1-Kebijakan Jalan Berkeselamatan
1-Kebijakan Jalan Berkeselamatan
JALAN
BERKESELAMATAN
UNDANG UNDANG 38 /2004
Pasal 93 :
• Penyelenggara Jalan wajib menjaga kelancaran dan
keselamatan lalu lintas selama pelaksanaan
konstruksi jalan.
Pasal 98 :
• Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus
memperhatikan keselamatan pengguna jalan dengan
penempatan perlengkapan jalan secara jelas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan - Pasal 98.
RUNK
Tujuan :
Memperkuat koordinasi antar pemangku
kepentingan di bidang keselamatan jalan
INPRES NO 4 TAHUN 2013
• Pendidikan keselamatan yang terarah dan penegakan hukum yang berefek jera.
• Penyelenggaraan kelembagaan keselamatan jalan yang efektif yang didukung oleh sistem
informasi yang akurat.
• Penyediaan sarana dan prasarana lalu lintas jalan yang memenuhi standar kelaikan
keselamatan.
TARGET
• Pilar 1
: Manajemen Keselamatan Jalan.
• Pilar 2
: Jalan Yang Berkeselamatan
• Pilar 3
: Kendaraan Berkeselamatan
• Pilar 4
: Perilaku pengguna Jalan yang
berkeselamatan.
• Pilar 5 : Penanganan korban Pasca kecelakaan.
VISI DAN MISI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
VISI
Terwujudnya infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang handal dalam
mendukung :
• Indonesia yang berdaulat,
• Mandiri, dan
• Berkepribadian berlandaskan gotong Royong .
MISI
Kemantapan.
• Tahun 2014 jalan nasional 94 %
• Target tahun 2019 jalan nasional 98 %.
Preservasi.
• Tahun 2014 sepanjang 38.569 km
• Target tahun 2019 sepanjang 46.770 km.
Peningkatan Kapasitas.
• Tahun 2014 sepanjang 19.551 km.
• Target tahun 2019 sepanjang 3800 km.
Sesuai bab III Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, Bagian kesatu umum, pasal
44 ayat ( 1),
• Butir a ) Perencanaan teknis awal yang melingkupi :
Pertimbangkan teknik, ekonomi, lingkungan dan keselamatan yang melatar
belakangi konsep perencanaan.
• Butir b ) Kajian Kelayakan Jalan ( feasibility study ) yang melingkupi :
Menetapkan pilihan alternatif yang paling layak baik secara teknis maupun
finansial, serta keselamatan lalu lintas jalan.
Pasal 129
• Untuk Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A oleh Seksi
Pembangunan dan Pengujian serta Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional tipe B oleh Seksi Pembangunan dan Preservasi
yang mempunyai tugas pelaksanaan audit keselamatan
jalan dan jembatan.
PERMEN PUPR NO 15 TAHUN 2015
Pasal 369 :
• Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Lingkungan dan
Keselamatan Jalan menyelenggarakan fungsi c ) yaitu
Penyiapan program audit keselamatan jalan dan investigasi
lokasi rawan kecelakaan.
Pasal 421 :
• Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Preservasi Jalan
melalui Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi
menyelenggarakan fungsi b ) yaitu Pembinaan pelaksanaan
program audit keselamatan dan pengaman pemanfaatan
jalan.
INSTRUKSI DIRJEN BINA MARGA
No. 02 TAHUN 2012
• Deklarasi PBB Maret tahun 2010 Tentang Decade of Action (DOA) for road safety
2011-2020, bertujuan mengendalikan dan mengurangi tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas jalan secara global.
• Deklarasi Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) pada tanggal 20 Juni 2011
sejalan dengan amanat Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
• Dalam rangka melaksanakan rencana aksi Pilar ke-2 jalan yang berkeselamatan:
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan (termasuk perlengkapan jalan) yang
berkeselamatan.
INSTRUKSI DIRJEN BINA MARGA
No. 02 TAHUN 2012
Di Instruksikan kepada :
• Para Direktur dilingkungan Ditjen Bina Marga
• Kepala Badan Pengatur Jalan Tol,
• Kepalai Balai Besar/ Balai Pelaksanaan Jalan Nasional di lingkungan Ditjen Bina
Marga dan,
• Kepala SNVT di lingkungan Ditjen Bina Marga ) untuk :
MERUJUK KETENTUAN :
• Peraturan Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR.
• APBN,
• APBD,
• PINJAMAN LUAR NEGERI
• GRAND.
PELAKSANAAN JALAN BERKESELAMATAN
Audit keselamatan jalan.
• Merujuk Pedoman Audit Keselamatan jalan No Pd T – 17 – 2005 –
B, menetapkan ketentuan dan prosedur pelaksanaan audit
keselamatan jalan dari tahap perencanaan awal hingga beroperasi
secara penuh.
Uji kelaikan fungsi jalan umum dilaksanakan tim uji laik fungsi jalan yang
dibentuk penyelenggara, terdiri dari unsur :
penyelenggara jalan,
instansi yang menyelenggarakan urusan di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan dan
unsur kepolisian.
Penetapan laik fungsi jalan :
• Dilakukan penyelenggara jalan bersangkutan.
• Berdasarkan rekomendasi dari Tim Uji Laik
Fungsi Jalan.
Hasil uji laik fungsi jalan, penilaian menggunakan acuan dari lampiran Permen PU No 19 tahun
2011.
Komponan komponen uji laik fungsi jalan yaitu :
• A.5. Uji laik fungsi Teknis Penyelenggaraan Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas
• A.6 A. UJi Laik Fungsi Teknis Perlengkapan Jalan Yang Terkait Langsung dengan
Pengguna Jalan ( Tidak terkait dengan Permen 19 tahun 2011 ).
• A 6 B. UJi Laik Fungsi Teknis Perlengkapan Jalan Yang Tidak Terkait Langsung dengan
Pengguna Jalan.
• Pengujian dan Penilaian laik fungsi jalan dilakukan
penilai dengan kualifikasi ahli.
• Usulan Bupati/Walikota,
• A.6.a. Teknis perlengkapan jalan yang terkait langsung dengan pengguna jalan, dan