Anda di halaman 1dari 44

Journal of Affective Disorders 

A COMPARISON OF SCHIZOPHRENIA,
SCHIZOAFFECTIVE DISORDER, AND BIPOLAR
DISORDER: RESULTS FROM THE SECOND
AUSTRALIAN NATIONAL PSYCHOSIS
SURVEY 

Serafino G.Mancuso a,b,n, VeraA.Morgan c, PhilipB.Mitchell d,e, MichaelBerk a,f,g,h,


Allan Young i, DavidJ.Castle a,b 
ABSTRAK

Pendahuluan : Masih belum pasti apakah gangguan skizoafektif (SAD) adalah


entitas diagnostik yang terpisah, namun ini adalah varian dari gangguan mood
psikotik seperti gangguan bipolar (BDP) atau skizofrenia (SCZ), atau ada pada
kontinum spektral antara gangguan ini.
Penelitian ini meneliti apakah SCZ, SAD, dan BDP berbeda secara kualitatif pada
variabel demografis dan klinis berdasarkan pada kumpulan data besar Australia.
Metode : Penelitian ini menguji data dari Survei Besar Dampak Psikosis
Australia (SHIP), di mana 1469 dari 1825 peserta yang memiliki diagnosis ICD-
10 SCZ (n¼857), SAD (n¼293), dan BDP (n¼319) dinilai dari berbagai variable
yang luas.
ABSTRAK

Hasil : Ketika dibandingkan dengan pasien dengan SCZ, mereka yang menderita SAD
melaporkan lebih banyak delusi dan saat ini gejala gangguan pikiran, lebih banyak
depresi seumur hidup, mania, dan gejala positif, dan lebih sedikit gejala negatif.
Dibandingkan dengan kelompok BPD, kelompok SAD lebih muda, lebih banyak
didukung gejala gangguan positif, delusi, dan pikiran saat ini, lebih sedikit gejala
mania seumur hidup, lebih banyak gejala psikotik, halusinasi seumur hidup, dan
delusi, dan mencatat skor IQ premorbid yang lebih rendah.
Dibandingkan dengan pasien dengan BPD, mereka dengan SCZ secara signifikan lebih
muda, didukung lebih saat ini gejala psikotik dan halusinasi, lebih sedikit depresi
seumur hidup dan gejala mania, lebih banyak seumur hidup gejala psikotik, halusinasi,
dan delusi, melaporkan lebih banyak gejala negatif dan lebih rendah IQ premorbid dan
skor fungsi psikososial.
ABSTRAK

Kesimpulan : Pola hasil ini konsisten dengan konseptualisasi spektrum


gangguan, mulai dari BDP di akhir, ke SAD di tengah, dan SCZ di akhir yang
lain.
PENDAHULUAN

• Ada perdebatan yang sedang berlangsung dalam literatur tentang apakah


schizoaffective disorder (SAD) adalah entitas diagnostik yang berbeda dengan
jenis skizofrenia (SCZ) atau gangguan mood psikotik atau terletak pada
kontinum di antara mereka.
• Rangkaian ini dikonseptualisasikan sebagai spektrum gangguan psikotik
dengan gangguan mood, termasuk gangguan bipolar (BD) dengan fitur psikotik
(BDP), di satu kutub dan SCZ di kutub lain dengan SAD di antaranya.
• Laporan estimasi heritabilitas yang substansial dan tumpang tindih untuk SCZ,
SAD, dan BD memberikan dukungan untuk dilakukannya penelitian ini.
PENDAHULUAN

• Penelitian yang dilakukan Cardno et al., 2002. Lichtenstein et. al. 2009
menemukan bahwa orang dengan kerabat yang memiliki diagnosis SCZ atau
BD berisiko lebih tinggi mengidap kedua penyakit tersebut.
• Penelitian dari Valles etal. 2000 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki
kerabat dengan BD memiliki peningkatan risiko SCZ, dan begitu pula
sebaliknya. Penulis menyimpulkan bahwa psikosis mungkin merupakan
indikator non spesifik terhadap keparahan daripada penyakit dan tidak terbatas
hanya pada skizofrenia saja.
PENDAHULUAN

• Meskipun perbedaan dalam variabel demografis dan klinis telah ditemukan antara
SCZ, SAD, dan BDP, namun temuan ini miliki juga masih saling bertentangan.
• Ada beragam temuan, apakah gejala positif dan negative pada SCZ dan SAD
serupa atau terjadi lebih parah pada SCZ.
• Penelitian Evans et. al., 1999; Peralta and Cuesta, 2008; Simonsen et.al., 2011;
Wilsonetal., 2013. Pageletal. 2013 baru-baru ini melalui penelitian meta-analisis
studi yang membandingkan SCZ, SAD, dan BDP dapat mengklarifikasi hasil-hasil
sumbang ini. Individu dengan SAD ditemukan memiliki durasi penyakit yang
lebih lama, fungsi psikososial yang lebih baik, dan lebih banyak gejala depresi dan
negatif yang parah daripada mereka yang SCZ.
METODE

Partisipan, Pengambilan Data, dan Analisis Data


PARTISIPAN PENELITIAN

• Populasi sampel pada Australian Survey of High Impact Psychosis (SHIP) mencakup 1,5 juta
penduduk Australia berusia 18-64 tahun.
• Pengambilan sampel dilakukan dalam 2 fase
• Pada fase 1, dilakukan skrining pada partisipan yang berpotensi memenuhi kriteria psikosis.
• Pada fase 2, 1825 individu berusia 18-64 yang lolos skrining fase 1 dipilih secara acak untuk
dilakukan wawancara.

• Data penelitian diambil dari 1469 dari 1825 partisipan SHIP yang berdasarkan kriteri ICD-
10 terdiagnosis:
• Skizofrenia (n=857)
• Gangguan skizoafektif (n=293)
• Gangguan bipolar dengan ciri psikotik (n=319)
INSTRUMEN PENELITIAN

• Diagnosis Interview for Psychosis (DIP)


• Merupakan wawancara klinis semi-terstruktur yang digunakan untuk menegakkan
diagnosis berdasrakan DSM-IV dan ICD-10
• DIP menilai:
• Riwayat skizofrenia keluarga
• Gejala positif saat ini/selama seumur hidup (halusinasi, delusi, gangguan pikiran
subjektif)
• Gejala negatif
• Durasi dan perjalanan penyakit
• Gejala terkait mood (depresi dan cemas)
INSTRUMEN PENELITIAN

• Negative Syndrome Score


• 6 gejala negatif yang dialami dalam 12 bulan terakhir diidentifikasi berdasarkan klasifikasi oleh
Kirkpatrick et al. (1989)
• Skor dinilai secara biner (ada/tidak ada) dengan skor akhir berjumlah 0-6, semakin tinggi skor
semakin tinggi keparahan gejala.

• National Adult Reading Test-Revised (NART-R)


• Sebuah tes untuk menguji kemampuan membaca partisipan, sering digunakan dalam praktek klinis
maupun penelitian, bertujuan untuk memperkirakan skor IQ premorbid
• Berdasarkan hasil skor NART-R, IQ premorbid dikategorikan menjadi 3 tingkatan
• Di bawah rata-rata (>1 SD di bawah Mean)
• Rata-rata (Mean ± 1 SD)
• Di atas rata-rata (>1 SD di atas Mean)
2.2.4. PENGODEAN DIGIT-SIMBOL

• Untuk menilai kemampuan kognitif umum saat ini, sebuah tes kecepatan di
mana mengunakan informasi proses individu. yaitu tes Digit-Symbol Coding
• Dalam tes ini, individu mengisi angka yang sesuai dengan bentuk, secepat
mungkin, berdasarkan kunci kode.
• Semakin rendah skor tes, semakin buruk kinerja berbasis kecepatan
seseorang.
• Berdasarkan ringkasan skor DSC kemampuan kognitif saat ini dikategorikan
ke dalam tiga tingkatan berikut: Rata-rata di bawah, rata-rata, dan di atas
Rata-rata
2.2.5. SKALA KINERJA PRIBADI DAN
SOSIAL

• Skala Kinerja Pribadi dan Sosial (PSP) adalah 30-item ukuran


yang dikelola dokter dari fungsi pribadi dan sosial dalam empat
domain kegiatan yang bermanfaat secara sosial, hubungan pribadi
& sosial, perawatan diri, dan mengganggu dan perilaku agresif.
• Skor yang lebih tinggi menunjukkan fungsi psikososial yang lebih
baik.
• PSP telah menunjukkan konsistensi internal yang baik dan
membangun validitas
2.3. ANALISIS DATA

• Analisis dilakukan dengan menggunakan R 3.0.1


• Means dan standar deviasi dihitung untuk variabel kontinu dan frekuensi
diukur untuk variabel kategori.
• Tes Chi-square digunakan untuk menguji perbedaan untuk variabel kategori.
• Frekuensi yang diamati secara signifikan lebih besar dari frekuensi yang
diharapkan jika ASR lebih besar dari 1,96 (p<05)
• Sedangkan frekuensi yang diamati secara signifikan lebih kecil dari frekuensi
yang diharapkan jika ASR kurang dari 1,96 (p<05).
• Analisis faktor varians (ANOVA) digunakan untuk menguji efek utama
gender dan diagnosis, dan interaksi gender dengan diagnosis untuk variabel
kontinu.

• Di mana ditunjukkan, analisis faktorial dari kovarians (ANCOVA)


digunakan untuk menguji efek utama dari jenis kelamin dan diagnosis, dan
istilah interaksi sambil mengendalikan efek dari usia saat ini dan durasi
penyakit.
• Karena analisis pendahuluan menunjukkan bahwa variabel klinis tidak
terdistribusi secara normal, prosedur bootstrap digunakan untuk
mendapatkan interval kepercayaan yang dikoreksi dan dipercepat
(BCa) untuk statistik uji.

• Prosedur bootstrap bersifat non-parametrik dan tidak membuat asumsi


mengenai distribusi populasi.
• Selain itu, metode BCa menghasilkan interval kepercayaan yang lebih
akurat daripada metode estimasi lainnya untuk data yang miring.

• Untuk pendekatan ANOVA dan ANCOVA, uji F dihitung untuk setiap


dataset bootstrap. Statistik tes bootstrap yang dihasilkan diberi peringkat
dalam urutan menaik, dengan nilai F kritis yang sesuai dengan persentil ke-
95 dari statistik uji peringkat ini .

• F-statistik dianggap signifikan secara statistik pada p<05 jika melebihi 95%
yang dihitung.
HASIL
3.1. DEMOGRAPHIC AND CLINICAL
CATEGORICAL VARIABLES
HASIL

• Terdapat hubungan yang signifikan antara grup diagnostic dengan jenis


kelamin.

• ASR menunjukkan bahwa ada lebih banyak laki-laki daripada perempuan


dalam kelompok SCZ, sementara jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki
dalam kelompok SAD dan BDP
HASIL

• Terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan grup


diagnostic.
• ASR menunjukan, pada individu dengan SCZ lebih banyak yang single
daripada memiliki pasangan tetapi memiliki kemungkinan yang lebih kecil
untuk mengalami perceraian.
• Pada individu dengan SAD lebih banyak yang memiliki pasangan, sementara
BDP lebih mungkin untuk bercerai.
HASIL

• Terdapa hubungan yang signifikan antara kualifikasi lulus sekolah dengan


kelompok diagnostik.
• ASR yang menunjukkan bahwa individu dengan BDP lebih mungkin untuk
mencapai kualifikasi lulus sekolah.
HASIL

• tidak terdapat hubungan yang signifikan antara onset penyakit dengan kelompok
diagnostik.
• Terdapat hubungan signifikan antara perjalanan penyakit dan kelompok diagnostik.
• ASR menunjukkan bahwa orang dengan BDP lebih cenderung mengalami episode
tunggal atau multipel dengan pemulihan yang baik dan kecil kemungkinannya
mengalami penyakit kronis yang terus menerus.
• Orang dengan SAD lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami beberapa
episode dengan pemulihan parsial, sedangkan mereka dengan SCZ lebih
cenderung mengalami penyakit kronis terus menerus.
HASIL

• Ada hubungan yang signifikan antara IQ premorbid dan kelompok diagnostik.


• ASR menunjukkan bahwa orang-orang dengan SCZ lebih mungkin untuk
memiliki IQ di bawah rata-rata dan lebih kecil untuk memiliki IQ di atas rata-
rata.
• Individu dengan BDP lebih kecil kemungkinannya memiliki IQ di bawah rata-
rata dan lebih mungkin memiliki IQ di atas rata-rata.
HASIL

• Terdapat Hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif saat ini,


sebagaimana dinilai oleh DSC dengan kelompok diagnostik.
• Fungsi kognitif dari individu dengan SCZ lebih cenderung di bawah rata-rata
dan lebih kecil kemungkinannya di atas rata-rata. Individu dengan BDP
cenderung memiliki fungsi kognitif lebih kecil kemngkinan di bawah rata-rata
dan lebih mungkin memiliki fungsi kognitif di atas rata-rata.
3.2 DEMOGRAPHIC AND CLINICAL
CONTINUOUS VARIABLES
3.2.1 MAIN EFFECTS
3.2.1.1 JENIS KELAMIN

• Secara statistik jenis kelamin memiliki hasil yang signifikan untuk gejala
depresi seumur hidup
• Secara statistik jenis kelamin laki-laki lebih mungkin mendapatkan gejala
negatif lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
• Skor PSP lebih tinggi pada perempuan
3.2.1.2 DIAGNOSIS

• Individu dengan BDP secara signifikan lebih tua daripada mereka dengan SCZ
dan SAD, sedangkan individu dengan SCZ dan SAD tidak berbeda secara
signifikan pada usia saat ini.
• . Kelompok SCZ memiliki gejala depresi seumur hidup yang jauh lebih sedikit
daripada kelompok SAD dan BDP. Namun, perbedaan dalam gejala depresi
seumur hidup tidak berbeda secara signifikan antara kelompok SAD dan BDP.
• . Kelompok BDP juga memiliki gejala mania seumur hidup secara signifikan
lebih banyak daripada kelompok SAD. Dan yang paling rendah adalah
kelompok SCZ.
• gejala positif timbul lebih sedikit pada kelompok BDP dibandingkan dengan
mereka yang memiliki SCZ dan SAD

• kelompok SCZ mendukung gejala halusinasi seumur hidup secara signifikan


lebih banyak daripada kelompok SAD. Kelompok BDP memiliki gejala
halusinasi seumur hidup yang secara signifikan lebih sedikit daripada kelompok
SCZ dan SAD.

• Individu dengan SAD secara signifikan menunjukkan gejala delusi seumur hidup
yang lebih banyak daripada individu dengan SCZ dan BDP.
• Individu dengan SCZ menunjukkan gejala negatif yang jauh lebih signifikan
daripada mereka yang menderita SAD dan BDP.

• Ada perbedaan yang signifikan dalam skor IQ premorbid, dengan kelompok


BDP memiliki IQ premorbid yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan kelompok SCZ dan SAD.

• Perbedaan skor PSP antara kelompok diagnostik juga signifikan. Orang dengan
BDP melaporkan skor PSP secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka yang SCZ.

• Efek utama dari diagnosis tidak signifikan secara statistik untuk usia onset
penyakit, gejala depresi saat ini, gejala mania saat ini, gejala halusinasi saat ini,
dan gejala gangguan pikiran seumur hidup.
3.2.1.3 INTERACTION EFFECTS

• Usia timbulnya SCZ secara signifikan lebih muda untuk laki-laki dibandingkan
dengan perempuan.
• Tidak ada perbedaan gender yang signifikan dalam usia onset penyakit untuk
SAD dan BDP.
DISKUSI
DISKUSI

• Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sampel representative nasional


besar pasien SCZ, SAD, dan BDP pada variable demografi dan klinis. Ada
beberapa perbedaan yang signifikan secara statistic antara ketiga kelompok
diagnostic
• Usia onset SCZ lebih muda pada pria daripada wanita, sementara wanita
memiliki lebih banyak gejala depresi, lebih sedikit gejala negative dan
melaporkan skor PSP lebih tinggi daripada pria
DISKUSI

• Ketika dibandingkan dengan pasien SCZ, mereka yang menderita SAD memiliki lebih banyak
gejala gangguan delusi dan pikiran saat ini, lebih banyak mengalami depresi , mania dan gejala
positif, dan lebih sedikit gejala negative
• Dibandingkan kelompok BDP , kelompok SAD lebih muda , lebih banyak gejala positif , delusional
dan gangguan pikiran saat ini, lebih banyak gejala psikotik, halusinasi dan mencatat skor IQ
premorbid yang lebih rendah.
• Dibandingkan dengan pasien BDP, mereka dengan SCZ secara signifikan lebih muda, terdapat lebih
banyak gejala psikotik, halusinasi, dan delusi melaporkan lebih banyak gejala negative dan
memiliki skor IQ dan PSP yang lebih rendah
DISKUSI

• Temuan usia SCZ yang lebih muda untuk pria dibandingkan dengan wanita sesuai dengan literatur
yang melaporkan bahwa wanita cenderung didiagnosis dengan SCZ di kemudian hari
dibandingkan pria (abel et al.,2010)
• Temuan yang relative baru adalah bahwa individu dengan SCZ memiliki lebih sedikit gejala depresi
dibandingkan dengan SAD atau BDP, sementara tidak ada perbedaan dalam gejala depresi antara
kelompok dignostik SAD dan BDP.
DISKUSI

• Temuan bahwa individu dengan BDP memiliki gejala positif lebih sedikit daripada mereka yang
memiliki SCZ atau SAD, dan bahwa kelompok SAD memiliki lebih banyak gejala positif daripada
kelompok SCZ yang bertentangan dengan penelitian sebelum nya.
• Secara khusus, Page et al.(2013) tidak menemukan perbedaan dalam gejala positif antara SAD dan
SCZ atau antara kelompok SAD dan BDP. Perbedaan ini dapat dikaitkan dengan cara dimana gejala
positif ini di nilai.
DISKUSI

• Pada penelitian ini, kelompok SCZ memiliki gejala negative lebih banyak
dibandingkan kelompok SAD dan kelompok BDP.
Hasil sama pada penelitian sebelumnya Pagel et al (2013)
• Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan mengenai gejala negative pada
kelompok SAD dengan kelompok BDP.
Hasil sama pada penelitian sebelumnya Pagel et al: SAD lebih mirip dengan
BPD jika dibandingkan SCZ mengenai gejala negatif
• Keterbatasan penelitian ini : tidak menggunakan alat ukur yang tervalidasi
untuk memeriksa gejala negatif seperti Scale for Assessment of Negative
Symptoms
DISKUSI

• Orang dengan BDP memiliki IQ premorbid diatas rata-rata dan fungsi kognitif
diatas rata-rata, sedangkan orang dengan SCZ memiliki IQ premorbid dibawah
rata-rata dan fungsi kognitif dibawah rata-rata. Hasil ini sesuai dengan literatur
yang meneliti fungsi neurokognitif pada orang psikosis.
• Perlu penelitian lebih lanjut dalam mengukur IQ yang dapat menjelaskan lebih
spesifik karena kemungkinan hasil berbeda pada BDP, SAD, dan SCZ
DISKUSI

• Tidak ada perbedaan fungsi psikososial antara kelompok SCZ dengan SAD
pada penelitian ini, sedangkan kelompok BDP memiliki fungsi psikososial
yang lebih baik dibandingkan kelompok SCZ. Penelitian ini menggunakan
Personal and Social Performance Scale (PSP)
• Hasil penelitian lain Pagel et al (2013) mendapatkan hasil yang berbeda yaitu
pada fungsi psikososial kelompok SAD lebih baik dibandingkan kelompok
SCZ.
DISKUSI

• Penelitian ini tidak menggunakan alat ukur tervalidasi untuk mengukur


keparahan depresi, mania, gejala negatif, atau gejala negatif.
• Kelebihan penelitian ini yaitu menggunakan klasifikasi yang jelas yang
bersumber dari ICD-10. Penelitian ini juga menggunakan survei dari SHIP,
sehingga dengan baik menemukan orang dewasa yang berhubungan dengan
public mental health treament services
• Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan alat ukur yang
tervalidasi dan fokus kepada metode genetik untuk membedakan antara orang
SCZ, SAD, dan BDP.
KESIMPULAN

• SAD bisa dibedakan dengan SCZ. SAD memiliki gejala depresi dan gejala
positif lebih parah/banyak dan lebih sedikit gejala negatif.
• SAD memiliki gejala positif lebih banyak dibandingkan BPD, tetapi BPD dan
SAD mirip pada gejala negatif dan fungsi psikososial.
• Pola hasil penelitian ini sesuai dengan konseptualisasi spektrum gangguan
psikosis. Mulai dari BDP di ujung, SAD di tengah, dan SCZ di ujung satunya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Aas, I.M.,.Review Global Assessment of Functioning (GAF): properties and frontier of


current knowledge. Ann. Gen. Psychiatry 9,1–11. 2011.
2. Abel, K.M.,Drake,R.,Goldstein,J.M. Sex differences in schizophrenia. Int. Rev. Psychiatry
22,417–428. 2010.
3. Anderson, G.,Maes,M. Schizophrenia : linking prenatal infection to cyto- kines, the
tryptophan catabolite(TRYCAT) pathway ,NMDA receptor hypofunc- tion, neurodevelopment
and neuroprogression. Prog. Neuro-Psychopharmacol. Biol. Psychiatry 42,5–19. 2012.
4. Andreasen,N.C.,Olsen,S. Negative v positive schizophrenia: definition and
validation.Arch.Gen.Psychiatry 39,789. 1982.
5. Bardenstein,K.K.,McGlashan,T.H. Gender differences in affective, schizoaffective, and
schizophrenic disorders: are view. Schizophr .Res.3,159–172. 1990.
DAFTAR PUSTAKA

6. Berk, M.,Kapczinski,F.,Andreazza,A.,Dean,O.,Giorlando,F.,Maes,M.,Yücel,M., Gama,


C.,Dodd,S.,Dean,B. Pathways underlying neuroprogression in bipolar disorder: focus on
inflammation, oxidative stress and neurotrophic factors. Neurosci.Biobehav.Rev.35,804–817. 2011.
7. Blair,J.R.,Spreen,O. Predicting premorbid IQ: are vision of the national adult reading test.Clin.
Neuropsychology.3,129–136. 1989.
8. Bora, E.,Yucel,M.,Pantelis,C. Cognitive functioning in schizophrenia, schizoaffective disorder and
affective psychoses: meta-analytic study. Br. J. Psychiatry195,475–482. 2009
9. The ICD-10 classification of mental and behavioural disorders: clinical descriptions and diagnostic
guidelines. World Health Organization.
10. Pagel,T., Baldessarini,R.J., Franklin,J., Baethge,C. Characteristics of patients diagnosed with
schizoaffective disorder compared with schizophrenia and bipolar disorder. Bipolar
Disorder.15,229–239. 2013.

Anda mungkin juga menyukai