2
Pelanggaran HAM
Sesuai dengan UU N0. 39 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan baik disengaja atau kelalaian
yang melawan hukum, mengurangi,
menghalangi, dan atau mencabut HAM
seseorang yang dijamin oleh UU, dan tidak
mendapatkan penyelesaian hukum yang adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku.
3
Lanjutan ….
Menurut UU N0. 39 Tahun 1999: ayat 1
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
4
Macam-macam HAM
Hak asasi pribadi (personal rights): hak untuk memeluk agama dan
beribadah, mengemukakan pendapat dsb.
Hak asasi politik (political rights): hak dipilih dan memilih dalam
pemilu, mendirikan parpol dsb.
Hak asasi ekonomi (property rights):hak memiliki sesuatu, menjual dan
membeli sesuatu dsb.
Hak asasi sosial budaya (social and cultural rights): hak mendapatkan
pendidikan, mengembangkan kebudayaan dsb.
Hak asasi mendapatkan persamaan di depan hukum (equality before
the law): hak mendapat perlindungan hukum dsb.
Hak asasi mendapat perlakuan dan perlindungan tata cara dalam
pembelaan hukum (procedural rights): hak mendapat prosedur yang
benar dalam penahanan, penangkapan, penggeledahan, penyitaan,
dan peradilan dsb.
5
Sejarah Perkembangan HAM
Tahun 2500 SM -1000 SM
Perjuangan nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds
6
Lanjutan ….
a. Piagam Madinah 622 M
Untuk menghindari lebih banyak korban penyiksaan dilakukan oleh
kaum kafir qurais
Kaum muhajirin hijrah dari mekah kemidinah dan dimadinah disambut
oleh kaum anshar
b. Magna Charta,1215 (Masa Pem John Lackland Inggris)
Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council.
Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa cukup
alasan menurut hukum negara.
c. Petition of Rights, 1629 M
d. Pajak dan hak-hak istimewa harus dengan izin parlemen.
e. Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam
keadaan damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang.
f. Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
d. Habeas Corpus Act, 1679 M
Jika diminta, hakim harus dapat menunjukkan orang yang ditangkapnya lengkap
dengan alasan penangkapan itu.
Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah
ditangkap.
7
d. Bill of Right, 1689
1. Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen
2. Pengenaan pajak harus atas izin parlemen
3. Mempunyai tentara tetap harus dengan izin parlemen.
4.Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat bagi
parlemen. Parlemen berhak mengubah keputusan raja
8
Declaration des droits de l’home et du citoyen, 1789
Pernyataan hak asasi manusia dan warganegara yang
berisi:
1) Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak
yang sama
2) Hak-hak itu adalah hak kebebasan, hak milik, hak
keamanan dan sebagainya
f. The Four Freedom of Rosevelt, 1941
1) Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat
(freedom of speech)
2) Kebebasan beragama (freedom of religion)
3) Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
4) Kebebasan dari kekurangan (freedom from want)
9
The Universal Declaration of Human Rights,
1948
1) Hak kemerdekaan:
a) Hak kemerdekaan seseorang
b) Hak perlindungan kepemilikan
c) Hak perlindungan atas rumah kediaman
d) Hak kemerdekaan memeluk agama
e) Hak perlindungan atas rahasia surat
f) Hak mengeluarkan pikiran dan perasaan
g) Hak kemerdekaan pendidikan dan pengajaran
2) Hak politik
a) Hak pilih
b) Hak untuk membela negara
c) Hak untuk menjadi pegawai negara
10
A. Periode sebelum kemerdekaan (1908-
1945)
11
B. Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-
sekarang)
Periode Tahun 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih
menekankan pada:
- Hak kebebasan untuk berserikat dan berkumpul melalui
organisasi politik
- Hak kebebasan menyampaikan pendapat terutama di parlemen
- Hak untuk merdeka.
Pemikiran tentang HAM telah mendapat legitimasi secara formal
karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke dalam
hukum dasar negara (konstitusi),
tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945 dan Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945. Legitimasi HAM
tersebut memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk
mendirikan partai politik 12
3. Periode Tahun 1959-1966
Periode ini merupakan awal masa demokrasi
terpimpin, dimana kekuasaan terpusat pada presiden
13
Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke
Reformasi memberikan dampak yang sangat besar
terhadap pemajuan dan perlindungan HAM di
Indonesia.
1. Pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah
pada masa orde baru yang berlawanan dengan
pemajuan dan perlindungan HAM
2. Penyusunan peraturan perundang - undangan yang
berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam
kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di
Indonesia
3. Pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM
internasional semakin ditingkatkan
14
Pemikiran HAM pada orde baru dibagi ke dalam beberapa waktu
yaitu:
1, Seminar Tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan
tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM,
pembentukan komisi, dan pengadilan HAM untuk wilayah
Asia
2. Seminar Naional Hukum II yang merekomendasikan perlunya
hak uji materil (judicial review) yang diberikan kepada
Mahkamah Agung guna melindungi HAM
Persoalan HAM mengalami kemunduran karena HAM tidak lagi
dihormati, dilindungi dan ditegakkan
Pemikiran penguasa saat HAM adalah produk pemikiran barat
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang
tercermin dalam Pancasila
Dibentuknya lembaga penegakan HAM, yaitu KOMNAS HAM
berdasarkan KEPRES Nomor 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni
1993
Upaya pemerintah dalam menegakan HAM
Langkah strategis pemerintah dalam upaya penegakan
HAM. Peraturan perundang-undang antara lain:
A. Keppres N0. 50/1993 tentang Komnas HAM
B. UU N0. 39 Tahun 1999 tentang HAM
C. Tap MPR N0. XVII/MPR/1998 tentang HAM
D. Pasal 28A s.d. 28J UUD 1945
E. UU N0. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM
F. UU N0. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
G. Keppres N0. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional
Anti Kekerasan terhadap Perempuan
H. Inpres N0.26 Tahun 1998 tentang menghentikan
penggunaan istilah pribumi dan non pribumi
16
KOMNAS HAM
( Keppres No.50 Th. 1993, tgl 7 Juni 1993 )
Tujuan :
Berdasarkan UU No. 39, tahun 1999:
17
Tap MPR N0. XVII/MPR/1998 tentang HAM
18
HAK MENGEMBANGKAN DIRI
Pasal 3
• Setiap orang
• berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya
• untuk tumbuh dan
• berkembang secara layak.
Pasal 4
• Setiap orang
• berhak atas perlindungan dan kasih sayang
• untuk pengembangan pribadinya,
• memperoleh, dan
• mengembangkan pendidikan
• untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
19
Pasal 5
• Setiap orang
• berhak untuk mengembangkan dan
• memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
• teknologi, seni, dan budaya,
• demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 6
• Setiap orang
• berhak untuk memajukan dirinya
• dengan memperjuangkan hak-haknya secara kolektif
• serta membangun masyarakat, bangsa, dan
• negaranya.
20
Pasal 28 A
(1) Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya
Pasal 28 B
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya,
Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
21
Pasal 28 D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang
adil dan perlakuan yang sama di depan hukum
(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja
(3) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan
(4) Hak atas status kewarganegaraan
Pasal 28 E
(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut
agamanya , memilih pekerjaannya, kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk
kembali
(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
Pasal 28 F
(1) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
22
Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi manusia.
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia
Pasal 28 H
(1) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan .
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai
persamaan dan keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh
siapapun.
23
Pasal 28 I
(1) Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut (retroaktif)
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar
apapun dan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan
diskriminatif tersebut
(3) Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
24
Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan
( Keppres No. 181 Tahun 1998 )
1. Tujuan :
• Melindungi kaum perempuan dari segala bentuk
tindakan kekerasan
• Penegakan hak hak asasi manusia prempuan
Indonesia
2. Kewenangan ;
menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan
upaya-upaya pencegahan, penaggulangan, sreta
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan 25
Pengadilan HAM
( UU No. 26. Tahun 2000 )
Kedudukan:
Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten / kota yang
daerah hukumnya meliputi daerah hukum pengadilan negeri
yang bersangkutan.
2. Kewenangan:
a. Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat
b.Berwenang Memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM berat dilakukan di luar batas teritorial
wilayah Indonesia oleh warga negara Indonesia.
26
Pelanggaran HAM berat :
1. Kejahatan Genosida,
Yaitu perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa , ras, kelompok
etnis, dan kelompok agama.
2. Kejahatan kemanusiaan,
Yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan secara meluas atau sistematik, yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut dilakukan
secara langsung terhadap masyarakat sipil
27
Kejahatan Agresi
adalah semua tindakan atau perilaku, baik secara fisik
maupun verbal, yang dilakukan secara sengaja dan
terencana dengan tujuan untuk menyakiti, merusak,
menyengsarakan orang lain (individu maupun kelompok
manusia).
Kejahatan Humaniter
peperangan antar Negara atau dalam suatu Negara dalam
banyak kasus tidak dapat dihindari. Kemudian, sudah pasti
dalam situasi perang atau konflik bersenjata tersebut akan jatuh
korban, bukan hanya dari pihak-pihak yang bermusuhan. Akan
tetapi, orang-orang yang tidak terlibat secara langsung dengan
situasi tersebut juga ikut menjadi korban.
28
Lanjutan ….
Peraturan perundang-undangan hasil ratifikasi antara lain:
A. Konvensi Jenewa, 12 Agustus 1949 diratifikasi dengan UU
29
Dasar Hukum HAM di Indonesia
a. Pembukaan UUD 1945
b. Pasal 28A sampai dengan 28J
c. UU N0. 8 Tahun 1981 tentang Kitab UU Hukum Acara
Pidana (KUHAP)
d. UU N0. 39 Tahun 1999 tentang HAM
e. UU N0. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
f. UU N0. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
g. Keppres N0. 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM
h. Kovenan internasional hak-hak sipil dan politik (UU N0
12 Tahun 2005)
i. Kovenan internasional hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya (UU N0 11 Tahun 2005)
Peran masyarakat dalam penegakan HAM
Peranserta secara individual dapat dilakukan tindakan
antara lain:
Berperilaku sesuai nilai-nilai HAM
pelanggaran HAM
Melibatkan diri dalam kelompok minat yang bertujuan untuk
pelanggaran HAM
31
Lanjutan ….
Peranserta secara organisasional dapat dilakukan
dengan mengikuti lembaga swadaya masyarakat
(LSM) seperti: LSAM (Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat), YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia), PBHI , Kontras, dan sebagainya
32
Hambatan dan Tantangan Penegakan HAM
Masalah ketertiban dan keamanan nasional
Rendahnya kesadaran akan HAM yang dimiliki orang lain
Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan
yang ada
Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme
Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum,
seperti: polisi, jaksa, dan pengadilan
Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun
militer
Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep HAM
antara universalisme dan partikularisme
33
Pelanggaran HAM berat
Kejahatan genosida
Kejahatan humaniter
Kejahatan agresi
Kejahatan kemanusiaan
Instrumen Peradilan Internasional
Peradilan Ad Hoc Internasional:
International Criminal Tribunal for the Former
Yugoslavia, 1993
International Criminal Tribunal for Rwanda, 1994