• Penurunan kesadaran keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga/ tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons
yang normal terhadap stimulus.
• Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang
mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
(Padmosantjojo, 2000)
• Subdural & Epidural
hematom
Etiologi • Cerebral contusio
• ICH
Supratentorial •Stroke
• Abses otak
• Tumor otak
INTRAKRANIAL
• Brainstem infarct
Pe Infratentorial • Pontine
Kesadaran hemorrhage
• Metabolik • Cerebellar
hemorrhage
• Gang.
EXTRAKRANIAL Respirasi • Cerebellar tumor
• CO • Cerebellar infarct
• Kelainan PD • Basilar arteri
trombosis
• Obat
• Posterior fossa
• Toksin
subdural
• Gang. hemorrhage
psikiatrik
Mati batang otak
• Berhentinya fungsi kardiopulmoner / fungsi seluruh otak (termasuk
batang otak) yang ireversibel
Kriteria :
• Tidak ada respon pupil terhadap cahaya
• Tidak ada refleks kornea
• Tidak ada refleks vestibulo-okular
• Tidak ada refleks muntah atau penghisapan trakea
• Tidak ada respon motorik terhadap rangsang nyeri
• Tidak ada gerakan napas ketika ventilator dilepaskan
• Tes konfirmasi
• EEG → garis datar
• Angiografi serebral → tidak adanya aliran darah ke otak
DD
• Apnea untuk memastikan Berikan oksigen bbrp menit
dengan tujuan yang menggantikan nitrogen dari alveoli dan membuat
reservoir oksigen yang akan menyebar ke bawah gradien ke
peredaran paru tersebut amati PCO2
Prinsip Terapi
• Breathing
• Blood
• Brain
• Bladder
• Bowel
Tatalaksana
1. resusitasi kardio-pulmonal-serebral
2. anti konvulsan bila kejang
Prognosis
Prognosis buruk bila didapatkan gejala-gejala seperti di bawah ini lebih
dari 3 hari:
• 1. Adanya gangguan fungsi batang otak, seperti doll’s eye
phenomenon negative, refleks kornea negative, refleks muntah
negative.
• 2. Pupil lebar tanpa adanya refleks cahaya.
• 3. GCS yang rendah (1-1-1).
Meningitis
• Infeksi pada cairan serebrospinal disertai radang pada pia dan
araknoid
• Faktor resiko:
• Infeksi sistemik/ fokal : septikemia, otitis media, demam tifoid, TB paru
• Trauma: fraktur basis kranii, pungsi/ anestesi lumbal, operasi saraf
• Penyakit darah, hati
• Pemakaian bahan yg menghambat pembentukan antibody
• Alkohol, agamaglobulinemiia, DM
• Kelainan obsgyn
Gambaran klinik
• Panas tinggi
• Mual, muntah
• Gangguan pernafasan
• Kejang (78% anak dgn penyebab stafilokokus)
• Nafsu makan berkurang
• Minum sangat berkurang
• Konstipasi, diare
• Gangguan kesadaran (apati, letargi, renjatan koma)
• Nyeri kepala yg hebat sekali seperti mau pecah bertambah bila digerakkan
• Biasa dimulai dgn gangguan sal. Nafas atas
Diagnosis
• Pemeriksaan CSS melalui pungsi lumbal
• Akut: leukosit PMN antara 1000-10.000
• Protein meningkat, kadar glukosa sangat turun
Meningitis bakteri
Age Group Causes
Sel Leukosit meningkat Meningkat, <500/mm3, Meningkat antara 10- 10 -500 sel/mm3
95 % PMN MN dominan 1000/mm3 dengan dominasi
limfosit
PROGNOSIS
• Tergantung tipe histologi dan umur pasien
ETIOLOGI
• Genetik
• Bypass normal growth regulatory mechanism
• Simultaneous evasion of the immune system
• Ionizing radiation dlm dosis th/
• Spesifik infeksi
• Diet
• Tobacco, alkohol
• Riwayat trauma kepala
• ASAL : astrosit
• EPID : 15% dr semua IK tumor, 50-60% PBT tjd pd dewasa, pucak onset : 40-60 thn.
• PATOLOGI : highly malignant tumors dgn anaplasia, high cellularity, sel bulat dan
pleomorfik, dan nekrosis.
• Nekrosis dan neovaskular proliferasi membantu differensiasi antara astrocytoma anaplastik
(grade III) dan glioblastoma (grade IV)
• Aktivitas mitosis sgt tinggi
• Pada concussion yang berat akan terjadi kejang-kejang dan henti nafas, pucat,
bradikardia, dan hipotensi yang mengikuti keadaan penurunan tingkat
kesadaran.
• Contusio serebri
• Kerusakan dari jaringan otak
• Terjadi perdarahan vena, kedua white matter dan gray matter
mengalami kerusakan.
• Sering terjadi pada tulang tengkorak yang menonjol.
• Edema serebral dapat terjadi sehingga mengakibatkan peningkatan
tekanan ICP. Edema serebral puncaknya dapat terjadi pada 12 – 24 jam
setelah injury.
• Akan terjadi penurunan kesadaran
• Epidural hematoma.
• akibat perdarahan pada lapisan otak yang terdapat pada permukaan
bagian dalam dari tengkorak.
• Venous epidural hematoma berhubungan dengan robekan pembuluh
vena dan berlangsung perlahan-lahan.
• Arterial hematoma terjadi pada middle meningeal artery yang terletak di
bawah tulang temporal.
• Gejalanya adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah.
• Subdural Hematoma.
• perdarahan antara dura mater dan lapisan arachnoid pada lapisan
meningen yang membungkus otak.
• Oleh karena subdural hematoma berhubungan dengan kerusakan vena,
sehingga hematoma terjadi secara perlahan-lahan. Tetapi bila disebabkan
oleh kerusakan arteri maka kejadiannya secara cepat.
• Bila terjadi kompresi jaringan otak maka akan terjadi peningkatan ICP
menyebabkan penurunan tingkat kesadaran dan nyeri
• Somnolence, confusio, lethargy, kehilangan memory merupakan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan subdural hematoma.
http://www.emsmagazine.com/article/photos/1242402277713_46-3.jpg
Diagnosa
• Pemeriksaan CT scan/MRI otak
• Mengidentifikasi adanya perdarahan
• Mengetahui ekstensinya ke otak
Sistem gradasi klinis perdarahan subarakhnoid (Hunt and
Hess)
• Grade 1 • Grade 4
• Asimtomatik • Stupor
• Nyeri kepala minimal
• Hemiparesis moderat sampai
• Kaku kuduk ringan
berat
• Grade 2 • Permulaan deserebrasi
• Nyeri kepala moderet sampai berat • Gangguan vegetatif
• Kaku kuduk
• Defisit neurologis tidak ada (selain • Grade 5
parese saraf otak) • Koma berat
• Grade 3 • deserebrasi
• Kesadaran menurun (drowiness)
• Defisit neurologis fokal
Skala klinis perdarahan subarakhnoid (Sano
dan Tamura)
Grade GCS Klinis
I 15 Neurologis intak (kecuali
parese saraf otak)
II 15 Neurologis intak (kecuali
parese saraf otak) disertai
kaku kuduk, nyeri kepala
atau eduanya