampai 150mm.
Biasanya alat ini untuk menmpatkan alat-alat pada
posisinya, meng-adjust clereance, mengecek keausan,
mengukur celah-celah kecil juga dapat digunakan untuk
mengkalibrasi Micrometer. Gauge Block bisa digunakan
bersamaan untuk mendapatkan ukuran yang
diperlukan.
Cara Pemakaian:
Untuk pengukuran celah, pilihlah balok-balok tersebut
yang sesuai dengan celah yang diukur, apabila antara
celah dan balok terpasang dengan presisi maka itulah
ukuran dari celah tersebut.
Safety:
Jagalah kebersihannya terutama dari korosi.
OUTSIDE MICROMETER
Bagian utama dari alat ukur ini adalah frame, anvils,
spindle, barrel dan thimble. Beberapa Outside Micrometer
ada yang dilengkapi dengan rachet & spindle lock. Outside
Micrometer digunakan untuk mengukur jarak-jarak yang
sangat kecil dengan hasil yang sangat cermat. Untuk
pengukuran skala yang lebih besar bisanya menggunakan
Outside Micrometer yang mempunyai frame yang lebih besar.
Cara Pemakaian:
Ketahuilah ketelitiannya untuk mendapatkan ketepatan
pengukuran. Pilihlah Outside Micrometer yang sesuai dengan
benda yang akan diukur. Dekatkan ke benda kerja hingga posisi
benda kerja di tengah-tengah frame. Putar thimble hingga
anvils hampir menyentuh benda kerja. Putar rachet hingga
anvils menyentuh permukaan benda kerja. Kencangkan lock
untuk mempertahankan posisi thimble. Lepaskan dari benda
kerja. Baca hasilnya. Hasil pengukuran adalah nilai barrel+nilai
thimble .

Safety:
1) Gunakan selalu rachet untuk menghindari penekanan yang terlalu kuat
terhadap anvils, penekanan yang terlalu kuat mengakibatkan hasil pengukuran
tidak tepat dan akan merusakkan alat ukur.
2) Selalu kalibrasilah sebelum pemakaian.
DEPTH MICROMETER
adalah micrometer khusus. Micrometer ini seperti
inside micrometer tetapi micrometer ini mempunyai frane
dengan permukaan yang halus. Bagian utamanya adalah
anvil,spindle,barrel,thimble dan frame. Skalanya terletak pada
barrel dan thimble. Micrometer ini dilengkapi dengan rod
extension(sambungan),yang penggunaanya disesuaikan
dengan benda yang akn diukur. Hasil pengukurannya adalah
panjang extension+nilai barrel+nilai thimble. Micrometer ini
digunakan untuk mengukur kedalaman lobang/celah atau
ketinggian suatu benda.

Cara Pemakaian:
Pilih sambungan yang sesuai dengan benda kerja yang akan
diukur dan pasanglah pada micrometer. Tempelkan micrometer
pada benda kerja. Putar thimble hingga anvil menyentuh benda
kerja. Baca hasilnya(panjang rod ext.+nilai barrel+nilai thimble).

Safety:
1) Kalibrasilah sebelum di gunakan.
2) Ketahuilah ketelitiannya.
TELESCOPIC GAUGE
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur jarak-jarak yang
kecil untuk dimensi dalam (diameter dalam). Alat ini dilengkapi
dengan dua anvil yang ujungnya agak bulat dan salah satu dari
anvil tersebut dipasang spring yang berfungsi untuk
mempertahankan ujung-ujung anvil selalu menyentuh benda
kerja pada saat pengukuran. Alat ini juga dilengkapi dengan
screw pengikat untuk mengikat atau melepaskan anvils.
Telescopic Gauge biasanya digunakan untuk mengukur lubang
kecil yang tidak bisa digunakan micrometer.

Cara Pemakaian:
Pilih Telescopic Gauge yang sesuai dengan lubang yang akan
diukur. Kendorkan screwpengikat yang ada pada ujung tangkai.
Tekan anvils dengan telunjuk dan ibu jari. Kencangkan screw
pengikat. Masukkan ke benda kerja. Kendorkan screw pengikat
hingga anvils menyentuh permukaan benda kerja. Kencangkan
kembali screw pengikat. Lepaskan Telescopic Gauge dari benda
kerja. Ukurlah jarak kedua ujung anvil menggunakan Outside
Micrometer. Bacalah nilai micrometer tersebut.

Safety:
Hati-hati saat melepaskan Telescopic Gauge dari lubang.
DIAL INDICATOR
merupakan alat ukur dengan skala yang sangat
kecil, misalnya pada pengukuran pergerakan suatu
komponen (backlash, endplay) juga pengukuran
kerataannya (round out). Komponen utamanya adalah:
dial (skala pengukuran), jarum penunjuk dan contact
point. Dial dilengkapi dengan screw pengikat.

Cara Pemakaian:
Pasang contact point pada dial indicator. Pasang dial indicator
pada standnya. Tempelkan contact point pada benda kerja yang
akan diukur. Kendorkan screw pengikat pada skala dan
posisikan angka nol sejajar dengan jarum penunjuk.
Kencangkan lagi screw pengikat. Gerakkan benda kerja sesuai
kebutuhan. Bacalah nilai penyimpangan jarum penunjuk pada
skala. Untuk mendapatkan hasil yang benar, harus diketahui
ketelitian skala pada dial tersebut.

Safety:
1) Pergerakan yang mengejut dapat merusakkan dial.
2) Jangan menekan contact point dengan berlebihan.
FEELER GAUGES
berupa baja–baja tipis seperti pisau (blade) yang
mempunyai ketebalan yang berbeda yang diikat pada
salah satu ujungnya. Ketebalan blade–blade tersebut
dicantumkan langsung pada permukaan blade dan
biasanya dalam satuan English atau Metric . Ketebalan
dari blade–blade tersebut antara 0,0015– 0,025 inch.
Kegunaannya hampir sama dengan block gauge, tetapi
Feeler Gauge ini dalam skala kecil misalnya digunakan
untuk mengukur keausan atau valve clearance.

Cara Pemakaian:
Pilihlah Feeler Gauge yang sesuai dengan celah yang akan
di set. Masukkan Feeler Gauge pada celah tersebut,
apabila Feeler Gauge tersebut masuk secara presisi maka
itulah ukuran dari celah tersebut.

Safety:
1) Gunakan dengan hati–hati terutama yang tipis.
2) Jangan mengembalikan blade tersebut ke dalam rumahnya secara terpisah.
THREAD PITCH GAUGE
Alat ini berbentuk seperti pisau–pisau kecil yang
salah satu sisinya bergerigi seperti gergaji. Fungsinya
adalah untuk mengetahui jumlah thread tiap inch dari
suatu baut atau nut.

Cara Pemakaian:
Dengan menempelkan alat tersebut pada ulir suatu
baut atau nut maka kecocokan alat tersebut pada ulir
akan memberikan informasi jumlah ulir tiap inch, yang
dapat langsung dilihat pada angka yang tertera pada sisi
blade.
PISTON RING GROOVE GAUGE
Alat ini biasanya terdiri atas enam balok baja kecil
yang berbeda ketebalannya. Ketebalan dari balok–
balok tersebut tertera pada sisi balok itu sendiri. Alat
ini digunakan untuk mengukur celah ring piston nomor
satu dan dua.

Cara Pemakaian:
Untuk pemakaian secara benar lihatlah pada tabel yang
selalu digantungkan bersamanya.
SPRING TESTER
Alat ini mempunyai penekan kecil dan di bawah penekan tersebut dipasang dial (skala)
yang akan menunjukkan hasil pengukuran. Di sebelah penekan tersebut dipasang steel
rule (mistar baja) yang akan menunjukkan ketinggian (panjang) spring yang diukur. Alat
ini digunakan untuk mengukur kekuatan spring pada panjang tertentu dan penekanan
tertentu.
Cara Pemakaian:
Set-lah panjang penekanan sepanjang penekanan spring yang diinginkan. Tempatkan
stopper sehingga menyentuh frame dan kencangkan. Angkatlah penekan, pasang spring
di atas dial, turunkan hingga stopper menyentuh frame. Bacalah hasil penunjukkan
beban oleh jarum penunjuk pada dial.

Safety:
Kapasitas maximum 150 kg.
LOW AND HIGH PRESSURE GAUGE
Bentuk pressure gauge sama dengan dial indicator, bedanya
pada pressure gauge, pergerakan jarumnya disebabkan oleh
tekanan benda cair atau udara. Skala pada dial biasanya dalam
English atau Metric. Low pressure gauge mengukur tekanan
sampai 60 Psi. High pressure gauge mengukur tekanan di atas 50
Psi. Untuk pengukuran pada mesin biasanya telah terpasang
pressure tap (Adaptor pada mesin tersebut ).
Cara Pemakaian:
Ketahuilah perkiraan tekanan (tekanan maximum) yang akan
diukur. Pilihlah pressure gauge yang sesuai pasang gauge yang
sesuai. Pasang pressure gauge tersebut pada pressure tap.
Lakukan pengetesan, bacalah hasilnya.
Safety:
1. Jangan mengukur tekanan melebihi kemampuan gauge.
2. Yakinkan sambungan tidak bocor.
3. Selalu check gauge sebelum digunakan.
4. Kirimkan ke bagian perbaikan apabila:
1) Jarum tidak bisa bergerak pada saat ada tekanan
2) Jarum tidak bisa kembali ke nol saat tekanan sudah tidak ada.
3) Kaca dial pecah.
4) Gauge terlihat pecah.
5. Yakinkan hose bagus dan mampu pada saat terjadi tekanan maximum.
DIAL CALIPER
bentuknya sama dengan Vernier Caliper tetapi pada Dial Caliper ditambahkan dial yang
berisi sekala pengukuran sebagai pengganti skala Vernier pada Vernier Caliper. Jadi nilai
pengukurannya adalah nilai skala pada beam ditambah nilai skala pada dial.

Cara Pemakaian:
Sama dengan Vernier Caliper.
TORQUE WRENCH DIAL
Seperti torque wrench lainnya torque ini digunakan untuk mengencangkan baut
atau nut dengan kekencangan tertentu sesuai ukurannya. Tetapi pada torque dial ini
tegangan puntir (nilai torque) bisa langsung dibaca pada dial yang terletak pada bagian
pungung torque wrench ini. Satuan yang dicantumkan biasanya: Nm, Lb Ft, Ncm, Lb, in.
TORQUE TESTER
Torque tester merupakan suatu alat untuk mengkalibrasi torque wrench. Seperti halnya
dial pada torque dial, dial pada torque tester ini membaca tegangan punter torque
wrench yang dites pada alat ini. Jadi alat ini adalah berfungsi membandingkan sekaligus
sebagai patokan, apakah nilai torque wrench yang ditest sesuai dengan nilai pada torque
tester.
DIAL BORE GAGE
Dial Bore Gage adalah alat yang digunakan untuk mengukur dimensi dalam dengan
ketelitian yang sangat tinggi.

Komponen utamanya adalah:


1) Stressrelieved dan case iron base.
2) Head micrometer dengan ketelitian 0,0001 inch.
3) Nest, tempat dimana dial bore gauge diletakkan pada saat penyetingan.
4) CF 220A setting standard untuk range 2-3 inch.
5) CF 230A setting standard untuk range 3-4 inch.
6) CF 240A setting standard untuk range 4-5 inch.
7) CF 250A setting standard untuk range 5-6 inch.
8) CF 260A setting standard untuk range 6-7 inch.
9) CF 544A magnifier yang terpasang pada base frame dengan screw.
10) CF 137A spanner wrench.
11) KN 181 hex key.
Pengesetan (SET UP)
Set up di sini adalah penyetingan dial bore gage. Caranya:

1. Pilihlah setting standar untuk range yang diinginkan, sesuai diameter yang
akan diukur (gage setting). Misal: Gage akan diset 3,7840 “, maka pilihlah
setting standar yang 3,000”+.
2. Bersihkan, jangan sampai ada kotoran yang menempel pada ujung-ujung
spidle, setting standard dan juga V-block.
3. Kendorkan spindle agar micrometer bebas bergerak, kemudian set
micrometer pada satuan decimal yang diinginkan lalu kencangkan spindle
lock. Misal: gage akan diset 3,7840” maka setlah micrometer pada 0,7840”.
4. Letakkan setting standard pada V-block dan ujung-ujungnya harus menyentuh
spindle tip dari micrometer.
5. Pasangkan gage point yang sesuai pada dial bore gage, dan putarlah
threadnya sejauh mungkin.
6. Misal: gage akan diset 3,7848 maka dari table gage point yang digunakan
adalah gage point No.5 (untuk 3.500”- 3.875”).
7. Posisikan dial bore gage pada nest.
8) Putar gage point sampai ujungnya menyentuh ujung dari setting standard dan
jarum dial bore gage bergerak/berputar ke kanan.
9) Posisikan angka NOL pada dial indicator face pada posisi jam 12. Dengan
menyetel gage point, usahakan agar jarum dial indicator sedekat mungkin ke
angka NOL. Jangan menyentuh daerah dial pada waktu penyetelan
(peganglah pada bagian yang terdekat dengan nest).
10) Kunci/kencangkan lock nut dengan wrench yang tersedia pada kotak/case.
11) Gerak-gerakkan secara berulang dial bore gage ke arah vertical dan horizontal
untuk mendapatkan keakuratan penunjukkan dial.
12) Set dial face dimana angka NOL tepat berhimpit dengan jarum dial. Dial bore
gage siap digunakan dimana hasil pengukuran adalah:

SETTING + PEMBACAAN DIAL

Misalnya:
Pada pengukuran terbaca pada dial +0,0015”
Setting pada 3,7840”
Maka diameter yang diukur adalah 3,7855”
Kalibrasi:
Prosedur melakukan kalibrasi adalah sebagai berikut:
1) Bersihkan kedua ujung master standar pada V-block dan Micrometer spindle tip.
2) Set head Micrometer mendekati 0,550”.
3) Letakkan master standar pada V-block dimana salah satu ujungnya menyentuh
anvil pada nest.
4) Putarlah Micrometer sampai spindle tip menyentuh master standar, pada posisi ini
micrometer harus terbaca tepat 0,5000”.
5) Bila pembacaan sudah tepat kalibrasi dianggap selesai. Bila tidak lakukan langkah
5-9 seperti di bawah ini.
6) Kencangkan spindle lock.
7) Longgarkan spindle knob menggunakan spanner wrench.
8) Putar micrometer sampai penunjukan 0,5000”.
9) Kencangkan speeder knob dengan tangan, longgarkan spidle knob dan
jauhkan/mundurkan spindle tip dari master standar, pegang head micrometer lalu
kencangkan kembali speeder knob dengan menggunakan spanner wrench.
10) Periksa kalibrasi, bila belum tepat ulangi lagi.
Kesimpulan
System pelumasan otomatis adalah system pelumasan terpusat yang terdiri dari
gabungan beberapa komponen, di antaranya controller, timer, pompa, tangki, katup,
selang dan pipa. Jadi fungsi auto lubrication adalah : melumasi bagian-bagian tertentu
(pin) secara otomatis sesuai dengan interval waktu yang telah diatur
Komponen utama auto lubrication adalah : auto lubrication switch; controller; autolub
internal switch; solenoid valve; autolub indicator; pressure/proximatly switch; pilot
pump; reducing valve; hydrolic valve; grease pump; injector valve; vent valve; grease
gun.
Pengertian kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

Latihan soal
1. Apa yang dimaksud dengan autolubrication pada produk alat berat Hitachi.
2. Terangkan fungsi autolub internal switch.
Kunci jawaban
1) Untuk produk alat berat Hitachi, autolubrication adalah :
proses pemberian grease pada pin-pin yang terdapat di unit alat berat, terutama
unit giant.
2) Autolub interval switch berfungsi memberikan informasi ke controller mengenai
interval waktu pemberian grease. Interval yang ada antara lain : 3 menit, 5 menit,
10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit. Interval waktu ini bias kita atur sesuai
kebutuhan.

Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik


Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki
bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan
materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan
sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya.

Tindak Lanjut
Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan
dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum
memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.

Anda mungkin juga menyukai