Anda di halaman 1dari 38

Assalamu’alaikum wr.

wb
REFERAT MALARIA

Sindy Olivia Sari, S.Ked


712019072

Pembimbing: dr. Halimah, Sp.A


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit Plasmodium dan ditularkan oleh
nyamuk Anopheles

Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah


300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7
juta kematian

Di Indonesia, malaria sampai saat ini masih


merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan malaria masih cukup tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi

Malaria adalah penyakit akut maupun kronis yang disebabkan


oleh parasit Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk
Anopheles. Malaria ditandai dengan panas, anemia dan
splenomegali.
2.2. Epidemiologi

Malaria terdapat di daerah 60⁰C lintang utara dan 30⁰C lintang


selatan, setinggi 2.666 m sampai daerah yang terletak 433 m
di bawah permukaan laut (dead sea).

Secara endemik terdapat secara autokton


(indigenous malaria) karena siklus hidup parasit
malaria dapat berlangsung (ada manusia,
nyamuk dan parasit).

Derajat endemik dapat diukur dengan spleen


rate dan parasite rate.
2.3. Etiologi
Lima spesies yang dilaporkan menginfeksi
manusia, yaitu:

Plasmodium falciparum.

Plasmodium vivax.

Plasmodium ovale.

Plasmodium malariae

Plasmodium knowlesi
2.4. Patogenesis
2.5. Siklus Hidup Plasmodium
2.6. Siklus Hidup Nyamuk Anophles
2.7. Manifestasi Klinis

1. Masa tunas intrinsik. Terdiri dari 3 stadium, yaitu:


•Stadium frigoris (menggigil)
•Stadium acme (puncak demam)
•Stadium sudoris (berkeringat banyak, suhu menurun)

2. Limpa yang membesar (Splenomegali)

3. Anemia
2.8. Diagnosis

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan


darah secara mikroskopis atau uji diagnostik cepat (Rapid
Diagnostic Test / RDT).
CON’T
a. Anamnesis

Keluhan:
•Demam menggigil
•Berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala
•Mual
•Muntah
•Diare
•Nyeri otot atau pegal-pegal
CON’T
Riwayat sakit malaria dan minum obat malaria

Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria

Riwayat tinggal di daerah endemis malaria


CON’T
B. Pemeriksaan Fisik

Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C

Konjungtiva atau telapak tangan pucat

Sklera ikterik

Hepatomegali

Splenomegali
CON’T
Pada malaria berat ditemukan:

Temperatur >41 °C

Nadi filiformis

TD sistolik <50 mmHg

Pucat

Takipneu

Penurunan kesadaran (GCS <11, Blantyre score <3)


CON’T
Manifestasi perdarahan

Tanda dehidrasi

Terdengar ronchi

Oligouria sampai anuria

Kelainan neurologis berupa gejala rangsang


meningeal atau reflex patologis
CON’T
C. Pemeriksaan Penunjang
Apusan darah tepi (baku emas)

Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis


CON’T
2.9. Pencegahan
1. Mencegah gigitan vector

2. Kemoprofilaksis

Obat < 3 thn 3-6 thn 7-10 thn >10 thn

Proguanil 25-50 mg 50-75 mg 100 mg 100-250 mg

Pirimetamin 6,5 – 12,5 mg 12,5 – 25 mg 12,5 – 25 mg 25 mg


(tiap minggu)

Klorokuin basa 50-100 mg 100 – 250 mg 100-250 mg 300 mg


2.10. Tatalaksana
Antipiretik bila demam >38,5 ⁰C

Terapi suportif (atas indikasi)

Medikamentosa sesuai dengan jenis plasmodium


Plasmodium falciparum
Lini Pertama

1. Artesunat + Amodiakuin + Primakuin


Artesunat (10mg/kg) dan Amodiakuin (4 mg/kg) p.o dosis tunggal
selama 3 hari (max 4 tablet).
Primakuin (0,75mg/kg) p.o hanya hari pertama (max 3 tablet)
CON’T
Lini Pertama

2. Arthemeter + Lumefantrine (Coartem) + Primakuin


Tiap tablet coartem mengandung 20 mg Anthemeter dan 120 mg
lumefantrine
Primakuin (0,75mg/kg) p.o dosis tunggal
CON’T
Lini Pertama

3. Dihidroartemisin + Piperaquin (Arterakine) + Primakuin


Tiap tablet arterakine mengandung 40 mg dihydroartemisin dan 320 mg
piperaquin
Primakuin (0,75mg/kg) p.o dosis tunggal
CON’T

Lini Kedua

1. Klorokuin Sulfat Oral 25 mg/kg dibagi 3 hari


Hari I : 10 mg/kg p.o + Primakuin p.o
Hari II : 10 mg/kg p.o
Hari III : 5 mg/kg p.o
CON’T
Lini Kedua

2. Kombinasi kina + doksisiklin/klindamisin


Kina 30mg/kg/hari p.o dibagi 3 dosis (7 hari)
Doksisiklin 8-14 tahun : 2-4mg/kg/hr (7 hari)
< 8 tahun ganti clindamycin 10 mg/kg/kali selama 2 kali
(7 hari)
CON’T
Lini Kedua

3. Kombinasi tetrasiklin/klindamisin + primakuin


Tetrasiklin 4-5mg/kg/6 jam (7 hari),
Anak <8 tahun diganti clindamycin 10mg/kg/kali sebanyak 2x (7 hari)
Primakuin (0,75mg/kg) dosis tunggal hanya hari 1
Plasmodium vivax dan ovale
Lini Pertama Lini Kedua

-Artesunat + Amodiakuin + -Kina + Primakuin


Primakuin Kina 30mg/kg/hari dibagi 3 dosis
Artensunat dan amodiakuin = (7 hari)
p.falciparum Primakuin 0,25 mg/kg/hari
Primakuin (0,25mg/kg) selama 14 selama 14 hari
hari
Plasmodium malariae

ACT 1x/hari selama 3 hari dengan dosis = pengobatan malaria lainnya.

Pada daerah tertentu (Papua):


•Dihidroartemisin + Piperaquin (Arterakine) +
Primakuin

Tiap tablet artekine mengandung 40 mg


dihydroartemisin dan 320 mg piperaquin. Primakuin
(0,75mg/kg) p.o dosis tunggal
2.11. Komplikasi
Gangguan kesadaran

Tekanan tinggi intrakranial

Delirium atau agitasi

Kejang

Hipoglikemia
2.12. Prognosis

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

 1. Malaria adalah penyakit akut maupun kronis yang disebabkan


oleh parasit Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles.

2. Patogenesis malaria dipengaruhi oleh parasit dan pejamu.


CON’T

3. Gejala klinis malaria ditandai dengan menggigil, puncak


demam, berkeringat banyak, suhu menurun, limpa
membesar (splenomegali) dan anemia dapat terjadi
CON’T

4. Diagnosis malaria ditegakan dengan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang (apusan darah tepi)

5. Tatalaksana dari malaria dibedakan berdasarkan jenis plasmodium yang terbagi menjadi lini pertama dan lini
kedua.
Daftar Pustaka
 

1.Hakim, Lukman. 2011. Malaria : Epidemiologis dan Diagnosis.

2.Anonim. 2000. WHO Expert Committe on Malaria, Twentieth Report, World Health
Organization Tehnical Report Series 892, Geneva. Geneva: WHO.

3.Departemen Kesehatan Anak RSUP Moh. Husin Palembang. Panduan Praktik Klinis.
Palembang: Departemen Kesehatan Anak RSMH Palembang.

4.Alami, Restu dan Retno Adriyani. 2016. Tindakan Pencegahan Malaria Di Desa Sudorogo
Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo.

5.Kartono M. Nyamuk Anopheles: Vektor Penyakit Malaria. MEDIKA. No.XX, tahun XXIX.
Jakarta, 2003; Hal: 615.

6.Mawuntu, A. 2018. Malaria Cerebral.

7.Sabiq dan Julia. 2018. Malaria

8.Kemenkes RI. 2017. Buku Saku Penatalaksanaan Penyakit Malaria.

9.Poutude, S. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit malaria.  


TERIMA KASIH
Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai