Anda di halaman 1dari 11

Oceanografi

XI NKPI 1 SMK N 1 BULAKAMBA


NUR IISAPRIYANI S.PI
Faktor Oceanografi yang mempengaruhi operasi
penangkapan :
Suhu air laut : suhu air laut akan mempengaruhi jenis ikan
di perairan tersebut
Arus laut : berpengaruh terhadap penyebaran ikan
Pengaruh cahaya : berpengaruh terhadap penyebaran ikan
di malam hari
Salinitas : mempengaruhi laju pertumbuhan ikan
Plankton dan bentos : berpengaruh terhadap populasi ikan
di suatu perairan
Oksigen terlarut/ DO :
Nutrien :
Upwelling :
Syarat terbentuknya cyclone:

Lautan harus panas, paling kurang sampai kedalaman 50 meter,


suhu muka laut lebih dari 26,5oC
Atmosfer diatas dalam keadaan tak mantap, yaitu di bagian bawah
suhunya tinggi dan makin ke atas suhunya makin rendah dengan
laju penurunannyalebih dari 6oC/km
Perbedaan arah dan kecepatan angin di lapisan bawah dan di
lapisan atas besar, tetapi beda kecepatan tidak lebih dari
40km/jam
Dari bawah sampai pada ketinggian 5 km udara cukup lembab
sehingga banyak uap air yang dapat diembunkan
Terdapat gaya Corioli, yaitu gaya yang ditimbulkan oleh perputaran
bumi yang memungkinkan terjaganya kelangsungan sistem
keseimbsngan tekanan.
Data dan informasi untuk meramal penangkapan:

Arah dan kecepatan angin


Tekanan udara
Suhu udara
Kelembaban udara
Suhu permukaan laut
Arah, tinggi dan periode gelombang
Jumlah, jenis dan tinggi awan
Penglihatan mendatar
Keadaan cuaca saat pengamatan
Keadaan cuaca pada waktu yang lalu
Priode gelombang (Wave period) adalah waktu yang
diperlukan oleh dua puncak gelombang yang
berurutan untuk melalui satu titik.
Cara mengukur/memperkirakan tinggi gelombang

Untuk mengetahui tinggi gelombang yang sebenarnya,


maka penilik yang bersangkutan memilih tempat
sedemikian tinggi diatas kapal, sehingga pada saat kapal
yang bersangkutan tiba tepat disebuah lembah
gelombang, penilik P melihat dua buah puncak
gelombang dalam arah garis tepi langit.
Dengan demikian, maka tinggi gelombang adalah sama
dengan jarak tegak lurus antara mata penilik P dengan
garis tepi langit.

 
Cara mengukur/memperkirakan panjang gelombang

1. Apabila panjang gelombang lebih pendek dari


pada panjang kapal, maka pengukuran panjang
gelombang dapat dilakukan secara langsung.
2. Apabila panjang kapal lebih pendek dari pada
panjang gelombang, maka pengukuran panjang
gelombang tidak dapat dilakukan secara langsung,
melainkan harus menggunakan rumus : L = P x v
 L : panjang gelombang, P : Perioda
gelombang , v ; kecepatan gelombang
penyebaran vertikal suhu perairan lautan
yang dalam dari permukaan sampai dengan
dasar perairan
Sebaran suhu secara menegak ( vertikal) diperairan Indonesia
terbagi atas tiga lapisan,yakni :
Lapisan hangat/lapisan epilimnion di bagian teratas, dimana
pada lapisan ini gradien suhu berubah secara perlahan.
Lapisan termoklin yaitu lapisan dimana gradien suhu
berubah secara cepat sesuai dengan pertambahan kedalaman,
Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu yaitu
perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk
setiap pertambahan kedalaman satu meter
Lapisan dingin/lapisan hipolimnion di bawah lapisan
termoklin, dimana suhu air laut konstan sebesar 4ºC.
proses terjadinya hujan

Jenis hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan


adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis
antara 23,5o LU - 23,5o LS. Oleh karena itu disebut
juga hujan naik tropis. Arus konveksi menyebabkan
uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akibat
pemanasan air laut terus menerus. Terjadilah
kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis
hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau
hujan konveksi.
terjadinya “Up welling”

Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu


lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik
ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin,
salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke
permukaan,
proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk
yaitu :

Pertama, pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan
seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana
arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke
permukaan.
Kedua, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air
yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan
ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan
tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya.
Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air
permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan
arusnya. Hal ini terjadi karena adanya divergensi pada perairan laut tersebut.
Ketiga, upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai
akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus
ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan
ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa air di
bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai