Anda di halaman 1dari 90

Clinical Science Study

“COVID-19 Pada Anak”


Pembimbing :
dr. Desman Situmorang, Sp. A

Disusun oleh :
Viola Marcellyana 1915013
Jesica Rachel 1915058
Gunawan, Vincent 1915048
Amelia Sonia Liemantara 1915006
Shadrina Waznah Amalia 1915055
Pendahuluan
Pendahuluan
• Penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan
oleh Coronavirus yang muncul yang pertama kali
muncul di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember
2019. Virus ini berjenis betacoronavirus yang terkait
erat dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome/SARS (2002) dan Middle East Respiratory
Syndrome/MERS (2012).
• Famili : coronaviridae
• Spesies : SARS-CoV-2
WHO. 2020. Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernafasan Akut Berat (SARI) Suspek Penyakit COIVD-19. [Dikunjungi : 14 Juli 2020], Dapat diakses di https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/tatalaksana-klinis-suspek-penyakit-covid-1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.pdf
Pendahuluan
• Sebagian besar orang yang terkonfirmasi COVID-
19  penyakit yang ringan atau tanpa komplikasi.
• 14%  perawatan rumah sakit dan dukungan
oksigen.
• 5%  unit perawatan intensif.
• COVID-19 dapat diperburuk dengan Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan
syok septik, gagal multiorgan, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut.
WHO. 2020. Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernafasan Akut Berat (SARI) Suspek Penyakit COIVD-19. [Dikunjungi : 14 Juli 2020], Dapat diakses di https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/tatalaksana-klinis-suspek-penyakit-covid-1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.pdf
Pendahuluan
• COVID-19  pandemi.
• Menjangkit anak usia 10-19 tahun : 549 dari
72.314 kasus (1%)  China (15 Maret 2020)
• Menjangkit anak usia <10 tahun : 416 dari 72.314
kasus (0,9%)  China (15 Maret 2020)
• Total kasus (14 Juli 2020) : 78.372 kasus.
• Terdapat 3 anak meninggal karena komplikasi
COVID-19

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Peta Sebaran. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://covid19.go.id/peta-sebaran
Cennimo, David J dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di, https://emedicine.medscape.com
/article/2500114-overview#a5
Pendahuluan
• Coronavirus disebut dengan virus zoonotik
yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke
manusia  kelelawar (vektor).
• Transmisi (hewan ke manusia)  fecal-oral,
urine, droplet.
• Transmisi (manusia ke manusia)  direk
(droplet dan kontak langsung dengan virus)
dan indirek (melalui media/permukaan).

Burhan, Erlina, dkk. 2020. Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Pendahuluan
• Penatalaksanaan setiap anak dipengaruhi oleh
gejala yang dialami, riwayat kontak dengan
orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien
dalam pengawasan (PDP) atau kasus
terkonfirmasi atau kasus probabel, riwayat
berpergian ke daerah terjangkit COVID-19, dan
progesivitas gejala tersebut.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2020. Panduan Klinis TataLaksana COVID-19 Pada Anak. [Dikunjungi : 13 Juli 2020], Dapat diakses di
https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
COVID-19 Pada Anak
Definisi
• COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus. Virus dan penyakit tidak diketahui sebelum
wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019.
Saat ini menjadi pandemi dan mempengaruhi banyak negara
di seluruh dunia.

• COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh sebuah novel


coronavirus (SARS-CoV-2; sebelumnya disebut 2019-nCoV),
pertama kali diidentifikasi di tengah wabah penyakit
pernapasan kasus di kota Wuhan, provinsi Hubei, Cina.

World Health Organization. 2020. Q&A on coronaviruses (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di,
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses
Cennimo, David J dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://emedicine.medscape.com/article/2500114-overview#a1
Definisi Operasional
• Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi Operasional
• Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

• Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Dibagi
menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi Operasional
• Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable
atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi Operasional
• Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

• Discarded
Bila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil
pemeriksaan RTPCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut
dengan selang waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan
masa karantina selama 14 hari.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi Operasional
• Selesai Isolasi
Memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi
mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak
tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif,
dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
gejala demam dan gangguan pernapasan
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi Operasional
• Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah
kasus konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Definisi berdasarkan Berat Kasus
• Tanpa gelaja
Kondisi teringan, tidak ditemukan gejala pada pasien.

• Ringan/tidak berkomplikasi
Pasien dengan infeksi saluran napas oleh virus tidak berkomplikasi dengan
gejala tidak spesifik, dapat disertai keluhan diare, mual atau muntah. Pasien
usia tua dan immunocompromised gejala atipikal.

• Sedang/moderate
Pasien remaja atau dewasa dengan pneumonia tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat dan tidak membutuhkan suplementasi oksigen Atau Anak-
anak dengan pneumonia tidak berat dengan keluhan batuk atau sulit
bernapas disertai napas cepat.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dkk. 2020. PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di,
https://relawan.kemdikbud.go.id/korona/upload/1587301267_Protokol%20Tatalaksana%20COVID-19%20April%202020.pdf
Definisi berdasarkan Berat Kasus
• Berat/pneumonia berat
Pasien remaja/dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran napas/pneumonia, ditambah satu dari:
- frek. napas > 30 x/menit
- distress pernapasan berat
- SpO2 <93% pada udara kamar atau rasio PaO2 /FiO2 < 300

Atau Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah satu dari :
- sianosis sentral atau SpO2 <90%;
- distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat);
- tanda pneumonia berat: tidak mampu menyusu atau minum, letargi, kejang.
- tanda lain pneumonia: tarikan dinding dada, takipnea: ≥60x/menit (<2 bulan),
≥50x/menit (2-11 bulan), ≥40x/menit (1-5 tahun), ≥30x/menit (>5 tahun)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dkk. 2020. PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di,
https://relawan.kemdikbud.go.id/korona/upload/1587301267_Protokol%20Tatalaksana%20COVID-19%20April%202020.pdf
Definisi berdasarkan Berat Kasus
• Kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), syok sepsis dan/atau multiple organ failure.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dkk. 2020. PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://relawan.kemdikbud.go.id/korona/upload/1587301267_Protokol%20Tatalaksana%20COVID-19%20April%202020.pdf
Etiologi
Realm: Riboviria
• Coronavirus.
• Menyebabkan penyakit pada hewan Kingdom: Orthornavirae

atau manusia.
Phylum: Pisuviricota
• Pada manusia, beberapa
coronavirus diketahui menyebabkan Class: Pisoniviricetes
infeksi pernapasan mulai dari flu
Order: Nidovirales
biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti MERS dan SARS. Family: Coronaviridae
• Yang paling baru ditemukan
coronavirus menyebabkan COVID- Subfamily: Orthocoronavi
rinae
19.

World Health Organization. 2020. Q&A on coronaviruses (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses
Etiologi

• Bentuk bundar, beberapa pleomorfik


• Genus betacoronavirus
• Diameter 60-140 nm
• Lama bertahan mungkin dipengaruhi kondisi seperti jenis
permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). [Dikunjungi : 18 Juli 2020]. Dapat
diakses di https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Epidemiologi

World Health Organization. 2020. Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://covid19.who.int/
Epidemiologi
Parameter epidemiologi COVID-19 (CDC)
• Basic reproduction number (R 0/R-naught): 2.5
• Tingkat kesuluruhan CFR: 0.4%
• Tingkat keseluruhan kasus gejala rawat inap: 3.4%
• Tingkat infeksi SARS-CoV-2 asimtomatik: 35%
• Infectiousness of asymptomatic individuals relative to
symptomatic individuals: 100%
• Persentase transmisi sebelum timbulnya gejala : 40%
• Waktu paparan ke onset gejala: Rata-rata 6 hari

Cennimo, David J dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://emedicine.medscape.com/article/2500114-overview#a5
Epidemiologi
COVID-19 pada anak :
• Di Amerika Serikat (12 Februari - 2 April 2020)
terdapat 2.572 kasus (1,7%) melibatkan anak (< 18
tahun).
• Di antara sebagian kecil kasus di mana gejala pasien,
kondisi yang mendasari, dan status rawat inap
diketahui, 73% anak dengan COVID-19 memiliki
demam, batuk, atau sesak napas dan 20% dirawat di
tempat rawat inap. Proporsi terbesar dari rawat inap
adalah anak berusia kurang dari 1 tahun.
Cennimo, David J dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di
https://emedicine.medscape.com/article/2500114-overview#a5
Epidemiologi Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, kasus pertama COVID-19
terdeteksi di Indonesia; per tanggal 8 Mei 2020, ada 12,776
kasus dan 930 kematian dilaporkan terjadi di 34 provinsi.

14 Juli 2020

UNICEF. 2020. COVID-19 dan Anak-Anak di Indonesia. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di,
https://www.unicef.org/indonesia/media/4646/file/COVID-19%20dan%20anak-anak%20di%20Indonesia.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Peta Sebaran. [Dikunjungi : 2020 July 14]. Dapat diakses di
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Patogenesis

Burhan, Erlina, dkk. 2020. Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Patogenesis

Burhan, Erlina, dkk. 2020. Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Patogenesis

Johns Hopkins University. 2020. [Dikunjungi : 13 Juli 2020], Dapat diakses di https://www.coursera.org/lecture/covid-19-contact-tracing/contact-
tracing-for-covid-19-prevention-ZAtvk
Dewasa Anak Neonatus
Febris (>38°C) Febris (≥38°C) Instabilitas subuh
(febris/hipotermia),
letargia

Myalgia Myalgia

Gejala Cephalgia
Fatigue
Cephalgia
Fatigue

Klinis Batuk
Malaise
Batuk
Pilek
Hidung tersumbat
Dyspnoe Dyspnoe Distres nafas (tachypnoe,
grunting, PCH, sianosis,
apnoe, batuk)

Tachypnoe
•Johns Hopkins University. 2020. Nyeri tenggorokan
[Dikunjungi : 13 Juli 2020], Dapat
diakses di Penurunan pengecapan
https://www.coursera.org/lecture/cov dan penghidu
id-19-contact-tracing/natural-history-
of-sars-cov-2-2X2q1 Nausea Nausea
•Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2020. Vomitus Vomitus
Panduan Klinis TataLaksana COVID-19
Pada Anak. [Dikunjungi : 13 Juli 2020], Diare Diare Diare
Dapat diakses di
https://covid19.go.id/p/protokol/pand Kesulitan minum
uan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada- Takikardia
anak
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Darah
• Foto Thorax
• CT Scan
• Pemeriksaan Mikrobiologis
• Rapid Test
• Pemeriksaan Lain

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Darah
– Darah rutin lengkap : Leukosit ↑/N/↓ disertai limfopenia
– Trombositopenia (beberapa kasus)
– Kebanyakan pasien LED dan CRP ↑
– Analisis Gas Darah
– Prokalsitonin (curiga bakterialis)
– Fungsi hati, fungsi ginjal
– Laktat (curiga sepsis)
– Elektrolit
– Glukosa
– HIV (indikasi)
– PT/APTT, d Dimer
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Thorax
– Gambaran pneumonia ringan sampai berat
• CT Scan
– Tahap awal: multiple small plaques dan interstitial
changes, terutama daerah perifer
– Tahap lanjut: bilateral multiple ground-glass opacity
dan/atau infiltrat
– Konsolidasi paru (kasus berat)
– Efusi plura (jarang)
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. Dikunjungi 14 Juli 2020. Dapat diakses di:
https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2020. Dikunjungi 14 Juli 2020.
Dapat diakses di: https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf
CT Scan

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pneumonia COVID-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2020. Dikunjungi 14 Juli 2020.
Dapat diakses di: https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf
CT Scan Pada Anak

Wei Li, Huaqian Cui, Kunwei Li, Yijie Fang, Shaolin Li. Chest computed tomography in children with COVID-19 respiratory infection. Pediatric
Radiology. doi:10.1007/s00247-020-04656-7
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Mikrobiologis
– Mendeteksi SARS COV-2
– Metode RT-PCR dan sequencing
– Pada kasus confirmed COVID-19 ulangi pengambilan sampel dari sal
napas atas dan bawah
– Frekuensi pemeriksaan 2-4 hari sampai 2 kali hasil negatif dari kedua
sampel serta ada perbaikan klinis
– Sampel:
• Sal. Napas atas dengan swab tenggorok (nasofaring dan orofaring)
• Sal. Napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL)
– Bila memungkinkan: bilasan bronkus, bronchoalveolar lavage, dan bila
menggunakan endotracheal tube dapat berupa aspirat endotracheal

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Reverse-transcriptiopn Tes Cepat Molekuler
Polymerase Chain Reaction (RT-
(TCM)
PCR)
• Pemeriksaan molekular • Pemeriksaan molekular
yang mendeteksi as nukleat yang mendeteksi as nukleat
virus virus
• Dilakukan di lab dengan min • Dilakukan di lab dengan BSC
BSL kelas II kelas II standar inter
• Hasil tes diketahui dalam 24 • Hasil tes diketahui kurang
jam dari 1 jam
• Gold Standart WHO  • Tingkat akurasi tinggi
clinical diagnosis COVID19 • Biaya cukup tinggi
• Alat sudah tersedia di • Alat TCM terseda namun
Indonesia cartridge belum tersedia
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Revisi 4 per tanggal 27 Maret 2020
Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes. 2020. Penggunaan Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk Deteksi COVID-19 di Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
WHO. 2020. Dapat diakses di: https
://www.who.int/news-room/commentaries/detail/advice-on-the-use-of-point-of-care-immunodiagnostic-tests-for-covid-19
Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel
• Perlu koordinasi dengan Dinkes setempat
untuk penyediaan viral transport media (VTM)
dan cara pengirimannya
• Apabila tidak dapat dilakukan pengambilan
sampel dari swab nasofaringeal (kesulitan
pengambilan dan/atau VTM tidak tersedia):
– Lakukan swab nasal dan orofaring (mirip seperti
pengambilan sampel difteri; pada anak yang lebih
kecil), atau
– Sputum (dahak)  hati-hati
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pengambilan Sampel
• Menggunakan APD yang tepat dan lengkap
• Ketika mengambil sampel dari saluran napas atas, gunakan
swab viral (Dacron steril atau rayon bukan kapas) dan VTM
• Pada pasien dengan suspek COVID-19 terutama
pneumonia/sakit berat direkomendasikan sampel sal
napas atas dan bawah
• Sampel sal napas bawah dapat diambil jika langsung
tersedia (pasien dengan intubasi)
• Hindari menginduksi sputum (↑risiko transmisi aerosol)

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pemeriksaan Penunjang
• Rapid Test
– Perhatikan waktu kontak dan timbulnya gejala (hati-hati interpretasi)
– False negative tinggi  gunakan pemeriksaan lanjutan dalam menegakkan
diagnosis
– RAPID TEST (RT) yang digunakan adalah RT antibodi dan/atau antigen. RT
antibodi digunakan untuk deteksi kasus ODP dan PDP di wilayah yang tidak
memiliki fasilitas pemeriksaan RT-PCR
– Hasil pemeriksaan RT antibodi
tetap dikonfirmasi dengan RT-PCR

• Pemeriksaan Lain
– Sesuai kondisi pasien
Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. Dapat diakses di: https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di: https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
RAPID
TEST

Sumber dari : Cambride Life Science. 2020. Dapat diakses di : https://www.clsdiagnostics.com/covid-19-assay-products-from-cls/


Clini Science. 2020. Dapat diakses di : https://www.clinisciences.com/es/leer/newsletter-26/sars-cov-2-covid-19-diagnosis-by-2264.html
PDS PatKLin. 2020. Dapat diakses di : https://www.pdspatklin.or.id/assets/files/pdspatklin_2020_04_30_19_20_35.pdf
Uji COVID-19 pada Bayi Baru Lahir
• Bayi sebaiknya diuji untuk infeksi SARS-CoV-2
menggunakan tes mokeluler yang tersedia
• Khususnya bayi yang membutuhkan
perawatan NICU
• Jika tidak tersedia: monitor gejala klinis bayi

Sumber dari: Dr. dr. Rinawati Rohsiswati, Sp.A(K). PPT Manajemen Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19
Uji COVID-19 pada Bayi Baru Lahir
1. Gold standard : Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
2. Uji molekular dilakukan saat usia 24 jam dan diulang pada saat
usia 48 jam
3. Pada setiap pemeriksaan, pertimbangkan swab tenggorok dan
nasofaring (opsional:+rektal)
4. Untuk bayi dengan hasil positif:
– Lakukan follow up dengan spesimen kombinasi dari tenggorok dan
nasofaring
– Uji ulang dengan jarak 48-72 jam sampai didapatkan hasil negatif 2x
berturut-turut

Sumber dari: Dr. dr. Rinawati Rohsiswati, Sp.A(K). PPT Manajemen Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19
Sumber dari: Buku Saku Panduan Penanganan COVID-19 Pada Anak RSCM FKUI
Sumber dari: Buku Saku Panduan Penanganan COVID-19 Pada Anak RSCM FKUI
Alur Penanganan COVID-19 pada Masyarakat

Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Alur Penanganan COVID-19 pada Masyarakat

Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
isolasi dan pemantauan di rumah:

1. Tetap tinggal di rumah, hindari bepergian ke


tempat ramai
2. Gunakan masker dengan pemasangan yang tepat
3. Selalu cuci tangan setelah bersin atau batuk
4. Buang tisu/masker bekas pakai ke dalam tempat
sampah yang tertutup
5. Batasi kunjungan tamu di rumah
Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
isolasi dan pemantauan di rumah:
6. Konsumsi makanan bergizi
7. Banyak minum air putih
8. Istirahat tidur yang cukup
9. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh, batuk dan sesak
napas, segera hubungi nomor kontak Call Center
COVID-19
10. Jika ada saudara, teman atau keluarga memiliki
gejala yang sama, segera hubungi nomor kontak Call
Center COVID-19
Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Alur Pemeriksaan di Fasilitas Kesehatan

Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Alur Pemeriksaan Laboratorium COVID-19

Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Tanggap Pandemi COVID-19/.
Jakarta. 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://fk.ui.ac.id/download/brp-covid-19
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Tatalaksana pada Neonatus
Bayi Sehat yang Lahir dari Bayi Sehat yang Lahir dari Bayi Sehat yang lahir dari
Ibu ODP ibu PDP ibu positif COVID 19
Tidak perlu dilakukan swab Tidak perlu dilakukan swab Bayi diperiksa swab pada
pada bayi. pada bayi. hari ke 1 dan 14.
Bayi sehat dirawat gabung Bayi dirawat terpisah dari Bayi dirawat terpisah dari
dan bisa menyusu langsung ibu sampai diketahui hasil ibu sampai dikatakan
dari ibu dengan pemeriksaan SarS-CoV-2 sembuh oleh dokter yang
melaksanakan prosedur ibu negatif merawat
perlindungan napas ASI diberikan dalam bentuk ASI diberikan dalam bentuk
dengan baik. ASI perah. ASI perah.
Bayi dimonitor ketat dan di Bayi dimonitor ketat dan di Jika bayi menunjukkan
follow up hingga pulang. follow up hingga pulang. gejala, bayi dirawat sebagai
PDP di ruang isolasi
tekanan negatif.

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Prosedur Berisiko Tinggi
AGP (Aerosol Generating Procedure) :
• Intubasi, ekstubasi dan prosedur terkait seperti ventilasi manual dan open
suctioning
• Prosedur trakeotomi / trakeostomi (penyisipan / open suctioning / pengangkatan)
•  Bronkoskopi
• Beberapa prosedur gigi (seperti pengeboran berkecepatan tinggi)
• Ventilasi non-invasif (NIV) seperti bi-level positive airway pressure (BIPAP) dan
continuous positive airway pressure ventilation (CPAP)
•  High-frequency oscillating ventilation (HFOV)
•  High flow nasal oxygen (HFNO) atau high flow nasal cannula
•  Induksi sputum

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Prosedur Berisiko Tinggi
• Ventilasi non-invasif (NIV) dapat digunakan dalam
kasus suspek dan kasus terkonfirmasi jika tindakan
pencegahan isolasi dilakukan, seperti staf
menggunakan APD secara benar dan ruang tekanan
negatif.
• Tidak ada banyak bukti dan sumber pembahasan
untuk High Flow Nasal Cannuale Oxygen maka
penggunaannya harus dilakukan dalam isolasi ketat
dan penggunaan APD

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Prosedur Berisiko Tinggi
Manejemen henti jantung anak
• Buatlah tim dengan anggota tim pediatrik senior dan pastikan
semua masker telah diuji dan pastikan seluruh staf mampu dalam
menggunakan dan melepas APD

• Jika anak diintubasi dan dalam ventilasi, cobalah untuk tidak


memutuskan sambungan dari ventilator saat melakukan RJP

• Jika troli peralatan sudah selesai digunakan, keluarkan seluruh isi


troli di dalam ruang isolasi sebelum membawa troli tersebut keluar
dari ruang isolasi untuk dibersihkan dengan hyperchlorite

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Checklist Intubasi
• Gunakan APD
• Dokter paling berpengalaman dalam melakukan intubasi harus hadir
• Periksa monitor , akses IV , instrumen, obat-obatan, ventilator dan suction
• Pertimbangkan penggunaan jalan nafas tambahan / glidescope / Air T raq
• Pertimbangkan rapid sequence intubation (RSI)
• Jika terdapat rencana untuk ventilasi manual, gunakan small tidal volumes
• Preoksigenasi selama 5 menit dengan 100% O2 untuk menghindari
ventilasi manual
• Pastikan filter tersedia antara face mask dan bag

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Checklist Intubasi
• Intubasi dan konfirmasi dengan EtCO2 dan pemeriksaan dada (hindari
penggunaan stetoskop).
• Mulai ventilasi manual: gunakan filter, inline suction, jangan memutuskan
sambungan ventilator.
• Setelah meninggalkan daerah bertekanan negatif (dimana prosedur ini
seharusnya dilakukan), bersihkan seluruh permukaan dan barang-barang
non-disposable dengan hyperchlorite. Peralatan sekali pakai / disposable
harus ditempatkan di kantong bening double zip-locked dan dibuang di
tempat sampah di dalam ruang isolasi. Semua obat yang digunakan harus
dibuang.
• Melepaskan APD dengan benar.

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Kriteria Pemulangan Pasien
• Didapatkan suhu tubuh yang normal minimal 3 hari
berturut turut
• Perbaikan klinis dari gejala infeksi saluran nafas akut
• Pemeriksaan usap nasofaring menunjukkan hasil
negatif 2 kali berturut-turut dengan interval minimal
1 hari
• Jika diperlukan, dilakukan isolasi dirumah selama 14
hari setelah kepulangan

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pelacakan Kontak Erat
• Terdiri dari 3 tahap :
– Identifikasi kontak (contact identification)
– Pencatatan detil kontak (contact listing)
– Tindak lanjut kontak (contact follow up)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Identifikasi kontak
• Jika ditemukan kasus COVID-19 yang memenuhi
kriteria pasien dalam pengawasan, kasus konfirmasi,
atau kasus probable, maka perlu segera untuk
dilakukan identifikasi kontak erat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Identifikasi kontak
• Informasi yang perlu dikumpulkan pada fase identifikasi kontak adalah orang yang
mempunyai kontak dengan kasus dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala, yaitu
– Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan kasus (rekan kerja,
satu rumah, sekolah, pertemuan)
– Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah ataupun saat berada di
fasilitas layanan kesehatan
– Semua tempat dan orang yang dikunjungi oleh kasus seperti kerabat, spa dll.
– Semua fasilitas layanan kesehatan yang dikunjungi kasus termasuk seluruh petugas
kesehatan yang berkontak dengan kasus tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang standar
– Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian sampai dengan
penguburan.
– Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut/kendaraan
(kereta, angkutan umum, taksii, mobil pribadi, dan sebagainya)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Identifikasi kontak
Semua kontak erat yang telah diidentifikasi selanjutnya dilakukan wawancara secara lebih detail
dan mendata hal-hal berikut ini yaitu
1. Identitas lengkap nama lengkap, usia, alamat lengkap, alamat kerja, nomer telepon, nomer
telepon keluarga, penyakit penyerta (komorbid), dan sebagainya sesuai dengan formulir
pelacakan kontak erat
2. Selanjutnya petugas harus juga menyampaikan kepada kontak erat
• Maksud dari upaya pelacakan kontak ini
• Rencana monitoring harian yang akan dilakukan
• Informasi untuk segera menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika muncul
gejala dan bagaimana tindakan awal untuk mencegah penularan.
3. Berikan saran-saran berikut ini
• Membatasi diri untuk tidak bepergian semaksimal mungkin atau kontak dengan orang
lain.
• Laporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan
gejala lainnya melalui kontak tim monitoring.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Tindak Lanjut Kontak Erat
• Petugas surveilans yang telah melakukan identifikasi kontak
dan pendataan kontak akan mengumpulkan tim baik dari
petugas puskesmas setempat, kader, relawan dari PMI dan
pihak-pihak lain terkait
• Jelaskan cara melakukan monitoring, mengenali gejala,
tindakan observasi rumah, penggunaan APD dan tindakan
pencegahan penularan penyakit lain serta promosi kesehatan
untuk masyarakat di lingkungan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Tindak Lanjut Kontak Erat
• Komunikasi risiko harus • Laporan dilaporkan setiap hari
disampaikan kepada masyarakat untuk menginformasikan
untuk mencegah hal-hal yang perkembangan dan kondisi
tidak diinginkan seperti terakhir dari kontak erat.
munculnya stigma dan • Setiap petugas harus memiliki
diskriminasi akibat pedoman kesiapsiagaan
ketidaktahuan menghadapi COVID-19
• Petugas surveilans provinsi • Petugas juga harus proaktif
bertindak sebagai supervisor memantau dirinya sendiri
bagi petugas surveilans
kab/kota. Petugas surveilans
kab/kota bertindak sebagai
supervisor untuk petugas
puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). [Dikunjungi : 14 Juli
2020]. Dapat diakses di https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman
%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf
Pencegahan Secara Umum
• Kegiatan publik yang melibatkan anak ditiadakan
• Menerapkan social distancing dengan menjaga jarak 1-2 meter
• Sekolah diliburkan selama 2 pekan dan anak dirumahkan, kemudian
dilihat perkembangan selanjutnya
• Menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) meliputi :
• Menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut,
hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik
• Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik.
Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika
tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub
• Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk
• Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke
fasyankes.
Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pada Situasi Rawat Jalan
• Ruang tunggu dan praktik memiliki aliran udara yang baik (sirkulasi
alami).
• Gunakan masker bedah secara benar dan perlu diganti setiap 3-4
jam atau lebih sering bila basah.
• Cuci tangan sesering mungkin sesuai dengan 5 moments
• Bersihkan area periksa sesering mungkin
• Pada saat pendaftaran mendapat informasi adanya kecurigaan
infeksi COVID-19:
• Apabila pendaftaran melalui telpon/online, arahkan untuk menghubungi
Covid senter pemerintah setempat atau ke Rumah Sakit
• Apabila sudah berada di klinik, tempatkan di kamar tersendiri dan
pemeriksa menggunakan setidaknya masker, kacamata, dan sarung tangan

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pada Situasi Rawat Jalan
• Pisahkan klinik untuk anak sehat dan sakit, namun apabila tidak
memungkinkan :
• Buat perjanjian dengan mendahulukan pelayanan kesehatan pada anak sehat
• Pastikan pasien datang sesuai nomor agar tidak terlalu lama menunggu
• Pengukuran suhu dan pemeriksaan antropometri di luar ruang periksa
• Pada anak sakit dengan gejala infeksi respiratori pisahkan dan diminta untuk
menggunakan masker
• Pastikan orang tua atau pengasuh yang mengantar juga dalam keadaan sehat,
namun apabila ada gejala infeksi respiratori perlakukan hal yang sama dengan
pasien
• Bersihkan area tunggu sebaik mungkin
• Menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pada Situasi Rawat Jalan
• Upayakan ruang rawat dan selasar mendapat sirkulasi udara
alami setidaknya pada pagi dan sore hari
• Pengunjung pasien tidak diperbolehkan
• Pisahkan ruang rawat sesuai dengan cara transmisi/penularan
penyakitnya
• Gunakan masker bedah secara benar dan perlu diganti setiap
3-4 jam atau lebih sering bila basah.
• Cuci tangan sesering mungkin sesuai dengan 5 momen.

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pada Situasi Rawat Inap
• Pastikan alat periksa yang digunakan selalu dibersihkan
• Pemeriksaan pasien dalam pengawasan (PDP) menggunakan
alat pelindung diri (APD) lengkap
• Pembersihan ruangan secara teratur
• Pasien konfirmasi dirawat di ruang isolasi dan kontak erat
risiko tinggi dilakukan penyelidikan epidemiologi
• Menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pada Situasi Rawat Inap
• Jika pasien dengan dugaan COVID-19 datang langsung ke ruang
emergensi, segera diarahkan keruang isolasi emergensi yang
telah disediakan untuk pasien dengan dugaan COVID-19,
laporkan kedinas kesehatan setempat
• Penunggu pasien hanya satu orang diruang isolasi tersebut
• Pasien dan keluarga pasien harus menggunakan masker bedah
selama di ruangan emergensi
• Petugas kesehatan harus menggunakan APD yang sesuai
• Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan dan berkontak
dengan pasien harus dicatat dan mudah untuk ditelusuri oleh
petugas kesehatan keselamatan kerja untuk karyawan

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pencegahan Komplikasi
• Mengurangi lamanya hari penggunaan ventilasi mekanik invasif
– penilaian harian kesiapan untuk bernapas spontan
– pemberian sedasi berkala atau kontinyu yang minimal, titrasi untuk mencapai
target khusus
• Mengurangi terjadinya ventilator-associated pneumonia (VAP)
– Intubasi oral lebih baik dari nasal pada remaja dan dewasa
– Pertahankan pasien dalam posisi semi-recumbent (naikkan posisi kepala
pasien sehingga membentuk sudut 30-45 derajat)
– Gunakan sistem closed suctioning, kuras dan buang kondensat dalam pipa
secara periodik
– Ganti alat heat moisture exchanger jika tidak berfungsi, ketika kotor atau
setiap 5-7 hari

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pencegahan Komplikasi
• Mengurangi terjadinya tromboemboli vena
– Gunakan obat profilaksis (low molecular-weight heparin, bila tersedia
atau heparin 5000 unit subkutan dua kali sehari) pada pasien remaja
dan dewasa bila tidak ada kontraindikasi.
– Bila terdapat kontraindikasi, gunakan perangkat profilaksis mekanik
seperti intermiten pneumatic compression device
• Mengurangi terjadinya catheter related bloodstream infection
– Gunakan checklist pemasangan kateter IV sebagai pengingat agar
pemasangan tetap steril dan adanya pengingat setiap harinya untuk
melepas kateter jika tidak diperlukan

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Pencegahan Komplikasi
• Mengurangi terjadinya ulkus karena tekanan
– Posisi pasien miring ke kiri-kanan bergantian setiap dua jam.
• Mengurangi terjadinya stres ulcer dan pendarahan saluran
pencernaan
– Berikan nutrisi enteral dini (dalam waktu 24-48 jam pertama)
– Berikan histamin-2 receptor blocker atau proton-pump inhibitors. Faktor
risiko yang perlu diperhatikan untuk terjadinya perdarahan saluran
pencernaan termasuk pemakaian ventilasi mekanik ≥48 jam,
koagulopati, terapi sulih ginjal, penyakit hati, komorbid ganda, dan skor
gagal organ yang tinggi
• Mengurangi terjadinya kelemahan akibat perawatan di ICU
– Mobilisasi dini apabila aman untuk dilakukan

Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak 19 Maret 2020. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses
di https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-klinis-tata-laksana-covid-19-pada-anak
Rekomendasi APD berdasarkan
tingkat perlindungan
Tingkat perlindungan Kelompok Lokasi/Cakupan Jenis APD
Tingkat perlindungan Masyarakat umum Fasilitas umum - Masker kain
1 - Masker bedah 2 ply
- Masker bedah 3 ply

Cleaning service, satpam, petugas Fasilitas umum - Masker bedah 2 ply


administrasi - Masker bedah 3 ply
- Sarung tangan kerja

Petugas penanganan yang Fasilitas umum (kegiatan luar - Masker bedah 3 ply
melakukan interview langsung ruangan)
terhadap pasien ODP atau PDP

Dokter/perawat Tempat praktek umum dan - Masker bedah 3 ply


kegiatan yang tidak menimbulkan - Sarung tangan karet sekali pakai
aerosol

Triase prapemeriksaan, bagian - Masker bedah 3 ply


rawat jalan umum - Sarung tangan karet sekali pakai

Supir ambulans Ambulans, ketika membantu - Masker bedah 3 ply


menaikkan dan menurunkan - Sarung tangan karet sekali pakai
pasien suspek COVID-19 - Gown

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Tingkat perlindungan Kelompok Lokasi/Cakupan Jenis APD
Tingkat Dokter dan perawat Ruang poliklinik, pemeriksaan - Masker bedah 3 ply
perlindungan 2 pasien dengan gejala infeksi - Sarung tangan karet sekali
pernapasan, ruang perawatan pakai
pasien - Gown
- Pelindung mata
dokter, perawat atau petugas Pengambilan sample - Masker bedah 3 ply
laboran nonpernapasan - Sarung tangan karet sekali
pakai
- Gown
- Pelindung mata
Radiografer Pemeriksaan pencitraan pada - Masker bedah 3 ply
pasien yang diduga/dipastikan - jas radiographer biasa
terinfeksi
Farmasi Bagian rawat jalan pasien - Masker bedah 3 ply
demam - sarung tangan
- pelindung mata (jika harus
berhadapan dengan pasien)

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Tingkat perlindungan Kelompok Lokasi/Cakupan Jenis APD

Tingkat perlindungan 3 Cleaning Service Membersihkan ruangan pasien - masker bedah


COVID-19 - Gown
- Pelindung mata
- Sarung tangan kerja berat

Dokter dan perawat Ruang prosedur dan tindakan - Masker N95


operasi pada pasien dengan - Gown allcover
kecurigaan atau sudah - Boots
terkonfirmasi COVID-19 - Pelindung mata / Face shield
- Sarung tangan bedah karet steril
sekali pakai
- Headcap
- Apron

Dokter dan perawat Kegiatan yang menimbulkan aerosol - Masker N95


pada pasien kecurigaan atau sudah - Gown allcover
terkonfirmasi COVID-19 - Pelindung mata / Face shield
- Sarung tangan bedah karet steril
sekali pakai
- Headcap
- Apron

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia.
[Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat diakses di https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2020/04/Rekomendasi-Standar-Penggunaan-
APD_.pdf
Komplikasi
• Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS
• Gangguan ginjal akut (29%)
• Jejas kardiak (23%)
• Disfungsi hati (29%)
• Pneumotoraks (2%)
• Komplikasi lain : syok sepsis, koagulasi Intravaskular
diseminata (KID), rabdomiolisis, hingga pneumomediastinum

Yang X,, dkk. 2020. Clinical course and outcomes of critically ill patients with SARS-CoV-2 pneumonia in Wuhan, China: a single-centered,
retrospective, observational study. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat di akses di https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2213-
2600%2820%2930079-5
Prognosis
• Prognosis COVID-19 dipengaruhi banyak faktor.
• Tingkat mortalitas pasien COVID-19 berat mencapai 38%
dengan median lama perawatan ICU hingga meninggal
sebanyak 7 hari. Peningkatan kasus yang cepat dapat
membuat rumah sakit kewalahan dengan beban pasien yang
tinggi. Hal ini meningkatkan laju mortalitas di fasilitas
tersebut.
• Laporan lain menyatakan perbaikan eosinofil pada pasien
yang awalnya eosinofil rendah diduga dapat menjadi
prediktor kesembuhan

Yang X,, dkk. 2020. Clinical course and outcomes of critically ill patients with SARS-CoV-2 pneumonia in Wuhan, China: a single-centered,
retrospective, observational study. [Dikunjungi : 14 Juli 2020]. Dapat di akses di https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2213-
2600%2820%2930079-5
Kesimpulan
Kesimpulan
SARS-CoV-2 menyerang anak-anak dalam jumlah yang sedikit, dengan
gejala yang bermacam, dapat ringan, sedang, dan berat, dalam hal ini
dapat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok sepsis
dan/atau multiple organ failure. Tranmisi pada anak-anak dapat terjadi
secara direk yaitu kontak langsung dengan dropletnya atau indirek yaitu
melalui media. Selain transmisi, jumlah paparan virus atau seringnya
kontak dengan pasien terkonfirmasi, pasien probabel, atau PDP juga
meningkatkan resiko paparan SARS-CoV-2. Penatalaksanaan dan perlunya
isolasi mandiri atau isolasi di rumah sakit disesuaikan pada beratnya
gejala yang ditemukan. Pencegahan terhadap SARS-CoV-2 ini adalah
menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam hal ini mencangkup
etika batuk, cara mencuci tangan, dan menggunaan masker saat
beraktivitas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai