Anda di halaman 1dari 141

16

Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan demam dan nyeri-


nyeri otot. Riwayat rumah kebanjiran dan berobat ke mantri.
Setelah berobat ke mantri pasien mengeluh urinnya menjadi sedikit
dan kulitnya menguning, disertai mual, muntah, dan nyeri seluruh
sendi dan otot terutama betis. Apa kemungkinan diagnosa pasien
saat ini?
a. Yellow fever
b. Leptopsirosis
c. Weils disease
d. Dengue fever
e. Hepatitis A akut
Yellow Fever
• penyakit pendarahan viral akut yang ditularkan oleh nyamuk
(Aedes or Haemagogus ) yang terinfeksi RNA virus genus Flavivirus.
• Virus ini endemik di daerah tropis Afrika dan Amerika Tengah dan Selatan.
• Penyebaran :
Gejala :
• inkubasi dalam tubuh selama 3 hingga 6 hari • Diagnosis :
• Kebanyakan asimptomatik • PCR : deteksi virus
untuk early stage
• ELISA : deteksi
antibodi (later stage)

• Tatalaksana :
• Belum ada anti-virus
spesifik
• Treat symptoms
• Prevention : vaccine
Leptospirosis
• disebabkan oleh bakteri Leptospira terutama di negara tropis dengan
kelembaban yang tinggi.
• Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan
dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan
Penularan
Sumber Penularan Siapa saja yang rentan tertular?
• Hewan adalah tikus (rodent), Petani yang bekerja di sawah, pekerja
babi, kambing, domba, kuda, perkebunan, pekerja rumah potong hewan
anjing, kucing, serangga, dan dokter hewan, pekerja laboratorium,
burung, kelelawar, tupai dan mantri hewan.
landak
Gambaran klinis
Masa inkubasi leptospirosis berkisar 2-26 hari, dengan rata-rata 10 hari.

1. Fase leptospiremia: leptospira dapat dijumpai


dalam darah. 2. Fase Imun : berlangsung 4-30 hari, ditandai
• demam tinggi yang timbul dengan onset tiba- dengan peningkatan titer antibodi (IgM)
tiba,
• menggigil, • demam
• sakit kepala,
• kelemahan umum
• leher, perut, dan otot kaki dijumpai rasa
• mialgia,
nyeri
• ruam kulit,
• Perdarahan (purpura, petekie, epistaksis, dan
• mual, muntah,
perdarahan gusi)
• conjunctival suffusion (hari ke3/4) • Conjuntival injection dan conjungtival
• dan tampak lemah. suffusion dengan ikterus
• Pada sebagian penderita dapat ditemui • Meningitis, gangguan hati dan ginjal
fotofobia, rash, urtikaria kulit, splenomegali,
hepatomegali, dan limfadenopati. Gejala ini
terjadi saat hari ke 4-7.
• Menurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi ringan (non-
ikterik) dan berat (ikterik)
• Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama Weil’s Syndrome.
Tanda khas :
• ikterik,
• azotemia,
• gagal ginjal,
• serta perdarahan yang timbul dalam waktu 4-6 hari setelah onset gejala dan
dapat mengalami perburukan dalam minggu ke-2.
Diagnosis
• riwayat kontak
• gejala
• Faine Score. Guideline for The Control of
Leptospirosis, Geneva WHO, 1982

LAB :
• Pada sindrom Weil dapat ditemukan
leukositosis dan netropenia, terutama
selama fase awal penyakit.
• anemia berat pada sindrom Weil.
• Kadar enzim hati, kreatinin, dan ureum
meningkat secara ekstrim pada sindrom
Weil

• pemeriksaan mikroskopik, kultur,


inokulasi hewan, dan serologi (gold
standart : Microscopic Agglutination Test
(MAT) // + min 1 minggu
Tatalaksana
Kasus leptospirosis berat
harus diberikan penisilin
dosis tinggi IV
(benzylpenicillin IV 30
mg/kg, maksimal 1,2 g, per
6 jam selama 5-7 hari )
Hepatitis A
• infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV)
Gejala
• incubation period of hepatitis A is usually 14–28 days.
diagnosis
Kriteria Klinis
• Penyakit akut dengan timbulnya tanda atau gejala apa pun yang konsisten dengan
hepatitis virus akut (mis. Demam, sakit kepala, malaise, anoreksia, mual, muntah,
diare, sakit perut, atau kencing gelap)
• DAN
a) ikterus atau peningkatan kadar bilirubin total ≥ 3,0 mg / dL,
b) peningkatan kadar serum alanine aminotransferase (ALT)> 200 IU / LDAN
c) tidak adanya diagnosis yang lebih memungkinkan

Kriteria Laboratorium
Bukti laboratorium konfirmasi: Antibodi Immunoglobulin M (IgM) terhadap virus
hepatitis A (anti-HAV) positif
Tes amplifikasi asam nukleat (NAAT; seperti reaksi berantai polimerase [PCR] atau
genotipe) untuk virus hepatitis A RNA positif
16. Leptospirosis Berat = Weil’s Disease
Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan demam dan nyeri-
nyeri otot. Riwayat rumah kebanjiran dan berobat ke mantri.
Setelah berobat ke mantri pasien mengeluh urinnya menjadi sedikit
dan kulitnya menguning, disertai mual, muntah, dan nyeri seluruh
sendi dan otot terutama betis. Apa kemungkinan diagnosa pasien
saat ini?
a. Yellow fever
b. Leptopsirosis
c. Weils disease
d. Dengue fever
e. Hepatitis A akut
17
Seorang pasien mengeluh nyeri perut kanan atas disertai mual
muntah sejak 1 minggu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
sklera ikterik dan konjungtiva anemis, nyeri tekan RUQ, dan
liver teraba 5 cm bac. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb 8,5 mg/dl,
trombosit 120.000, leukosit 8000, HbsAg (-), anti HCV (-).
riwayat konsumsi alcohol disangkal, namun pasien
memiliki riwayat TG 670 mg/dl. Apa diagnosis pasien saat ini?
a. Hepatitis viral acute
b. Non alcoholic steatohepatitis
c. Alcoholic fatty liver
d. Cirrhosis hepatis
e. Hepatoma
Hepatitis viral akut
Non alcoholic steatohepatitis
• Fatty liver atau perlemakan hati merupakan kondisi dimana terdapat
lemak di dalam sel hati dalam jumlah yang berlebihan :
• Perlemakan hati yang bukan disebabkan karena alkohol / Non Alcoholic Fatty
Liver Disease (NAFLD)
• Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD)

• NAFLD Merupakan penyakit hati yang sering ditemukan pada orang


yang tidak atau sedikit minum alkohol.
• steatosis sederhana (tanpa inflamasi dan fibrosis) (NAFL)
• steatosis dengan inflamasi dengan atau tanpa fibrosis (non-alcoholic
steatohepatitis- NASH)
• dan dapat berlangsung menjadi sirosis.
patogenesis
Gejala
• Pada fatty liver stadium awal biasanya tanpa • Faktor resiko :
gejala terutama pada Non Alcoholic Fatty Liver • obesitas,
(NAFL), ditemui perlemakan tanpa peradangan.
• hiperinsulinemia,
• resistensi insulin,
• kondisi berubah menjadi Non Alcoholic Steato • diabetes,
Hepatitis (NASH) dan sel hati sudah banyak yang • hipertrigliserida
mengalami peradangan serta  kerusakan. yang
parah barulah timbul gejala: • dan hipertensi
• Rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah
perut kanan atas di bawah iga.
• Rasa lelah berlebihan
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
• Kelemahan
• Mual dan muntah
• Hepatomegali
• Ikterik
• anemia
• Bila kerusakan hati sudah semakin hebat hingga terjadi sirosis maka
gejala yang timbul adalah :
• ascites
• spider angioma/spider naevi
• Pembengkakan limpa
• ikterik atau jaundice
• varises esofagus
• hematemesis
diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
• Konsentrasi ALT (SGPT) dan atau AST (SGOT) : peningkatan ringan –
sedang ( 1-4 kali dari batas atas nilai normal) dengan rasio AST/ALT
kurang dari 1.
• In patients with alcoholic liver disease, the AST:ALT ratio is >1
• albumin, bilirubin dan waktu prothrombin biasanya normal (kecuali
bila terdapat sirosis dan gagal hati).
Sirosis
hepatis
17
Seorang pasien mengeluh nyeri perut kanan atas disertai mual
muntah sejak 1 minggu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
sklera ikterik dan konjungtiva anemis, nyeri tekan RUQ,
danliver teraba 5 cm bac. Tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb 8,5
mg/dl,
trombosit 120.000, leukosit 8000, HbsAg (-), anti HCV (-).
riwayat konsumsi alcohol disangkal, namun pasien
memiliki riwayat TG 670 mg/dl. Apa diagnosis pasien saat ini?
a. Hepatitis viral acute
b. Non alcoholic steatohepatitis
c. Alcoholic fatty liver
d. Cirrhosis hepatis
e. Hepatoma
18
Laki-laki 50 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas disertai
mual muntah sejak 1 minggu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan sklera ikterik dan konjungtiva anemis, nyeri tekan
RUQ, dan liver teraba 5 cm bac. Tanda-tanda vital dalam batas
normal. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb 8,5 mg/dl,
trombosit 120.000, leukosit 8000, HbsAg (-), anti HCV (-).
riwayat konsumsi alcohol sejak muda (+). Apa
kemungkinan penyebab anemia pada pasien?
a. Defisiensi asam folat
b. Hemolitik autoimun
c. Defisiensi asam folat
d. Keganasan sel darah
e. Defisiensi zat besi
• Penyakit hati alkoholik (ALD) biasanya dikaitkan dengan defisiensi
folat, yang merupakan akibat dari berkurangnya asupan folat
makanan, malabsorpsi usus, berkurangnya penyerapan dan
penyimpanan hati, dan peningkatan ekskresi folat urin.

 the folate and vitamin B12-dependent enzyme methionine synthase for dna metilation
Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol dapat menyebabkan
anemia melalui:
• Penurunan produksi sel darah merah di sumsum tulang
• Kehilangan darah melalui ulcer atau radang
• Penghancuran sel darah merah dari masalah katup jantung,
peradangan, kerusakan sistem kekebalan tubuh, atau tumor kanker

• Orang yang banyak minum cenderung tidak makan dan memilih untuk
minum, yang dapat menyebabkan kekurangan gizi.
• Alkohol mengurangi penyerapan B12 (tiamin) dan folat (asam folat),
yang diserap di usus
18
Laki-laki 50 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas disertai
mual muntah sejak 1 minggu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan sklera ikterik dan konjungtiva anemis, nyeri tekan
RUQ, dan liver teraba 5 cm bac. Tanda-tanda vital dalam batas
normal. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb 8,5 mg/dl,
trombosit 120.000, leukosit 8000, HbsAg (-), anti HCV (-).
riwayat konsumsi alcohol sejak muda (+). Apa
kemungkinan penyebab anemia pada pasien?
a. Defisiensi asam folat
b. Hemolitik autoimun
c. Defisiensi asam folat
d. Keganasan sel darah
e. Defisiensi zat besi
19
Perempuan 55 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu sejak 1
bulan. Pasien merupakan penderita DM menahun dan sudah
berkomplikasi ke ginjal. Saat ini pasien rutin
melaksanakan hemodialisa seminggu 2 kali.
didapatkan Darianemia
hasil mikrositer.
pemeriksaanBagaimana
darah kah hasil
pemeriksaan penunjang yang menunjukan perbedaan dengan
anemia defisiensi besi?
a. SI turun, TIBC naik, ferritin naik
b. SI naik, TIBC turun, ferritin turun
c. SI turun, TIBC naik, ferritin turun
d. SI turun, TIBC turun, ferritin naik
e. SI turun, TIBC turun, ferritin turun
Perbedaan Berbagai Anemia Mikrositik
19. Anemia e.c chronic disease dengan
tampilan mikrositik
Perempuan 55 tahun mengeluh lemah, letih dan lesu sejak 1
bulan. Pasien merupakan penderita DM menahun dan sudah
berkomplikasi ke ginjal. Saat ini pasien rutin
melaksanakan hemodialisa seminggu 2 kali.
didapatkan Darianemia
hasil mikrositer.
pemeriksaanBagaimana
darah kah hasil
pemeriksaan penunjang yang menunjukan perbedaan dengan
anemia defisiensi besi?
a. SI turun, TIBC naik, ferritin naik Anemia e.c penyakit
b. SI naik, TIBC turun, ferritin turun memiliki 2 tampilan :
kronis
Chronic awal : normokrom
c. SI turun, TIBC naik, ferritin turun normositer
d. SI turun, TIBC turun, ferritin naik Chronic lanjut : hipokrom
mikrositer
e. SI turun, TIBC turun, ferritin turun
20
Seorang laki-laki 20 tahun datang ke dokter
dengan keluhan diare sudah 15 kali dalam satu hari disertai
puskesmas
lendir dan darah. Dari hasil pemeriksaan fisik pasien tampak
lemas, bibir kering, dan menunjukan tanda dehidrasi sedang.
TTV TD 100/80 mmhg, HR 110x/menit, RR 20x/menit,
subfebris. Dari hasil pemeriksaan lab DL
suhu
leukositosis.
didapatkan Selain rehidrasi, tatalaksana yang tepat adalah?
a. Attapulgite dan kotrimoksasol 2x480 mg
b. Attapulgite dan tetrasiklin 4x500 mg
c. Loperamid dan ciprofloxacin 2x500 mg
d. Attapulgite dan ciprofloxacin 2x500 mg
e. Loperamid dan kotrimoksasol 2x480 mg
Attapulgite works by
adsorbing (binding) large
numbers of bacteria and
toxins and reducing the loss
ofwater. Attapulgite reduces
the number of bowel
movements, improves the
consistency of loose or
watery stools, and relieves
the gastrointestinal
cramping that often is
associated with diarrhea.
20. Suspek disentri basiler
Seorang laki-laki 20 tahun datang ke dokter
dengan keluhan diare sudah 15 kali dalam satu hari disertai
puskesmas
lendir dan darah. Dari hasil pemeriksaan fisik pasien tampak
lemas, bibir kering, dan menunjukan tanda dehidrasi sedang.
TTV TD 100/80 mmhg, HR 110x/menit, RR 20x/menit,
subfebris. Dari hasil pemeriksaan lab DL
suhu
leukositosis.
didapatkan Selain rehidrasi tatalaksana yang tepat adalah?
a. Attapulgite dan kotrimoksasol 2x480 mg
b. Attapulgite dan tetrasiklin 4x500 mg
c. Loperamid dan ciprofloxacin 2x500 mg
d. Attapulgite dan ciprofloxacin 2x500 mg
e. Loperamid dan kotrimoksasol 2x480 mg
21
Seorang pasien datang dengan keluhan kesulitan mengepalkan tangan
terutama pagi hari berlangsung lebih dari satu jam. Pemeriksaan ditemukan
bengkak pada PIP dan DIP 1 sampai 5. TTV dalam batas normal. Dari hasil
pemeriksaan lab ditemukan peningkatan CRP, ANA test (+). Ibu pasien
menderita SLE dan meninggal karena komplikasi. Apa kemungkinan
diagnosa pasien?

a. SLE
b. Rheumathoid arthritis
c. Gout arthritis
d. Osteoarthritis
e. Osteoporosis
Pembahasan
• Kesulitan mengepalkan tangan: RA, OA, SLE
• Bengkak pada PIP dan DIP: RA, OA
• Peningkatan CRP (C-Reactive Protein Test): peningkatan CRP
umumnya menunjukkan adanya inflamasi
• ANA test (antinuclear Antibody): positif pada penyakit autoimun
seperti SLE, RA, Skleroderma, atau sindrom sjorgen
RHEUMATOID ARTHRITIS

Rheumatoid arthritis (RA) is a chronic systemic


inflammatory disease whose hallmark feature is
a persistent symmetric polyarthritis (synovitis)
that affects the hands and feet . Any joint lined
by a synovial membrane may be involved,
however, and extra-articular infection, or
trainvolvement of organs such as the skin, heart,
lungs, and eyes can be significant. 
• Pemeriksaan penunjang • Tatalaksana
• Lab • Once a diagnosis is made, the main
• Erythrocyte sedimentation rate treatment goals are to control disease
activity and slow the rate of joint
• C-reactive protein level damage, in addition to minimizing pain,
• Complete blood count stiffness, inflammation, and
• Rheumatoid factor assay complications. Pharmacologic therapies
• Antinuclear antibody assay that are used include nonbiologic and
biologic DMARDs and adjunctive agents
• Radiography such as corticosteroids, NSAIDs, and
• Foto polos (pilihan pertama) analgesics.
• MRI (lebih akurat)
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
(SLE)
• Systemic lupus erythematosus (SLE) is an
autoimmune disorder characterized by
antibodies to nuclear and cytoplasmic
antigens, multisystem inflammation, protean
clinical manifestations, and a relapsing and
remitting course. More than 90% of cases of
SLE occur in women, frequently starting at
childbearing age. See the image below.
• Clinical manifestation
• Constitutional (eg, fatigue, fever, arthralgia, weight changes)

• Musculoskeletal (eg, arthralgia, arthropathy, myalgia, frank arthritis, avascular necrosis)

• Dermatologic (eg, malar rash, photosensitivity, discoid lupus)

• Renal (eg, acute or chronic renal failure, acute nephritic disease)

• Neuropsychiatric (eg, seizure, psychosis)

• Pulmonary (eg, pleurisy, pleural effusion, pneumonitis, pulmonary hypertension, interstitial lung
disease)
• Gastrointestinal (eg, nausea, dyspepsia, abdominal pain)

• Cardiac (eg, pericarditis, myocarditis)

• Hematologic (eg, cytopenias such as leukopenia, lymphopenia, anemia, or thrombocytopenia)


Pasien dengan satu tanda kriteria manifestasi klinis dan 10 poin atau
lebih dinyatakan SLE
• Pemeriksaan penunjang
• Lab
• Complete blood count (CBC) with differential
• Serum creatinine
• Urinalysis with microscopy
Pemeriksaan radiologi
biopsi
• Treatment
• Terapi adjuvant: vitamin D
• DMARD (disease modifying antirheumatic drugs)
• konsul
21
Seorang pasien datang dengan keluhan kesulitan mengepalkan tangan
terutama pagi hari berlangsung lebih dari satu jam. Pemeriksaan ditemukan
bengkak pada PIP dan DIP 1 sampai 5. TTV dalam batas normal. Dari hasil
pemeriksaan lab ditemukan peningkatan CRP, ANA test (+). Ibu pasien
menderita SLE dan meninggal karena komplikasi. Apa kemungkinan
diagnosa pasien?

a. SLE
b. Rheumathoid arthritis
c. Gout arthritis
d. Osteoarthritis
e. Osteoporosis
22
Laki-laki 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan nafas menjadi
sedikit sesak. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun. Saat ini
terdapat luka di kaki yang tak kunjung sembuh. Dari pemeriksaan fisik
pasien compos mentis, TTV TD 120/80 mmhg, RR 28x/menit, HR
100x/menit Tax 38C. Dari hasil lab didapatkan GDS 300 mg/dl, keton
plasma (+), osmolaritas 280. Dari hasil pemeriksaan Analisa gas darah
pH 7,2 HCO3 12, PCO2 40. diagnose pasien saat ini adalah?
a. KAD ringan
b. KAD sedang
c. KAD berat
d. HHS ringan
e. Mixed KAD HHS
Pembahasan
• Keluhan nafas menjadi sesak: gangguan jantung, gangguan paru,
gangguan metabolism
• Luka di kaki yang tak kunjung sembuh:
• gangguan suplai darah perifer: bisa pada penderita DM, gangguan jantung,
gangguan mikrovaskular.
• Adanya infeksi pada luka juga dapat memperpanjang waktu penyembuhan luka
• Penderita diabetes
• Lansia
• GDS tinggi : KAD, HHS
• Keton plasma (+): KAD
Diabetic Ketoacidosis

• Diabetic ketoacidosis (DKA) is an acute, major, life-threatening


complication of diabetes characterized by hyperglycemia, ketoacidosis,
and ketonuria. It occurs when absolute or relative insulin deficiency
inhibits the ability of glucose to enter cells for utilization as metabolic fuel,
the result being that the liver rapidly breaks down fat into ketones to
employ as a fuel source. The overproduction of ketones ensues, causing
them to accumulate in the blood and urine and turn the blood acidic
• Manifestasi klinis • Pada pemeriksaan fisik
• Demam biasanya ditemukan:
• Batuk • KU kesakitan sedang-
• Nyeri dada buruk
• Sesak • Kulit kering
• Nyeri sendi • Jaringan mukosa kering
• Penurunan turgor kulit
• Nafas berbau keton
• Takikardia
• Hipotensi
• takipneu
• Pemeriksaan penunjang
• Lab darah
• GDS: lebih dari 250 mg/dL
• Tes urin: ditemukan keton dan glukosa
• Serum keton (+)
• Analisa gas darah: PH <7.3
• Pada pmx DL biasanya ditemukan peningkatan leukosit
• Tes fungsi ginjal biasanya didapatkan peningkatan BUN (blood Urea Nitrogen)
• Pada tes osmolaritas biasanya meningkat >290mOsm/L
• Radiologi
• Foto thorax: melihat adanya infeksi thorax (pneumonia)
• MRI: dapat melihat jika terdapat edema cerebral
• EKG (untuk melihat komplikasi pada jantung)
• Tatalaksana
• Koreksi cairan intravena 1-3L untuk satu jam pertama, 1 L untuk jam kedua
dan jam ke 3, dan 1 L per 4 jam sampai hilang tanda dehidrasi dan TTV
normal, koreksi cairan biasa menggunakan RL atau NaCl
• Koreksi hyperglikemi dengan insulin, biasanya menggunakan syringe pump:
jika ada maka dosis awalnya adalah 0.1 U/Kg/jam. Atau bisa juga dengan
pencampuran 24 unit insulin regular kedalan cairan NaCl 60 mL, dan diberikan
15mL/ jam sampai glukosa darah kurang dari 180mg/dL. Lalu infus dikurangi
menjadi 5-7.5 m/jam sampai gejala KAD membaik
• Koreksi ketidakseimbangan elektrolit
• Koreksi asam basa
• Koreksi infeksi sekunder jika ada
KAD dan HHS
HHS (hyperosmolar Hyperglycemic State)
• HHS didefinisikan dengan kehadiran hiperglikemi, hyperosmolar dan
dehidrasi tanpa adanya ketoasidosis signifikan.
• GDS >600mg/dL
• Serum osmolar >320 mOsm/kg
• Serum PH >7.3
• HCO3 >15mEq/L
22
Laki-laki 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan nafas menjadi
sedikit sesak. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun. Saat ini
terdapat luka di kaki yang tak kunjung sembuh. Dari pemeriksaan fisik
pasien compos mentis, TTV TD 120/80 mmhg, RR 28x/menit, HR
100x/menit Tax 38C. Dari hasil lab didapatkan GDS 300 mg/dl, keton
plasma (+), osmolaritas 280. Dari hasil pemeriksaan Analisa gas darah
pH 7,2 HCO3 12, PCO2 40. diagnose pasien saat ini adalah?
a. KAD ringan
b. KAD sedang
c. KAD berat
d. HHS ringan
e. Mixed KAD HHS
23
Pasien 50 tahun datang kontrol diabetes dan hipertensi yang sudah
dideritanya selama 15 tahun. Pasien saat ini rutin mengkonsumsi
glibenklamid 5 mg sekali sehari dan kaptopril 1x25 mg. Dari
pemeriksaan TTV TD 145/85 mmhg, HR 88x/menit, RR 18x/menit,
suhu dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan GDP 200, Hba1C
8,5%. Dokter berencana mengkombinasi obat pasien dengan OAD
lain yang mampu juga menurunkan tekanan darah pasien. OAD
yang dimaksud adalah?
a. Pioglitazon
b. Metformin
c. Dapaglifozin
d. Insulin
e. Linagliptin
pioglitazon
metformin
dapaglifozin
linagliptin
23
Pasien 50 tahun datang kontrol diabetes dan hipertensi yang sudah
dideritanya selama 15 tahun. Pasien saat ini rutin mengkonsumsi
glibenklamid 5 mg sekali sehari dan kaptopril 1x25 mg. Dari
pemeriksaan TTV TD 145/85 mmhg, HR 88x/menit, RR 18x/menit,
suhu dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan GDP 200, Hba1C
8,5%. Dokter berencana mengkombinasi obat pasien dengan OAD
lain yang mampu juga menurunkan tekanan darah pasien. OAD
yang dimaksud adalah?
a. Pioglitazon
b. Metformin OAD Golongan SGLT2 inhibitor 
c. Dapaglifozin memicu glucosuria dan polyuria.
Bersifat diuretic-like. Efeknya
d. Insulin menurunkan/stabilkan TD
e. Linagliptin
24
Seorang dokter paska PTT dari Maluku menderita demam yang naik turun
disertai keringat dingin. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
hepatosplenomegali ringan, suhu 38oC, tekanan darah normal. Dari hapusan
tetes tebal didapatkan adanya gametosit berbentuk bulan sabit dan beberapa
eritrosit membesar disertai schuffner dot (+). Apa tatalaksana yang tepat untuk
pasien saat ini?
a. Dehidroartemisin + piperakuin selama 3 hari, primakuin selama 1 hari
b. Dehidroartemisin + amodiaquine selama 3 hari, primakuin selama 1 hari
c. Dehidroartemisin + primakuin selama 3 hari, piperakuin selama 14 hari
d. Dehidroartemisin + piperakuin selama 3 hari, primakuin selama 14 hari
e. Dehidroartemsin + amodiaquine selama 3 hari, primakuin selama 14 hari
• Demam naik turun: tipes, DBD, malaria
• Hepatosplenomegali: tipes DBD malaria
• Gametosit berbentuk bulan sabit: terdapat plasmodium falciparum
Macam-Macam ACT
Artemisin Obat 1 Obat 2

DHP Dehidroartemisin Piperakuin

AA Artesunat Amodiakuin

AL Artemeter Lumefantrin
• 3 hari ACT + primakuin 1 hari
pada falciparum
• 3 hari ACT +primakuin 14 hari
pada vivax
24. Malaria Mix Falciparum + Vivax
Seorang dokter paska PTT dari maluku menderita demam yang naik turun
disertai keringat dingin. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis,hepatosplenomegali ringan, suhu 38oC, tekanan darah normal. Dari
hapusan tetes tebal didapatkan adanya gametosit berbentuk bulan sabit dan
beberapa eritrosit membesar disertai schuffner dot (+). Apa tatalaksana yang
tepat untuk pasien saat ini?
a. Dehidroartemisin + piperakuin selama 3 hari, primakuin selama 1 hari
b. Dehidroartemisin + amodiaquine selama 3 hari, primakuin selama 1 hari
c. Dehidroartemisin + primakuin selama 3 hari, piperakuin selama 14 hari
d. Dehidroartemisin + piperakuin selama 3 hari, primakuin selama 14 hari
e. Dehidroartemsin + amodiaquine selama 3 hari, primakuin selama 14 hari
25
Seorang laki-laki 20 tahun mengeluh kencing seperti coca cola dan
sedikit, disertai bengkak pada kedua tungkai. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 160/90 mmhg, nadi dan pernapasan dalam batas
normal. Dari hasil urinalisa didapatkan hematuria (++++),
proteinuria (++). Hasil lab didapatkan ureum 40 mg/dl, creatinine
2.0 mg/dl, Hb 14 mg/dl. Satu bulan yang lalu pasien mengeluh
demam disertai ruam kemerahan dan nodul di kulit, disertai nyeri
sendi yang berpindah-pindah. Kemungkinan diagnose pasien saat
ini adalah?
a. Sindroma nefrotik
b. Sindroma nefritik
c. Glomerulonefritis akut post streptococcal
d. Gagal ginjal akut pre renal
e. Gagal ginjal kronis
• Kencing seperti cocacola (coklat?): perubahan urin bisa dikarenakan
efek obat (seperti rifampisin), konsumsi makanan tertentu, dan
penyakit pada saluran kemih
• Edem tungkai: gangguan jantung, gangguan ginjal
• Peningkatan Ur Cr: gangguan pada ginjal
• Demam dengan nyeri sendi berpindah-pindah: demam rematik
Sindroma nefrotik
• Semua penyakit yang merusak lapisan dasar dari glomerulus (glomerular basement
membrane) dapat mencetus sindroma nefrotik.
• Minimal Change Disease (MCD); yang merupakan penyebab utama sindroma nefrotik pada anak-
anak. Dibandingkan dengan masalah ginjal lainnya, MCD termasuk yang mudah untuk ditangani.
Tapi bila tidak ditangani dapat mencetus kejadian gagal ginjal.
• Focal segmental glomerulosclerosis (FSGS); yang merupakan penyakit ginjal yang sering terjadi
terutama di AS. Juga merupakan penyebab sindroma nefrotik pada anak-anak dan remaja.
• Membranous nephropathy; yang merupakan penyebab biasa sindroma nefrotik pada dewasa.
Terjadi karena penebalan lapisan di dalam glomerulus. Kejadian ini sering dikaitkan dengan
hepatitis B, malaria, SLE, dan keganasan.
• IgA nephropathy; yang dikenal juga dengan Berger disease dan merupakan penyebab biasa
penyakit glomerulus di dunia.
• Glomerulonephritis; seperti namanya, terjadi peradangan pada glomerulus dan dapat mencetus
sindroma nefrotik dengan sangat mudah.
• Penyebab lainnya; seperti diabetic nephropathy (kerusakan ginjal akibat kencing manis) dan 
Amyloidosis.
25. Sindroma nefritik e.c riwayat demam
rematik  GNAPS
Seorang laki-laki 20 tahun mengeluh kencing seperti coca cola dan
sedikit, disertai bengkak pada kedua tungkai. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 160/90 mmhg, nadi dan pernapasan dalam
batas normal. Dari hasil urinalisa didapatkan hematuria (++++),
proteinuria (++). Hasil lab didapatkan ureum 40 mg/dl, creatinine
2.0 mg/dl, Hb 14 mg/dl. Satu bulan yang lalupasien
mengeluh demam disertai ruam kemerahan dan nodul di kulit,
disertai nyeri
sendi yang berpindah-pindah. Kemungkinan diagnose pasien saat
ini adalah?
a. Sindroma nefrotik
b. Sindroma nefritik
c. Glomerulonefritis akut post streptococcal
d. Gagal ginjal akut pre renal
e. Gagal ginjal kronis
26
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke dokter untuk kontrol DM
yang sudah diderita sejak 10 tahun yang lalu. Pasien saat ini
rutin mengkonsumsi glimepiride 1x4 mg. Dari hasil cek lab
saat kontrol ditemukan GDP 250 Hba1C 8,9%, kolesterol total
220 mg/dl. Dokter memutuskan untuk mengkombinasi obat
DM dengan metformin 3x500 mg. Dari hasil kontrol 3 bulan
berikutnya ditemukan hasil Hba1C 7,2% dan kolesterol
total 180 mg/dl. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh dokter?
a. Obat tetap dilanjutkan
b. Dosis glimepiride diturunkan jadi 1x1 mg
c. Metformin dihentikan
d. Dosis obat dinaikan
e. Ditambah satu jenis OAD lagi
26.
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke dokter untuk kontrol DM yang sudah diderita
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien saat ini rutin mengkonsumsi glimepiride 1x4 mg.
dari hasil cek lab saat kontrol ditemukan GDP 250 Hba1C 8,9%, kolesterol total 220
mg/dl. Dokter memutuskan untuk mengkombinasi obat DM dengan metformin 3x500
mg. Dari hasil kontrol 3 bulan berikutnya ditemukan hasil Hba1C 7,2% dan
kolesterol total 180 mg/dl. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh dokter?
a. Obat tetap dilanjutkan
b. Dosis glimepiride diturunkan jadi 1x1 mg Untuk pasien usia lanjut,
c. Metformin dihentikan target terapi HbA1c antara
d. Dosis obat dinaikan
7,5-8,5% (PERKENI, 2015).
e. Ditambah satu jenis OAD lagi
Pengelolaan DM Tipe-2 (PERKENI, 2015).
1. Pilihan obat Individualitas -> keamanan, efektivitas, penerimaan pasien, ketersediaan, dan
harga.
2. HbA1C < 7.5% -> Modifikasi GHS dg evaluasi HbA1C tiap 3 bulan. Kalau >7%, kasih
monoterapi oral.
3. HbA1C 7.5% - <9% -> Modifikasi GHS + Monoterapi oral
4. Bila monoterapi ga mencapai target HbA1C <7% dalam 3 bulan maka ditingkatkan jadi
kombinasi 2 obat. Obat yang diberikan di lini pertama ditambahin sama obat yang
mekanisme kerjanya beda
5. Kalau HbA1C dari awal udh ≥9% -> lgsg kombinasi 2 obat
6. Kalau kombinasi 2 obat ga mempan, dikasi kombinasi 3 obat
7. Kalau 3 macam obat juga masi ga mempan -> kasi insulin
8. Bila HbA1C dari awal udh ≥10% dan GDS ≥300mg/dl dg gejala metabolik maka bisa lgsg
dikasi:
• Metformin + Insulin Basal ± Insulin prandial atau
• Metformin + insulin basal + GLP-1 RA
27
Wanita 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas dan sempat
pingsan 2 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHg, RR 20x/menit, HR 120x/menit, suhu afebris. Pasien
merupakan penderita SLE yang selama ini rutin meminum
prednisone, namun dikarenakan mual dan nyeri ulu hati dia
memberhentikan sendiri konsumsi prednisone sejak 1 minggu yang
lalu. Dari hasil cek GDS 55 mg/dl. Apa kemungkinan diagnose
pasien sekarang?
a. Cushing disease
b. Insufisiensi adrenal primer
c. Addison disease
d. Insufisiensi adrenal sekunder
e. Cushing syndrome
27. Insufisiensi adrenal sekunder e.c steroid
withdrawal
Seoran wanita 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas dan
sempat pingsan 2 jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 80/60 mmHg, RR 20x/menit, HR 120x/menit, suhu
afebris. Pasien merupakan penderita SLE yang selama ini rutin
meminum prednisone, namun dikarenakan mual dan nyeri ulu hati
dia memberhentikan sendiri konsumsi prednisone sejak 1 minggu
yang lalu. Dari hasil cek GDS 55 mg/dl. Apa kemungkinan diagnose
pasien sekarang?
a. Cushing disease
b. Insufisiensi adrenal primer
c. Addison disease
d. Insufisiensi adrenal sekunder
e. Cushing syndrome
28
Seorang karyawan swasta berusia 35 tahun datang
menyerahkan hasil laboratorium medical check up rutin dari
kantor. Dari hasil lab diketahui GDP 120 mg/dl. Tanda-tanda
vital dalam batas normal BB 90kg TB 165 cm, dan pasien tidak
mengeluhkan apa-apa. Dokter memutuskan untuk melakukan
test GD2PP pada pasien. Dari hasil test GD2PP didapatkan
nilai 130 mg/dl. Apa diagnosis pasien saat ini?
a. Toleransi glukosa terganggu
b. Diabetes mellitus
c. Prediabetes
d. Gula darah puasa terganggu
e. Normal
28
Seorang karyawan swasta berusia 35 tahun datang
menyerahkan hasil laboratorium medical check up rutin dari
kantor. Dari hasil lab diketahui GDP 120 mg/dl. Tanda-tanda
vital dalam batas normal. BB 90kg TB 165 cm, dan pasien tidak
mengeluhkan apa-apa. Dokter memutuskan untuk melakukan
test GD2PP pada pasien. Dari hasil test GD2PP didapatkan
nilai 130 mg/dl. Apa diagnosis pasien saat ini?
a. Toleransi glukosa terganggu Prediabetes terdiri dari TGT
dan GDPT
b. Diabetes mellitus
c. Prediabetes TGT = orang dengan
TTGO/GD2PP 140-199
d. Gula darah puasa terganggu
e. Normal GDPT = orang dengan GDP >
100 dan TTGO/GD2PP 140-199
29
Seorang laki-laki 56 tahun kontrol DM yang sudah ia
derita sejak 5 tahun. Dari hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Pasien dalam pengobatan obat golongan
biguanid yang diberikan sehari tiga kali sesudah makan.
Apa mekanisme kerja golongan obat tersebut?
a. Merangsang sel beta pancreas sekresi insulin
b. Menghambat apoptosis sel beta pancreas
c. Menurunkan resistensi insulin
d. Menurunkan gluconeogenesis di liver
e. Menghambat enzim alfa glucosidase di usus
Seorang laki-laki 56 tahun kontrol DM yang sudah ia derita sejak 5 tahun. Dari
hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pasien dalam pengobatan obat
golongan biguanid yang diberikan sehari tiga kali sesudah makan. Apa
mekanisme kerja golongan obat tersebut?
a. Merangsang sel beta pancreas sekresi insulin
b. Menghambat apoptosis sel beta pancreas
c. Menurunkan resistensi insulin
d. Menurunkan gluconeogenesis di liver
e. Menghambat enzim alfa glucosidase di usus
30
Perempuan 56 tahun datang kontrol DM. Dari hasil
pemeriksaan lab didapatkan GDS 300mg/dl, Hba1C 9%. Pasien
selama ini rutin mengkonsumsi glimepirid 1x4 mg dan
metformin 3x500 mg. Dokter memutuskan untuk menambah
insulin dalam regimen terapi pasien saat ini. Apa regimen
insulin yang tepat diberikan pada pasien?
a. Insulin aspart
b. Insulin glisin
c. Insulin regular
d. Insulin gargline
e. Insulin rapid acting
Perempuan 56 tahun datang kontrol DM. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan GDS
300 mg/dl, Hba1C 9%. Pasien selama ini rutin mengkonsumsi glimepirid 1x4 mg dan
metformin 3x500 mg. Dokter memutuskan untuk menambah insulin dalam regimen
terapi pasien saat ini. Apa regimen insulin yang tepat diberikan pada pasien?
a. Insulin aspart
b. Insulin glisin
c. Insulin regular
Insulin basal : detemir, gargline,
d. Insulin gargline
lente, ultralente, NPH (neutral
e. Insulin rapid acting
protamin hagedom)

-> Prandial (Insulin R) -> dikasi u/ mengendalikan glukosa darah akibat makanan/minuman
krn masa kerjanya singkat
-> Basal (Insulin N) -> diberikan pada malam hari sblm tidur u/ mengendalikan GDP krn
masa kerjanya panjang
31
Seorang wanita 30 tahun datang ke dokter dengan
berdebar-debar
keluhan sejak 2 minggu, disertai penurunan berat
drastis
badan sejak 3 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tremor halus pada kedua tangan. Hasil pemeriksaan tanda vital
didapatkan HR 130x/menit, TD dan suhu dalam batas normal.
Pasien juga sering mengeluh sakit kepala yang makin memberat
sejak 6 bulan terakhir, kadang disertai dengan pandangan kabur dan
muntah. Dari hasil EKG didapatkan AF RVR. Apa kemungkinan hasil
laboratorium pasien saat ini?
a. T4 naik, TSH turun
b. T4 normal, TSH turun
c. T4 turun, TSH turun
d. T4 naik, TSH naik
e. T4 normal, TSH naik
Wanita 30 tahun
Keluhan utama:
Berdebar-debar sejak 2 minggu
Penurunan berat badan drastis sejak 3 bulan terakhir

Pemeriksaan Fisik:
Tremor halus pada kedua tangan.
TTV: HR 130x/menit, TD dan suhu dalam batas normal.

Keluhan lain:
Sakit kepala yang makin memberat sejak 6 bulan terakhir,
Kadang disertai dengan pandangan kabur dan muntah.

Hasil EKG : AF RVR


Tyroid disease berhubungan
dengan penyakit mata yang
kejadiannya mencapai 25%
penderita Grave’s disease
dan Hashimoto tiroiditis
GEJALA HIPOTIROID
31. Hipertiroid sekunder suspek tumor hipofisis
Seorang wanita 30 tahun datang ke dokter dengan
berdebar-debar
keluhan sejak 2 minggu, disertai penurunan berat
drastis
badan sejak 3 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tremor halus pada kedua tangan. Hasil pemeriksaan tanda vital
didapatkan HR 130x/menit, TD dan suhu dalam batas normal.
Pasien juga sering mengeluh sakit kepala yang makin memberat
sejak 6 bulan terakhir, kadang disertai dengan pandangan kabur dan
muntah. Dari hasil EKG didapatkan AF RVR. Apa kemungkinan hasil
laboratorium pasien saat ini?
a. T4 naik, TSH turun
b. T4 normal, TSH turun
c. T4 turun, TSH turun
d. T4 naik, TSH naik
e. T4 normal, TSH naik
32
Seorang wanita penderita DM sudah 20 tahun mengeluhkan kaki
sebelah kanan terdapat luka yang susah sembuh. Sebelumnya
pasien mengeluhkan kaki kanannya nyeri ketika dibuat jalan dan
membaik ketika istirahat, namun akhir-akhir ini semakin memberat
hingga istirahatpun terasa nyeri. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmhg, RR 20x/menit, HR 100x/menit, Tax
39oC. Dari hasil pemeriksaan DL didapatkan leukositosis, GDS 300,
keton urin (+). Apa komplikasi kronis yang terjadi pada pasien saat
ini?
a. Neuropati DM
b. PAD
c. KAD
d. Infeksi sistemik
e. Tromboangitis obliteran
KOMPLIKASI DM
a. AKUT : # Hipoglikemi
# Hiperglikemi  koma ketoasidosis ( KA )
 koma hiperosmoler non ketotik ( HONK )
 koma laktoasidosis ( LA )

b. KRONIK : # Spesifik ( PROSES MAKRO / MIKRO ANGIOPATI )


- Neuropati diabetik
- Nefropati diabetik
- Retinopati diabetik
- Diabetik foot
- Kelainan kulit
# Non spesifik
- Atherosklerosis :  penyakit jantung koroner
 Periferal vasculer disease
 Cerebrovasculer disease
- Katarak
- Infeksi
KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
Neuropati DM
Hilangnya sensasi distal yang dapat berisiko tinggi terjadinya ulkus kaki dan meningkatkan risiko
amputasi

Gejala : Kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan terasa lebih sakit pada malam hari

Setelah didiagnosa DM tipe II, pasien perlu skrining untuk mendeteksi polineuropati distal yang simetris
dengan melakukan PMX NEUROLOGI SEDERHANA (pake monofilament sederhana
diulang minimal setiap tahun

Edukasi perawatan kaki secara rutin untuk menurunkan risiko ulkus dan amputasi.
PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE
(PAD)
Penyakit penyempitan pembuluh darah perifer terutama pada kaki, yang sebagian besar disebabkan oleh proses aterosklerosis.

Faktor risiko:
Usia, jenis kelamin, lakilaki, merokok, dyslipidemia, Hipertensi, Diabetes mellitus

Gejala:
• Claudicatio intermitten
• Penyembuhan luka di kaki yg lama
• Suhu kaki menurun
• Jumlah bulu pada kaki menurun
• Pulsasi kaki menurun (a. femoralis, a. poplitea, a. tibialis, dan a. dorsalis pedis)

Dx?
Pemeriksaan ankle brachial index (ABI), yaitu rasio tekanan darah sistolik antara arteri dorsalis pedis/tibialis posterior dengan
tekanan sistolik tertinggi antara arteri brachialis kiri dan kanan. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan handheld ultrasound
Evaluasi pasien PAD mengenai riwayat claudication dan pmx pulsasi pedis.

Pmx ABI perlu, karena pasien PAD byk yg asimptomatik.


Pmx PAD dilakukan dengan sarana memadai untuk USG doppler dan
angiografi
Terapi PAD tidak hanya medikamentosa,
juga TINDAKAN
REVASKULARISASI.

Tindakan untuk membuka pembuluh


darah arteri yang tersumbat melalui
bypass surgery (teknik bedah terbuka).
PAD dengan infeksi prognosisnya buruk.
Sehingga perlu terapi infeksi sebelum
tindakan revaskularisasi
TROMBOANGITIS OBLITERANS
(BURGER DISEASE)
Penyakit oklusi pada pembuluh darah berukuran kecil dan sedang dengan faktor risiko utama adalah merokok.

Diagnosis ditegakkan dengan 5 kriteria Shionoya dan gejala iskemia arterial pada organ terkait dan terdapat temuan angiografik dan
histopatologi pada organ terkait.

Kriteria Shionoya terdiri dari :


1. Riwayat merokok
2. Onset terjadi sebelum umur 50 tahun
3. Oklusi arteri infrapopliteal;
4. Keterlibatan ekstremitas atas atau phlebitis migrans; dan
5. Tidak ada faktor risiko aterosklerosis lain selain merokok.

Gejala Buerger’s disease :


Rasa nyeri, klaudikasio pada kaki atau juga tangan saat beraktivitas dan istirahat, yang dapat menyebar ke sentral tubuh,
serta adanya ulkus kronis pada jari kaki dan tangan.
 HASIL ANGIOGRAFI yang ditemukan pada Buerger’s disease :
Corkscrewshaped collaterals, atau disebut sebagai tanda Martorell,
yang menunjukkan adanya perubahan kompensasi pada vasa vasorum
akibat lesi segmental atau oklusi pada ekstremitas bagian distal.

 PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI menunjukkan :


Adanya gambaran trombus dengan infiltrat leukosit polimorfonuklear,
mikroabses, dan sel raksasa multinukleat
TATALAKSANA TROMBOANGITIS
OBLITERANS
PEMBERHENTIAN KONSUMSI ROKOK pada pasien Buerger’s disease adalah hal pertama yang harus dilakukan.
Terapi suportif : Mempertahankan aliran darah tetap maksimal dan mencegah infeksi sekunder bila telah terdapat ulkus para ekstremitas.

TERAPI MEDIKAMENTOSA :
Obat golongan vasodilator, inhibitor platelet, antikoagulan, antiinflamasi, analog prostasiklin dan trombolitik.

Vasodilator yang efektif digunakan pada Buerger’s disease :


Calcium Channel Blocker (CCB) dan Prostaglandin E1.

Inhibitor agregasi platelet yang paling efektif :


Ticlopidine.

OAINS (antiinflamasi steroid) : belum menunjukkan adanya efek yang berarti.

Menghilangkan rasa nyeri saat istirahat dan menurunkan risiko amputasi:


Iloprost sebagai analog prostasiklin, dan trombolitik intraarterial dengan streptokinase

TATALAKSANA NONMEDIKAMENTOSA :
Simpatektomi, stimulasi medula spinalis, terapi gen faktor pertumbuhan vaskular endotel, dan amputasi.
32. Komplikasi kronis  makro dan mikro
angiopati
Seorang wanita penderita DM sudah 20 tahun mengeluhkan kaki
sebelah kanan terdapat luka yang susah sembuh. Sebelumnya
pasien mengeluhkan kaki kanannya nyeri ketika dibuat jalan dan
membaik ketika istirahat, namun akhir-akhir ini semakin memberat
hingga istirahatpun terasa nyeri. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmhg, RR 20x/menit, HR 100x/menit, Tax
39oC. Dari hasil pemeriksaan DL didapatkan leukositosis. GDS 300,
keton urin (+). Apa komplikasi kronis yang terjadi pada pasien saat
ini?
a. Neuropati DM
b. PAD
c. KAD
d. Infeksi sistemik
e. Tromboangitis obliteran
33
Seorang laki-laki dibawa ke UGD dengan keluhan
sadarkan diri sejak 1 hari yang lalu. Pasien merupakan
tidak
penderita DM sejak 10 tahun. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80 mmhg, RR 30x/menit, HR 110x/menit.
Terdapat luka yang kehitaman dikedua kaki. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 400, osmolaritas plasma 210,
dan keton plasma (+). Apa kemungkinan temuan lain pada
pasien?
a. PH naik
b. PCO2 naik
c. Bikarbonat turun
d. Anion gap normal
e. HCO3>20
33. KAD  Ph turun HCO3 turun
Seorang laki-laki dibawa ke UGD dengan keluhan
sadarkan
tidak diri sejak 1 hari yang lalu. Pasien merupakan
penderita DM sejak 10 tahun. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80 mmhg, RR 30x/menit, HR 110x/menit.
Terdapat luka yang kehitaman dikedua kaki. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 400, osmolaritas plasma 210,
dan keton plasma (+). Apa kemungkinan temuan lain pada
pasien?
a. PH naik
b. PCO2 naik
c. Bikarbonat turun
d. Anion gap normal
e. HCO3>20
34
Seorang wanita dibawa ke UGD karena tidak sadarkan diri sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki DM yang tak terkontrol dengan baik.
Dari hasil pemeriksaan lab didabatkan GDS 550 mg/dl, keton plasma
(-), dan osmolaritas plasma 350. Dokter memutuskan untuk
memberikan drip insulin rapid acting kepadapasien. Apa efek samping
dari pemberian terapi dokter?

a. Hiponatremia
b. Hipokalsemia
c. Hiperkalemia
d. Hipokalemia
e. Hiperkalsemia
PEMBAGIAN INSULIN
SAPI (S) PUNCAK LAMA
MACAM BABI (B) KERJA KERJA TIPE
MANUSIA (M) (JAM) (JAM)

Konvensional
- reguler insulin (nordisk, B, S 1–4 5–7
organon
- semi lente : novo B 2–8 12 – 16
Short
Mono komponen
- actrapid : novo B 1–3 5–7
Human mono komponen
M    
- actrapid : novo
Konvensional
- NPH : nordisk S & atau B 6 – 12 24 – 48
- lente : novo S & atau B 6 – 12 24 Inter mediate
Mono komponen B 4 – 12 20
- rapitard : novo
Konvensional
B, S 14 – 24 36
- PZI : nordisk, organon
- ultra lente : novo S 18 – 24 36
Mono komponen B 8 – 14 22
- monotard : novo Long
- mixtard : nordisk M 8 – 14 22
Human mono komponen
- monotard : novo B 2 – 14 22
EFEK SAMPING TERAPI INSULIN ?

A. NON ALERGI IMUNOLOGI :


- Hipoglikemi
- Obesitas  efek lipogenesis + sintesa protein
- Edema insulin  retensi Na
- Atherosklerosis  obesitas, hiperlipidemia
B. ALERGI – IMUNOLOGI
• KULIT :
1. LOKAL ( TEMPAT SUNTIKAN )
- Immediated ( Ig E – mediated )
- Intermediate ( rx arthus )
- Delayed ( T cell – mediated )
- Kombinasi
- Lipoatropi, lipohipertropi
2. SISTEMIK
- Urtikaria & angioderma  syok + / -
- Resistensi insulin
- Serum sickness
- Purpura  trombositopeni, non trombositopeni
- Fenomena arthus  SLE, eosinofil, hiper globulin
- Sindrom insulin autoimun
34
Seorang wanita dibawa ke UGD karena tidak sadarkan diri sejak 2 jam
yang lalu. Pasien memiliki DM yang tak terkontrol dengan baik.
Dari hasil pemeriksaan lab didabatkan GDS 550 mg/dl, keton plasma (-),
dan osmolaritas plasma 350. Dokter memutuskan untuk memberikan
drip insulin rapid acting kepada pasien. Apa efek samping dari
pemberian terapi dokter?

a. Hiponatremia
b. Hipokalsemia
c. Hiperkalemia
d. Hipokalemia
e. Hiperkalsemia
35
Wanita G2P1A0 28 minggu mengeluh berdebar-debar sejak 2
minggu yang lalu disertai rasa tak tahan suhu panas. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg, RR
20x/menit, dan HR 120x/menit. Didapatkan tremor halus di
kedua tangan, dan struma yang bergerak saat menelan. Dari
hasil lab didapatkan peningkatan kadar T4. Apa tatalaksana
yang paling tepat untuk pasien saat ini?
a. Levotiroksin
b. PTU
c. Metimazol
d. Bisoprolol
e. Diazepam
TSH

High Low

FT4 FT4 & FT3

High Low Low High

Hypothyroidism Central Hyperthyroidism


Hypothyroid
If
2° thyrotoxicosis equivocal
TRH Stim. RAIU
•Endo consult
•FT3, rT3
•MRI, α-SU MRI, etc.
TERAPI HIPERTIROID
35
Wanita G2P1A0 28 minggu mengeluh berdebar-debar sejak 2
minggu yang lalu disertai rasa tak tahan suhu panas. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg, RR
20x/menit, dan HR 120x/menit. Didapatkan tremor halus di
kedua tangan, dan struma yang bergerak saat menelan. Dari
hasil lab didapatkan peningkatan kadar T4. Apa tatalaksana
yang paling tepat untuk pasien saat ini?
a. Levotiroksin
b. PTU
c. Metimazol
d. Bisoprolol
e. Diazepam

Anda mungkin juga menyukai