Anda di halaman 1dari 14

INFUSI INTRAVENA

Luh Putu Febryana Larasanty


Profil konsentrasi obat dalam plasma setelah
pemberian secara Infusi IV

Keuntungan pemberian obat


secara infusi:
 Pada keadaan kritis obat-
obatan diberikan dengan
mudah melalui infusi
bersama cairan infus
lainnya
 Laju infus dapat diatur
dengan mudah, untuk
mendapatkan tingkat
konsentrasi tertentu di
dalam darah
 Memberikan konsentrasi
tunak yang konstan,
mencegah fluktuasi
konsentrasi terutama
untuk obat dengan indeks
terapi sempit
Perhitungan kadar obat tunak
 Suatu antibiotik dengan:
 Vd = 10 L
 K = 0, 25 / jam
 Hitung laju infus yang diperlukan untuk mendapatkan 15 µg/ml
 Jawab:

Pada kadar tunak:


dCp
dt
0
Cp 
R
VdK

1  e  Kt 
Laju masuk = laju keluar
Pada t menuju ∞, maka:
dCp R
  K (Cp)  0  R
dt Vd Cp 
VdK
R
Cp  
VdK
Jawab

 R
Cp 
VdK
R = Cp∞VdK
= 15 x 0,25 x 10000
= 3750
= 37,5 mg/jam
 Infus intravena juga dapat
digunakan utk menentukan cl
total tubuh jika kadar tunak dan
laju infusi dapat ditentukan.
 R
Cp 
VdK
 Clт = VdK
 Clт = R/Cp∞
Penyesuaian laju infusi akibat
perubahan laju eliminasi obat
 Pada kondisi kritis (sakit), sering terjadi
penurunan laju eliminasi, oleh sebab itu
perlu penyesuaian dosis/laju infusi
 Contoh:
 Perubahan klinis menyebabkan penurunan
laju eliminasi obat sekitar 95%, untuk
mendapatkan kadar tunak yang sama
diperlukan penyesuaian laju infusi
 tentukan laju infusi pada pasien ini?
 Hitung waktu yang diperlukan untuk mencapai
kadar tunak
Laju infusi :
R = Cp∞ x Vd x 0,95K

Waktu yg diperlukan utk mencapai


kadar tunak :

Cp 
R
VdK
1  e  Kt
Infusi dengan penambahan dosis
muatan (loading dose)

Penurunan dosis muatan


DL  Kt
Cp  e
Vd
Persamaan konsentrasi infusi

Cp 
R
VdK

1  e  Kt 
Kadar obat dalam darah:
D
Cp  L e  Kt 
Vd
R
VdK

1  e  Kt 

Pada kadar tunak, DL = Cp∞Vd, maka :


R
DL 
K
Penghentian infus :
 Menghitung jumlah obat selama infusi :

 Lanjutkan dengan perhitungan persamaan IV bolus

Cp ' 
R
VdK

1  e  Kt 

 Kt
C  Cp ' e
Pengaturan dosis ganda

Luh Putu Febryana Larasanty


Pemberian berulang per-oral

 Bertujuan untuk mendapatkan


rentang konsentrasi pada
daerah pengobatan selama
terapi
 Pengaturan dilakukan:
 Perubahan ukuran dosis
 Frekuensi pemberian obat
pengaturan jarak waktu antar dosis
Akumulasi obat

Prinsip Superposisi
 Dosis sebelumnya tidak
berpengaruh pada
parameter
farmakokinetik dosis
berikutnya
 Sehingga kadar obat
dalam darah pada dosis
ke-n akan terjadi
“overlay” pada kadar
darah yang dicapai
pada dosis ke (n-1)
Akumulasi obat
 Bila dosis yang diberikan
berulang pada frekuensi yang
konstan, diperoleh kadar
plasma-waktu plateu suatu
keadaan tunak, yang
berfluktiasi antara C∞max dan C
min, pada jarak pemberian

dosis, 
 Akumulasi dipengaruhi oleh
waktu paruh eliminasi obat dan
jawak waktu pemberian dosis ,
.
Dari pengalaman klinis, waktu untuk  Indek untuk mengukur
mencapai akumulasi R
- 90% dari kadar tunak diperoleh
pada 3,3 kali t½ obat R
C 
maks

- 99% dari kadar tunak diperoleh  Cn 1  maks


pada 6,6 kali t½ obat
Injeksi IV Berulang

Prinsip super posisi

D2  D1e Kt  D2e  K (t  )
Fraksi obat yang tertinggal dalam tubuh pada saat pemberian
dosis berikutnya:

D
f   e  K
Do
Jumlah Obat maks (Dmaks dan minumim Dmin)

Do
Dmaks  Dmaks  Dmin  Do
1 f

Anda mungkin juga menyukai