BLOK 10
Alegra Desire N (18025)
Learning Objective
1. Metabolisme hormon steroid
● Di hati hormon Adrenokortikoid di konjugasi dalam bentuk asam glukoronat dan sedikit sulfat dan di
sekresi melalui empedu dan lanjut ke feses (25%)
● Sisa konjugat yang dibentuk di hati masuk dalam sirkulasi dan di sekresi oleh ginjal
Kecepatan sekresi
Aldosteron
Kortisol
merupakan hormon steroid yang di sintesis dari kolesterol dan di produksi oleh kelenjar adrenalis bagian
korteks. Pengeluaran hormon ini di pengaruhi oleh adreno cortico tropin hormone (ACTH) yang berasal dai
pituitari anterior. Hormone ini di sebut pula dengan nama : adrenokortikosteroid, adrenokortikal,
kortikosteroid, atau kortikoid. Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan dengan sistem kardiovaskular
dan darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stres.
Hormon adrenokortikoid di bagi menjadi dua kelompok yaitu hormon mineralkortikoid dan glikokortikoid.
Hormon Mineralokortikoid
-Hormon ini dapat meningkatkan pemasukan ion natrium dan pengeluaran kalium di tubulus ginjal.
-Mekanisme Kerja Hormon Mineralokortikoid Mekanisme kerja hormon mineralokortikoid berhubungan
dengan metabolism elektrolit dan air.
-Hormon ini memelihara fungsi normal ginjal, yaitu dengan mengatur pemasukan ion anatrium dan
pengeluaran ion kalium. Pada tingkat molekul, hormone berinterkasi membentuk kompleks terpulihkan
dengan reseptor khas yang terdapat pada bagian inti ginjal. Pembentukan kompleks tersebut merangsang
sintesis ARN dan enzim yang di perlukan untuk pengangkutan aktif ion NA, menghasilkan efek
mineralokortikoid.
Contoh hormon mineralokortikoid : aldosteron dan flurdokortison
-Aldosteron
merupakan senyawa normal yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenalis yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan elektrolit tubuh.
-Fludrokortison asetat, merupakan mineralokortikoid yang sangat kuat dan mempunyai aktivitas glukokortikoid moderat. Fludrokortison digunakan
sebagai mineralokortikoid pengganti pada keadaan kerusakan kelenjar korteks adrenalis yang kronik dan untuk mengontrol hipotensi ortostatik.
Hormon Androgen
Testosterone dan Drihidrostestosteron, terutama dihasilkan oleh testis, dan dalam jumlah yang lebih kecil oleh korteks adrenalis dan ovarium.
Pada laki-laki hormon androgen mempunyai beberapa fungsi fisiologis, seperti mengontrol perkembangan dan pemeliharaan organ kelamin,
mempengaruhi kemampuan penampilan seksual, untuk pertumbuhan tulangrangka dan otot rangka, dan merangsang masa pertumbuhan
pubertas.
Untuk meningkatkan pertumbuhan (pada anak-anak) karena mempercepat anabolisme protein dan merangsang hematopoiesis
Hormon Estrogen
Hormon Estrogen Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium, plasenta dan korteks adrenalis sedang pada laki-
laki diproduksi oleh testis dan korteks adrenalis.
Hormon Progestin
Hormon progestin Progestin adalah hormon kelamin laki-laki. Secara alamiah di keluarkan terutama oleh korpus luteum dan plasenta. Bagian
terbesar dari progestin alami adalah progesteron, sebagai hasil biosintesi kolestrol. Progesteron, biasanya berhubungan dengan estrogen, terlibat
dalam beberapa proses fisiologi penting, seperti perdarahan pada mensturasi normal, pelepasan ovum dan pembuatan endometriu uterus untuk
menerima ovum yang telah mengalam fertilasi, menekan ovulasi pada kehamilan, meningkatkan pergerakan uterus menunjang pengembangan
jaringan payudara dan memelihara kehamilan.
DEFINISI DAN
ETIOLOGI
Definisi
• Kortisol yang berlebih didalam tubuh yang dapat disebabkan
oleh tumor yang menyekresi hormone atau pemberian
hormone eksogen (Silverthorn, D. U., 2014)
• Hipersekresi korteks adrenal akan menyebabkan timbulnya
efek hormonal kompleks yang beruntun (Guyton dan Hall,
2016)
• Sindrom Cushing (Cushing Syndrome) adalah sekumpulan
gejala dan tanda klinis akibat meningkatnya kadar
glukokortikoid (kortisol) dalam darah (Batubara, Tridjaja, dan
Pulungan, 2010).
Etiologi
PATOFISIOLOGI
CUSHING
SYNDROME
MANIFESTASI KLINIS
CUSHING SYNDROME
KRITERIA
DIAGNOSTIK
CUSHING
SYNDROME
Menegakkan Diagnosis
Insufisiensi adrenal dibagi menjadi 3 tipe, tergantung dari dimana terjadinya masalah pada kelenjar
hipothalamik pituitary-adrenal dan seberapa cepat turunnya hormon hormon tersebut.
Insufisiensi adrenal kronis sekunder terjadi ketika steroid eksogen menekan hypothalamus-pituitary-
adrenal axis (HPA). Bila terjadi penurunan dari steroid eksogen ini akan mencetuskan suatu krisis
adrenal.atau stess yang akan meningkatkan kebutuhan kortisol.
Etiologi
Suatu keadaan gawat darurat yang berhubungan dengan menurunnya atau kekurangan hormon yang
relatif dan terjadinya kolaps sistem kardiovaskuler dan biasanya gejala gejalanya non spesifik, seperti
muntah dan nyeri abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
● Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
● Silverthorn, D. U. (2014). Fisiologi Manusia ( Sebuah Pendekatan Terintegrasi) (Vol. Edisi 6). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
● Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura: Elsevier
Saunders.