Anda di halaman 1dari 78

PENGANTAR

AKREDITASI
?
Client
Compliance to
Standards
Feigenbaum

Client
Definisi absolut
Definisi individual
Definisi sosial
Mutu (Kemenkes)

Kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang


disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
Trilogy Juran

Quality planning
Quality control
Quality improvement
Donabedian
Paso
#1
Quality
Dimensions

Access
Efficacy
Eficiency
Safety
Continuity of care
Competency
Amenities
Human Relations
Prinsip manajemen mutu (ISO
9001:2008)
 Fokus pada pelanggan
 Kepemimpinan
 Keteribatan personil
 Pendekatan proses
 Pendekatan sistem dalam manajemen
 Penyempurnaan yang berkesinambungan
 Pengambilan keputusan berdasar fakta
 Hubungan saling menguntungkan dengan rekanan
Revised principles
(ISO 9000:2015)
 Customer focus
 Leadership
 Engagement of people
 Process approach
 Improvement
 Evidence-based Decision Making
 Relationship management
EVOLUSI PRINSIP MANAJEMEN

DOING THINGS
CHEAPER
DOING THE
(EFFICIENCY) RIGHT
THINGS
RIGHT
DOING
THINGS RIGHT
DOING THE
RIGHT THINGS
DOING THINGS RIGHT BY
BETTER DEFAULT
(QUALITY
DOING THE
IMPROVEMENT)
RIGHT THINGS
(EFFECTIVENESS)

1970 1980 1990 2000 ABAD 21


Mutu pelayanan

mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANA
MUTU N
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Mutu pelayanan

Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANA
MANAJEMEN Mengukur N
Memonitor -Struktur
MUTU Mengendalikan
Memelihara -Proses
Menyempurnakan -Outcome
Mendokumentasikan
Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan SPO

Ringkas, Rapih,
Memelihara
Resik, Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan Siklus PDCA
PRIMUM, NON
NOCERE
FIRST, DO NO HARM

HIPPOCRATES’S TENET
(460-335 BC)
Crisis In Health Care

Source – The Philadelphia Inquirer


Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
Keselamatan Pasien di
Sarana Pelayanan
Kesehatan:

Upaya yang
dirancang untuk:
mencegah terjadinya adverse
outcomes sebagai akibat
tindakan yang tidak aman”
atau “ kondisi laten”
Adverse event
Kejadian tidak diharapkan (KTD)

Injury caused by medical


management rather than by
the underlying condition of
the patient
Kejadian Tidak Cedera (KTC):
Terjadi penanganan klinis
yang tidak sesuai pada
pasien tetapi
tidak terjadi
cedera
Near miss
(Kejadian nyaris
cedera=KNC):
Kejadian/situasi
yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan,
trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi
karena secara kebetulan
diketahui atau upaya
pencegahan segera
dilakukan
Kondisi
Potensial
Cedera (KPC):
suatu keadaan
yang mempunyai
potensi menimbulkan cedera
Tindakan yang tidak aman
(unsafe act):
Human error:
 Slips)
 Lapses
 Mistakes
Violation (pelanggaran)
Sabotage (sabotase)
Kondisi laten
(latent condition):
• Sistem yang kurang tertata yang
menjadi predisposisi terjadinya
error
• Sumber daya yang tidak
memenuhi persyaratan
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
internal
Evaluasi risiko

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Multi-Causal Theory
“Swiss Cheese” diagram
(Reason, 1991)
Health care regulation
(Nihal Hafez, 1997)

SUATU AKSI SOSIAL YANG DILAKUKAN


(OLEH PEMERINTAH) UNTUK MEMPENGARUHI
SECARA
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG TERHADAP
PERILAKU DAN FUNGSI TENAGA KESEHATAN
DAN/ATAU
Mekanisme
45
regulasi kesehatan

• Perijinan (lisensi)
• Sertifikasi

• Akreditasi
• Peraturan Perundangan
Proses Pelaksana Sasaran evaluasi Komponen
persyaratan 46
Standard

Akreditasi Lembaga yang Organisasi atau Kepatuhan pada Standar maksimal


(sukarela), contoh: diakui, biasanya sebagian fungsi standar, on-site yang dapat dicapai
organisasi evaluation, kepatuhan untuk memacu
akreditasi RS, yan LSM
tsb tidak diharuskan perbaikan mutu yang
med dasar oleh hukum kontinyu

Lisensi (wajib): Pemerintah atau Individu atau Bagian dari regulasi Standar minimal untuk
lisensi tenaga konsil organisasi untuk menjamin melindungi pasien,
kompetensi minimum menjamin keamanan,
kesehatan, lisensi
Bagian dari regulasi dan meminimalkan
fasilitas pelayanan resiko
untuk menjamin
standar minimal suatu
fasilitas pelayanan
Sertifikasi Lembaga yang Individu/organisasi Evaluasi persyaratan Standar lembaga
(sukarela/wajib): diberi yang ditetapkan, (misalnya ISO) untuk
pendidikan/pelatihan mengevaluasi
sertifikasi ATLS, kewenangan,
tambahan, dan kepatuhan terhadap
sertifikasi pemerintah, atau kompetensi di bidang spesifikasi rancangan
tehnologi LSM tertentu lembaga
kesehatan, Menunjukkan bahwa
sertifikasi berbagai organisasi
pusat di RS mempunyai
pelayanan, tehnologi
atau kapasitas khusus
Definisi Akreditasi
 ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition by a national healthcare
accreditation body of the achievement of its accreditation standards by a
healthcare organisation, demonstrated through an independent external peer
assessment of that organisation’s level of performance in relation to the
standards.
 Akreditasi adalah pengakuan oleh public melalui lembaga akreditasi
pelayanan kesehatan nasional pada suatu organisasi pelayanan kesehatan atas
tingkat pencapaian terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui
penilaian eksternal oleh peer secara independen thd tingkat kinerja terkait
dengan standar tsb.
AUDIT EKSTERNAL
UNTUK MENILAI SISTEM
PELAYANAN DAN SISTEM
MUTU APAKAH SUDAH
SESUAI
DENGAN STANDAR YANG
Penyelenggaraan
Pelayanan
Peraturan (Produksi):
Kebijakan
Perundangan -mengukur
Pedoman Outcome
Pedoman Kr.Acuan -memonitor
Prosedur Pelayanan
Acuan -mengendalikan
Manual Kepuasan
Standar -memelihara
-menyempurnakan
-mendokumentasikan

Akreditasi

Standar
Akreditasi
50

AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Definisi:

Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter dan praktik


dokter gigi yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan
tingkat pertama itu memenuhi standar akreditasi.
KONSEP DASAR AKREDITASI PUSKESMAS

KONSEP DASAR AKREDITASI FASYANKES PRIMER


Dim o d if ikasi d ari Nico A. L u m en ta

Memenuhi / Menerapkan / Comply

2
STANDAR PUSKESMAS 1

Survei Akreditasi Puskesmas 5

 UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


 UU 29/2004
UU RI
UU No.29 :2004
36 /tahunPRAKTIK KEDOKTERAN
2009 :tentang
PraktikKesehatan;
Kedokteran
 UU 36/2009
UU RI No. : KESEHATAN
23/ tahun 2014: tentang Pemerintah Daerah

UU
UU65/2005
PP
36
RI No. 36 tahun
2009 Kesehatan
2014 tentang&Tenaga
: PEDOMAN Kesehatan ;SPM
PENERAPAN In strumen
PP. 65/ 2005 : P edoman dan Penerapan SPM
 Perpres N0 272/2012
PERPRES
Permenkes
tahun 2015:tentang
SKN RPJMN 2015 -2019
741/2008 : SPM Bid. Kes Kab/kota
Akred itasi 4 6
 Permenkes
PERPRES No.
12/712013tahun 2013
: JKNtentang Pelayanan Kesehatan pada JKN
 Permenkes No. 9741/2008
Kep menkes
PERMENKES tahun128/2004,
2014 tentang
: SPM Klinik
: Kebijakan
BID. KES Dasar PKM
 Permnekes
KEPMENKES No. 75
Kep menkes tahun374/2009
128/2004 2014 tentang :Pusat
SKNKesehatan
: KEBIJAKAN DASAR
2009 Masyarakat
PKM
 Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Renstra Kemenkes 2015 -2019
 Permenkes No 46 Tahun 2015 tentang akreditasi puskesmas klinik
UU 29/2004 : PRAKTIK
Pratama dan Tempat KEDOKTERN
Paktk Dokter/Dokter gigi mandiri 3
UU 36/2009 : KESEHATAN Bad an Akreditasi
PP 65/2005 : PEDOMAN DAN PENERAPAN SPM SERTIFIK AT
PERPRES 72/2012 : SKN
PERMENKES 741/2008 : SPM Bid KES Kab/Kota
KEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
52
MANFAAT AKREDITASI FKTP
 BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA :
 Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui perbaikan
yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu
dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko
 BAGI BPJS KESEHATAN :
 Sebagai syarat recredensialing FKTP
 BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.

 BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)


1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
AKREDITASI FKTP

1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN 1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN 1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN


2. UKM 2. LAYANAN KLINIS 2. LAYANAN KLINIS
3. LAYANAN KLINIS (UKP)

776 EP 503 EP 234 EP


Standar akreditasi puskesmas disusun dalam
9 bab, dengan 776 elemen penilaian (EP):

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS)
dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM) dengan 101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) dengan 29 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58
EP
4 Bab standar akreditasi klinik
(TOTAL 503 EP)
 Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122 EP
 Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 151
EP
 Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK): 172
EP
 Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) :
58 EP
Standar akreditasi Praktik
Dokter Mandiri (234 EP)
 Bab
I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik
Mandiri (KMPM) dengan 73 EP
 BabII Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (LKPM) dengan 161
EP
Struktur standar

Bab:
Standar:
Kriteria :
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian
1. BAB I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) (standar akreditas Puskesmas)
 
Standar
1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas diidentifikasi dan tercermin dalam Upaya Puskesmas. Peluang untuk
pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
 
Kriteria 1.1.1
Di Puskesmas ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk mengidentifikasi dan
merespon kebutuhan dan harapan masyarakat akan pelayanan Puskesmas yang dituangkan dalam perencanaan.
 
Pokok Pikiran:
 
Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan mendapatkan masukan dari masyarakat
melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait dan kegiatan
survei mawas diri, serta memerhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan analisis kesehatan komunitas (community health analysis)
yang menjadi bahan untuk penyusunan rencana Puskesmas.
Rencana Puskesmas …..dst

Elemen Penilaian:
1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan prioritas
2. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan dan jadwal pelayanan.
3. Ada upaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.
4. Ada Informasi tentang kebutuhan dan harapan masyarakat yang dikumpulkan melalui survey atau kegiatan lainnya.
5. Ada perencanaan Puskesmas yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan sektor terkait
yang bersifat komprehensif, meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
6. Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab, dan Pelaksana Kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan harapan masyarakat dengan visi,
misi, fungsi dan tugas pokok Puskesmas
Bab I (standar akreditasi klinik)
Persyaratan Umum Klinik
Standar
1.1. Persyaratan Pendirian dan Perijinan Klinik
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan
ketenagaan.

Persyaratan Lokasi
Kriteria
1.1.1. Lokasi pendirian Klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah
 Pokok Pikiran:
Pendirian Klinik perlu memperhatikan tata ruang daerah dan kebutuhan pelayanan sesuai rasio
ketersediaan pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk.
Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dan
jumlah penduduk dituangkan dalam rencana strategik Klinik atau rencana pembangunan Klinik
Elemen Penilaian:
1. Dilakukan analisis terhadap pendirian Klinik yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan rasio
jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan
2. Pendirian Klinik mempertimbangkan tata ruang daerah
3. Pendirian Klinik mempertimbangkan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan
4. Klinik memiliki perijinan yang berlaku
AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Akreditasi Dalam UU no 44
tentang RS
PASAL 40
 1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali
 2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun
dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku.
 3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri.
Standar Akreditasi Rumah Sakit
62
Baru

Elemen
Standar
Penilaian
Kelompok I 161 436
Kelompok II 153 569
Kelompok III 6 24
Kelompok IV 3 19
Total : 323 1048
Standar Akreditasi Rumah Sakit yang Baru

63
I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien
Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Bab 3. Asesmen Pasien (AP)
Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)
Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit 
Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Standar Akreditasi Rumah Sakit yang Baru

64
III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
IV. Sasaran Milenium Development Goals

 Sasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan


Kesehatan Ibu
 Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
 Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB
SUMBER ACUAN AKREDITASI RS 66
BARU
1. International Principles for Healthcare Standards,
A Framework of requirement for standards, 3rd Edition
December 2007, International Society for Quality in
Health Care / ISQua
2. Joint Commission International Accreditation Standards
for Hospitals 4 rd Edition, 2011
3. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit / KARS
4. Standar-standar spesifik lainnya.
MANFAAT AKREDITASI
Proses akreditasi dirancang untuk menciptakan budaya keselamatan
dan budaya kualitas di RS ,  RS akan senantiasa berusaha
meningkatkan mutu pelayanan:

• Meningkatkan kepercayaan masyarakat thd RS


 Menyediakan lingkungan kerja yang lebih aman dan efisien
bagi karyawannya
• Sebagai modal negosiasi dengan pihak asuransi
kesehatan/Payer
• Lebih mendengarkan/Menghormati hak hak pasien dan
keluarga serta melibatkan mereka sebagai partner dalam
proses pelayanan
 Membangun learning culture dari laporan-laporan IKP untuk
perbaikan sistem
Lanjutan………..

6. Hasil survey merupakan upaya pencapaian RS


terhadap skoring yang ditentukan berupa level
level pencapaian  DASAR, MADYA,
UTAMA, PARIPURNA
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Berkesinambungan
AKREDITASI

AKREDITASI

TAHUN 1 2 3 4 5 6
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Berkesinambungan
SURVEI VERIFIKASI
AKREDITASI
SURVEI VERIFIKASI

SURVEI VERIFIKASI

AKREDITASI
SURVEI VERIFIKASI
P
e
n

PPS

AKREDITASI 1 2 3 4 5 6
TAHUN
 LIST OF INTERNATIONAL HEALTHCARE
ACCREDITATION ORGANIZATIONS
 USA: Joint Commission International
 United Kingdom: QHA Trent Accreditation
 Australia: Australian Council on Healthcare Standards
International (ACHSI) 
 New Zealand: Quality Health New Zealand (QHNZ)
 Canada: Accreditation Canada 
 France: HAS (Haute Autorité de Santé) 
 Malaysia: Malaysian Society for Quality i n Healthcare
 Indonesia: KARS (Komisi akreditasi Rumah
sakit/Indonesian Commission on Accreditation
of Hospital)
Web based
Determination Accreditation Award Process

Surveyors Survey
Web
MJ, MD, PW Reports Upload Councilor process :
a il -Offline / Online
Em
-Review reports
Secretariate -Submit

Email
Input Web: Councilor Coordinato
Councilors Name -Review
-Verify
-Approve

Councilor –
Secretariate
Exec Accreditation MJ
Chairman Email Status
Surveyor Counc Councilor –
Coordinato Coord MD
r Councilor –
PW
Status Criteria Chapter

Paripurna 15 Ch @ 73
1. Access to Care and Continuity of Care (APK)
Excellence > 80% 2. Patient and Family Rights (HPK)
3. Assessment of Patients (AP)
3 Ch
Utama 12 Ch @ 4. Care of Patients (PP)
@> 5. Anesthesia and Surgical Care (PAB)
Advance > 80% 6. Medication Management and Use (MPO)
20%
7. Patient and Family Education (PPK)
7 Ch 8. Quality Improvement and Patient Safety
Madya 8 Ch @ (PMKP)
@>
Intermediate > 80% 9. Prevention and Control of Infections (PPI)
20% 10. Governance, Leadership, and Direction (TKP)
11. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK)
11 Ch 12. Staff Qualifications and Education (KPS)
Dasar 4 Ch @ @> 13. Manajemen Komunikasi dan Informasi
(MKI)
Basic > 80% 20% 14. Patient Safety Goals (SKP)
15. Millenium Development Goals (MDG’s)

1. Patient and Family Rights (HPK)


Perdana 2. Prevention and Control of Infections (PPI)
4 Ch @ > 80%
Beginner 3. Staff Qualifications and Education (KPS)
4. Patient Safety Goals (SKP)
PERMENKES NOMER 428 TAHUN 2012
Pelaksanaan survei
 Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen eksternal dan
internal
 Telusur:
 Wawancara:
 Pimpinan puskesmas
 Penanggung jawab program
 Staf puskesmas
 Lintas sektor
 Masyarakat
 Pasien, keluarga pasien
 Observasi:
 Pelaksanaan kegiatan
 Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan (rekaman/records)

Anda mungkin juga menyukai