Anda di halaman 1dari 191

GAGAL

JANTUNG
Tinjauan Umum
Gagal jantung = CHF (Congestive Heart
Failure)
USA: 5 juta penderita baru /tahun (2%
populasi)
1 juta penderita diopname
Mortalitas 300.000 penderita/tahun
Dx terbanyak pada usia >65 tahun
Cost: $18 milyar
Tinjauan Umum
Jantung tidak mampu lagi memompa darah
dalam jumlah cukup, guna memenuhi
kebutuhan metabolik jaringan, atau dapat
melakukannya hanya sampai pada tingkat
pengisian saja
Penyebab → stres hemodinamik: 2
Kronik: penyakit katup, HT, IHD
Akut: beban cairan berlebih, disfungsi katup
akut, MI luas
Tinjauan Umum.....
Mekanisme fisiologis:
Mekanisme Frank-Starling: volume input ↑ →dilatasi
jantung → meregangkan sarkomer ↑ →kontraktilitas ↑
Adaptasi miokardium, dengan hipertrofi dengan/ tanpa
dilatasi A/V, merupakan upaya penyesuain otot jantung
terhadap beban secara molekular, selular, struktural disebut
ventricular remodeling:
Hipertrofi konsentris: otot jantung menebal, tetapi ruang
jantung tidak membesar, disebabkan peningkatan tekanan.
Hipertrofi asentris: otot jantung menebal diikuti dengan
pembesaran jantung, disebabkan peningkatan volume.
Tinjauan Umum.....
Aktivasi sistem neurohumoral:
Pelepasan norepinefin oleh syaraf adrenergik jantung . HR,
kontraksi, tahanan vasa ↑
Aktivasi sistem RAA
Pelepasan peptida natriuretik atrial
2 terakhir utk penyesuaian thd V dan P
Systolic dysfunction: gangguan fungsi kontraktil otot jantung;
pada iskemi, P atau V overload ec ggn valvula, HT, dilated
kardiomiopati
Dyastolic dysfunction: tidak mampu berdilatasi, tak terisi
cukup darah saat diastol; LVH, fibrosis, amiloidosis,
percarditis konstriktif
Tinjauan Umum.....
Gagal jantung bisa mempengaruhi jantung kanan, kiri atau
keduanya
Penyebab gagal jantung kiri:
IHD
HT sistemik
Penyakit katup mitral atau aorta
Penyakit primer jantung
Penyebab gagal jantung kanan:
Gagal jantung kiri → kongesti paru → P a.pulmonalis↑
COPD
Penyakit katup trikuspid
Gagal Jantung Kiri
Morfologi dan gejala klinis yang timbul adalah akibat
bendungan darah progresif di sirkulasi pulmonal serta
penurunan P dan aliran perifer.
Morfologi:
LVH atau dilatasi LV
Hipertrofi sel dan fibrosis
Atrial fibrilasi → stasis → trombus, embolus
Kongesti dan edema pulmonal
Paru: besar dan berat, perivaskular dan interstisial transudat,
edema septal alveolus dan intra alveolar, kebocoran kapiler →
akumulasi AE → difagosit makrofag, hemosiderin dalam
makrofag (sel payah jantung), tanda adanya edema pulmonal.
Gagal Jantung Kiri...
Gejala klinis:
Dyspneu , gejala awal, paling banyak dikeluhkan
Batuk, ec transudasi cairan ke dalam saluran napas
Orthopnea, sesak saat berbaring ec peningkatan
aliran balik vena dari ekstremitas, disertai kenaikan
diafragma dalam posisi supine. Reda jika duduk
atau berdiri.
Paroxysmal nocturnal dyspneu, bangun mendadak
saat tidur karena sesak napas
Gagal Jantung Kiri...
Px fisik: kardiomegali, takikardi, S3 , ronki basah
basal
Dilatasi ventrikel→ m.papillary tergeser ke lateral
→regurgitasi mitral & sistolik murmur
Atrial fibrilasi
Gagal Jantung Kanan
Akibat dari LVH
P pulmonal ↑ → P jantung kanan↑
Isolated RVH jarang, akibat COPD, pulmonal atau
tricuspid disease, congenital R to L shunt
Kongesti pulmonal minimal
Yang menonjol: gangguan akibat bendungan vena
porta
Gagal Jantung Kanan....
Morfologi
Hepatomegali kongestif
“Nutmeg liver”: kongesti, lobul hati kemerahan,
dikelilingi daerah yang lebih pucat, kadang dengan
sel2 lemak.
Jika terjadi gagal jantung kiri hipoksia centralis
menyebabkan nekrosis sentrilobulardi sepanjang
sinus.
Lama: area sentral mengalami fibrosis, disebut
sirosis kardiak.
Gagal Jantung Kanan....
Splenomegali kongestif: 300-500 gram (N <150
gram), dilatasi sinusoid lien
Ascites
Efus perikardial: serosa, 100 ml-1 L, atelektasis (+)
Jaringan subkutan: edema terutama di tungkai
bawah, pasien berbaring → edema presakral
Dapat terjadi edema anasarka
Gagal Jantung Kanan....
Gejala klinis
Kongesti vena porta dan sistemik
Hepatomegali, splenomegali, edema perifer
Efusi pleura, ascites
RHEUMATIC HEART DISEASE
Demam reumatik dan penyakit jantung
Demam reumatik ;
 Penyakit peradangan multisistem akut, diperantarai secara
imunologis, setelah suatu episode faringitis streptokokus grup
A setelah beberapa minggu

 Dapat menyebabkan penyakit jantung selama fase akut


( karditis reumatik akut) atau cacat katup kronis
 Diduga o.k reaksi hipersensitif yg dipicu oleh
streptokokus grup. → Antibodi yg ditujukan pada protein
M streptokokus grup A bereaksi silang dgn protein
normal (antigen) jantung, sendi dan jaringan lainnya
Patogenesis perubahan morfologik pada RHD
The Revised Jones' Criteria*
Major Criteria Minor Criteria
 Carditis  Fever
 Polyarthritis  Arthralgia
 Chorea  History of previous definite
 Subcutaneous nodules RF/RHD
 Erythema marginatum  Increased ESR, presence of
CRP or leukocytosis

Plus supporting evidence of preceding streptococcal infection: history of recent


scarlet fever; positive sore throat culture for group A
Streptococcus; increased antistreptolysin-O, or other streptococcal antibody titers.
Kriteria mayor
 Karditis : 50-70% dari anak-anak → miokardium,
endokardium atau perikardium
 Poliartritis migrans pada sendi besar : 90 % pada orang
dewasa ; jarang pada anak
 Khorea Syndenham : kelainan neurolgik → gerakan cepat,
involunter dan tanpa tujuan
 Nodul subkutan
 Eritema marginatum : lesi makula dan kulit, tepi
eritematosa dan bagian tengah yg bersih → distribusi spt
pakaian renang
Clinical Diagnosis of Carditis by the Revised Jones' Criteria

Manifestation Patients With No Previous Patients With Previous


History of RF/RHD RF/RHD

Valvulitist A significant apical systolic murmur A definite change in the


of mitral regurgitation, apical mid- character of any preexisting
diastolic (Carey-Coombs) murmur, murmur or appearance of a
basal early diastolic murmur new significant murmur

Cardiomegaly Unequivocal cardiac enlargement An obvious increase in cardiac


size
Pericarditis Friction rub, pericardial effusion, ECG Friction rub, pericardial
or echocardiographic evidence effusion, ECG or
echocardiographic evidence
Congestive heart In a child or young adult in absence of ?
failure other?
discernible causes
Diagnosis

 Diagnosis demam reumatik  kriteria Jones :


manifestasi 1 major+2 minor + adanya infeksi
streptococcal atau 2 major + adanya bukti infeksi
streptococcal yg baru
 Rekomendasi AHA tidak harus ada kriteia mayor pada
pasien menunjukan RHD sebelumnya dengan manifestasi
gejala minor dan adaanya bukti infeksi infeksi
streptococcal
 AHA : murmur tanda yg menindikasikan adanya Karditis
Morfologi
ciri fase akut
 Badan aschoff ; patognomonik → fokus nekrosis fibrinoid
khas pada miokardium → awal dikelilingi limfosit, sel
makrofag dan sel plasma → jaringan parut
 Perikarditis fibrinosa → badan aschoff (+/-)
 Valvulitis inflamatorik → vegetasi fibrinosa seperti manik2
(veruka) → badan aschoff (+/-)
Morfologi
ciri khas katup pada fase kronik
 Penebalan fibrosa daun katup
 Pembentukan jaringan fibrosis → jembatan yg
menyatukan komisura katup (fusi komisura) → fish mouth
stenosis dan buttonhole stenosis
 Korda tendinea menebal, menyatu dan memendek
 Klasifikasi pada katup yg mengalami fibrosis
 Kumpulan nodul aschoff subendokardial → atrium kiri →
plak MacCallum yang tebal
A. Valvulitis mitral reumatik akut pada jantung reumatik kronis
B. Badan Aschoff pd pasien yg meninggal krn RHD
C& D.mital stenosis dg fibrosis yg difus D: neovaskularisasi pada mitral
E. Rheumatic aorta stenosis
Gambaran klinis
 Hipertropi dan pembesaran atrium ; trombus mural
 Fibrilasi atrium → dilatasi atrium
 Gagal jantung kongestif ; perubahan kongestif pulmonal
yg kronis
 Hipertrpi ventrikel kanan
 Resiko endokartif infektif ↑
Penyakit Jantung Iskemik
Penyakit jantung iskemik
 Definisi : nama umum u/ beberapa sindrom yg berkaitan
sec. patofisiologi
 Disebabkan o/ iskhemia miokardium (ketidakseimbangan
antara suplai & kebutuhan darah pd jantung )
 Iskemia: ↓suplai darah, nutrisi, ↑metabolit toksik lbh
sulit ditoleransi miokardium dibanding hipoksia murni
Penyakit Jantung Iskemik
 > 90% kasus  disebabkan o/ ↓ aliran darah akibat lesi
atherosklerosis obstruktif pada A. koroner  coronary
artery disease (CAD)
 Penyebab lain: emboli koroner, turunnya TD sistemik
(syok)
Penyakit Jantung Iskemik
 Bentuk klinis:
1. Infark miokardium
2. Angina pektoris
3. Penyakit jantung iskemik kronis dgn gagal
jantung
4. sudden cardiac death
Penyakit Jantung Iskemik
 Epidemiologi:
- Penyebab kematian utama 7 juta/tahun (dunia)
- 500.000 kematian / tahun (USA)
Patogenesis
 Insufisiensi relatif perfusi A. koronaria terhadap
kebutuhan jantung, karena:
1. Atherosklerosis kronis-progresif  penyempitan A.
koronaria
2. Berbagai derajat perubahan plak atherosklerosis yg akut
3. Thrombosis
4. Vasospasme
Atherosklerosis Kronis

 Penyempitan progresif lumen A. koronaria  stenosis 


gejala klinis bila > 75%  stable angina
 Bila penyempitan > 90%  angina saat istirahat
 Miokardium yg mengalami iskemia sec kronis – progresif
stimulsi kolateral
 Lokasi anatomis yg sering alami stenosis plak: beberapa
cm awal LAD & LCX, sepanjang RCA
Perubahan Akut
Plak Atherosklerosis
 Resiko seseorang mendapat serangan peny. Jantung
iskemik yg bermakna sec. klinis tergantung pada:
- jumlah,lokasi, distribusi, struktur, derajat sumbatan plak
aterosklerosis
 Acute coronary synd biasanya terjadi perubahan
mendadak pd plak stabil y.i.: ruptur,erosi, ulserasi, fisura,
hemoragik
Angina Pektoris
 Angina pektoris ditandai dgn nyeri substernal/ prekordial
yg paroksismal & berulang
 Disebabkan o/ iskemi miokardial yg gagal sebabkan
nekrosis
 Dibagi menjadi 3
Angina stabil
 Tipikal angina pektoris
 Disebabkan karena ketidakseimbangan perfusi arteri
koroner dibandingkan dgn kebutuhan jantung 
atherosklesoris yg sebabkan stenosis kronis
 Terjadi saat terjadi adanya peningkatan aktivitas
miokardial (aktivitas fisik, emosi)
 Hilang dengan beristirahat / pemberian nitrogliserin
(vasodilator kuat)
Angina Prinzmetal
 Bentuk angina yg jarang
 Disebabkan oleh spasme A. koronaria
 Serangan angina tidak berhub. Dgn aktivitas fisik, TD, HR
 Memberi respon yg baik terhadap vasodilator
(nitrogliserin / ca kanal bloker)
Unstabel Angina
 Cressendo angina
 Ditandai dengan nyeri yg bertambah & frekuensi serangan
yg makin sering
 Diinduksi o/ aktivitas yg makin ringan / saat beristirahat
 Pada >>>> ps akibat  perubahan pada plak
atherosklerosis dgn trombosis parsial & dpt pula emboli /
spasme
 Preinfark angina  ancaman Infark miokard
Infark Miokardium
 Infark miokardium = serangan jantung
 Definisi: kematian otot jantung krn iskemia berat &
berkepanjangan
 Epidemiologi: morbiditas  1.5 juta orang/tahun (USA)
 Faktor risiko: usia < 40 thn (10%), < 65 thn (45%), laki-
laki
 Patogenesis: oklusi A. koronaria Vs respon miokardium
Oklusi A. koronaria
 Rangkaian kejadian pada MI
 Perubahan akut plak atherosklerosis (hemoragik intra
plak, erosi, ulserasi, ruptur, fisura)
 Platelet terekspos dgn kolagen subendotel & jar. Nekrotik
di dlm plak  aktivasi platelet  mikrotrombus &
melepaskan mediator dari granul
 Mediator platelet  vasospasma
Oklusi A. koronaria
 Faktor jaringan  aktivasi jalur koagulasi  thrombus
>>
 Dalam hitungan menit  trombus mengoklusi total
Mekanisme Lain
 Vasospasma tanpa atherosklerosis  konsumsi kokain 
agregasi platelet  mediator
 Emboli: dari A. kiri yg berhub. Dgn fibrilasi atrium,
trombus mural V. kiri, vegetasi endokarditis, prostetik,
paradoxical emboli
 Defek p.d. kecil di intramural, vaskulitis, kelainan
hematologi (sickle cell anemia), deposit amiloid pd
dinding vaskular, diseksi vaskular, syok, iatrogenik
Respon Miokardium
 Obstruksi A. koronaria mengurangi suplai darah
miokardium  iskemia, miokardium disfungsi, nekrosis
 Hasil akhir tergantung: derajat keparahan subatan &
durasi
 Perubahan biokimia:
1. ↓metabolisme aerob  ↓ ATP & akumulasi zat toksik
(as. Laktat)
Respon miokardium
2. Miokardium sgt tergantung 02  iskemia 60 s  hilang
daya kontraksibilitas  gagal jantung akut jauh sblm
nekrosis
3. Perubahan seluler:relaksasi miofibrilar, deplesi glikogen,
pembengkakan sel & mitokondria  reversibel
4. Iskemia berat (aliran darah < 10%) selama 20 -30 menit
 nekrosis
 rata-rata 2-4 jam
Jantung posmortem (post)
 Angiogram  oklusi
distal right coronary artery
krn trombus
 Hipoperfusi v ka & kiri
bag. posterior
Onset Berbagai Kejadian pd iskemia
miokardium
Temporal sequence
Progresi MI stlh oklusi A. koronaria
Daerah pertama yg mengalami infark adalah subedotelium,
(perdarahan paling sedikit), daerah tepat dibawah endotelium
tdk infark  perfusi lgs
Respon Miokardium
 Lokasi & morfologi MI tergantung pada:
 Lokasi, derajat keparahan, perkembangan A. koronaria
akibat atherosklerosis & trombosis
 Luas vaskular bed yg diperdarahi o/ p.d. yg obstruksi
 Durasi oklusi
 Kebutuhan metabolisme miokardium yg terlibat
 Keberadaan, lokasi, keparahan spasme arteri
 Faktor lain: HR, kadar oksigen dlm darah
Respon Miokardium
 Nekrosis lengkap  sekitar 6 jam
 Dengan adanya kolateral  hingga 12 jam
 A. koronaria ka & ki  end arteri  ada kolateral yg
menghubungkan keduanya  N. hanya sedikit dilalui
darah  saat terjadi sumbatan salah satu arteri/ sering
iskemia  kolateral dilatasi & >> percabangannya 
aliran dari tek >> ke <<
Transmural Vs subendotelial infark
Infark transmural
 Infark transmural: melibatkan keseluruhan ketebalan
dinding ventrikel pd distribusi A. koronaria ttt
 Berhubungan dgn: atherosklerosis arteri kronis, perubahan
akut pada plak, superimposed thrombosis
 ST elevasi infark
Transmural Vs subendotelial infark
 Subendotelial Infark
 Area nekrosis iskemik meliputi 1/3 – ½ miokardium
bagian medial
 Terjadi akibat: perubahan akut plak yg diikuti o/
trombosis, namun segera lisis sebelum menimbulkan
infark transmural, ↓TD sistemik yg lama (syok)
berbarengan dgn stenosis koroner kronis
 non-ST elevasi infark
Morfologi
 Gambaran makros & mikros tergantung pada lamanya ps
dapat bertahan setelah MI
 Area nekrosis mengalami nekrosis koagulatif  diikuti o/
inflamasi & repair
 MI < 12 jam  tidak nampak patologi
 Bila ps mati setelah 2-3 jam MCI  dapat diwarnai dgn
phenyltetrazolium chloride (noninfark mengandung
laktat dehidrogenase terwarnah merah)
Morfologi
 12 -24 jam  makroskopis  area biru kemerahan 
darah yg terperangkap
 Selanjutnya infark bertambah jelas berwarna kuning
kecoklatan& lunak
 10 hari – 2 mg  terdapat batas hiperemis (jar. Granulasi)
 Pada minggu2 berikutnya  jar. ikat
Morfologi (histologi)
 6 – 12 jam  nekrosis koagulatif, wavy fibers pada
bag. Tepi (akibat tarikan sel otot yg viabel thdp otot
yg nekrosis)
 Perubahan iskemik subletal terlihat pd batas infark
degenerasi vakuolar / myocytolysis  btk: vakuol2
di dalam sel berisi air
 1-3 hari  miokard nekrotik  inflamasi akut
 3-7 hari makrofag membersihkan jar. Nekrotik
 1 – 2 minggu jar. granulasi
 6 minggu  jar. Fibrosis

 Tidak dapat dibedakan umur lesi


Penyembuhan
 Penyembuhan memerlukan partisipasi sel radang yg
bermigrasi ke area jejas  melalui vaskular  banyak
pada tepi jejas (vaskularisasi intak)  penyembuhan
berawal dari tepi jejas ke tengah
 Infark dapat meluas ke daerah sekitar (extension)  zona
sentral akan sembuh > cepat
 Extension dpt disebabkan krn: propagasi retrograde
trombus, vasospasme proximal, kerusakan jantung 
mengurangi aliran darah  kerusakan jar sekitar nekrosis,
aritmia
Evolusi morfologi pada MCI
Modifikasi Infark melalui reperfusi
 Reperfusi infark sebabkan hemoragik karena vaskular
mengalami jejas saat infark terjadi  reperfusi  aliran
darah kembali  perdarahan
 Setelah infark  sel otot jantung contraction band
(garis eosinofilik yg disebabkan o/ pengumpulan
sarkomer)  akibat kontraksi berlebihan saat otot jantung
mengalami reperfusi
 Reperfusi sbbkan perubahan morfologi otot jantung yg
mengalami jejas
Modifikasi Infark melalui reperfusi
 Efek reperfusi pd sel otot jantung yg mengalami iskemia:
1. Stress oksidatif
2. Overload ca
3. Inflamasi
4. Jejas mikrovaskular  perdarahan, swelling endotelial
Protein otot jantung pd CI
Post ischemic ventricular dysfunction
Konsekuensi & Komplikasi Ci

 Disfungsi kontraksi  gagal jantung ki  hipotensi,


kongesti pulmonar, syok kardiogenik
 Aritmia  apabila terkena pada sistem konduksi
atrioventrikular heart block
 Ruptur miokard  akibat sel otot jantung yg
nekrosis,lunak, terinflamasi  kelemahan dinding
Biasanya pd hr ke 3-7  nekrosis koagulatif, infiltrasi
netrofil, lisis jar ikat
Konsekuensi & Komplikasi Ci

 Perikarditis kumpulan fibrin/fibrinohemoragik


perikarditis (Dressler synd)  akibat inflamasi miokard
pd hari ke 2/3
 Infark ventrikel kanan biasanya disertai dgn infark pada
ventrikel ki post & septum
Terjadi gagal jantung kanan
 Trombus mural  karena stasis & kerusakan endotel 
dpt sbbkan tromboemboli
Konsekuensi & Komplikasi Ci
 Aneurisma ventrikular  komplikasi lanjut mci
transmural kelemahan dinding miokardium
Komplikasi: trombus mural, aritmia, gagal jantung
 Disfungsi otot papilaris
 Gagal jantung kronis
Konsekuensi & Prognosis MCI
 Infark transmural pada bagian anterior  ruptur dinding
ventrikel, expansi, trombus mural, aneurisma
 Infark transmural posterior  blok konduksi, keterlibatan
ventrikel kanan
 Bag noninfark  hipertrofi & dilatasi (ventrikular
remodelling)  >> demand o2  eksaserbasi iskhemia
 Prognosis tergantung: fungsi sel2 ventrikel sehat,
obstruksi vaskular
Penyakit Jantung Iskemik Kronik
 Gagal jantung progresif sbg konsekuensi dari kerusakan
sel otot jantung iskemik
 Biasanya muncul stlh infark  akibat hipertrofi
miokardium non infark  dekompensasi
 Severe obstructive coronary artery disease  sebabkan
PJI kronik , tanpa infark sebelumnya
Morfologi
 Jantung membesar akibat hipertrofi & dilatasi ventrikel
kiri
 Obstruksi A. koronaria  atherosklerosis
 Jar ikar / scar  infark lama
 Endokardium  fibrosis & menebal, trombus
 Mikroskopik hipertrofi miokardial, vakuolisasi
subendokardium difus
Sudden cardiac death
 Epidemiologi: mortalitas 300.000 – 400.000/tahun (USA)
 Kematian tiba-tiba gangguan jantung yg tdk terduga
dalam waktu 1 jam sesudah onset gejala
 Seringkali kali aritmia
 Iskemia  pemicu utama aritmia  fokus arrythmogenic
sering terletak di dekat lokasi infark
Kondisi Nonatherosklerosis yg berkaitan dgn SCD:

 Defek kongenital arteri  Aritmia jantung kongenital


koroneria  Hipertrofi ventrikel (mis.
 Stenosis aorta Krn HT)
 Prolaps katup mitral  Kelainan metabolik &
 Miokarditis hemodinamik,
 Dilatasi/hipertrofi akibat  Substansi ttt: katekolamin,
kardiomiopati metamphitamin,kokain
 hipertensi pulmonar
Patogenesis
 Iskemia miokardium menginduksi  aritmia
ventrikular maligna
 Mikroskopis: sering ditemukan scar pd infark terdahulu,
vakuolisasi miosit subendokardium petanda iskemia
kronis
Pembuluh darah
Mekanisme utama patologi:
1. Penyempitan (stenosis) atau obstruksi
2. Kelemahan dinding pembuluh (dilatasi atau ruptur)
Struktur dan fungsi pembuluh darah
Arteri :

• Dinding tebal (menahan aliran pulsatif dan tekanan


tinggi)
• Semakin kecil pembuluh semakin berkurang ketebalan,
rasio ketebalan dinding terhadap diameter lumen menjadi
besar.
Vena:

• Diameter besar, lumen besar, dinding lebih tipis dan


kurang terorganisasi.
• Predisposisi dilatasi iregular, kompresi, dan penetrasi
tumor serta proses inflamasi.
• Kapasitas besar (2/3 volume darah), aliran balik dicegah
dengan katup di ekstremitas.
Pembuluh limfe:

• Lapisan endotel, dinding tipis  sistem drainase cairan


interstisial dan sel inflamasi ke darah.
• Berperan penting dalam penyebaran bakteri dan tumor.
Lapisan:

Intima
• Satu lapis sel endotel
• Sedikit jaringan ikat sub endotel
• Terpisah dari lapisan media oleh lamina elastika interna
Media
• Sel otot polos, bagian dekat lumen dapat oksigen dan
nutrisi  difusi lumen, dibantu lubang di lamina elastika
interna.
• Sel bagian luar diberi oksigen dan nutrisi vasa
vasorum (lapisan media1/2-2/3 luar)
• Lapisan luar lemina elastika eksterna (jaringan ikat,
serabut otot, dan vasa vasorum).
Adventisia
Jenis arteri

Arteri besar/ elastis: aorta, cabang besarnya (a.anonima,


subclavia, karotis komunis, iliaka), dan a. pulmonalis.
Arteri sedang/muskular: cabang aorta (misal, a. koronaria
dan renalis)
Arteri kecil (diameter <2 mm) dan arteriola (diameter 20-
100 um) berada dalam jaringan dan organ
Adaptasi lokal kebutuhan mekanik dan metabolik 
perbedaan konfigurasi dalam sistem arteri (lap. media
dan ECM).

Arteri elastis dan sedang: kaya serabut elastika  melebar


selama sistol dan rekoil selama diastol  mendorong
darah.
Arteri muskular: lap. media otot polos sirkular atau
spiral.
Arteri muskular dan arteriol: aliran dan tekanan darah
diatur melalui vasokonstriksi atau vasodilatasi sel otot
polos (pengaruh sistem saraf otonom, sebagian faktor
metabolik lokal, dan interaksi selular).
Arteriol  tempat utama resistensi fisiologis terhadap
tekanan darah
Kapiler:
Diameter sbesar sel darah merah (7-8 um): lap. endotel
tanpa lap. media (dinding tipis).
Memiliki banyak persilangan  aliran darah melambat 
pertukaran dan difusi zat antara jaringan dengan darah.
Difusi tidak efisien pada ketebalan 100 um.
Sebagian besar jaringan kaya akan kapiler .
Jaringan yang sangat aktif metabolismenya (misal,
miokardium) densitas kapiler tinggi.
Perkembangan, pertumbuhan dan remodeling pembuluh
Vaskulogenesis, angiogenesis, dan arteriogenesis
Vaskulogenesis

Pembentukan pembuluh darah de novo (proses


embriogenesis).
Prekusor angiogenik hemangioblas migrasi dan
berkembang diferensiasi sel endotel  pleksus
vaskular primitif pengaruh waktu, faktor genetik,
metabolik, hemodinamik lokal  sistem vaskular
definitif (pemangkasan dan/atau pembesaran pembuluh).
Faktor pertumbuhan: VEGF (vascular endothelial growth
factor).
Rekrutmen perisit dan sel otot polos (angiopoietin1
berikatan dengan reseptor endotel Tie2)
Angiogenesis (neovaskularisasi): proses pembentukan
pembuluh darah baru pada organisme matur

Arteriogenesis: remodeling arteri dalam merespon


perubahan kronik tekanan, aliran, dan peran faktor-faktor
yang berasal dari sel endotel dan otot polos.
Anomali kongenital
Jarang simtomatik
Aneurisma berry di pembuluh serebral: ruptur 
perdarahan intraserebral
Fistula arteriovenosa: hubungan langsung antara arteri
dan vena, umumnya kecil
Penyebab: defek perkembangan, ruptur aneurisma arteri ke
vena, jejas penetrasi menembus arteri dan vena, atau
nekrosis inflamasi.
Fistula besar atau luas  jantung memompa volume
tambahan  gagal jantung.
Displasia fibromuskular: penebalan fokal iregular arteri
sedang dan arteri muskular besar (pembuluh darah
renalis, karotis, splanchnic, dan vertebra).
Penyebab: belum diketahui, diduga gangguan
perkembangan
Segmen pembuluh menebal fokal disertai fibrosis,
hiperplasia iregular media dan intima → stenosis
luminal, hipertensi renovaskular.
Aneurisma dapat berkembang pada pembuluh dengan
lapisan media lemah  ruptur
Terjadi pada semua usia, sering pada wanita muda, tidak
berhubungan dengan kontrasepsi oral atau kelainan
ekspresi hormon seks.
Sel dinding pembuluh dan repon terhadap jejas
Sel endotel

Menjaga homeostasis dinding pembuluh dan sirkulasi


Mengandung Weibel-Palade bodies, organela penyimpan
faktor von Willebrand.
Identifikasi sel endotel, imunohistokimia : antibodi faktor
von Willebrand dan/atau platelet endothelial cell
adhesion molecule-1 (PECAM-1 atau CD 31, protein di
taut interendotel).
Multi fungsi, memiliki kemampuan sintesis dan metabolik
Mejaga keadaan nontrombogenik, memodulasi resistensi
vaskular, metabolisme hormon, regulasi inflamasi,
mempengaruhi pertumbuhan sel lain khususnya sel otot
polos.
Taut interendotel tidak permeabel, dapat kendor akibat
faktor-faktor hemodinamik (tekanan darah tinggi)
dan/atau agen vasoaktif (histamin) → kebocoran
elektrolit, protein, dan lekosit.
Memiliki variasi fenotip, tergantung pada lokasi anatomik.
Di sinusoid hati, gomerulus ginjal berpori (membantu
filtrasi)
Di otak  barier darah-otak
Berespon terhadap stimulus patofisiologik 
menyesuaikan fungsi dan mengekspresikan keadaan
baru.
Induser aktivasi endotel: Produk bakteri dan sitokin
(inflamasi dan syok septik); Stres hemodinamik dan
produk lipid (atherosklerosis); produk akhir glikosilasi;
virus, komponen komplemen dan hipoksia.
Endotel teraktivasi ekspresi molekul adhesi, sitokin,
kemokin, GF, molekul vasoaktif  vasokonstriksi atau
vasodilatasi, molekul MHC, prokoagulan atau
antikoagulan, dan produk aktif biologi lain.
Mempengaruhi vasoreaktivitas sel otot polos dibawahnya
melalui produksi faktor relaksasi (NO) dan faktor
kontraksi (endothelin).
Disfungsi endotel: perubahan fenotip mengganggu
vasoreaktivitas, menginduksi sifat trombogenik atau
adhesif terhadap sel inflamasi.
Bertanggung jawab pada: inisiasi pembentukan trombus,
atherosclerosis, lesi vaskular, hipertensi, dll.
Onset cepat (menit), reversibel, sinteis protein baru
(kontraksi sel endotel akibat histamin atau mediator
vasoaktif lain.
Onset lambat (jam atau hari)  perubahan ekspresi gen,
sintesis protein
Endothelial cell responses to environmental stimuli
Endothelial Cell Properties and Functions

Maintenance of Permeability Barrier Regulation of Inflammation and


Immunity
Elaboration of Anticoagulant, Antithrombotic,
Fibrinolytic Regulators IL-1, IL-6, chemokines
Prostacyclin Adhesion molecules: VCAM-1, ICAM, E-
selectin P-selectin
Thrombomodulin
Histocompatibility antigens
Heparin-like molecules
Regulation of Cell Growth
Plasminogen activator
Growth stimulators: PDGF, CSF, FGF
Elaboration of Prothrombotic Molecules
Growth inhibitors: heparin, TGF-β
Von Willebrand factor
Oxidation of LDL
Tissue factor
Plasminogen activator inhibitor
Extracellular Matrix Production (Collagen,
Proteoglycans)
Modulation of Blood Flow and Vascular
Reactivity
Vasconstrictors: endothelin, ACE
Vasodilators: NO, prostacyclin
Sel otot polos pembuluh
Berperan dalam perbaikan normal vaskular dan proses
patologik misal atherosclerosis
Mampu berproliferasi dan migrasi jika terstimulasi, diatur oleh
inhibitor dan promotor pertumbuhan.
Promotor: PDGF, endothelin-1, thrombin, FGF, IFN-γ, IL-1.
Inhibitor: heparan sulfat, NO, TGF-β.
Regulator lain: sistem renin angiotensin, katekolamin, reseptor
estrogen, osteopontin.
Mensintesis kolagen, elastin, proteoglikan, GF, dan sitokin.
Stimulus fisiologis/patologis vasokonstriksi/vasodilatasi
Penebalan intima-respon terhadap jejas
vaskular
Jejas vaskular (kehilangan /disfungsi endotel)  stimulasi
pertumbuhan otot polos dan sintesis matrik
(mempertebal intima).
Proses pemulihan: pembentukan neointima, sel endotel
bermigrasi dari daerah terdekat atau prekusor di
sirkulasi.
Sel otot polos lap. media atau prekusornya bermigrasi ke
intima, berproliferasi, mensintesis ECM.
Sel otot polos neointima: tidak kontraktil, mampu
membelah diri.
Migrasi, proliferasi, dan sintesis diatur oleh produk
trombosit, sel endotel, makrofag, faktor koagulasi, dan
komplemen.
Stimulator: PDGF, endothelin-1, thrombin, FGF, IFN-γ,
dan IL-1
Inhibitor: heparan sulfat, NO, dan TGF-β
Penebalan intima dapat terjadi pada arteri normal karena
maturasi dan penuaan (misal, r. Koronaria ketebalan lap.
intima ~ lap. media).
Schematic of intimal thickening
Penyakit hipertensi vaskular
Hipotensi perfusi organ tidak adekuat  disfungsi /
kematian.
Hipertensi  kerusakan pembuluh dan end-organ.

Diastolik > 89 mmHg atau sistolik > 139 mmHg


berhubungan dengan risiko tinggi atherosklerosis
(National Heart, Lung, and Blood Institute USA).
Hipertensi esensial  multifaktor (faktor genetik dan
lingkungan).
Prevalensi dan kerentanan komplikasi meningkat sesuai
usia.
Komplikasi: hipertrofi jantung, gagal jantung, demensia
multi infark, diseksi aorta, gagal ginjal.
Umumnya asimtomatik  tidak diobati dini
Types and Causes of Hypertension (Systolic and Diastolic)
Essential Hypertension (90% to 95% of Cases) CARDIOVASCULAR
Secondary Hypertension Coarctation of aorta
RENAL Polyarteritis nodosa
Acute glomerulonephritis Increased intravascular volume
Chronic renal disease Increased cardiac output
Polycystic disease Rigidity of the aorta
Renal artery stenosis NEUROLOGIC
Renal vasculitis Psychogenic
Renin-producing tumors Increased intracranial pressure
ENDOCRINE Sleep apnea
Adrenocortical hyperfunction (Cushing syndrome, primary Acute stress, including surgery
aldosteronism, congenital adrenal hyperplasia, licorice
ingestion)
Exogenous hormones (glucocorticoids, estrogen [including
pregnancy-induced and oral contraceptives],
sympathomimetics and tyramine-containing foods, monoamine
oxidase inhibitors)

Pheochromocytoma
Acromegaly
Hypothyroidism (myxedema)
5% hipertensi maligna  klinis: sistol >200 mHg,
diastol > 120 mmHg, gagal ginjal, perdarahan dan
eksudasi retina, papiledema  jika tidak diobati ( 1-2
tahun)  kematian.
Regulasi tekanan darah normal
Tekanan darah: Cardiac output (CO) dan resistensi vaskular
perifer.
Kedua variabel dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan
dan demografi.
Variasi tekanan darah: faktor usia, jenis kelamin, indeks
massa tubuh, diet (khususnya natrium).
Blood pressure modulation by effects on cardiac output and
peripheral resistance
Peran ginjal:

• Sistem renin angio-tensin: resistensi perifer dan


homeostasis natrium.
• Renin di sekresi sel juxtaglomerular  merespon
turunnya tekanan darah. Merubah angiotensiogen 
angiotensin I  angiotensin converting enzyme 
angiotensin II.
Angiotensin II : vasokonstriksi dan stimulasi sekresi
aldosteron
• Memproduksi zat relaksasi atau anti hipertensi
(prostaglandin dan NO)
• Volume darah berkurang GFR turun  reabsorbsi Na
di tubulus proksimal meningkat.
Faktor natriuretik: peptida natriuretik miokardium atrium
dan ventrikel disekresi merespon peningkatan volume
vasodilatasi dan menghambat reabsorbsi natrium di
tubulus distal  ekskresi natrium dan diuresis.
Blood pressure variation and the renin-angiotensin system. Components of the systemic renin-
angiotensin system are shown in black. Some genetic disorders that affect blood pressure by
altering activity of this pathway are indicated in red; arrows indicate sites in the pathway altered
by mutation. Acquired disorders that alter blood pressure through effects on this pathway are
Mekanisme hipertensi esensial
Faktor genetik: Gangguan gen tunggal  hipertensi /
hipotensi  mengubah reabsorbsi natrium di ginjal.
98% Na direabsorbsi aktif melalui kanal ion, penukar ion,
dan transporter.
2% absorbsi kanal Na epitel (ENaC)  diatur oleh sistem
renin-angiotensin di tubulus kolektif korteks.
Gangguan gen tunggal:

• Defek gen pada enzim metabolisme aldosteron


(aldosteron sintase, 11β hidroksilase, 17α hidroksilase)
 peningkatan sekresi aldosteron  peningkatan
penyerapan garam dan air.
• Mutasi mempengaruhi protein untuk reabsorbsi natrium.
Misalnya, sindrom Liddle: mutasi protein kanal Na+
epitel meningkatkan reabsorbsi natrium, dibawah
pengaruh aldosteron di tubulus distal.
Polimorfisme gen: polimorfisme lokus angiotensinogen
dan lokus reseptor angiotensin.
Varian genetik sistem renin-angiotensin perbedaan
regulasi tekanan darah pada ras berbeda.
Penurunan ekskresi natrium ginjal merupakan iniasiasi
pada hipertensi esensial dan jalur akhir patogenesis
hipertensi volume meningkat  CO meningkat dan
vasokonstriksi  tekanan darah meningkat.
Faktor vasokonstriksi: stimulus  perubahan struktural
dinding pembuluh  meningkatkan resistensi perifer.
Vasokonstriksi kronik atau berulang  penebalan dan
rigiditas pembuluh.
Faktor lingkungan: memodifikasi dampak faktor genetik
→ stres, obesitas, merokok, inaktivitas fisik, konsumsi
tinggi garam.
Hypothetical scheme for the pathogenesis of essential hypertension, implicating genetic defects in renal excretion of
sodium, functional regulation of vascular tone, and structural regulation of vascular caliber. Environmental factors,
especially increased salt intake, potentiate the effects of genetic factors. The resultant increase in cardiac output and
peripheral resistance contributes to hypertension. ECF, extracellular fluid.
Patogenesis pada hipertensi sekunder
Telah banyak diketahui jalur yang mendasari hipertensi
sekunder.
Misalnya, hipertensi renovaskular: stenosis a. renalis
aliran glomerulus dan tekanan arteriol afferen turun 
sekresi renin meningkat (vasokonstriksi angiotensin II)
dan peningkatan reabsorbsi natrium (volume darah
meningkat) oleh aldosteron.
Hipertensi perubahan degeneratif dinding arteri
besar dan sedang  meningkatkan potensi diseksi
aorta dan perdarahan serebrovaskular.
Hipertensi juga berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah kecil : arteriolosklerosis hialin dan
arteriolosklerosis hiperplastik.
Morfologi
Arteriolosklerosis hialin
Dinding arteriol: penebalan hialin pink, detil struktur
dibawahnya hilang, lumen menyempit.
Sering pada pasien tua normotensi atau hipertensi.
Lebih meluas dan lebih berat pada pasien hipertensi.
Umum dijumpai pada mikroangiografi penderita
diabetes.
Lesi menggambarkan kebocoran komponen plasma
melewati endotel dan produksi berlebihan ECM
akibat stres hemodinamik kronik pada hipertensi.
Merupakan ciri utama benign nephrosclerosis:
penyempitan arteriola  gangguan pasokan darah
ginjal  nefron berkurang.
Vascular pathology in hipertension, Hyaline arteriolosclerosis
Arteriolosklerosis hiperplastik.
Berhubungan dengan peningkatan tekanan darah akut
dan berat.
Ciri dari hipertensimaligna (diastol > 120 mmHg
terkait dengan cedera otak/ginjal).
Dinding arteriol menebal, berlapis, "onion-skin,"
konsentris. Lamina terdiri atas sel otot
polos,duplikasi dan penebalan membran basal.
Hipertensi maligna: disertai deposit fibrioid dan
nekrosis dinding pembuluh (necrotizing arteriolitis)
terutama di ginjal.
Vascular pathology in hypertension, Hyperplastic arteriolosclerosis (onion-
skinning:arrow) causing lumenal obliterasion (periodic acid-Schiff stain)
Terima kasih
KELAINAN PEMBULUH DARAH
Giant-Cell (Temporal) Arteritis
 Vaskulitispada orang tua (> 50 thn), paling
banyak di AS
 Peradangan kronik granulomatosa pada arteri
besar dan kecil
 Predisposisi: a.temporal, a.vertebral,
a.ophthalmica
 A.ophthalmica: buta permanen
 Aorta: giant-cell aortitis.
Giant-cell.....
Patogenesis:
Penyebab sulit dijelaskan
Diduga T-cell mediated terhadap dinding
pembuluh darah
TNF, respon imun humoral anti-sel
endotelial diduga terlibat
Bukti: reaksi granulomatosa, HLA kelas
II haplotypes, respon thdp steroid.
Giant-cell.....

Morfologi:
Penebalan nodular tunika intima secara segmental pada arteri
Trombosis → lumen menyempit
Inflamasi granulomatosa, fragmentasi lamina elastika
Infiltrat CD4+ > CD8+, makrofag, sel raksasa (75%)
Kadang2: panarteritis non-spesifik , lomfosit dan makrofag
dominan
Lesi penyembuhan: jaringan parut tunika media, penebalan
tunika intima, khas ada fragmentasi sisa jaringan elastik.
Giant-cell.....
Gejala klinis:
Tidak khas: demam, lemah, BB↓, sakit kepala atau pada
wajah, juga saat palpasi.
Gejala okular : 50% pasien, diplopia sampai buta total.
Dx pasti: PA
Segmental pada arteri: biopsi 2-3 cm, hasil (-) tidak
menyingkirkan Dx
Tx: kortikosteroid → efektif, anti-TNF untuk gangguan
refraktori
Takayasu Arteritis
 Usia < 50 tahun, banyak orang Jepang
 Vaskulitis granulomatosa arteri sedang dan besar
 Kelainan okular, denyut nadi ekstremitas atas
melemah (pulseless disease)
 Penebalan jaringan fibrotik transmural aorta, tu arcus
aorta dan vasa besar, penyempitan hebat cabang2
vasa.
 Lesi aorta serupa giant-cell aortitis: gejala klinis dan
PA
 Diduga mekanisme imun
Takayasu.....
Morfologi:
Arcus aorta
⅓ pasien aorta dengan percabangannya, ½ melibatkan
a.pulmonalis, juga a.coronalis, a.renalis
Penebalan tidak teratur dinding vasa, hiperplasi tunika
intima, penyempitan lumen → denyut nadi perifer
melemah
PA: infiltrat mononukleus di tunika adventisia, tunika
media; perivaskular cuffing vasa, radang granulomatosa,
banyak sel2 raksasa, nekrosis(+).
Infeksi lanjut: parut kolagen dan infiltrat kronis di ketiga
lapis dinding vasa.
Takayasu.....
Gejala klinis:
Awal: cepat lelah, BB↓,demam
Lanjut → gejala vaskular: BP↓, pulsus lemah pada
ekstremitas atas; gangguan visus, perdarahan retina,
buta; gangguan syaraf
Distal aorta: claudikasio tungkai bawah
A.pulmonalis: HT pulmonalis
A.coronalis: MI
A.renalis: HT sistemik pada 50% pasien
Progresi bisa cepat, dapat juga lambat (1-2 tahun).
Polyarteritis Nodosa
 Vaskulitis sistemik arteri muskular kecil sampai medium
 Usia muda-dewasa bahkan anak2 dan orang tua
 Tidak pada arteriol, kapiler atau venula
 Khas melibatkan vasa ginjal, viseral dan pulmoner
 ANCAs (-), 30% PAN adalah HBV kronik dengan
HBsAg-anti HBsAg kompleks di vasa → immune
complex-mediated
 Penyebab (?)
PAN....
Morfologi
Nekrosis transmural segmental dari arteri kecil sampai sedang
Arteri pada ginjal, jantung, hati, TGI
Radang melemahkan dinding arteri → aneurisma →ruptur
Gangguan perfusi: ulkus, infark, atropi iskemok, perdarahan
(sering sbg gejala awal).
Inflamasi transmural: netrofil, eosinofil, sel mononukleus,
nekrosis fibrinoid, penyempitan lumen. Kronik → fibrosis
sampai ke tunika adventisia.
Khas: semua fase peradangan dapat terjadi bersama pada vasa
yang berbeda bahkan pada vasa yang sama → keterlibatan
proses yang awal dan rekurensi
PAN....
Gejala klinis
Akut, subakut, kronik
Hilang timbul dengan interval sembuh yang lama
Vasa yang terkena bervariasi → gejala bervariasi
Cepat lelah, demam, BB↓, HT (ec vasa ginjal), TGI
→ sakit perut, melena, sakit otot, neuritis perifer.
† : a.renalis
Jika tak di Tx: fatal, saat akut atau serangan
fulminan
Tx kortikosteroid dan siklofosfamid: 90% sembuh.
Penyakit Kawasaki
 Penyebab utama penyakit jantung bawaan pada anak
 Febris akut, biasanya hilang spontan pada bayi & anak (80%
< 4 thn)
 Vasa kecil, sedang sampai besar
 Predileksi: a.coronaria → ruptur/trombus → AMI
 Jepang, USA
 Reaksi hipersensitivitas tipe lambat oleh limfosit T terhadap
Ag yang tidak khas → sitokin, makrofag, poliklonal sel B
→ autoAb thd sel endotel dan sel otot polos → vaskulitis
 Dugaan: virus sebagai pemicu pad anak dengan kelainan
genetik.
Kawasaki....
Morfologi:
Seperti PAN: inflamasi di semua lapisan
dinding vasa, tetapi nekrosis fibrinoid
minimal
vaskulitis akut sembuh spontan atau
respon Tx baik, tetapi aneurisma dan
trombosis dapat (+)
Sembuh → obstuksi karena penebalan
intima
Kawasaki....
Gejala klinis
Disebut juga “sindrom lomfonodi mukokutaneus”
Konjungtiva dan mukosa oral: eritem, erosi
Edema tangan, kaki, telapak tangan, telapak kaki,
rash deskuamatif, pembesaran nnl leher
20% pasien non-Tx → sekuel CV: arteritis koroner
asimtom, ectasia, aneurisma (giant 7-8 mm) →
ruptur / trombosis, MI, sudden death
Tx: IV Ig, aspirin → penyakit a.koronaria ↓4%.
Polyangiitis Mikroskopik
 Vaskulitis nekrosis pada kapiler (arteriol, venula), arteri
besar jarang
 vaskulitis hipersensitivity, vaskulitis leukositoklastik
 Kulit, membrana mukosa, paru, otak, jantung, TGI, ginjal,
otot rangka
 90% nekrosis glomerulonefritis, kapilaritis pulmoner
 Penyebaran lesi vaskuler dari angiitis hipersensitivity sbg
gejala penyakit lain: Henoch-Schönlein purpura, essential
mixed cryoglobulinemia, vaskulitis sehubungan dengan
gangguan jaringan ikat.
Polyangiitis...
Patogenesis
Respon Ab thd: obat (penisilin), mikroorganisme
(streptococcus), protein heterolog, protein tumor
Akibatkan deposisi imun kompek atau memicu
respon imun sekunder (terbentuknya p-ANCAs) →
patogenik
Sebagian besar lesi; pauci-immune=imun komplek
absen , MPO-ANCAs terlibat
Pengerahan dan aktivasi netrofil → manufestasi
klinis.
Polyangiitis...
Morfologi
Nekrosis fibrinoid segmental tunika media,
nekrosis fokal transmural, lesi granulomatosa
(-)
Lesi serupa PAN, tetapi mengenai arteri sedang
dan besar → infark jarang
Vaskulitis lekositoklastik: tampak infiltrasi
netrofil dan fragmentasinya di lesi venula post
kapiler
Pauci-immune injury: Ig sedikit atau (-)
Polyangiitis...
Gejala klinis:
Hemoptisis, hematuria, proteinuria,
melena, sakit otot, teraba, cutaneus
purpura
Tx: steroid, siklofosfamid memberi
remisi yang baik; kecuali jika kelainan
pada otak dan ginjal
Sindrom Churg-Strauss
Allergic granulomatosis dan angiitis
Jarang, 1:1.000.000
Vakulitis dengan nekrosis vasa kecil
Asma, rhinitis allergika, infiltrat paru, hipereosinofilia perifer,
nekrosis granuloma ekstravaskuler
Khas: granuloma dan eosinofil
ANCAs (sebagian besar MPO-ANCAs) (+) < 50% kasus, tu jika ada
purpura palpabel, TGI bleeding, ggn ginjal (glomerulosklerosis fokal
atau segmental)
Infiltrasi eosinofil pada miokardium & reaksi sitotoksiknya: 60%
pasien, 50% kematian
Etiologi: blm jelas, diduga respon berlebih thd alergi
Asma: reseptor antagonis leukotrin diduga sbg pemicu
Granulomatosis Wagener
 Vaskulitis nekrosis
 Triad:
Acute necrotizing granuloma: UTRI (ENT, sinuses); LTRI
(paru); UTRI & LTRI
Necrotizing or granulomatous vasculitis pada vasa kecil dan
sedang (kapiler, venula, arteriola, arteri); tu pada paru dan
UTRI
Kelainan ginjal: nekrosis fokal, cresentrik, glomerulonefritis.
 WG terbatas hanya di paru; luas di mata, kulit,
jantung,
Wagener...
 Patogenesis:
Reaksi hipersensitivitas yang
diperantarai oleh sel- T terhadap inhalan
Bukti: granuloma(+), responsif terhadap
Tx imunosupresi
PR3-ANCAs (+) 95% kasus, sbg marker
Remisi: titer PR3-ANCAs ↓ atau (-)
Wagener...
 Morfologi:
UTRI: gambaran inflamasi dg granuloma mukosa, ulserasi di
mukosa hidung, palatum, pharynx, dibatasi oleh granuloma
dengan nekrosis sentral dan vaskulitis
Granuloma yang mengalami nekrosis dikelilingi oleh proliferasi
fibroblas, sel raksasa, infiltrat lekosit (seperti infeksi TBC atau
jamur)
Multipel granuloma berkoalisi, kavitasi→ tampak di Rö thorax.
Stadium lanjut → nekrosis granulomatosa di parenkim,
perdarahan alveolar (+) → fibrosis, organisasi.
Lesi ginjal: fokal fokal dan segmental nekrosis dan trombosis
pada glomerulus, proliferas minimal sel di kapsula Bowman, lesi
lanjut → cresentic glomerulonephritis.
Wagener...
 Gejala klinis:
Pria > wanita, usia 40 tahunan
95% pneumonitis dengan nodul bilateral dan
infiltrat cavity; 90% sinusitis kronik; 75% ulserasi
mukosa nasofaring; 80% gangguan ginjal
Lain2: rash, sakit otot, gangguan sendi,
mono/polineuritis, demam
Tx (-) → fatal, 80% † tahun I
Tx: steroid, siklofosfamid, TNF-antagonis → remisi
kronis dan relaps.
Thromboangitis Obliterans
(Buerger Disease)
 Penyebab insufisiensi vaskular
 Peradangan segmental akut/kronis,
trombosis segmental pada arteri
sedang dan kecil
 A.radius dan tibia, dapat ke vena atau
syaraf ekstremitas
 Perokok berat, usia <35 tahun
Buerger...
 Patogenesis:
Toksisitas tembakau thd sel endotel atau
reaksi imunnya
Injeksi ic ekstrak tembakau :
hipersensitivitas dan gangguan
vasodilatasi yang disebabkan asetilkolin
Genetik: prevalensi pada orang Israel,
India, Jepang; HLA haplotypes
Buerger...
 Morfologi:
Vaskulitis akut dan kronis segmental tegas, pada
arteri sedang dan kecil
Predileksi di ekstremitas
Gambaran peradangan akut dan kronis dengan
trombosis
Trombus: mikroabses, netrofil dikelilingi inflamasi
granulomatosa → organisasi, rekanalisasi
Peradangan menjalar ke vena dan syaraf sekitar →
vena, syaraf, arteri dikelilingi jaringan fibrosa
Buerger...
 Gejala klinis:
Nodular phlebitis superfisial
Cold sensitif Raynaud di tangan
Instep claudication : sakit pada lengkung telapak kaki
jika berjalan
Sakit hebat, bahkan saat istirahat; menunjukkan
keterlibatan syaraf, (beda jika ec aterosklerosis)
Ulserasi kronik, ibu jari kaki, kaki, jari2 tangan →
gangren
Stop merokok pada awal gejala → recovery bermakna
Vaskulitis Infeksiosa
 Arteritis lokal ec invasi langsung, ex
bakteri atau jamur.
 Golongan Aspergillus atau Mucor
 Asal: jaringan sekitar yang terinfeksi
(pneumonia bakterial) atau hematogen
(septikemia, embolus endokarditis
infeksiosa)
 Akibat: endotel lemah, mycotic aneurysm
→ trombosis dan infark
Fenomena Raynaud
Vasokonstriksi hebat arteri dan arteriola
jari2, dapat juga pada cuping hidung,
daun telinga, bibir
Jari2 pucat dan sianosis
Merah, pucat, biru → proximal
vasodilatasi, central vasokonstriksi, distal
sianosis
Primer atau sekunder karena penyakit
lain.
Raynaud...
Primary Raynaud phenomenon
d/h Raynaud disease
Respon vasomotor hebat terhadap suhu
dingin dan faktor emosional
Insidensi 3%-5% , tu wanita muda
Penebalan tunika intima
Awalnya benign, jika berlanjut → atropi
kulit, jringan subkutan dan otot
Ulserasi dan gangren iskemik jarang
Raynaud...
Secondary Raynaud phenomenon
Disebabkan penyakit akibat kelainan
arteri: SLE, scleroderma, Buerger
disease, atherosklerosis
Kadang sbg manifestasi pertama dari
penyakit primernya → perlu evaluasi
mendalam
10% kasus merupakan manifestasi dari
penyakit dasarnya.
Veins & Lymphatics
Vena varikosa
 Bersama dengan flebotrombosis/tromboflebitis
menyebabkan 90% kelainan vena
 10%-20% pria dewasa, 25%-33% wanita dewasa →
varises tungkai bawah
 Def:
dilatasi abnormal
bentuk vena yang berkelok-kelok
peningkatan P intraluminal
hilangnya sistem penyangga dinding
 Vena superfisialis tungkai atas dan bawah
Vena varikosa.....
 Jika tungkai bawah tergantung dalam
waktu lama, P vena naik s/d 10x dari
N→ stasis vena dan edema pedal,
bahkan pada vena normal (simple
orthostatic edema)
 FR: obesitas, wanita, kehamilan,
genetik (varises yang timbul pada
usia muda)
Vena varikosa.....
Gejala klinis:
Dilatasi vena → kelemahan katup vena →
stasis, kongesti, edema, sakit, trombosis
Gejala sekuele utama: edema persisten,
kulit menjadi iskemik, stasis dermatitis,
ulserasi, luka sulit sembuh, infeksi → ulkus
varikosa kronik.
Trombus dari vena superfisialis ini jarang .
Vena varikosa.....
Predileksi lain:
Esophageal varices: CH → obstruksi v.porta/trombosis
v.hepatika → hipertensi portal →shunt porto-systemik →
↑aliran darah ke:
Vena di gastro-esophageal junction → varises esofageal, paling
fatal, karena jika ruptur → perdarahan masiv TGI atas
Vena di rectum → hemorrhoids
Vena periumbilikal dinding abdomen → caput medusa
Hemorrhoid
Ven anorectal junction
Kehamilan, konstipasi
Trombus, infeksi, sakit karena ulserasi
Tromboflebitis & Flebotrombosis
Vena profunda tungkai: 90% kasus
Trombosis vena ↔ peradangan
Predileksi lain: plexus vena periprostatik, pada wanita
plexus vena pelvis; vena besar tengkorak, sinus dural
Infeksi peritoneal (disertai dengan kelainan pletelet),
menyebabkan trombosis v.porta
Prinsip DVT: imobilisasi → aliran darah melambat
Bed rest lama, perjalanan jauh dg pesawat atau mobil,
CHF, hamil, obesitas
Tromboflebitis....
Systemic hypercoagulability: faktor predisposisi
AdenoCa: pelepasan faktor pro-koagulan oleh sel Ca
Trombosis vena muncul di satu sisi, hilang, muncul lagi di vena
lain → migratory thrombophlebitis (Trousseau sign)
Trombus tungkai bawah: edema distal, sianosis, dilatasi v
superfisial, pana, sakit tekan, kemerahan
Sedikit bergejala, tu pada pasein berbaring
Penekanan pada status lokalis, memijat pada m peroneus,
dorsoflexi plantar (Homan sign) → mengurangi sakit.
Gejala (-), tidak menyingkirkan adanya DVT
Tromboflebitis....
Komplikasi DVT: pulmonary
embolism
Trombus vena pecah dan terpisah
Banyak kasus pulmonary embolism
ini adalah gejala pertama dari DVT
Gejala (-) s/d kematian tergantung
jumlah dan ukuran emboli.
Sindrom Vena cava superior & inferior
Sindrom v.cava superior
Ec neoplasma (bronchogenic Ca atau mediastinal lymphoma)
Menekan atau invasi vcs
Dilatasi vena leher, kepala, lengan, sianosis
Kompresi vasa pulmonal: gangguan pernapasan
Sindrom v.cava inferior
Ec neoplasma, trombus hepatik, renal, tungkai bawah
Menekan atau invasi vci
HCC, renal cell Ca, cenderung invasi ke dalam vena
Tungkai bawah edema, distensi vena superfisialis abdomen
bawah; v.renalis → proteinuria masiv
Limfangitis & Limfaedema
Primer < sekunder, ec peradangan atau keganasan
Limfangitis:
Bakteri masuk → radang akut
Streptococus β-hemolyticus
Saluran limfe dilatasi, terisi eksudat netrofil,
monosit; sampai ke jaringan perilimfatik. Parah →
selulitis, abses fokal.
Klinis: pembuluh limfe membentuk alur subkutan,
kemerahan, sakit tekan, nnl membesar (limfadenitis
akut), sakit.
Bakteri gagal dihambat → bakteriemia, sepsis
Limfangitis...
Limfedema primer
Kelainan kongenital (lifedema kongenital simpel) atau familial
Milroy disease (heredofamilial congenital lymphedema) →
agenesis limfatik atau hipoplasia
Limfedema sekunder/obstruktif
Ca maligna
operasi pengangkatan regional nnl
fibrosis post radioTx
Filariasis
trombosis post-inflamasi
jaringan parut
Limfangitis...
Limfedema → P hidrostatik distal↑ → akumulasi
cairan interstisial →perfusi jaringan↓ → ulserasi
Persisten: deposisi jaringan ikat interstisial, browny
induration atau peau d’orange pada kulit di atasnya
Akumulasi ciran limfe serupa susu, karena ruptur
pembuluh yang melebar, tu jika ada infiltrasi Ca
ganas:
Chylous ascites
Chylothorax
Chylopericardium
TUMOR
A. Jinak : 1. Hemangioma Capillare
2. Hemangioma Covernosum
3. Granuloma Pyogenicum
4. Glomus Tumor
5. Telangiectasis
a. Nevvus Flammeus
b. Spider Telangiectasis
c. Hereditary Hemorrhagic Telangiectasis
B. Borderline : Hemangioendothelioma
C. Ganas : 1. Hemangiosarcoma
2. Hemangiopericytoma
3. Kaposis’Sarcoma
TUMOR LYMPHATIC
A.Jinak :
1. Lymphangioma Capillare
(simplex)
2. Liymphangioma Cavernosum
(Cystic Hygroma)
B. Ganas : Lymphangiosarcoma

Anda mungkin juga menyukai