Pembimbing
dr. Dora Novriska, Sp. A, MSc.
Presentan
Bryan Horiando
Latar Belakang
3
68.407 KASUS
Terdapat penurunan IR dari tahun 2016
493 ke 2017
4
Kasus
6
Usia : 7 bulan
IDENTITAS
Jenis Kelamin : Perempuan
PASIEN
Alamat : Sidoarjo RT06
CareGiver : Ibu
7
Alloanamnesis
Dengan Ayah dan Ibu pasien
8
• Demam (+), timbul mendadak pada siang hari, dirasakan • Demam (+), hanya membaik jika diberikan obat
terus menerus sepanjang hari namun hanya diukur dengan
perabaan tangan. Saat demam muncul pasien selalu
warung
menggigil dan wajah memerah. Tidak ada periode bebas
demam. Demam dapat turun setelah meminum obat • Muncul ruam di kulit di bagian dada dan perut
warung, namun kembali naik setelah beberapa saat
kemudian.
berupa bintik – bintik kemerahan, dirasakan
• Batuk (-) dan pilek (-) tidak gatal dan tidak nyeri.
• Gangguan BAB (-) dan BAK (-)
• Lemas dan nafsu makan menurun, minum ASI sedikit dan
makanan pendamping asi hanya 1-2 sendok dalam 3 kali
• Lemas dan nafsu makan menurun, minum ASI
makan. sedikit dan makanan pendamping asi hanya 1-2
sendok dalam 3 kali makan.
Ibu pasien memberikan obat warung
- paracetamol tablet 2 x sehari @125 mg
- inzana 2 x sehari @40 mg
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
▪ Asma : disangkal
Pemeriksaan Fisik
Tanggal 3 Desember 2019 di IGD
19
Keadaan Umum
Plotting
◦ WFA : -2 SD - 2 SD
◦ HFA : -2 SD – 2 SD
◦ WFH : -2 SD – 2 SD
Kesimpulan : Status gizi baik menurut WHO
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephali, LK=43 cm, deformitas -
Mata : Mata cekung +/+, air mata +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, refleks cahaya langsung & tidak langsung +/+, pupil isokor 3mm/3mm,
strabismus -/-
Hidung : deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-
Mulut : Mukosa oral basah, coated tongue (-), faring hiperemis (-)
Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
◦ Inspeksi : terlihat ada ptechiae (+), mengembang simetris,
retraksi (-)
◦ Palpasi : gerakan napas teraba simetris, nyeri tekan (-)
◦ Auskultasi : Vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
◦ Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
◦ Palpasi : iktus kordis tidak teraba
◦ Auskultasi: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
◦ Inspeksi: tampak cembung
◦ Auskultasi: BU (+) 6x/menit
◦ Palpasi: soepel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-),
◦ Perkusi: timpani, undulasi (-),
◦ Punggung: alignment vertebra baik
• Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-/-/-).
• Kulit : turgor kulit baik, ptekiae (+),
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
- Tanda rangsang meningeal : Refleks patologis
Kaku kuduk (+), kernig (-),
- Hoffman tromner -/-
brudzinski 1 (-), brudzinski 2 (-) - Babinski -/-
- Refleks fisiologis : - Chaddock -/-
- Biseps ++/++ - Oppenheimer -/-
- Triseps ++/++ - Schaeffer -/-
- Patella ++/++ - Gourdon -/-
- Achilles ++/++ - Klonus -/-
•Motorik kesan baik, tidak ada lateralisasi
•Sensorik sulit dinilai
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
•Saraf kranial
•N I : sulit diperiksa
•N II : kesan baik
•N III : gerak bola mata kesan baik
•N IV : gerak bola mata kesan baik
•N V : motorik kesan baik, tidak ada lateralisasi, sensorik sulit dinilai
•N VI : gerak bola mata kesan baik
•N VII : kesan baik, tidak ada lateralisasi
•N VIII : kesan baik.
•N IX : kesan baik, pasien dapat menelan, tidak tersedak
•N X : kesan baik, pasien dapat menelan, tidak tersedak
•N XI : sulit dinilai
•N XII : kesan baik, tidak ada lateralisasi
27
Kesan :
Pemeriksaan radiologi normal
Hemoglobin 9.3 g/dl 7.9 g/dl 8 g/dl 7.5 g/dl 10.5 – 14.0 g/dl
Eritrosit 4.43 jt/L 3.71 jt/L 3.78 jt/L 3.54 jt/L 4.2 – 5.4 jt/L
Hematokrit 27% 23 % 23 % 20 % 32 – 42 %
MCV 60 fL 62 fL 61 fL 57 fL 72 – 88 fL
MCH 21 pg 21 pg 21 pg 21 pg 24 – 30 pg
Hitung Jenis :
Basofil 0% 0% 0% 0% 0 – 0.75 %
Eosinofil 0% 0% 0% 0% 1–3 %
Neutrofil 25 % 15 % 15 % 25 % 54 - 62 %
Limfosit 64 % 78 % 70 % 64 % 25 – 33 %
Monosit 11 % 7 % 15 % 11 % 3–7%
GDS 71 mg/dL IgM dan IGG dengue reaktif 70 – 106 mg/dl
34
Sumber
▪ 1. Novie Homenta Rampengan,* Mulya Rahma Karyanti,** Sri Rezeki Hadine. Sari Pediatri
“Ensefalopati Dengue pada Anak.” 2011 Apr;12.
▪ 2. KEMENTERIAN KESEHATAN. InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI “ SITUASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI INDONESIA
TAHUN 2017 .” 2018 Apr 22;1.
▪ 3. Robert M. Kliegman, MD. Nelson Textbook of Pediatrics 20E. 20th ed. ELSEVIER; 2016.
▪ 4. WHO. DENGUE GUIDELINES FOR DIAGNOSIS, TREATMENT, PREVENTION AND
CONTROLTREATMENT, PREVENTION AND CONTROLTREATMENT, PREVENTION AND
CONTRO. 2009
▪ 5. Sri Rezeki Hadinegoro, Ismoedijanto Moedjito, Alex Chairulfatah. Pedoman Diagnosis dan Tata
Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. IDAI 2014;
▪ 6. Klaus Wolff, Richard A. Johnson, Arturo P. Saavedra. Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of
Clinical Dermatology. seventh. Mc Graw Hill;
▪ 7. AMVijayalakshmi, AJayavardhana. Febrile Rash and Convalescent Rash of Dengue Fever. 2013
Jul 15;50. Available from: https://www.indianpediatrics.net/july2013/717-718.pdf
▪ 8. Marianna Peres Tassara. Neurological manifestations of dengue in Central Brazil. 2017 Jun;
▪ 9. LINTAS DIARE “ LIMA LANGKAH TUNTASKAN DIARE .” 2011th ed. Departemen
Kesehatan RI; 2011.
▪ 10. Sofyan Ismael, Hardiono D. Pusponegoro. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam.
Badan Penerbit Ikat Dr Anak Indones. 2016;1.
▪ 11. Robert J Baumann. Pediatric Febrile Seizures Clinical Presentation. 2018 Nov 9; Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1176205-clinical#b4
▪ 12. WHO. Comprehensive Guidelines for prevention and control of Dengue and Dengue Haemoragic Fever.
2011
36
TERIMAKASIH
MOHON MAAF BILA ADA SALAH PENGUCAPAN
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA
TINJAUAN PUSTAKA
MENINGITIS PADA ANAK
Fenichel GM. Clinical Pediatric Neurology. 5 th edition. Philadelphia: Elsevier saunders; 2005
Nelson textbook of pediatrics 20 E
DEFINISI MENINGITIS
dapat diidentifikasi
Peradangan atau
oleh peningkatan
inflamasi pada
kadar leukosit dalam
selaput otak
liquor cerebrosipinal
(meningens)
(LCS)
• Syok
• Infeksi Ditempat Pungsi
Kontrainidikasi • Peningkatan TIK e/c
SOL
• Sakit Kepala
• Infeksi
Komplikasi • Herniasi dan tertusuknya
saraf oleh jarum pungsi
PUNGSI LUMBAL
Analisis CSF
ASPEK Bakteri Virus Fungal Tubercular
Appearance Cloudy/purulent normal Normal / cloudy Normal / cloudy
Opening pressure Normal Normal /
WBC PMN , MN ( limfosit ) Normal atau Normal atau
( limfosit) MN
Protein
Glukosa normal
Laktat normal
smear Pewarnaan gram (-) India ink (+) AFB (+)
mungkin (+)
Kultur (+) (-) (+) (+)
PROGNOSIS Back
STATUS EPILEPTIKUS
Kejang yang berlangsung terus – menerus selama periode tertentu atau berulang tanpa disertai
pulihnya kesadaran diantara kejang. ( durasi > 30 menit )
Mencapai 80% diantara
seluruh kejang demam.
No risk = 12 %
1 risk = 25-50%
2 risk = 50- 59%
3risk or more = 73-100%
KLASIFIKASI
WHO 2009
54
KLASIFIKASI
WHO 2011
Undiferrentiated Febrile Illness
(Sindrom Virus)
Self limited.
Demam Dengue
Setelah masa inkubasi, rata-rata 4-6 hari (rentang 3-14 hari),timbul gejala: demam,
myalgia, sakit punggung, gejala konstitusional lain (malaise, anoreksia, dan gangguan
rasa kecap).
Gejala lain : facial flushing, anoreksia, mialgia, artralgia, nyeri epigastrik, mual,
muntah, sakit tenggorok
Manifestasi perdarahan : uji tourniquet +, ptekiae spontan, epistaksis, perdarahan
gusi, hematuri, perdarahan saluran cerna
Hepatomegali sejak awal fase demam, pembesaran 2-4 cm di bawah arkus kosta
1. Fase Demam
2. Fase Kritis (Syok)
3. Fase
Penyembuhan
(Konvalesens)
Fase Gejala
Fase 2-7 hari, facial flushing, skin erythema, generalized body ache, myalgia, arthralgia, retro-orbital
eye pain, photophobia, rubeliform exanthema, anorexia, nausea and vomiting and headache.
demam Some : sore throat, an injected pharynx, and conjunctival injection
Mild hemorrhagic ( petechiae dan perdarahan membran mukosa ).
Hepar dapat membesar setelah beberapa hari demam
Penurunan leukosit progresif
Gangguan kehidupan sehari-hari
Fase kritis 3-8 hari, suhu turun menjadi 37.5-38oC, leukopenia progresif + penurunan trombosit
cepat + peningkatan hematokrit ( mempengaruhi tekanan darah dan volume nadi)
Berlangsung selama 24-48 jam
Peningkatan permeabilitas kapiler → warning sign ( plasma leakage )
Efusi pleura + asites
Fase Penyerapan cairan ekstravaskular dalam 48-72 jam. Perbaikan KU, peningkatan nafsu
makan, berkurangnya gejala gastrointestinal, stabilisasi hemodinamik, dan diuresis
recovery Confluent erythematous
Pruritus
Bradikardi atau perubahan EKG
Ht normal atau rendah
Penyulit pada Fase Demam, Kritis, dan
Konvalesens
Fase Gejala Klinis
Dehidrasi,
Demam Demam tinggi dapat menyebabkan gangguan
neurologi & kejang demam
Syok akibat perembesan plasma,
Kritis Perdarahan massif,
Gangguan organ
Hipervolemia (jika terapi cairan intravena diberikan
secara berlebihan dan/atau dilanjutkan sampai fase
Konvalesens konvalesens)
Edema paru akut
WHO classification of dengue infections and
grading of severity of DHF
Penyebab Kelebihan Cairan
◦ Pemberian cairan intravena yang terlalu awal dengan volume yang besar
◦ Menggunakan cairan hipotonik dengan volume yang besar
◦ Tidak menurunkan jumlah volume cairan infus ataupun menghentikannya
walaupun sudah masuk ke fase konvalesens
◦ Tidak menggunakan cairan jenis koloid walau sudah ada indikasi
◦ Tidak segera memberikan transfusi darah walaupun jelas sudah ada indikasi
perdarahan terutama tersembunyi, tetapi tetap menggunakan cairan jenis
kristaloid
◦ Pasien dengan status nutrisi overweight/obesitas diberikan cairan infus yang
tidak sesuai dengan berat badan ideal
Tanda dan Gejala Kelebihan Cairan
◦ Tampak sakit berat
◦ Distress pernapasan, dyspnea dan takipnea
◦ Hepatomegali yang makin membesar
◦ Abdomen cembung dengan asites masif
◦ Nadi meningkat dengan isi dan tekanan masih kuat
◦ Krepitasi dan atau ronki dan atau wheezing di semua lapangan paru
◦ Perfusi yang buruk didapatkan pada pasien dengan gagal napas (respiratory
failure) oleh karena efusi pleura yang massif dan atau asites
67
Diagnosis
Laboratorium
GRUP A
Keadaan anak :
Adekuat minum via oral
Berkemih 1 kali setiap 6 jam
Tidak memiliki tanda bahaya
77
GRUP B
Pasien dengan tanda bahaya
Kondisi komorbid
Kondisi sosial
• Cek hematokrit pre terapi cairan IV • Anjurkan asupan oral, jika tidak
• Terapi cairan RL/NS memungkinkan gunakan volume cairan
- mulai dari 5-7ml/kg/jam 1-2 jam maintance (BB ideal )
- Turunkan menjadi 3-5ml/kg/jam 2 – 4 jam • Pantau UO, TTV, dan tanda bahaya
- Turunkan menjadi 2-3ml/kg/jam • Cek lab darah untuk hematokrit, leukosit, dan
• Nilai kembali status klinis dan ulangi uji platelet
hematokrit • Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati sesuai
• UO > 0.5 ml/kg/jam dan balance cairan indikasi
• Pantau TTV tiap 1-4 jam sampai melewati fase
kritis, berikutnya 6-12 jam
78
Grup C
79
BACK
85