Anda di halaman 1dari 18

Oleh :

Kelompok VIII
EFUSI PLEURA
(Pleural Effusion) Anita Rusnita
(po.714241171008)
Mismaya Haerat
(po.714241171021)
Nurul Azizah
(po.714241171032)

D. IV A FISIOTERAPI
TINGKAT II
DEFINISI
Efusi Pleura berasal dari dua kata,
yaitu efusion yang berarti ektravasasi
cairan ke dalam jaringan atau rongga
tubuh, sedangkan pleura yang berarti
membran tipis yang terdiri dari dua
lapisan, yaitu pleura viseralis dan pluera
perietalis. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa efusi pleura adalah ekstravasasi
atau penimbunan cairan di dalam rongga
pleura akibat transudasi atau eksudasi
yang berlebihan dari permukaan pleura.
Efusi pelura atau dikenal juga
dengan sebutan paru-paru basah adalah
suatu kondisi kesehatan dimana terjadi
kelebihan cairan yang menumpuk di
rongga pleura
KLASIFIKASI
EFUSI PLEURA
Efusi Pleura diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
 
a. Eksudat
 
Ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas.Sebagai akibat
inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya
TBC, trauma dada, infeksi virus.Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi
gagal jantung kongestif.TBC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik,
karsinoma bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik.
(Suzanue C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002).
 
b. Transudat
 
Merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang
utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
reabsorbsi cairan pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan
hidrostaltik atau ankotik.Transudasi menandakan kondisi seperti asites,
perikarditis.Penyakit gagal jantung kongestik atau gagal ginjal sehingga terjadi
penumpukan cairan.(Suzanue C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002).
 
ETIOLOGI
Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan
seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma
meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
 
Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis,
pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke
rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di
Indonesia 80% karena tuberculosis. Kelebihan cairan rongga pleura dapat
terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan
infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :

a. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik


 
b. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
 
c. Peningkatan tekanan negative intrapleural
 
d. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
PATOFISIOLOGI
Bakteri TB

Berkembang biak dalam sitoplasma makrofag

Dibawa secara hematogen/sistemik

Masuk ke paru membentuk sarang TB pneumonia kecil / sarang primer

Menjalar ke bagian pleura

Mengeluarkan eksudat BJ meningkat

Tekanan osmotik menurun

Penumpukan/efusi pleura
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut ( Tierney, 2002 dan Tucker 1998 ) adalah
1.      Sesak nafas
2.      Nyeri dada
3.      Kesulitan bernafas
4.      Peningkatan suhu tubuh jika terjadi infeksi
5.      Keletihan
6.      Batuk

Manifestasi klinis menurut Suzanne & Brenda, 2002  yang dapat

ditemukan pada Efusi Pleura adalah:


a.       Demam
b.      Menggigil
c.       Nyeri dada pleuritis
d.      Dispnea
e.      Batuk Suara nafas ronchi
PENGOBATAN
Langkah-langkah dasar yang disertakan dalam pengobatan yang menyebabkan masalah ini,
dengan cara mengeluarkan cairan dan mengobati penyakit penyebab efusi (seperti pneumonia,
ventrikel kolaps dll). Langkah pertama diagnosa adalah penyinaran rontgen pada dada. Tapi
mengkonfirmasikan adanya kelebihan cairan pleural dilakukan setelah ultrasonik atau CT
scan atau keduanya. Langkah penting berikutnya dalam diagnosis adalah untuk mengetahui
apa yang menyebabkan cairan menumpuk di pleura. Penyebabnya dapat ditentukan dengan
mendapatkan sampel cairan. Proses yang terlibat dalam mengeluarkan sampel cairan ini dan
menghilangkan sejumlah besar cairan itu, disebut terapi thoracentesis. Jumlah cairan
dikeluarkan dalam kisaran 30 ml sampai 2 liter. Dalam kasus-kasus tertentu, cairan diambil
dengan memasukkan saluran interkostal ke pleura. Dalam kasus pasien yang menderita
kanker, cairan diambil dengan memasukkan tabung dada, dan memungkinkan cairan mengalir
keluar. Proses ini dapat berlangsung lebih dari satu hari.

Jika cairan terakumulasi terus menerus, kemudian mengulang efusi cairan yang dilakukan
melalui pleurodesis kimia atau bedah. Terlepas dari proses apa pun yang dilakukan untuk
mengeluarkan cairan, antibiotik wajib diberikan. Langkah terakhir dalam perawatan adalah
menangani penyebab dasar. Dalam kasus pasien yang menderita bakteri efusi pleura,
antibiotik hanya dapat digunakan. Orang yang menderita kanker diobati dengan kemoterapi,
terapi radiasi atau operasi. Sedangkan, diuretik diberikan kepada orang yang menderita efusi
pleura karena disebabkan oleh masalah jantung.
KOMPLIKASI
1. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik
akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Keadaan
ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan
hambatan mekanis yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya.
Pembedahan pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan
membrane-membran pleura tersebut.
2. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh
penekanan akibat efusi pleura.
3. Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam
jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai kelanjutan
suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis
yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan
jaringan fibrosis.
4. Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik pada
sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps
paru.
 
 
GANGGUAN FUNGSI
ATAU GERAK
AKIBAT EFUSI
PLEURA
1. Terjadinya atrofi otot
1. Nyeri dada yang persisten
2. Infeksi bakteri
3. Jika efusi pleura terjadi pada kedua paru, maka pasien hanya bisa
tidur dengan menggunakan bantal tinggi atau posisi setengah
duduk.
4. Jika efusi pleura hanya terjadi pada satu paru, maka pasien hanya
bisa tidur dalam posisi miring dengan paru sehat di bawah.
5. Munculnya fistula bronkopleura
6. Reaksi negatif terhadap obat bius

 
 
 
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai