Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN KASUS

An. D. S usia 7 bulan

Pembimbing
dr. Dora Novriska, Sp. A, MSc.

Presentan
Bryan Horiando
Latar Belakang
3

“ Dalam waktu 50 tahun terakhir, insiden infeksi dengue meningkat


30 kali dengan peningkatan luas geografi ke negara-negara baru
dan terjadi penyebaran infeksi virus dengue dari daerah perkotaan
ke pedesaan “ - SariPediatri

“Manifestasi tidak lazim pada infeksi dengue“ -


Kalayanarooj dan Nimmannitya 2004

“Dengue Expanded Syndrom” – WHO 2011 dan IDAI


2014

“Kejang demam terjadi pada 2 – 5 % anak berumur 6


bulan – 5 tahun” – AAP Febrile seizure;2011
Pada Tahun
2017

68.407 KASUS
Terdapat penurunan IR dari tahun 2016
493 ke 2017

4
Kasus
6

Nama : An. D.S

Usia : 7 bulan
IDENTITAS
Jenis Kelamin : Perempuan
PASIEN
Alamat : Sidoarjo RT06

Tanggal masuk : 3 Desember 2019


RS
Tanggal Keluar : 7 Desember 2019
RS

CareGiver : Ibu
7

Alloanamnesis
Dengan Ayah dan Ibu pasien
8

Keluhan Utama ▪ Kejang 8 jam SRMS

Keluhan Tambahan ▪ Demam Sejak 4 hari SMRS


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4 hari SMRS 2 hari SMRS

• Demam (+), timbul mendadak pada siang hari, dirasakan • Demam (+), hanya membaik jika diberikan obat
terus menerus sepanjang hari namun hanya diukur dengan
perabaan tangan. Saat demam muncul pasien selalu
warung
menggigil dan wajah memerah. Tidak ada periode bebas
demam. Demam dapat turun setelah meminum obat • Muncul ruam di kulit di bagian dada dan perut
warung, namun kembali naik setelah beberapa saat
kemudian.
berupa bintik – bintik kemerahan, dirasakan
• Batuk (-) dan pilek (-) tidak gatal dan tidak nyeri.
• Gangguan BAB (-) dan BAK (-)
• Lemas dan nafsu makan menurun, minum ASI sedikit dan
makanan pendamping asi hanya 1-2 sendok dalam 3 kali
• Lemas dan nafsu makan menurun, minum ASI
makan. sedikit dan makanan pendamping asi hanya 1-2
sendok dalam 3 kali makan.
Ibu pasien memberikan obat warung
- paracetamol tablet 2 x sehari @125 mg
- inzana 2 x sehari @40 mg
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

8 jam SMRS 6 jam SMRS

• Demam (+) • Os dibawa ke klinik


• Kejang (+) berupa kaku seluruh tubuh, - diberikan cairan melalui infus yang tidak
mata mendelik ke atas durasi 60 menit. diketahui kandungannya, tak lama
Saat sebelum kejang, pasien sedang tidur di kemudian os menangis.
kasur. Ini merupakan kejang pertama. - Di klinik dikatakan petugas kesehatan
bahwa pasien sedang demam dan diberikan
Os langsung dibawa ke puskesmas dan obat penurun panas.
diberikan diazepam via rektal 1 kali, Kejang
kaku dan mata mendelik hilang, namun os • Setelah itu os dirujuk ke IGD RSUD
tidak menangis dan langsung tertidur.. Bangka Tengah dan dirawat di bangsal
strawberry
11

▪ Riwayat kejang : disangkal


RIWAYAT ▪ Riwayat demam: Ada setelah pemberian vaksin
PENYAKIT pada bulan 1,2, dan 3. Setelah itu os tidak
mengalami demam lagi
DAHULU
▪ Riwayat alergi : Disangkal

▪ Riwayat dirawat rumah sakit: Disangkal, ini


pertama kali os masuk rumah sakit dan dirawat
▪ Riwayat Kejang : Kakak pasien ada kejang pada
umur 1 tahun karena demam akibat batuk dan
pilek. Namun kejang berhenti sendiri dan
RIWAYAT diberikan obat warung penurun demam. Kakak
pasien kejangnya tidak kambuh lagi.
KELUARGA
▪ Hipertensi : disangkal
Tn. A Ny. K
27 24 ▪ Diabetes Melitus : disangkal
tahun tahun
▪ Tuberkulosis : disangkal

▪ Asma : disangkal

An. S 5 ▪ Alergi : disangkal


An. DS
tahun
7 bulan
13

Keadaan ibu saat hamil : tidak ada penyulit, hipertensi (-),


bengkak pada kaki dan tangan(-)
RIWAYAT
Usia Gestasi : cukup bulan, BBL: 2500g,
KEHAMILAN PBL: 48cm, kuning (-), biru (-)
DAN
Metode persalinan : spontan oleh bidan di puskesmas
PERSALINAN
ANC : 8x
Imunisasi TT : 2x
Obat rutin saat kehamilan : tidak ada.
Konsumsi rokok, alkohol dan napza selama hamil disangkal.
14

▪ 0-6 bulan : ASI


RIWAYAT MAKANAN
▪ 6 bulan - sekarang : ASI, SUN beras
merah
15

Keadaan Rumah pasien


dikelilingi parit
Di daerah rumah
sering kesulitan
Orangtua pasien
mengatakan
Lingkungan Sejak musim air jadi ayah bahwa beberapa
hujan datang pasien meletakkan tetangga pasien
Sekitar kondisi rumah tanki kosong ada yang terkena
sering terjadi untuk menampung demam dan
banjir dan diakui air. Tanki yang dirawat.
banyak genangan sudah terisi air
air tidak pernah
dikuras dan tidak
ditutup.
• BCG SCAR = (+) di lengan kanan atas
18

Pemeriksaan Fisik
Tanggal 3 Desember 2019 di IGD
19

Keadaan Umum

Pemeriksaan ▪ Kesan Keadaan sakit : Tampak sakit Sedang.


gelisah
Fisik
▪ Kesadaran : Somnolen (E2M4V3)

Tanda – tanda Vital

▪ Nadi :120 x/menit, regular

▪ Pernapasan :30 x/ menit

▪ Suhu tubuh :36.9 ℃


20

Berat Badan Tinggi Badan Lingkar Kepala


6 kg 66 cm 43 cm

Pemeriksaan Fisik ( ANTROPOMETRI )


21

Plotting
◦ WFA : -2 SD - 2 SD
◦ HFA : -2 SD – 2 SD
◦ WFH : -2 SD – 2 SD
Kesimpulan : Status gizi baik menurut WHO
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephali, LK=43 cm, deformitas -
Mata : Mata cekung +/+, air mata +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, refleks cahaya langsung & tidak langsung +/+, pupil isokor 3mm/3mm,

strabismus -/-
Hidung : deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-
Mulut : Mukosa oral basah, coated tongue (-), faring hiperemis (-)
Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
◦ Inspeksi : terlihat ada ptechiae (+), mengembang simetris,
retraksi (-)
◦ Palpasi : gerakan napas teraba simetris, nyeri tekan (-)
◦ Auskultasi : Vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
◦ Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
◦ Palpasi : iktus kordis tidak teraba
◦ Auskultasi: bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
◦ Inspeksi: tampak cembung
◦ Auskultasi: BU (+) 6x/menit
◦ Palpasi: soepel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-),
◦ Perkusi: timpani, undulasi (-),
◦ Punggung: alignment vertebra baik
• Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-/-/-).
• Kulit : turgor kulit baik, ptekiae (+),
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
- Tanda rangsang meningeal : Refleks patologis
Kaku kuduk (+), kernig (-),
- Hoffman tromner -/-
brudzinski 1 (-), brudzinski 2 (-) - Babinski -/-
- Refleks fisiologis : - Chaddock -/-
- Biseps ++/++ - Oppenheimer -/-
- Triseps ++/++ - Schaeffer -/-
- Patella ++/++ - Gourdon -/-
- Achilles ++/++ - Klonus -/-
•Motorik kesan baik, tidak ada lateralisasi
•Sensorik sulit dinilai
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
•Saraf kranial
•N I : sulit diperiksa
•N II : kesan baik
•N III : gerak bola mata kesan baik
•N IV : gerak bola mata kesan baik
•N V : motorik kesan baik, tidak ada lateralisasi, sensorik sulit dinilai
•N VI : gerak bola mata kesan baik
•N VII : kesan baik, tidak ada lateralisasi
•N VIII : kesan baik.
•N IX : kesan baik, pasien dapat menelan, tidak tersedak
•N X : kesan baik, pasien dapat menelan, tidak tersedak
•N XI : sulit dinilai
•N XII : kesan baik, tidak ada lateralisasi
27

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 9.3 g/dl 10.5 – 14.0 g/dl
Leukosit 7.700 uL 6 000 – 14.000 uL
Eritrosit 4.43 jt/L 4.2 – 5.4 jt/L Kesan :
Trombosit 19.000 uL 150.000 – 450.000 uL
- Anemia mikrositik hipokrom
Hematokrit 27% 32 – 42 %
- Trombositopenia
MCV 60 fL 72 – 88 fL
MCH 21 pg 24 – 30 pg
- Limfositosis
MCHC 35 g/dl 32 – 36 g/dl
Hitung Jenis :    
Basofil 0% 0 – 0.75 %
Eosinofil 0% 1–3 %
Neutrofil 25 % 54 - 62 %
Limfosit 64 % 25 – 33 %
Monosit 11 % 25 – 33 %
GDS 71 mg/dl 3–7%

Pemeriksaan Penunjang ( 3/12/2019 )


28

Kesan :
Pemeriksaan radiologi normal

Pemeriksaan Penunjang ( 3/12/2019)


29

• Demam tipe continous sejak 4 hari SMRS


RESUME • Ptechiae pada dada yang muncul 2 hari SMRS
• Kejang tipe tonik durasi 60 menit, pre ictal sedang tidur dan post ictal
mengalami penurunan kesadaran
• Penurunan nafsu makan
• Malaise
• Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang dan gelisah,
suhu 36.9 ℃ ( setelah pemberian paracetamol ), mata cekung. Pada
inspeksi thoraks terdapat ptechiae dan daerah perut. Pemeriksaan
rangsang meningeal kaku kuduk (+)
• Status gizi baik menurut WHO
• Status perkembangan baik sesuai dengan CDC
• Pemeriksaan analyzer terdapat
- Anemia mikrositik hipokrom
- Trombositopenia dan Limfositosis
• Pemeriksaan radiologi dalam batas normal
30

Data Diagnosis Awal Penjelasan


• An. Perempuan 7 bulan • Status Epileptikus +
• Demam tipe continous sejak 4 hari SMRS penurunan kesadaran e/c
• Ptechiae pada dada yang muncul 2 hari SMRS
• Kejang tipe tonik durasi 60 menit, pre ictal sedang tidur dan - Suspek Meningitis e/c viral 1
post ictal mengalami penurunan kesadaran. Kakak pasien ada dd/bakteri
riwayat kejang
• Penurunan nafsu makan
• Malaise - Kejang Demam Kompleks e/c DF 2
dd/ DHF
• Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang dan
gelisah, suhu 36.9 ℃ ( setelah pemberian paracetamol ), mata
cekung. Pada inspeksi thoraks terdapat ptechiae dan daerah - Suspek Ensefalopati Dengue 3
perut. Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+)
• Pemeriksaan analyzer terdapat
- Anemia mikrositik hipokrom • Dehidrasi ringan - sedang 4
- Trombositopenia dan Limfositosis

• Anemia mikrositik hipokrom


e/c Anemia def besi dd/ 5
infeksi kronis
31

• IVFD RL 75cc/kgBB dalam 6 jam


TATALAKSANA • IVFD D5 ¼ NS 600 cc/24 jam
• Terpasang NGT
• Sibital 15 mg dalam D5 20 cc/12 jam
• PCT IV 6 cc K/P
• PCT drop 0,6 cc K/P
• Injeksi ampicillin 4 x 300 mg IV
• Injeksi Gentamicin 1 x 20 mg IV
• Injeksi diazepam 1,8 mg bila kejang
• Pantau TTV ,tanda syok, kejang, dan urin
tiap 2 jam
• Cek analyzer, IGG dan IGM
Follow-up 4 Desember 2019 5 Desember 2019 6 Desember 2019 7 Desember 2019
Kejang (-), demam (+), syok (-) Kejang (-), demam (+) syok (-) Kejang (-), demam (+) syok (-) Kejang (-), demam (-) syok (-)
S perdarahan (-), urin (+) perdarahan (-), urin (+) perdarahan (-), urin (+) perdarahan (-), urin (+)
Kesadaran Somnolen (E3M5V3) CM CM CM
HR 132 x/menit 135x/menit 136 x/menit 118x/menit
Suhu 36.9 ℃ 37.5 ℃ 37.9 ℃ 37.1 ℃
RR 28 x/menit 28 x/menit 32 x/menit 28x/menit
Pemfis
O
Pemeriksaan kaku kuduk (+) Pemeriksaan kaku kuduk (+)
Pemeriksaan kaku kuduk (+) Pemeriksaan kaku kuduk (-)
Ptechiae (+/+) pada dada Ruam konvalescence (+)
Ptechiae (+/+) pada dada Ruam konvalescence (+)

IVFD D5 ¼ NS 600 cc/24 jam

IVFD D5 ¼ NS 600 cc/24 jam (25 tpm mikro ) Sibital stop


IVFD D5 ¼ NS 600 cc
On NGT ( 50 cc susu )
Amoxan 3 x 2.5 ml Injeksi ampicilin 300 mg IV
Sibital 15 mg dalam D5 20 cc/12 jam
Apialis 1 x 2.5 mg Injeksi gentamicin 20 mg IV
PCT IV 6cc k/p T > 38.5℃
Obat pulang :
PCT drops 0.6 cc k/p T>37.5 ℃ PCT drop 3 x 0.7 cc K/P T>37.5 Amoxan 3 x 2.5 ml
P Injeksi ampicilin 4 x 300 mg IV ℃
Apialis 1 x 2.5 mg
Injeksi gentamicin 1 x 20 mg IV PCT drop 3 x 0.7 cc k/p
Sangobion drop 2 x 1 ml
Injeksi diazepam 1.8 mg bila kejang Sangobion drop 2 x 1 ml
Pantau TTV, tanda syok, tanda perdarahan, urin per 2 jam Mupirocin 3 x 1 dioles Mupirocin 3 x 1 dioles
Cek lab setiap 12 jam Opilax 2 x 3 ml
Opilax 2 x 3 ml
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
33

3 / 12 / 2019 4 / 12 / 2019 (06.00) 4 / 12 / 2019 (18.00) 5 / 12 / 2019

Hemoglobin 9.3 g/dl 7.9 g/dl 8 g/dl 7.5 g/dl 10.5 – 14.0 g/dl

Leukosit 7.700 uL 9600 uL 8.400 uL 13.800 uL 6 000 – 14.000 uL

Eritrosit 4.43 jt/L 3.71 jt/L 3.78 jt/L 3.54 jt/L 4.2 – 5.4 jt/L

Trombosit 19.000 uL 26.000 uL 14.000 uL 68.000 uL 150.000 – 450.000 uL

Hematokrit 27% 23 % 23 % 20 % 32 – 42 %

MCV 60 fL 62 fL 61 fL 57 fL 72 – 88 fL

MCH 21 pg 21 pg 21 pg 21 pg 24 – 30 pg

MCHC 35 g/dl 35 g/dl 35 g/dl 37 g/dl 32 – 36 g/dl

Hitung Jenis :          

Basofil 0% 0% 0% 0% 0 – 0.75 %

Eosinofil 0% 0% 0% 0% 1–3 %

Neutrofil 25 % 15 % 15 % 25 % 54 - 62 %

Limfosit 64 % 78 % 70 % 64 % 25 – 33 %

Monosit 11 % 7 % 15 % 11 % 3–7%
GDS 71 mg/dL IgM dan IGG dengue reaktif 70 – 106 mg/dl
34

• Status Epileptikus + penurunan kesadaran e/c


- Kejang Demam Kompleks e/c DHF
Diagnosis Akhir - Suspek Ensefalopati Dengue
• Dehidrasi ringan – sedang perbaikan
• Anemia mikrositik hipokrom e/c Anemia def
besi dd/
• Status gizi baik menurut WHO
• Status perkembangan sesuai menurut CDC
35

Sumber
▪ 1. Novie Homenta Rampengan,* Mulya Rahma Karyanti,** Sri Rezeki Hadine. Sari Pediatri
“Ensefalopati Dengue pada Anak.” 2011 Apr;12.
▪ 2. KEMENTERIAN KESEHATAN. InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI “ SITUASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI INDONESIA
TAHUN 2017 .” 2018 Apr 22;1.
▪ 3. Robert M. Kliegman, MD. Nelson Textbook of Pediatrics 20E. 20th ed. ELSEVIER; 2016.
▪ 4. WHO. DENGUE GUIDELINES FOR DIAGNOSIS, TREATMENT, PREVENTION AND
CONTROLTREATMENT, PREVENTION AND CONTROLTREATMENT, PREVENTION AND
CONTRO. 2009
▪ 5. Sri Rezeki Hadinegoro, Ismoedijanto Moedjito, Alex Chairulfatah. Pedoman Diagnosis dan Tata
Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. IDAI 2014;
▪ 6. Klaus Wolff, Richard A. Johnson, Arturo P. Saavedra. Fitzpatrick’s Color Atlas And Synopsis Of
Clinical Dermatology. seventh. Mc Graw Hill;
▪ 7. AMVijayalakshmi, AJayavardhana. Febrile Rash and Convalescent Rash of Dengue Fever. 2013
Jul 15;50. Available from: https://www.indianpediatrics.net/july2013/717-718.pdf
▪ 8. Marianna Peres Tassara. Neurological manifestations of dengue in Central Brazil. 2017 Jun;
▪ 9. LINTAS DIARE “ LIMA LANGKAH TUNTASKAN DIARE .” 2011th ed. Departemen
Kesehatan RI; 2011.
▪ 10. Sofyan Ismael, Hardiono D. Pusponegoro. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam.
Badan Penerbit Ikat Dr Anak Indones. 2016;1.
▪ 11. Robert J Baumann. Pediatric Febrile Seizures Clinical Presentation. 2018 Nov 9; Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1176205-clinical#b4
▪ 12. WHO. Comprehensive Guidelines for prevention and control of Dengue and Dengue Haemoragic Fever.
2011
36

TERIMAKASIH
MOHON MAAF BILA ADA SALAH PENGUCAPAN
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA
TINJAUAN PUSTAKA
MENINGITIS PADA ANAK
Fenichel GM. Clinical Pediatric Neurology. 5 th edition. Philadelphia: Elsevier saunders; 2005
Nelson textbook of pediatrics 20 E
DEFINISI MENINGITIS
dapat diidentifikasi
Peradangan atau
oleh peningkatan
inflamasi pada
kadar leukosit dalam
selaput otak
liquor cerebrosipinal
(meningens)
(LCS)

etiologi (infeksi dan


non infeksi)
Manifestasi klinis yang dapat timbul adalah:

Gejala infeksi akut • Kejang (umum, fokal atau twitching)


▪ Lethargy
• Bulging fontanel (ubun-ubun besar yang menonjol
▪ Iritablitas
dan tegang)
▪ Demam ringan
▪ Muntah • Gejala elainan serebral lain( hemiparesis, paralisis,
▪ Anoreksia strabismus)
▪ Sakit kepala (pada anak yang lebih besar) • Crack pot sign
▪ Petechia dan Herpes Labialis (untuk infeksi • Pernafasan Cheyne Stokes
Pneumococcus) • Hipertensi dan Chocked disc papila n.optikus (pada
Gejala peningkatan tekanan intrakranial anak yang lebih besar)
▪ Muntah Gejala rangsangan meningeal
▪ Nyeri kepala (pada anak yang lebih besar)
• Kaku kuduk positif
▪ Moaning cry ( tangisan merintih pada neonatus)
▪ Penurunan kesadaran • Kernig, Brudzinski I dan II positif
• Pada anak dengan usia kurang 1 tahun, gejala
meningeal tidak dapat diandalkan sebagai
diagnosis. Bila terdapat gejala-gejala tersebut,
maka perlu dilakukan pungis lumbal untuk
mendapatkan cairan serebrospinal (CSS).
Lab Studies

▪ The cornerstone in the diagnosis


of meningitis is examination of
the CSF.
▫ In general, whenever the
diagnosis of meningitis is
strongly considered, promptly
perform a lumbar puncture.

A spinal needle is inserted,


usually between the 3rd
and 4th lumbar vertebrae
in the lower spine.
41

• Kejang atau twitching Pungsi lumbal juga dilakukan


Indikasi Pungsi • Paresis atau paralisis pada :
termasuk paresis N.VI • demam yang tidak diketahui
Lumbal • Koma sebabnya dan pada pasien
• Ubun-ubun besar menonjol dengan proses degeneratif.
• Kaku kuduk dengan
kesadaran menurun
• TBC milier
• Leukemia
• Mastoiditis kronik yang
dicurigai meningitis
• Sepsis
42

• Syok
• Infeksi Ditempat Pungsi
Kontrainidikasi • Peningkatan TIK e/c
SOL

• Sakit Kepala
• Infeksi
Komplikasi • Herniasi dan tertusuknya
saraf oleh jarum pungsi

PUNGSI LUMBAL
Analisis CSF
ASPEK Bakteri Virus Fungal Tubercular
Appearance Cloudy/purulent normal Normal / cloudy Normal / cloudy
Opening pressure Normal Normal /
WBC PMN , MN ( limfosit ) Normal atau Normal atau
( limfosit) MN
Protein
Glukosa normal
Laktat normal
smear Pewarnaan gram (-) India ink (+) AFB (+)
mungkin (+)
Kultur (+) (-) (+) (+)
PROGNOSIS Back

Meningitis Viral Meningitis Bakterial

• Penyakit ini self-limited dan Tergantung dari:


penyembuhan sempurna • Umur pasien
dijumpai setelah 3-4 hari pada • Jenis mikroorganisme
kasus ringan, dan setelah 7-14
• Berat ringannya infeksi
hari pada keadaan berat.
• Lamanya sakit sebelum mendapat
pengobatan
• Kepekaan bakteri terhadap
antibiotik yang diberikan
Status Epileptikus dan
Kejang Demam
Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI 2016
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 C) dengan metode pengukuran suhu apa pun
yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial .
keterangan:
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit atau metabolik.
2. Tidak memiliki riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
3. Anak berusia 1-6 bulan dapat mengalami kejang demam namun jarang terjadi.

STATUS EPILEPTIKUS
Kejang yang berlangsung terus – menerus selama periode tertentu atau berulang tanpa disertai
pulihnya kesadaran diantara kejang. ( durasi > 30 menit )
Mencapai 80% diantara
seluruh kejang demam.

Sebagian besar berlangsung


kurang dari 5 menit dan
berhenti sendiri.

Kejang berulang terjadi pada


16% anak dengan kejang
demam.
Analisa faktor risiko kejang
rekuren

No risk = 12 %
1 risk = 25-50%
2 risk = 50- 59%
3risk or more = 73-100%

Kliegman R, Nelson W. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier/Saunders.


Tata Laksana
INFEKSI DENGUE
Penularan
Virus Dengue Vektor Penjamu Lingkungan

• Genus → Flavivirus • Stegomiya aegipty • Nyamuk menghisap • Lingkungan


• ssRNA (Aedes aegipty) darah saat viremia • Kelembaban
• 3 protein struktural • Antropofilik • 2 hari sebelum • Curah hujan
(C, prM, E) • Multiple bite demam sampai 5-7 • Pergantian musim
• 7 protein non • Betina hari fase demam kemarah ke
struktural (NS1, • Stegomiya albopictus • Status imun dan penghujan 
NS2A, NS2B, NS3, (aedes albopictus) genetik nyamuk dehidrasi
NS4A, NS4B, NS5)
• 4 serotipe (DENV 1, 2,
3, 4)
52

PATOGENESIS ▪ Infeksi pertama kali ▪ Infeksi Sekunder


( primer )  dengan serotipe virus
menimbulkan berbeda
kekebalan seumur ▪ ( secondary
hidup untuk serotipe heterologous
penyebab. infection )  dapat
memberikan gejala
yang lebih berat
53

KLASIFIKASI
WHO 2009
54

KLASIFIKASI
WHO 2011
Undiferrentiated Febrile Illness
(Sindrom Virus)

Infeksi primer → demam sederhana tidak khas, sulit


dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lain.

Ruam makulopapular → dapat menyertai demam/


saat penyembuhan.

Self limited.
Demam Dengue
Setelah masa inkubasi, rata-rata 4-6 hari (rentang 3-14 hari),timbul gejala: demam,
myalgia, sakit punggung, gejala konstitusional lain (malaise, anoreksia, dan gangguan
rasa kecap).

Demam: mendadak, tinggi (39oC- 40oC), terus-menrus (kontinu), biasanya


berlangsung 2-7 hari → hari ke-3 suhu turun (di atas normal), kemudian dapat naik
kembali (bifasik).

Dapat disertai: myalgia, sakit punggung, (breakbone fever), atralgia, muntah,


fotofobia, nyeri retroorbital (saat mata digerakkan atau ditekan), gangguan
pencernaan (diare/konstipasi), nyeri perut, sakit tenggorok, dan depresi
Demam Dengue
Hari sakit ke-3 atau 4: ruam makulopapular rash/ rubeliformis.
Masa penyembuhan → ruam konvalesens: ruam di kaki dan tangan
berupa makulopapular rash dan petekie diselingi bercak-bercak putih
(white islands in the sea of red), dapat disertai rasa gatal
Manifestasi perdarahan: ringan → uji tourniquet positif (≥ 10 petekie
dalam area 2,8 x 2,8 cm) atau beberapa petekie spontan.
Demam Dengue
Laboratorium:
◦ leukopenia (<5000/mm3)
◦ Trombositopenia (<150.000/mm3)
◦ Hematokrit: ↑ 5-10% baseline
◦ Serum biokimia: normal, SGOT dan SGPT dapat meningkat

Perjalanan penyakit → masa konvalesens berlangsung singkat dan sembuh


segera, rasa lemah dan myalgia kadang berlangsung lama. Bradikardia dapat
ditemukan pada masa konvalesens.
Demam Berdarah Dengue
Demam : tinggi, mendadak, kontinu, bifasik, 2-7 hari, dapat mencapai 40 o

Gejala lain : facial flushing, anoreksia, mialgia, artralgia, nyeri epigastrik, mual,
muntah, sakit tenggorok
Manifestasi perdarahan : uji tourniquet +, ptekiae spontan, epistaksis, perdarahan
gusi, hematuri, perdarahan saluran cerna

Ruam konvalesens ditemukan pada masa penyembuhan

Hepatomegali sejak awal fase demam, pembesaran 2-4 cm di bawah arkus kosta

Kebocoran plasma : efusi pleura, asites , peningkatan Ht >20%, penurunan


albumin >0,5 g/dL
60
Perjalanan Penyakit
DHF:

1. Fase Demam
2. Fase Kritis (Syok)
3. Fase
Penyembuhan
(Konvalesens)
Fase Gejala
Fase 2-7 hari, facial flushing, skin erythema, generalized body ache, myalgia, arthralgia, retro-orbital
eye pain, photophobia, rubeliform exanthema, anorexia, nausea and vomiting and headache.
demam Some : sore throat, an injected pharynx, and conjunctival injection
Mild hemorrhagic ( petechiae dan perdarahan membran mukosa ).
Hepar dapat membesar setelah beberapa hari demam
Penurunan leukosit progresif
Gangguan kehidupan sehari-hari

Fase kritis 3-8 hari, suhu turun menjadi 37.5-38oC, leukopenia progresif + penurunan trombosit
cepat + peningkatan hematokrit ( mempengaruhi tekanan darah dan volume nadi)
Berlangsung selama 24-48 jam
Peningkatan permeabilitas kapiler → warning sign ( plasma leakage )
Efusi pleura + asites

Fase Penyerapan cairan ekstravaskular dalam 48-72 jam. Perbaikan KU, peningkatan nafsu
makan, berkurangnya gejala gastrointestinal, stabilisasi hemodinamik, dan diuresis
recovery Confluent erythematous
Pruritus
Bradikardi atau perubahan EKG
Ht normal atau rendah
Penyulit pada Fase Demam, Kritis, dan
Konvalesens
Fase Gejala Klinis
Dehidrasi,
Demam Demam tinggi dapat menyebabkan gangguan
neurologi & kejang demam
Syok akibat perembesan plasma,
Kritis Perdarahan massif,
Gangguan organ
Hipervolemia (jika terapi cairan intravena diberikan
secara berlebihan dan/atau dilanjutkan sampai fase
Konvalesens konvalesens)
Edema paru akut
WHO classification of dengue infections and
grading of severity of DHF
Penyebab Kelebihan Cairan
◦ Pemberian cairan intravena yang terlalu awal dengan volume yang besar
◦ Menggunakan cairan hipotonik dengan volume yang besar
◦ Tidak menurunkan jumlah volume cairan infus ataupun menghentikannya
walaupun sudah masuk ke fase konvalesens
◦ Tidak menggunakan cairan jenis koloid walau sudah ada indikasi
◦ Tidak segera memberikan transfusi darah walaupun jelas sudah ada indikasi
perdarahan terutama tersembunyi, tetapi tetap menggunakan cairan jenis
kristaloid
◦ Pasien dengan status nutrisi overweight/obesitas diberikan cairan infus yang
tidak sesuai dengan berat badan ideal
Tanda dan Gejala Kelebihan Cairan
◦ Tampak sakit berat
◦ Distress pernapasan, dyspnea dan takipnea
◦ Hepatomegali yang makin membesar
◦ Abdomen cembung dengan asites masif
◦ Nadi meningkat dengan isi dan tekanan masih kuat
◦ Krepitasi dan atau ronki dan atau wheezing di semua lapangan paru
◦ Perfusi yang buruk didapatkan pada pasien dengan gagal napas (respiratory
failure) oleh karena efusi pleura yang massif dan atau asites
67

Diagnosis
Laboratorium

Deteksi asam Deteksi antigen


Isolasi virus
nukleat virus virus

Deteksi serum Analisis


respon imun / uji parameter
serologi serum imun hematologi
68
Demam Bedarah Dengue dengan Syok
(SSD)
◦ Memenuhi kriteria DBD
◦ Ditemukan tanda dan gejala syok hipovolemik baik yang
terkompensasi ataupun yang dekompensasi
70

Tanda dan Gejala Syok


Terkompensasi ▪ Dekompensasi
▪ Takikardi ▪ Takikardi
▪ Takipneu ▪ Hipotensi
▪ Tekanan nadi ▪ Nadi cepat dan kecil
<20mmhg ▪ Pernapasan Kusmaull
▪ Crt > 2s ▪ Sianosis
▪ Kulit dingin ▪ Kulit lembab dan
▪ Produksi urin < 0.5 dingin
▪ Anak gelisah ▪ Profound shok : nadi
tidak teraba dan
tekanan darah tidak
terukur
Diagnosis Banding
Demam Dengue
• Chikungunya, campak, campak Jerman, virus Epstein-
Infeksi Virus Barr, Enterovirus, Influenza, Hepatitis A, dan
Hantavirus

• Meningokokus, leptospirosis demam tifoid, penyakit


Infeksi Bakteri riketsia, demam skarlet

Infeksi Parasit • Malaria


DBD: Fase Demam
• Influenza, campak, chikungunya, mononucleosis
Flu-like Syndromes: infeksiosa
• Rubela, campak, demam skarlatina, infeksi
Penyakit dengan Ruam: meningokokus, chikungunya, reaksi obat (drug
fever)

Penyakit diare: • Rotavirus dan infeksi mikroorganisme enterik lain

Penyakit dengan • Meningoensefalitis, kejang demam


Manifestasi Neurologis:
DBD Fase Kritis
Penyakit • Gastroenteritis akut, malria, leptospirosis,
tifoid, virus hepatitis, sepsis bakterialis, dan
Infeksi syok septik.

Keganasan • Leukimia akut dan keganasan lain.

• Akut abdomen, apendisitis akut, kolesistitis akut,


Gambaran asidosis laktat, diabetes ketoasidosis, sindrom
Kawasaki, trombositopenia dan perdarahan, kelainan
Klinis Lain trombosit, gagal ginjal, distress pernapasan.
75

TATALAKSANA ▪ GRUP A ▪ GRUP B ▪ GRUP C

WHO 2009 ▪ Pasien dapat ▪ Dirujuk untuk ▪ Membutuhkan


dipulangkan tatalaksana rawat tatalaksana dan
inap di RS rujukan darurat
76

GRUP A

Keadaan anak :
Adekuat minum via oral
Berkemih 1 kali setiap 6 jam
Tidak memiliki tanda bahaya
77

GRUP B
Pasien dengan tanda bahaya
Kondisi komorbid
Kondisi sosial

Dengan Tanda Bahaya Dengan Komorbid Tanpa Bahaya

• Cek hematokrit pre terapi cairan IV • Anjurkan asupan oral, jika tidak
• Terapi cairan RL/NS memungkinkan gunakan volume cairan
- mulai dari 5-7ml/kg/jam 1-2 jam maintance (BB ideal )
- Turunkan menjadi 3-5ml/kg/jam 2 – 4 jam • Pantau UO, TTV, dan tanda bahaya
- Turunkan menjadi 2-3ml/kg/jam • Cek lab darah untuk hematokrit, leukosit, dan
• Nilai kembali status klinis dan ulangi uji platelet
hematokrit • Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati sesuai
• UO > 0.5 ml/kg/jam dan balance cairan indikasi
• Pantau TTV tiap 1-4 jam sampai melewati fase
kritis, berikutnya 6-12 jam
78

Grup C
79

TRIASE WHO 2011


DHF 1 dan 2 ( non syok )
DHF grade 3
Asidosis Kalsium
◦ Prolonged syok→ hipotensi, kontraktilitas otot ◦ Hipokalsemi → insufisiensi kontraktilitas otot
jantung, menurunkan respon KVS terhadap jantung
katekolamin → memperberat syok ◦ Kalsium glukonat 1 mg/kg dilarutkan 2x, IV,
hipovolemik dosis maks 10 ml
Bleeding Blood sugar
◦ Oksigenasi jaringan tidak adekuat → hipoksia ◦ Gangguan kesadaran, kejang, aritmia, henti
jaringan → asidosis jantung
◦ Hematokrit menurun, kondisi tidak stabil ◦ Glukosa 0,5-1,0 g/kg bolus
◦ Transfusi: fresh whole blood 10 ml/kg, fresh
packed red cell 5 ml/kg
DHF grade 4 As Soon As Posible

Diberikan terapi IV Fluid :


• 10 ml/kg selama 10 – 15 menit
Jika tekanan darah kembali stabil,
lanjutkan dengan terapi DHF grade 3
• Jika gagal ulangi lagi dengan 10ml/kg
Dan hasil lab harus sudah keluar untuk
segera dikoreksi.
• Pasang monitor, pasang kateter, dan
central vena catheter / arterial lines.
• Jika IV line tidak bisa, usahakan
melalui oral jika pasien tidak sadar /
intraosseous.
TANDA PERBAIKAN DAN PEMULANGAN
Tanda perbaikan Kriteria pulang rawat jalan
◦ Frekuensi nadi, TD, RR stabil, suhu normal ◦ Tidak demam minimal 24 jam tanpa antipiretik
◦ Nafsu makan baik ◦ Nafsu makan baik
◦ Urin cukup ◦ Perbaikan klinis yang jelas
◦ Hematokrit stabil pada kadar basal ◦ Jumlah urin cukup
◦ Ruam kovalesens 20-30% kasus ◦ 2-3 hari setelah syok teratasi
◦ Tidak tampak distress pernapasan
◦ Trombosit >50.000

BACK
85

Ensefalopati - Ensefalitis dengue


• Manifestasi yang tidak lazim
• Kondisi ini dapat terjadi pada keadaan syok berat /
syok peradangan otak (ensefalitis) atau ensefalopati
• Dipertimbangkan 2-7 hari adanya penurunan
kesadaran dan atau kejang.
DENV-3 diakui berhubungan dan
• Ensefalopati terutama berupa hepatoseluler-
berpengaruh dengan komplikasi ensefalopati, namun dapat pula disebabkan oleh
persarafan dan dihubungkan pada gangguan keseimbangan elektrolit dan metabolik,
penyebab dari gejala klinis yang berat
pada infeksi dengue - Marianna Peres seperti hipoglikemia, hiponatremia, hipo-kalsemia,
Tassara. Neurological manifestations of dengue dan kadang-kadang hiperglikemia. Kejang terjadi
in Central Brazil. 2017 Jun;
akibat hipoksia pada penurunan perfusi di korteks
serebri, atau edema otak akibat kebocoran vaskular
di jaringan otak. Ensefalopati dengue bersifat
sementara dan memiliki prognosis baik.
• Pada ensefalopati dengue dapat dijumpai
peningkatan kadar transaminase (SGOT/SGPT), PT
dan PTT memanjang, kadar gula darah menurun,
Back
alkalosis, dan hiponatremia (apabila mungkin periksa
kadar amoniak darah)
Anemia
The Harriet Lane handbook
BACK
Status Dehidrasi BACK
Lintas Diare

Anda mungkin juga menyukai