Anda di halaman 1dari 8

SHAMISEN

Musik Tradisional Jepang


Reyhan Swarna Medica & Pispian Rahman

Kajian musik nusantara dan mancanegara


Pascasarjana upi bandung 2020
Bahasan
2. Sejarah

1. Alat
Musik

3. Jenis/
Pengelompo
kan Alat
Shamisen Musik

5. Analisis
musik

4. Bentuk
dan Genre
musik
1. Alat Musik “Shamisen”
Bagian : Bahan :
1. Badan dari Kayu : (Cendana Merah, murbei, apel cina)
2. Kulit (membran) : Kucing, Anjing, Plastik (sintetis)
3. Dawai : Sutera yang dipilin , Nilon

Jenis shamisen diklasifikasikan tiga


ukuran ketebalan leher : 
1. hosozao  (leher Tipis)
2. Chuzao (Leher Sedang)
3.  futazao  (leher tebal) sering
disebut Tsugaru shamisen

Larasan : 1. Hanchoshi, (Khidmat ) 2. Niagari (Ceria),


Source : taiken.co 3. Sansagari (melankoli/tenang)
2. Sejarah Asal usul Shamisen
pertama kali dikenalkan
di Jepang pada sekitar
tahun 1562 di
pelabuhan Sakai dekat
Osaka.
buku harian Uwai Kakken tahun 1574 dalam Sebuah Misi Raja di
kepulauan Ryukyu menyertakan pemain “Shanshin Ryukyu”
yang seperti instrumen Sanxian yang leluhurnya berasal dari
Cina

Era Perkembangan
Secara musikal, periode Takugawa (Edo) (1600 -
1868) adanya kebangkitan musik
shamisen,berkembangnya serta merebaknya musik
untuk drama. Periode ini sebagai awal kemajuan
musik tradisional jepang.

4
3. Jenis /Pengelompokan
Alat Musik

berdasarkan Kelompok /nama


kesenian.
berdasarkan UKURAN LEHER.
Shamisen berdasarkan ukuran
1. Nagauta Shamisen
lehernya dapat dibagi menjadi
2. Gidayu Shamisen
tiga, yaitu :
3. Tokiwazu-Bushi Shamisen
1. Hosozao :adalah alat musik
,berleher sedang
Shamisen yang mempunyai
4. Kiyomoto,berleher sedang .
ukuran leher sempit.
5. Jiuta Shamisen
2. Nakazao adalah alat musik
6. Shinnai Shamisen
Shamisen yang mempunyai
7. Yanagawa Shamisen
ukuran leher sedang.
8. Tsugaru-Shamisen
3. Futozao adalah alat musik
9. Sanshin asal kepulauan Ryuku
Shamisen yang mempunyai
10.Gottan, asal prefektur
ukuran leher besar.
Kagoshima di buat seluruhnya
dari kayu dan tidak memakai kulit
hewan. 5
KATARIMONO (NARATIF) DAN UTAIMONO (NYANYIAN

4.
LIRIK/PUISI)
Bentuk dan Genre musik  Setiap genre musik shamisen cendrung memiliki intrumen
yang dibuat secara khusus sepertihalnya dengan berat
penumpu, ukuran dawai, desain pemetik dawainya.
 Gaya permainannya juga memiliki aturan-aturan yang
khas, dan kualitas suaranya unik. Gaya-gaya atau cara
bernyanyi atau bermain musik juga menjadi ciri-ciri genre
tertentu.
 jenis teks cerita-cerita yang dipiihnya. (kepahlawanan,
Religius tragedi, cinta, puisi)
 Nama-nama dari genre-genre ini biasanya adalah dari
nama keluarga atau pribadi penemunya Pada umumnya
dapat dikatakan bahwa seuah musik baru terbentuk bila
seseorang menyimpang dari gaya gurunya menjadi
bertolak belakang atau berlawanan. Ini juga diterapkan
dalam kelompok-kelompok pemain dalam satu genre. Ini
berarti jika seseorang ingin merubah cara melakukan
sesuatu, satu-satunya cara adalah keluar dari kelompok
dan menemukan yang baru.

6
5.
Alat Musik Shamisen mempunyai 3 larasan, yaitu :
Analisis musik 1. Hanchoshi, contohnya dengan nada C-F-C’ = intervalnya kuart,
kuint
2. Niagari, contohnya dengan nada C-G-C’ = intervalnya kuint,
kuart
3. Sansagari, contohnya dengan nada C-F-Bb’ = intervalnya
kuart, kuart
Link contoh video source Youtube
Karya Shinnaibushi : https://youtu.be/HWBwuVgnNck
Karya Japan Kabuki : https://youtu.be/V9QHX0LTL0w

1. Melodi : nada yang sering muncul ada 5 nada (pentatonik), sebagai contoh nada la, do, re, mi, sol / 6-1-2-3-5 / C-
Eb-F-G-Bb dan bisa juga terkesan seperti tangga nada minor pada musik Barat (C-D-EB-F-G-A-Bb-C’).
2. Motif : Pada karya Shamisen ada 3 motif yang sering muncul pada permainannya, diantaranya not seperempat, not
seperdelapan, not seperenambelas.
3. Irama : Pulsa yang dapat didengar itu disebut ketukan (beat). Pada karya shamisen, secara auditif pola iramanya
berubah-ubah, sesuai dengan alur cerita tersebut, tapi dapat dirasakan memiliki pola irama 4/4, 2/4, dan terkadang
tidak pasti atau tidak beraturan
4. Tempo dan Teknik Karya tersebut menunjukkan tempo yang tidak beraturan, bisa lambat (largo), sedang (moderato),
dan cepat (allegro maupun con spirito), hal tersebut berkaitan dengan naratif yang suasananya naik dan turun, juga
menyesuaikan dengan kalimat nyanyian vokalnya. Bisa di perlambat (Rittardando), tidak teratur (Adlibitum), dan
mempercepat (Accelerando). Tekink Glissando, Pizzicato, dan Slur. Apabila dalam teknik gitar bisa di sebut Picking
(dari alat pemetiknya yang bergerak atas dan ke bawah), Tapping (untuk pemetikkan melalui jari tangan kiri), legato
(menekan not selanjutnya dengan tidak melepas not sebelumnya), horizontal vibrato satu nada dibunyikan lalu di
goyangkan) dan Slide (memindahkan nada dengan di slide).

7
DAFTAR PUSTAKA
Ariza, (2019), Shamisen:Pengantar. Diakses 22 april 2020 dari; https://taiken.co/single/shamisen-an-introduction/

Jamalus, Busroh Hamzah. (1992/1003). Pendidikan Kesenian 1 Musik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Lubis, R, (2018) Shamisen: Alat Musik Tradisional Jepang (Nihon No Dentoo Teki O Gakki No Shamisen). Kertas karya
program studi D-III bahasa jepang. Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10286  

Malm, William P. (2000). Traditional Japanese Music and Musical Intrumen. Diterjemahkan oleh F.X. Widaryanto. 2005.
Musik Tradisional Jepang dan Instrumen Musiknya. Diterjemhkan. Jakarta: Ford Fondation dan MSPI.
Prier SJ. (2004). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi
Ramadani, dkk., (2015) Kolaborasi Musik Tradisional Shamisen dengan Musik Moderen di Jepang . Prodi Sastra Jepang.
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta. No 3 (2015) diakses 22 April 2020 dari http://ejurnal.bunghatta.ac.id/
Karya Shinnaibushi : https://youtu.be/HWBwuVgnNck
Karya Japan Kabuki : https://youtu.be/V9QHX0LTL0w

Anda mungkin juga menyukai