DAN
GAGAL NAFAS
2. Hipertensi artenal
Hipertensi sistemik/ pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena
akan meningkatkan kontraktilitas jantung
3. Penyakit otot degenerative atau inflamasi
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhrinya terjadi
gagal jantung.Peradangan dan penyakit miokarium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
KLASIFIKASI
GAGAL JANTUNG
Menurut derajat sakitnya:
• Derajat 1: Tanpa keluhan, masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari
tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas
• Derajat 2: Ringan, aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau
sesak napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang
• Derajat 3: Sedang, aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau sesak
napas, tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
• Derajat 4: Berat, tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan
pada saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan
aktivitas walaupun aktivitas ringan.
Menurut lokasi terjadinya :
Komplikasi : Pencegahan :
Trombosis vena dalam, karena Tidak merokok
pembentukan bekuan vena karena Mengendalikan kondisi tertentu,
stasis darah. seperti tekanan darah tinggi,
Syok kardiogenik akibat disfungsi kolesterol tinggi dan diabetes
nyata dari jantung. Tetap aktif secara fisik
Toksisitas digitalis akibat Makan makanan yang sehat
pemakaian obat-obatan digitalis. Menjaga berat badan yang sehat
Mengurangi dan mengelola stres
DEFINISI GAGAL NAFAS
Hipoventilasi alveoli => Gangguan difusi dan retensi CO2 => Hipoksia
2. Tipe II : disebut gagal nafas hiperkapnu hipoksemia : PaO2 rendah dan PCO2 tinggi.
Gagal nafas hiperkapnia (tipe II) ditandai dengan meningkatnya PaCO 2 melibihi 50 mmHg.
Hipoksemia biasa terjadi pada pasien dengan gagal nafas tipe ini yang bernafas dengan
udara ruangan.
Menurut jenisnya dibagi menjadi dua :
Gagal napas akut : Gagal napas akut terjadi dalam hitungan menit hingga jam,
yang ditandai dengan perubahan hasil analisa gas darah yang mengancam jiwa.
Gagal napas akut timbul pada pasien yang keadaan parunya normal secara
struktural maupun fungsional sebelum penyakit timbul.
Gagal napas kronik, gagal napas kronik terjadi dalam beberapa hari. Biasanya
terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik, seperti bronkhitis kronik dan
emfisema.
MANIFESTASI KLINIS GAGAL
NAFAS
Tanda : Gejala
Gagal nafas total Hiperkapnia yaitu penurunan
• Aliran udara di mulut, hidung tidak kesadaran (PCO2).
dapat didengar/dirasakan. Hipoksemia yaitu takikardia,
• Pada gerakan nafas spontan terlihat
pengunaan alat bantu nafas,
retraksi supra klavikula dan sela iga
serta tidak ada pengembangan dada
takipnea, menurunnya volume
pada inspirasi. tidal, pola nafas ireguler atau
• Adanya kesulitan inflasi paru terengah-engah,
dalam usaha memberikan ventilasi Sianosis (warna kebiruan)
buatan. dikarenakan rendahnya kadar
Gagal nafas parsial oksiegen dalam darah.
• Terdengar suara nafas tambahan Kebingungan dan perasaan
gargling, snoring, growing dan mengantuk akibat tingginya
whizing.
kadar karbondioksida dan
•Adanya retraksi dada.
peningkatan keasaman darah.
KOMPLIKASI GAGAL
NAFAS