Anda di halaman 1dari 39

Merencanakan Asuhan

Kebidanan Ibu Nifas


Kelompok 1:
1. Risa Rahayu
2. Silmi Faidatul Faradila
3. Tarisa Febriyanti
A.     Evaluasi secara terus menerus meliputi :

1.    Meninjau ulang data


a.    Catatan intrapartum dan antepartum
(jika tidak diketahui atau merupakan
kunjungan pertama)

b.    Jumlah jam atau hari postpartum


c.    Catatan pengawasan dan
perkembangan sebelumnya
d.    Catatan suhu, nadi, pernafasan, dan
tekanan darah postpartum

e.    Catatan hasil laboratorium
f.     Catatan pengobatan
2.    Mengkaji riwayat

a.    Ambulasi : apakah ibu


melakukan ambulasi, b.    Berkemih : bagaimana
seberapa sering, apakah frekuensinya, jumlah,
kesulitan, dengan bantuan apakah ada nyeri atau
mandiri, apakah ibu pusing disuria
melakukan ambulasi

c.    Defekasi : bagaimana
d.    Nafsu makan : apa yang
frekuensinya, jumlah dan
ia makan, seberapa sering,
frekuensinya, jumlah,
apakah ada rasa panas pada
apakah ada nyeri atau
perut, mual, dan muntah
disuria
e.    Gangguan f.     Psikologis ibu : bagaimana
ketidaknyamanan atau nyeri : perhatian terhadap dirinya dan
lokasinya, kapan, tipe nyeri, dan bayinya, perasaan terhadap
apa yang dapat mengurangi bayinya, dan perasaan
nyeri tersebut terhadap persalinan

h.    Menyusui : bagaimana proses


g.    Istirahat dan tidur : apakah menyusui dikaitkan dengan dirinya
ibu mengalami gangguan tidiur, dan bayi, apakah ada reaksi antara ibu
dan bayi selama menyusui, apakah
apakah ibu mengalami ada masalah atau pertanyaan (misal,
kelelahan waktu menyusui, posisi, rasa sakit
pada puting, atau pembengkakan)
3.    Pemeriksaan fisik
3.    Pemeriksaan fisik

a.      Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan

b.      Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembengkakan atau


lecet pada puting dan infeksi

c.      Memeriksa abdomen, terdiri dari palpasi uterus (memastikan


kontraksi baik) dan kandungan kemih

d.      Memeriksa lokea : bagaimana jumlah, warna, konsistensi, dan bau

e.      Memeriksa perinium : bagaimana penyembuhan ( adakah oedem,


hematoma, nanah, luka yang terbuka, dan hemaroid )

f.       Memeriksa kaki : adakah varises, edema, tanda homan, refleks, nyeri


tekan, dan kemerahan pada betis.
B.     Mengatasi cemas

Peran bidan disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang


bagaimana tentang mengatasi rasa cemas selama masa nifas,
antara lain :

1. Bidan dapat memperhatikan dan


memberi ucapan selamat atas kehadiran
bayinya yang dapat memberi perasaan
senang pada ibu.

2. Dalam memberikan dukungan, bidan dapat


melibatkan suami, keluarga, dan teman dalam
merawat bayinya sehingga beban ibu berkurang.
Hal ini akan menciptakan hubungan baik antara
ibu dan keluarga, ibu dan bidan, atau bidan dan
keluarga
3.    Bidan dapat 4.    Bidan dapat
memberi informasi atau mendukung
konseling mengenai pendidikan
kebutuhan ibu selama kesehatan,
periode ini, sehingga termasuk
membangun pendidikan dalam
kepercayaan diri ibu peranya sebagai
dalam perannya sebagai orang tua.
ibu.

5.    Bidan dapat
membantu dalam 6.    Bidan juga dapat
hubungan ibu dan berperan sebagai
bayinya serta teman bagi ibu dan
penerimaan bayi dalam keluarga dalam
keluarga. memberi nasihat
C. Gangguan rasa nyeri

Gangguan rasa nyeri dan ketidaknyamanan


masa nifas banyak terjadi, walaupun tanpa komplikasi saat
melahirkan. Bidan diharapkan dapat memberi asuhan
terhadap rasa nyeri dan ketidaknyaman rasa tersebut,
yang diuraikan sbb.
1.    After pain kram perut
Hal ini disebabkan oleh adanya
serangkaian kontrkasi dan relaksasi terus-
menerus pada uterus. Gangguan ini lebih
banyak terjadi pada wanita dengan
paritas yang banyak ( multipara ) dan
wanita menyusui.
2.    Pembengkakan payudara
Pembengkakan payudara terjadi karena adanya
gangguan akumulasi air susu dan meningkatnya
vaskularitas dan kongesti. Hal tersebut
menyebabkan penyumbatan pada saluran limfa
dan vena, terjadi hari ke- 3 postpartum baik
pada ibumenyusui maupun tidak menyusui dan
berakhir kira-kira 24-48 jam.
Cara mengurangi pembengkakan atara lain  :
a.    Untuk ibu menyusui
Ø  Menyusui sesering mungkin
Ø  Menyusui 2-3 jam sekali secara teratur tanpa makanan
tambahan
Ø  Gunakan kedua payudara saat menyusui
Ø  Gunakan air hangat pada payudara, dengan
menempelkan kain atau handuk yang hangat pada payudara
Ø  Jika ada pembengkakan aerola atau jika payudara
masih terasa penuh setelah menyusui. Lakukan
pengeluaran ASI secara manual
Ø  Gunakan bra yang kuat untuk menyangga
payudara, pastikan bahwa bra tidak menekan
payudara karena dapat menyebabkan penekanan
lebih lanjut
Ø  Letakkan kantong es pada payudara diantara
waktu menyusui untuk mengurangi nyeri
Ø  Minum paracetamol / asetaminofen untuk
menguangi rasa nyeri dan menghalangi aliran ASI
b.    Bagi ibu yang tidak menyusui
Ø  Gunakan bra yang kuat untuk menyangga payudara
dan tepat ukuranya
Ø  Letakkan kantong es pada payudara untuk
mengurangi rasa nyeri dan menghalangi aliran ASI
Ø  Yakinkan diri bahwa itu hanya terjadi selama 24-48
jam
Ø  Hindari masase payudara dan memberi sesuatu yang
hangat pada payudara karena dapat meningkatkan
produksi ASI
Ø  Minum parasetamol/asetaminofen untuk
menghilangkan nyeri
3.NYERI PERINIUM

Nyeri perinium dapat disebabkan oleh


episiotomi, laserasi, atau jahitan. Sebelum
memberikan asuhan, sebaiknya bidan mengkaji
apakah nyeri yang dialami ibu normal atau ada
komplikasi, seperti hematoma atau infeksi,
asuhan yang dapat diberikan untuk nyeri
perinium yaitu :
a.    Letakkan kantong es didaerah genital untuk mengurangi
rasa nyeri, selama ± 20 menit, 2 atau 3 kali sehari.

b.    Lakukan rendam duduk dalam air hangat atau dingin


sedalam 10-15 cm selama 30 menit, 2 atau 3 kali sehari.
Perhatikan kebersihan bak mandi agar tidak terjadi infeksi
( tidak dilakukan pada ibu dengan jahitan diperinium ).
c.     Lakukan latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi
didaerah tersebut dan membantu memulihkan tonus otot.
Untuk melakukan hal ini, bayangkan  secara perlahan rileks
kembali. Gerakan ini dapat dilakukan kapan pun.

d.    Minum paracetamol/asetaminofen untuk mengurangi


nyeri.
D.     Menjelaskan tentang gizi,KB, tanda bahaya, hubungan
seksual, senam nifas, perawatan perinium, perawatan bayi
sehari-hari

1.    Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan


metabolisme. Menu makanan seimbang yang harus
dikomsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak perlu asin,
pedas atau berlemak, atau pewarna.

2.    Keluarga berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberi nasihat perkawinan,
pengobatan kemandulan, dan penjarangan kehamilan
3.Tanda Bahaya
Tanda bahaya masa nifas terdiri dari:

a.    Lelah dan sulit tidur


b.    Adanya tanda infeksi puerperalis ( demam )
c.    Nyeri / panas saat berkemih, nyeri abdomen
d.    Sembelit, hemoroid
e.    Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati, dan edem
f.     Lokea berbau busuk, sangat banyak ( lebih dari 2 pembalut
dalam 1 jam ) dan disertai nyeri abdomen
g.    Puting susu pecah dan mamae bengkak
h.    Sulit menyusui
i.      Rabun senja
j.      Edema, sakit, panas pada tungkai
5.    Seksual 

a. Bidan biasanya memberi membatasi rutin 6 minggu


pasca persalinan. Akan tetapi, jika pasangan ingin lebih
cepat, konsultasikan hal ini untuk mengetahuai dengan
pasti jenis persalinan, kondisi perineum, luka episiotomi,
dan kecepatan pemulihan sesunggunya. Jika permintaan
ditolak dokter atau bidan, pasangan hendanya menaati
dan menunggu hingga 6 minggu pascapersalinan agar
tidak menyakiti ibu secara fisik.
b. Ungkapan cinta dengan cara lain, seperti dengan duduk
berpeluka didepan TV, menggosok punggung pasangan, dan
berdansa berdua. Jika tidak lelah, dapat membantu melakukan
pasangan dengan masturbasi. Jika keduanya menginginkan,
dapat melakukan hungan intim secara oral

c. Proram kontrasepsi harus segera dilakukan sebelum hubungan


seksual karena ada kemungkinan hamil kembali dalam kurun
waktu kurang dari 6 minggu ( kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan)a
6. Senam masa nifas
Tujuan senam masa nifas adalah:

f. Menghindarka
a. Mengurangi g.Untuk
n kelainan ( mis,
rasa sakit pada mempercepat
emboli,
otot penyembuhan,
trombosis, dll )
mencegah
komplikasi, dan
meningkatkan
b. Meperbaiki e. Mempercepat otot-otot
peredaran darah involusi punggung, pelvis
dan abdomen.

c.
d.    Melancarkan
Mengencangkan
pengeluaran
otot-otot perut
lokea
dan perineum
7.    Nyeri perineum

Nyeri perinium dapat disebabkan oleh


episiotomi, laserasi, atau jahitan. Sebelum
memberikan asuhan,
sebaiknya bidan mengkaji apakah nyeri yang
dialami ibu normal atau ada komplikasi,
seperti hematoma atau infeksi, asuhan yang
dapat diberikan untuk nyeri perinium yaitu :
Letakkan kantong es didaerah genital untuk mengurangi rasa
nyeri, selama ± 20 menit, 2 atau 3 kali sehari.

Lakukan rendam duduk dalam air hangat atau dingin sedalam


10-15 cm selama 30 menit, 2 atau 3 kali sehari. Perhatikan
kebersihan bak mandi agar tidak terjadi infeksi ( tidak dilakukan
pada ibu dengan jahitan diperinium ).z

Lakukan latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi didaerah


tersebut dan membantu memulihkan tonus otot.

Minum paracetamol/asetaminofen untuk mengurangi nyeri.


8.    Perawatan bayi

Perawatan bayi terdiri dari uapaya menjaga


kebersihan bayi, menyusui, perawatan tali pusat, dan
pemberian imunisasi. Tindakan kita sebagai tenaga
kesehatan adalah memberi penjelasan dan
menganjurkan ibu :
a.    Menjaga kebersihan bayi

1) Memandikan bayi. Tujuan memandikan bayi adalah


menjaga kebersihan, memberi rasa segar, dan memberi
ransangan pada kulit.

2) Memberi pakaian pada bayi. Bahan pakaian yang akan


digunakan oleh bayi hendaknya yang lembut mudah
menyerap keringat.

3) Higiene personal pada bayi setiap kali defekasi dan


berkemih, bersihkan perinealnya dengan air dan sabun, serta
keringkan dengan baik. Kotoran bayi dapat menyebabkan
infeksi sehingga harus dibersihkan.
b. Menyusui

1) Bidan menganjukan ibu untuk menyusui bayi sesering


mungkin sesuai dengan keinginan bayi dan kebutuhan ibu.

2) Biasanya bayi meminta minum atau merasa lapar setiap 2-3


jam

3) Pastikan bayi menyusui paling tidak setiap 4 jam

4) Berikan ASI saja.


C. Perawatan Tali Pusat

3) Beri tahu
1) Sampai tali
ibu untuk
pusat kering
melapor
dan lepas, 2) Ibu harus
kebidan bila
didaerah ini mencuci
tali pusat
dapat terjadi sekitar tali
berbau, ada
infeksi pusat setap
kemerahan
sehingga harus hari dengan
disekitarnya,
dijaga agar sabun dan air
atau
bersih dan
mengeluarkan
kering.
cairan. 
E. Membantu ibu menyusui bayinya

Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui

1.    Berbaring miring. Posisi ini adalah posisi yang amat baik


untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa
lelah dan merasa nyeri.

2.    Duduk penting untuk memberi topangan atau sandaran


pada punggung ibu dalam posisinya tegak lurus ( 90 derajat
terhadap pangkuannya ).ini mungkin dapat dilakukan
dengan duduk bersila diatas tempat tidur atau dilantai, atau
duduk dikursi.
3.    Berbaring miring atau duduk ( dengan
punggung dan kaki ditopang )akan
membantu bentuk payudara dan memberi
ruang untuk mengerakkan bayinya
keposisinya yang baik

4.    Badan bayi harus dihadapkan ke arah


badan ibu dan mulutnya bayi dihadapkan
keputing susu ibu. Leher bayi harus sedikit
ditengadahkan
F. Memfasilitasi menjadi orang tua

Perilaku orang tua mempengaruhi ikatan kasih sayang


perilaku yang memfasilitasi meliputi :

Menatap, Mengangga Mengangga


p anak p anak
mencari Kontak Memberi sebagai sebagai
ciri khas mata perhatian individu anggota
anak yang unik keluarga 
Memberi senyuman

Berbicara / bernyanyi

Menujukan kebanggan pada anak

Menunjukan anak pada acara keluarga

Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak

Bereaksi positif terhadap perilaku anak


G.     Persiapan pasien pulang

1.    Mengajari ibu tanda-tanda


bahaya. Ajarkan ibu jika melihat hal-
hal berikut atau perhatikan bila tidak
ada sesuatau yang tidak beres,
sehingga perlu menemui
seorang bidan dengan segera.

2.    Mengajari ibu proses fisiologis


masa pascabersalin dan perilaku
yang baik pada kondisi tersebut.
H. Anticipatory guidance

Secara garis besar anticipatory giudance meliputi instruksi dan


bimbingan dalam mengantisipasi periode nifas dan bagaimana
memberikan asuhan sepanjang masa nifas tersebut.
Kebutuhan ibu nifas berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lain. Dalam memberikan asuhan, bidan harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan ibu. Ibu nifas juga perlu
memberitahu bidan jika ada hal yang dibutuhkan sehingga
dapat membantu bidan melaukan asuhan yang lebih berfokus.
Anticipatory guidance meliputi hubungan antara ibu, bayi dan
hubungan ibu dengan yang lain.
I. Deteksi dini komplikasi pada ibu masa nifas

a. Perdarahan b. Infeksi
pervaginam masa nifas

c. Sakit kepala,
d. Pembengkaka
nyeri eigastrik,
n wajah atau
dan penglihatan
ekstrimitas
kabur
J.  Health
Education

1.    Nutrisi

Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh


terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memulai proses
pemberian ASI. Asupan kalori perhari ditingkatkan sampai 2700
kalori. Asupan cairan per hari ditingkatkan sampai 3000 ml ( susu
1000 ml ). Suplemen zat besi dapat diberikan kepada
ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran
2.    Hygiene
Sering membersihkan area perinium akan meningkatkan
kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan ini paling
sering menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat
dilarutkan antiseptik) ke atas vulva perinium setelah
berkemih atau defekasi, hindari penyemprotan lansung.
Ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri.
3.    Perawatan perineum
Apa bila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum
dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan air sabun
lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada
kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa sakit sehingga
perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun atau
sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau air
besar.
4.    Istirahat dan tidur

Seorang ibu baru akan cemas apakah ia akan mampu


merawat anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan sulit
tidur. Juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban
kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki
atau mengganti popok sebelumnya tidak pernah dilakukan.
Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan. Sarankan untuk ibu kembali pada
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk
tidur siang atau istirahat selama bayi tidur
5.    Ambulasi

Disebut juga early ambulation yaitu kebijakan untuk selekas


mungkin membimbing klein keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan.klien sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post
partum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai