KESEHATAN PRIMER A. Latar Belakang Tingkat kemampuan dokter dalam pengelolaan penyakit di dalam SKDI di kelompokan menjadi empat tingkat tan, yakni: tingkat kemampuan 1, tingkat kemampuan 2, tingakat kemampuan 3 A, tingkat kemampuan 3 B, serta tingkat kemampuan 4 B 1. Tingkat kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 2. Tingkat kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk 3. Tingkat kemampuan 3: melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk. a. tingakat kemamapuan 3a bukan gawat darurat b. Tingakat kemampuan 3b gawat darurat 4. Tingkat kemampuan 4: Mendiagnosis melakuakan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas a. Tingakat kemampuan 4a kompetensi yang di capai pada saat lulus dokter b. Tingakat kemampuan 4b frofisiensi (kemahiran) mencapai setelah selesai intensiv atau pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB) Pada standar kompetensi dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar penyakit dapat terdapan 144 penyakit yang harus di kuasai oleh lulusan karna di harapkan dokter layanan primer dapat mendiagnosis dan melakukan penatalaksaan secara mandiri dan tuntas selain itu terdapat 275 keterampilan klinik juga yangrus di kuasai oleh lulusan prigram studi dokter, selain 144 dari 726 penyakit terdapat 261 penyakit yang harus dikuasi lulusan untuk dapat mendiagnosisnya sebelum mkemudian merujuknya, apakah merujuk dalam keadaan darurat maupun bukan gawat darurat. Berikut 144 Penyakit Yang Harus Dilayani Oleh Faskes Tinkat Pertama 1 Kejang demam 17 Hipermeropia ringan
2 Tetanus 18 Miopia ringan
3 HIV AIDS tanpa komplikasi 19 Astigmatism ringan 4 Tension headache 20 Vertigo (benign parixysmal positional) 5 Migren 21 Presbiopia 6 Bespalsi 22 Buta Senja 7 Gangguan Somatokfrom 23 Otitis eksterna 8 Insomnia 24 Otitis media akut 9 Benda asing di konjungtiva 25 Serumen prop 10 Konjngtivitis 26 Mabuk perjalanan 11 Perdarahan sub konjungtiva 27 Furungkel pada hidung 12 Mata kering 28 Rhinitis Akut 13 Blefaritis 29 Rhinitis vasomotor 14 Hordeolum 30 Rhinitis vasomotor 15 Trikiasis 31 Benda Asing 16 Episkleritis 32 Epistaksis 33 Inflienza 49 Refluks gastroesofagus 34 Fertusis 50 Demam tipoit 35 Faringitis 51 Inteloerensi makan 36 Tonsilitis 52 Alergi makanan 37 Laringitis 53 Keracunan makanan 38 Asma Bronchiale 54 Penyakit cacing tambang 39 Bronchitis akut 55 Strongilodiasis 40 Pneumonia, bronkopneumonia 56 Askariasis 41 Tuberkolosis paru tanpa komplikasi 57 Skistosiamiasis 42 Hipertensi esensial 58 Taeniasis 43 Kandidisiasis di mulut 59 Hepatitis A 44 Ulcus mulut (aptosa, herpes) 60 Disentri Basiler, disentri amuba 45 Parotitis 61 Hemoroid 46 Enfiksi pada umbilikus 62 Hemoroid gret ½ 47 Gastritis 63 Gonore 48 Gastroenteritis (Trmasuk kolera 64 Pielofritis tanpa komplikasi giardisis) 65 Fimosis 81 DM tipe 1 66 Parafimosis 82 DM tipe 2 67 Sindromadhu (discharge) genetal 83 Hipoglikemi ringan (gonorhe dan non gonorhe) 68 Infeksi saluran kemih bagian bawah 84 Mautrisi energi protein 69 Vulvitis 85 Defisiensi vitamin 70 Vaginitis 86 Defidiensi mineral 71 Vaginosis Bakterialis 87 Dislipidemia 72 Salfingitis 88 Hiperurisemia 73 Kehamilan normal 89 Obesitas 74 Abosrispontan konflik 90 Anemia defisiensi besi 75 Anemia defisiensi besi kehamilan 91 Lipmadenitis 76 Ruptur enriniun tingak setengah 92 DBD 77 Abses folikel rambut/keljsebasea 93 Malaria 78 Mastitis 94 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 79 Cracked nipple 95 Reaksi anafilaktik 80 Inverted nipple 96 Ulkus pada tungkai 97 Lipoma 113 Tineakapitis 98 Veruka vulgaris 114 Tineafasialis 99 Moluskum Kontangiosum 115 Facialis 100 Herpes zoster tanpa kolpikasi 116 Tineacorpolis 101 Morbili tanpa komplikasi 117 Tineamanus 102 Varisela tanpa komlikasi 118 Tineaungumium 103 Herpes sinplek tanpa komplikasi 119 Tineakruris 104 Inpetigo 120 Tineapedis 105 Inpetigouceratik (ektima) 121 Fitiriasisfersipolor 106 Polokulitis suferfilialis folikilitis 122 Kandidiasis murcocutan ringan supepialis 107 Furungkel, karbuntel 123 Cutaneus larfamigran 108 Eritrasma 124 Filariasis 109 Erisipelas 125 Pedikulosiskapitis 110 Skrofuloderma 126 Pedikulosis pubis 111 Lepra 127 Skabies 112 Sipilis stadium 1 dan 2 128 Reaksi gigitan serangga 129 Dermatitis kontak iritan 137 Dermatitis ferioral 130 Dermatitis atipik( kecuali recal 138 Miliaria citran) 131 Drmatitis numularis 139 Urtikaria akut 132 Napkinxzema 140 Eksantemtous druk erupsion, fixed druk erupsion 133 Dermatitis feberoik 141 Funus laseraum, uktum 134 Fitiriasis rosea 142 Lukabakar derajat 1dan2 135 Acne fulgaris Ringan 143 Kekerasan tumpul 136 Hidradenitis supuratif 144 Kekerasan tajam Panduan ini diharapkan dapat membatu dokter pelayanan primer untuk dapat meningkatan mutu pelayanan sekaligus menurunkan angka rujukan dengan cara: 1. Memberi pelayanan sesuai bukti sahi terkini yang cocok dengan dondisi pasien, keluarga dan masyarakat 2. Menyediankan fasilitas pelayan sesuai dengan kebutuhan sesuai standar pelayanan 3. Meningkatkan mawasdiri untuk mengembangan pengetahuan dan keterampilan prifesional sesuai dengan kebutuhan pasien dan lingkungan 4. Mempertajam kempapuan sebagai getgifer pelayanan kedokteran dengan menpis penyakit dalam tahap ini untuk dapat melakukan penatalaksanaan secara cepat dan tepat sebagai mana mesrinya layanan primer. B. Tujuan Denagn menggunakan panduan ini deharapkan dokter pelayan primer dapat: 1. Mewujudkan peayanan kedokter yang sadar mutu dan biaya yang di butuhkan oleh masyarakat 2. Memilik pedoman baku minimum dengan mengutamakan upaya maksimal sesuai kompetensi dan fasilitas yang ada 3. Memliki tolak ukur dalam melaksanakan mutu pelyanan C. Ruang Lingkup Pemilihan penyakit pada PPK (Panduan praktik klinis) berdasarkan kriteria: 1. Penyakit yang frefalensinya cukup tinggi 2. Penyakit dengan resiko tinggi 3. Penyakit yang membutuhkan biaya tinggi Adapun Stakeholder kesehatan yang berperan dalam penerapan standar pelayanan ini adalah: 1.Kementrian Kesehatan RI, sebagai regulator di sektor kesehatan 2.Ikatan Dokter Indonesia, sebagai satu satunya organisasi profesi dokter 3.Dinas kesehatan tingkat privinsi kabupaten maupun kota, sebagai penganggung jawab urusan kesehatan pada tingkat daerah 4.Organisasi provesi kesehatan lainnya seperti persatuan dokter gigi indonesia (PDGI), persatuan perawat nasional indonesia (PPNI) ikatan bidan indinesia IBI serta organisasi privesi kesehatan lain nya TERIMA KASIH