Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK

PENULISAN
NONBERITA
BAHASAN SEBELUMNYA

Feature &
Dokumenter
BAHASAN HARI INI,
06 JUNI 2020

Dokumenter (Lanjutan)
BAHASAN HARI INI,
06 JUNI 2020
Bahasan dokumenter
(lanjutan) ini fokus pada:

Pengenalan cara
pembuatan

Sebelumnya sudah ada


pengenalan awal bentuk
naskah (script)
BAHASAN HARI INI,
06 JUNI 2020
Pada pengenalan awal cara
pembuatan karya
dokumenter sudah
disinggung 4 topik utama
yang menjadi konsentrasi
sutradara dlm pembuatan
dokumenter, yaitu
pendekatan, gaya,
bentuk dan struktur.
PENDEKATAN DLM DOKUMENTER
Ada dua hal yang menjadi titik tolak pendekatan dalam
dokumenter, yaitu apakah penuturan di ketengahkan
secara essai atau naratif. Keduanya memiliki ciri khas
yang spesifik dan menuntut daya kreatif kuat dari
sutradara.
Pendekatan essai dapat dengan luas mencakup seluruh
peristiwa, yang dapat diketengahkan secara kronologis
atau tematis. Menahan perhatian penonton untuk tetap
menyaksikan sebuah pemaparan essai selama mungkin
itu cukup berat, karena umumnya penonton lebih suka
menikmati sebuah pemaparan naratif.
PENDEKATAN DLM DOKUMENTER
Pendekatan naratif dapat dilakukan dengan konstruksi
konvensional tiga babak penuturan.

Sebagai contoh: pada bagian awal untuk merangsang


keingintahuan penonton, diketengahkan tentang bagaimana
sebuah peristiwa itu terjadi yang memakan korban ratusan jiwa.
Pada bagian tengah dikisahkan bagaimana profil para teroris serta
latar belakang kehidupannya dan motivasi kebiadabannya itu,
sebagai proses menuju tindakan peledakan bom. Di bagian akhir
dapat dipaparkan dampak yang diterima para korban ledakan
bom sebagai suatu klimaks yang dramatik, ditambah sejumlah
pesan kemanusiaan mengenai terorisme dan kekerasan.
GAYA DLM DOKUMENTER
Membicarakan masalah gaya dalam film dokumenter
merupakan suatu pembicaraan yang tak ada habisnya,
karena gaya terus menerus berkembang sesuai kreatifitas
sang dokumenteris. Gaya dalam dokumenter terdiri dari
bermacam-macam kreatifitas, seperti gaya humoris, puitis,
satir, anekdot, serius, semi serius dan seterusnya.

Kemudian dalam gaya ada tipe pemaparan eksposisi


(Expository documentary) yang konvensional, umumnya
merupakan tipe format dokumenter televisi dengan
menggunakan narator sebagai penutur tunggal. Aspek
subjektifitas dari narasi/narator sangat kuat. Hal seperti itu
dapat dilihat contoh kemasan dokumenter pada tayangan
Discovery Chanel dan National Geographic.
GAYA DALAM DOKUMENTER
Dipihak lain adapula tipe observasi (Observational
documentary) yang hampir tidak menggunakan
narator, akan tetapi berkonsentrasi pada dialog antar
subjek-subjeknya. Pada tipe ini sutradara
menempatkan posisinya sebagai observator.
GAYA DLM DOKUMENTER
Adapula sutradara yang berperan aktif dalam filmnya. Di
dalamnya, komunikasi sutradara dengan subjeknya
ditampilkan dalam gambar (in frame), dengan tujuan
memperlihatkan adanya interaksi langsung antara sutradara
dengan subjek, ini merupakan Gaya Interaktif (Interactive
Documentary).

Apabila ada wawancara maka tipe ini tidak sekedar


memperlihatkan adegan wawancara tetapi sekaligus
memperlihatkan cara wawancara itu dilakukan. Disini
sutradara memosisikan diri bukan sebagai observator tetapi
justru sebagai partisipan.
BENTUK DLM DOKUMENTER
Bentuk penuturan pun masih termasuk di dalam
bingkai gaya, hanya saja lebih spesifik. Pada prinsipnya
setelah mendapatkan hasil riset, pembuat dokumenter
sudah dapat menggambarkan secara kasar bentuk
penuturan apa yang akan dipakai.

Dengan menentukan sejak awal bentuk yang akan


digunakan, maka selanjutnya baik itu pendekatan,
gaya, struktur akan mengikuti ide dari bentuk
tersebut. Misalnya bila kita menginginkan bentuk
penuturan laporan perjalanan, maka pendekatan, gaya
dan strukturnya dapat di rancang, sehingga baik aspek
informatif, edukatif maupun hiburan dapat
menyatu sehingga memikat perhatian penonton.
BENTUK DLM DOKUMENTER
Bentuk tidak harus berdiri sendiri secara baku, karena
sebuah tema dapat saja merupakan gabungan dari dua
bentuk penuturan.

Misalnya bentuk penuturan potret dapat saja


digabungkan dengan nostalgia atau perbandingan
atau bentuk nostalgia dengan isi penuturan yang
mengetengahkan sebuah kontradiksi dari subjek.
Sebuah kisah tentang nostalgia dari seorang wartawan
perang Inggris yang kembali ke Afganistan setelah
selang beberapa tahun, akan memberikan gambaran
perbedaan atau kontradiksi mengenai kondisi masa
lampau dan masa kini.
BENTUK DLM DOKUMENTER
Perlu diketahui bahwa bentuk memang perlu, tetapi
bukan berarti membatasi kreatifitas anda, justru
sebaliknya harus memperkaya daya kreativitas dengan
kemampuan interpretasi visi visual yang mampu
mengetengahkan sebuah peristiwa kehidupan secara
apa adanya dengan kemasan yang memikat.
STRUKTUR DLM DOKUMENTER
Struktur yang dimaksud disini adalah rancangan
konstruksi untuk menyusun/menyatukan berbagai unsur
film sesuai dengan apa yang menjadi ide dari penulis atau
sutradara berdasarkan tema.

Teori dasar film pada penulisan naskah terdiri dari rancang


bangun cerita yang memiliki tiga tahapan dasar yang baku
seperti: bagian awal cerita (pengenalan/introduksi),
bagian tengah cerita (proses krisis&konflik) hingga
bagian puncak dan akhir cerita (klimaks dan anti
klimaks).
STRUKTUR DLM DOKUMENTER
Ketiga bagian ini (tiga tahapan dasar) merupakan
rangkuman dari susunan shot yang membentuk
adegan (scene) hingga sekuens (sequence). Akan
tetapi perlu diketahui bahwa pemahaman mengenai
struktur film tidak sesederhana seperti yang
dikemukakan disini. Struktur film memiliki makna
estetika, psikologis dan bahasa sinematografi yang
lebih luas lagi.
STRUKTUR DLM DOKUMENTER
Menentukan struktur bagi dokumenter tidak
semudah pada film cerita fiksi, terutama bila sutradara
belum menentukan pendekatan yang akan dilakukan
berkaitan dengan ide dan tema. Harus diakui bahwa
struktur lebih dipentingkan oleh film fiksi dari pada
film dokumenter, akan tetapi seni tanpa struktur akan
mengalami kekeringan estetika.
STRUKTUR DLM DOKUMENTER
Struktur penuturan dalam dokumenter dapat dibagi ke
dalam dua cara umum yaitu, secara kronologis dan
tematis. Kedua cara ini sekaligus pula merupakan refleksi
dari pendekatan essai dan naratif.

Struktur kronologis lebih mudah merancangnya


dibanding tematis. Kelebihan struktur tematis ialah
kemampuannya merangkum penggalan-penggalan
sekuens (sequence) yang kadang tidak
berkesinambungan, tetapi dapat di rangkai menjadi suatu
kesatuan sebab isi dan tema menjadi bingkai cerita.
STRUKTUR DLM DOKUMENTER
Pada uraian struktur ini, ada istilah shot, scene dan
sequence.
Ada gambaran sederhana sebagai berikut: Setiap
sequence terdiri dari sejumlah scene dan setiap scene
terdiri dari sejumlah shot.
Jika dibuat perumpamaan dalam bahasa, sequence
sama dengan alinea, scene sama dengan kalimat dan
shot sama dengan kata.
Jadi, baik buruknya gambar yang diambil juru kamera,
sangat tergantung pada pengambilan shot,
penyusunan scene dan pengaturan sequence.
SINEAS DOKUMENTER
Secara khusus sineas dokumenter adalah individu yang
harus kreatif. Menguasai teori film dan sinematografi saja
tidak cukup, karena disamping itu harus memiliki
pengetahuan umum luas dari berbagai disiplin ilmu
lainnya.

Kemampuan intelektual (akademis) sangat diperlukan


karena membuat dokumenter bertujuan
merepresentasikan kehidupan (mahluk hidup) seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, lingkungan alam
yang ada di muka bumi secara menarik dan dramatik.
SINEAS DOKUMENTER
Sutradara misalnya, harus memiliki kejelasan visi dan
maksud dari apa yang akan disampaikan dalam film
tersebut, di samping yakin pada apa yang mejadi fokus
dari isi penuturan serta pesan yang hendak
disampaikan.
Sutradara harus memiliki pendekatan dan gaya (style)
dalam merepresentasikan karyanya itu. Bertanggung
jawab serta tegas dalam mengambil keputusan, akan
tetapi bukan berarti harus menolak setiap pendapat
dari rekan kerjanya.
SINEAS DOKUMENTER
Sutradara juga harus mampu mendengarkan,
mengobservasi setiap masukan ide, mampu
mengadaptasi dan menghayati karakter atau sifat
subjeknya.
Kendala yang tak diduga sering muncul di lapangan,
untuk itu sutradara sebagai pemimpin kreatif harus
mampu mengambil keputusan dengan cepat dan
tepat, serta siap dengan strategi antisipasinya agar
tidak mengganggu jalannya proses produksi.
SINEAS DOKUMENTER
Penjelasan ttg sineas dokumenter ini ada penyebutan
sutradara. Pada Materi ke-7 penjelasan sutradara
sudah ada dalam konteks profesi karya artistik.

Pada Materi ke-7 itu ada penyebutan tiga profesi


utama, termasuk di dalamnya penulis naskah (script).
Tiga profesi itu juga ada dalam pembuatan karya
berupa dokumenter.
PROFESI KARYA ARTISTIK
Ada tiga profesi penting dalam karya nonberita, terutama
film, yaitu produser, penulis naskah dan sutradara.

Tahapan kerja tiga profesi ini ada hubungannya dengan


praproduski, produksi dan pascaproduksi.

Hubungan kerja produser, penulis naskah dan pengarah


acara/sutradara sering disebut dengan tiga korporasi.

Anda mungkin juga menyukai