Anda di halaman 1dari 107

BARANG & ASET MILIK DAERAH

SERTA ASET TETAP (PSAP 7)


Landasan Hukum

 UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara


 UU No. 1/ 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
 PP No. 27/2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
 PP No.38/2008 tentang Perubahan atas PP No.6/2006.
 Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
 Permendagri No.17/2007 tentang Pedoman teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah
 Perpres No.54/2010 Tentang Pengadaan Barang Dan
Jasa
Latar Belakang

 Reformasi bidang keuangan negara termasuk didalamnya


mencakup bidang pengelolaan barang milik / kekayaan
negara.
 UU No.1 /2004  pemerintah wajib melakukan
pengamanan terhadap barang milik negara/daerah.
 Hasil audit BPK terkait aset tetap:
 Data tidak lengkap  jumlah, nilai, kondisi dan status
kepemilikannya.
 Database yang tidak akurat dalam Penyusunan Neraca Pemerintah
 data tidak rekon.
 Tidak ada pengaturan yang memadai dan komprehensif.
 Perbedaan persepsi persepsi dalam hal pengelolaan barang milik
negara / daerah.
UU Keuangan Negara 17/2003

• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara


yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
• Tugas SKPD 
– Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
– Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya.
– Menyampaikan laporan pertanggungjawaban  Badan Pemeriksa
Keuangan

4
UU Perbendaharaan Negara 1/2004

• Barang Milik Negara/Daerah adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN/D atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
• Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
barang milik negara/daerah.
• Kepala daerah 
– menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik daerah;
– melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
• Penerimaan berupa komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh
negara/daerah adalah hak negara/daerah.

5
UU Perbendaharaan Negara

• Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan


menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
• Penjualan BMN/D dilakukan dengan cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu.
• BMN/D berupa tanah yang dikuasai Pemerintah harus disertifikatkan atas nama
pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.
• BMN/D harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan
secara tertib.
• Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/ gubernur/
bupati/walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pemerintahan.
• BMN/D dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas
tagihan kepada Pemerintah.
• BMN/D dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman.

6
UU Perbendaharaan Negara - Pemindahtanganan

• Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas


pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.
• Pemindahtanganan dilakukan dengan cara jual, dipertukarkan, dihibahkan, atau
disertakan sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.
(45)
• Persetujuan DPRD dilakukan untuk
– Pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan, kecuali :
• sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
• harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen pelaksanaan anggaran;
• diperuntukkan bagi pegawai negeri;
• diperuntukkan bagi kepentingan umum;
• dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannnya
dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
– pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai
lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
• Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai sampai Rp 5.000.000.000,00 dilakukan setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota.

7
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Piutang

• Pemerintah dapat memberikan pinjaman/hibah kepada pihak lain  PP


• Pejabat wajib mengusahakan agar piutang diselesaikan seluruhnya dan
tepat waktu.
• Jika tidak dapat diselesaika seluruhnya tepat waktu  diselesaikan
menurut peraturan.
• Piutang negara mempunyai hak mendahului.
• Penyelesaian piutang akibat hubungan keperdataaan dapat dilakukan
melalui perdamaian kecuali yang diatur dalam UU tersendiri.
• Hirarki otorisasi penyelesaian dan penghapusanpiutang  <=10m
Menteri, 10<p<=100 Presiden, >100 DPR. Untuk daerah <=5m Kepala
Daerah, > 5m DPRD.
• Piutang dapat dihapuskan secara mutlak / bersyarat
• Tata cara penyelesaian dan penghapusan piutang diatur dalam PP

8
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Utang

• Pemerintah dapat mengadakan utang dari dalam negeri maupun LN sesuai


ketentuan UU / Perda APBD.
• Utang / hibah dapat diteruspinjamkan.
• Biaya proses pengadaan utang dibebankan APBN/D
• Hak tagih utang daluwarsa 5 tahun, kecuali untuk pembayaran kewajiban
bunga dan pokok.
• Tata cara penatauahaan utang diatur dalam PP

9
UU Perbendaharaan Negara – Pengelolaan Investasi

• Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh


manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya.
• Investasi dilakukan dalam bentuk saham, surat utang, dan investasi
langsung.
• Investasi diatur dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah pusat pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
• Penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan daerah.

10
PP 27 TAHUN 2014
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM

PIHAK
TERKAIT BMN/D

Pengelola Kuasa Pengguna


Pengguna barang
barang barang

12
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM

• Definisi BMN/D sesuai dengan UU 1/2004


• Beberapa definisi pihak yang mengelola/menggunakan :
– Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah.
– Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
barang milik negara/daerah.
– Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang yang
berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya

13
Prinsip Pengelolaan

Prinsip Pengelolaan BMN/D


• Asas fungsional
• Kepastian hukum
• Transparansi dan
keterbukaan
• Efisiensi
• Akuntabilitas
• Kepastian nilai.

14
Definisi BMN/D

• Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
• Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
• Barang milik negara/daerah meliputi:
– barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D;
– barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;
• hibah/sumbangan atau yang sejenis;
• pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
• berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
• berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.

15
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM - PENGELOLAAN

PENGELOLAAN
Pembinaan,
Perencanaan Pengawasan &
Pengendalian
Pengadaan
Penilaian

Penggunaan Pengamanan dan


Penatausahaan Pemanfaatan Pemindah- Pemeliharaan
Penghapusan tanganan
Sewa
Pembukuan Penjualan
Pinjam
Inventarisasi Pakai Tukar
Kerjasama Menukar
Pelaporan Pemanfaatan
Hibah
Bangun
Serah Penyertaan
Guna (BTO) Modal
Pemerintah
Bangun Kerjasama
Guna Penyediaan
Serah (BOT) Infrastruktur
16
BARANG MILIK DAERAH
PERMENDAGRI 17 TAHUN 2007

Barang milik daerah adalah semua


barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah atau perolehan lainnya yang sah.
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM

PIHAK
TERKAIT BMN/D

Pengelola Kuasa Pengguna


Pengguna barang
barang barang
Pengelola barang disebut pengelola Penggunaan barang Kuasa penggunaan
adalah pejabat yang berwenang disebut pengguna adalah barang adalah kepala
dan bertanggung jawab melakukan pejabat pemegang satuan kerja atau pejabat
koordinasi pengelolaan barang. kewenangan penggunaan. yang ditunjuk oleh
pengguna untuk
Satuan Kerja Perangkat menggunakan barang
Daerah disebut SKPD
adalah perangkat daerah Penyimpanan BMD 
selaku pengguna barang. pegawai yang menerima,
Pembantu pengelola disebut menyimpan, dan
disebut pembantu pengelola memgeluarkan barang.
adalah pejabat yang Pengurus BMD  pegawai
bertanggungjawab yang mengurus pemakaian
mengkoordinir penyelenggaraan barang di SKPD
pengelolaan pada SKPD. 18
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM - PENGELOLAAN

PENGELOLAAN
Pembinaan,
Perencanaan Pengawasan &
Pengendalian
Pengadaan
Penilaian

Penggunaan Pengamanan dan


Penatausahaan Pemanfaatan Pemindah- Pemeliharaan
Penghapusan tanganan
Penerimaan, Pembiayaan
penyimpanan dan Sewa
penyaluran; Pembukuan Penjualan
Pinjam
Inventarisasi Pakai Tukar
Kerjasama Menukar Tuntutan Ganti
Pemanfaatan Rugi
Pelaporan Hibah
Bangun
Serah Penyertaan
Guna (BTO) Modal
Bangun Pemerintah
Guna
Serah (BOT)
19
PSAP 07
ASET TETAP
RUANG LINGKUP PSAP 07
• PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang
menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan
mengatur tentang perlakuan akuntansiny, termasuk
pengakuan, penilaian, penyajian dan pengungkapan yang
diperlukan
• PSAP 07 tidak diterapkan untuk:
 Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(regenerative natural resources)
 Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral,
minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak
dapat diperbaharuhi (non-regenerative natural resources)

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 21


KLASIFIKASI ASET TETAP
 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Konstruksi dalam Pengerjaan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 22


PENGAKUAN ASET TETAP
 Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal;
 Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap :
a)Berwujud;
b)Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d)Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan
e)Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan.
 Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada
saat penguasaannya berpindah.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 23


PENGUKURAN ASET TETAP
 aset tetap dinilai dengan biaya
perolehan
 Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai
wajar pada saat perolehan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 24


PENILAIAN AWAL ASET TETAP

 Penilaian awal aset tetap harus diukur


berdasarkan biaya perolehan
 Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai,
biaya aset tersebut adalah sebesar nilai
wajar pada saat aset tersebut diperoleh
 Untuk penyusunan neraca awal suatu
entitas, biaya perolehan aset tetap adalah
nilai wajar pada saat neraca awal tersebut
disusun.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 25
KOMPONEN BIAYA
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari
harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea
impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 26


CONTOH BIAYA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN SECARA
LANGSUNG

Biaya persiapan tempat


Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan
biaya simpan dan bongkar muat (handling
cost)
Biaya pemasangan (instalation cost)
Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
Biaya konstruksi

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 27


KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN TANAH

 Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan


 Biaya perolehan mencakup:
 Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
 Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak
 Biaya pematangan, penimbunan, dan
 biaya lainnya yang dikeluarkan ,aupun yang masih harus
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai
 Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak
pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 28


KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN PERALATAN DAN MESIN

 Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah


pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan
untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap
pakai
 Biaya perolehan peralatan dan mesin antara lain meliputi:
 Harga pembelian
 Biaya pengangkutan
 Biaya instalasi
 Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
untuk digunakan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 29


KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN GEDUNG DAN
BANGUNAN

Biaya perolehan gedung dan bangunan


menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan dan yang mas masih harus
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan
bangunan sampai siap pakai
Biaya perolehan gedung dan bangunan antara
lain meliputi:
 Harga pembelian atau biaya konstruksi,
 Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 30
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN

 Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan


menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan
masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung
dan bangunan sampai siap pakai.
 Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan antara lain
meliputi:
Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan
Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
irigasi dan jaringan tersebut siap pakai

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 31


KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP LAINNYA

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan


seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih
harus dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut
sampai siap pakai

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 32


PENGECUALIAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
ASET TETAP

 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya


bukan merupakan suatu komponen biaya aset
tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat
diatribusikan secara langsung pada biaya
perolehan aset atau membawa aset ke kondisi
kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-
produksi serupa tidak merupakan bagian biaya
suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 33
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Biaya perolehan dari masing-masing aset


tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 34


PERTUKARAN ASET
 Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang
tidak serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar
aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset
yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas
atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
 Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas
suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga
dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang
serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan
kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas
aset yang dilepas.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 35


ASET DONASI
 Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)
harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
 Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria
perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui
sebagai pendapatan operasional

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 36


PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu


aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar
memberi manfaat ekonomi di masa yang akan
datang dalam bentuk kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan pada nilai tercatat aset
yang bersangkutan

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 37


PENYUSUTAN
 Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu
aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.
 Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset
tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik
aset tersebut

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 38


PRASYARAT PENYUSUTAN
(Bultek SAP No. 05)

 Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan


 Identifikasi aset yang nilainya menurun.
 Harus diketahui masa manfaatnya
 Diketahui Kondisi yang menyebabkan
penurunan aset tetap (misalnya yang mudah
obsolet)

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 39


METODE PENYUSUTAN

 Metode garis lurus (straight line method); atau


 Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
 Metode unit produksi (unit of production method)

Metode penyusutan yang digunakan harus dapat


menggambarkan manfaat ekonomi atau
kemungkinan jasa (service potential) yang akan
mengalir ke pemerintah

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 40


Penetapan Masa Manfaat Aset Tetap

• PSAP 07 Par 57 :
Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau
secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari
estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang
akan datang harus dilakukan penyesuaian
• Bultek SAP No. 05:
Untuk obyektifitas dalam penetapan masa manfaat aset tetap
(sebagai dasar menentukan metode penyusutan) disarankan
agar penetapannya diusulkan oleh instansi teknis terkait dan
selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 41


PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

 Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada


umumnya tidak diperkenankan karena Standar
Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset
berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional.

 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat


dibukukan dalam akun ekuitas

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 42


ASET BERSEJARAH
 Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki
atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur
dan kondisinya aset tetap tersebut harus dilindungi
oleh peraturan yang berlaku dari segala macam
tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut
 Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
 Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi
manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai
sejarahnya, misalnya untuk ruang perkantoran.
Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan
prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 43
ASET INFRASTRUKTUR
 Karakteristik aset infrastruktur:
 Merupakan bagian dari satu sistem atau jaringan
 Sifatnya khusus dan tidak ada alternatof lain
penggunaannya
 Tidak dapat dipindah-pindahkan, dan
 Terdapat batasan-batasan untuk pelepasannya
 Aset infrastruktur memenuhi definisi aset tetap dan harus
diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada
PSAP No. 07
 Contoh dari aset infrastruktur adalah jaringan, jalan dan
jembatan, sistem pembuangan, dan jaringan komunikasi

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 44


ASET MILITER

Peralatan militer, baik yang umum maupun khusus,


memenuhi definisi aset tetap dan harus diperlakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada
Pernyataan ini.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 45


PENGHENTIAN/PELEPASAN

• Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika


dilepaskan atau bila aset secara permanen
dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat
ekonomi masa yang akan datang.
• Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau
dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
• Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 46


PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-
masing jenis aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 47


PENGUNGKAPAN

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:


(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang
berkaitan dengan aset tetap;
(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam
konstruksi; dan
(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 48


JURNAL PEROLEHAN ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dengan harga 800juta ditambah
biaya untuk pengurusan surat-surat kepemilikan sebesar 50juta, LS.
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dan bangunan dengan harga
1.000juta. Nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah nilai tanah 480juta
dan bangunan 720 juta, LS.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli Tanah 850.000.000 Belanja modal 850.000.000
R/K PPKD 850.000.000 Perubahan SAL 850.000.000
1 Juli Tanah 400.000.000 Belanja modal 1.000.000.000
Bangunan 600.000.000 Perubahan SAL 1.000.000.000
R/K PPKD 1.000.000.000

Nilai tanah 480 / (480+720) x 1.000 = 400juta


Nilai bangunan 720 / (480+720) x 1.000 = 600 juta

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 49


JURNAL DEPRESIASI ASET

Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC mengakui dan menghitung depresiasi.


Bangunan nilai perolehan 6.000 juta disusutkan 20 tahun.
Kendaraan 800 juta disusutkan 8 tahun, peralatan A 400juta
disusutkan 8 tahun dan peralatan B 200 juta disusutkan 4 tahun.
Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Beban depresiasi 140.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi Depresiasi 140.000.000

Bangunan 6.000 / 20 x 6/12 = 30juta


Kendaraan 800 / 8 x 6/12 = 50
Peralatan A 480 / 8 x 6/12 = 30
Peralatan B 240 / 4 x 6/12 = 30
TOTAL 140juta
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 50
JURNAL PENJUALAN ASET

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual kendaraan


dengan harga 40 juta. Kendaraan tersebut dibeli 10 tahun
yang lalu dengan harga 200juta, telah disusutkan semua
sehingga nilai buku 0.

Tanggal Finansial Anggaran


30 Des Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
Akumulasi Depresiasi 200.000.000 Pendapatan lain-lain 40.000.000
Kendaraan 200.000.000
Surplus penjualan 40.000.000
kendaraan

Kendaraan nilai buku 0, 40 juta adalah surplus penjualan kendaraan.

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 51


JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual peralatan
dengan harga 30 juta. Peralatan harga perolehan 80juta,
telah didepresiasikan 4 tahun (dari 8 tahun masa mafaat),
nilai buku tersisa 40 juta.

Tanggal Finansial Anggaran


30 Des Kas 30.000.000 Perubahan SAL 30.000.000
Akumulasi Depresiasi 40.000.000 Pendapatan lain-lain 30.000.000
Defisit penjualan 10.000.000
peralatan
Peralatan 80.000.000

Peralatan nilai buku 40 juta. Defisit penjualan peralatan 30 – 40 = (10)

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 52


JURNAL PENGHAPUSAN ASET

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan


penghapusan peralatan yang hilang karena banjir besar
yang terjadi pada tahun tersebut. Nilai aset yang
dihapuskan sebesar 400juta dengan akumulasi depreasiasi
300juta. Penghapusan aset dilakukan dengan mengikuti
prosedur penghapusan sesuai dengan regulasi yang
berlaku.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Akumulasi Depresiasi 300.000.000 Tidak ada jurnal
Defisit penghapusan 100.0000.000
peralatan
Peralatan 400.000.000

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 53


JURNAL PENERIMAAN HIBAH ASET

Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menerima kendaraan senilai


200juta hibah dari sebuah perusahaan. Kendaraan tersebut
didepresiasikan selama 8 tahun.

Tanggal Finansial Anggaran


30 Juni Kendaraan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Pendapatan hibah LO 200.000.000
31 Des Beban Depresiasi 25.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi Depresiasi 25.000.000

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 54


JURNAL PENYELESAIAN KDP

Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menyelesaikan KDP berbentuk


gedung yang telah dibangun mulai tahun 20X0. Saldo KDP pada 1
Januari 20X2 sebesar 800juta. Penyelesaian KDP di tahun 20X2
sebesar 200juta. Gedung didepresiasikan 40 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Juni KDP 200.000.000 Belanja Modal 200.000.000
Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
30 Juni Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.000.000.000
31 Des Beban Depresiasi 25.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi Depresiasi 25.000.000

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 55


JURNAL REVALUASI ASET

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC melakukan revaluasi bangunan


karena berdasarkan hasil pemeriksaan, bangunan tersebut nilainya
tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Nilai bangunan
tersebut saat ini 400juta dan akumulasi depresiasi 400juta. Hasil
penilaian menyatan nilai bangunan tersebut 200juta. Bangunan hasil
revaluasi diyakini masih memiliki masa manfaat 10 tahun ke depan
Tanggal Finansial Anggaran
30 Des Akumulasi depresiasi 200.000.000 Tidak ada jurnal
Ekuitas 200.000.000
METODE Eliminasi
30 Des Akumulasi depresiasi 400.000.000 Tidak ada jurnal
Bangunan 400.000.000
Bangunan 200.000.000
Ekuitas 200.000.000

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 56


METODE PENYUSUTAN

 Metode garis lurus (straight line method); atau


 Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
 Metode unit produksi (unit of production method)

Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat dan


karakteristik aset tetap masing-masing
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

 Pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut


penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga
pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional
 Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki
agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini mencerminkan
nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah dapat
melakukan revaluasi sepanjang revaluasi tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional
 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan
dalam ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
LAMPIRAN

Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan


gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca laporan
keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap tersebut,
maka laporan keuangan perlu lampiran tentang Daftar
Aset yang terdiri dari nomor kode aset tetap, nama aset
tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai aset tetap
AKUNTANSI ASET TETAP
(BULETIN TEKNIS 09)
KLASIFIKASI ASET TETAP

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

61
AKUNTANSI TANAH
• Tanah Aset Tetap yang • Mempunyai masa manfaat lebih
diperoleh dengan maksud dari 12 bulan
untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan • Aset telah diterima atau
dalam kondisi siap dipakai. diserahkan hak
kepemilikannya
• Termasuk tanah untuk
Definisi
.
Pengakuan
.
• Didasarkan bukti
gedung, bangunan,
jalan, irigasi, dan kepemilikan yang sah
jaringan
Tanah

• Dasar penilaian
untuk menentukan
• Biaya Perolehan nilai tercatat;
Pengukuran
. .

Pengungkapan
• Rekonsiliasi jumlah tercatat
pada awal dan akhir
periode
KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH
1
Dikuasai dan/atau digunakan  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
oleh pemerintah namun belum disajikan sebagai aset tetap tanah pada
ada bukti kepemilikan yang sah neraca pemerintah.
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
2
Tanah dimiliki oleh pemerintah,  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
namun dikuasai dan/atau disajikan sebagai aset tetap tanah pada
digunakan oleh pihak lain neraca pemerintah
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas  Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti
dan/atau digunakan oleh entitas kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain  Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih
dalam sengketa atau proses = 1 dan 2
pengadilan
TANAH WAKAF

• Tanah yang digunakan/dipakai oleh


instansi pemerintah yang berstatus tanah
wakaf tidak disajikan dan dilaporkan
sebagai aset tetap tanah pada neraca
pemerintah, melainkan cukup diungkapkan
secara memadai pada CaLK.
PERALATAN DAN MESIN
• Mencakup mesin-mesin dan • Terdapat bukti
kendaraan bermotor, alat elektonik, hak/kepemilikan telah
dan seluruh inventaris kantor, dan
peralatan lainnya. berpindah, misalnya ditandai
• Nilainya signifikan dengan berita acara serah
terima pekerjaan, dan
dilengkapi dengan bukti
• Masa manfaatnya Definisi
. Pengakuan
. kepemilikan kendaraan.
>12 bulan dan dalam
kondisi siap pakai.
PERALATAN
DAN MESIN • Dasar penilaian untuk
menentukan nilai
tercatat;
Pengukuran
.
Pengungkapan
.
• Rekonsiliasi awal dan
• Biaya Perolehan akhir periode
Informasi penyusutan  :
nilai, metode, masa manfaat,
serta nilai tercatat bruto
65
65
GEDUNG DAN BANGUNAN
• Gedung dan bangunan
dipakai dalam kegiatan • diterima atau diserahkan
operasional pemerintah
hak kepemilikannya
dan siap dipakai
dan/atau pada saat
• Gedung perkantoran, penguasaannya
rumah dinas, bangunan berpindah serta telah siap
tempat ibadah, bangunan dipakai.
menara, monumen/
Definisi
. Pengakuan
.

bangunan bersejarah,
museum, dan rambu-
rambu. GEDUNG DAN
BANGUNAN
• Dasar penilaian untuk
menentukan nilai
. . tercatat;
• Biaya Perolehan Pengukuran Pengungkapan • Rekonsiliasi awal dan
akhir periode
• Informasi penyusutan : nilai,
metode, masa manfaat, serta
nilai tercatat bruto

66
PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN MELALUI
PEMBELIAN ANGSURAN

 Penyerahan kepemilikan (transfer of title) dapat


dilakukan pada saat perjanjian jual beli ditandatangani
atau pada saat pembayaran terakhir.
 Apabila gedung tersebut langsung dapat dipakai untuk
operasional perkantoran, maka pengakuan gedung dan
bangunan dan sekaligus utang, dilakukan pada saat
penandatanganan perjanjian yang disertai dengan
penyerahan hak pemakaian dan pembayaran uang
muka.
AKUNTANSI JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

• Mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang


dibangun oleh pemerintah serta dimiliki • telah diterima atau diserahkan
dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan hak kepemilikannya dan/atau
dalam kondisi siap dipakai. pada saat penguasaannya
• Digunakan dlm kegiatan pemerintah atau berpindah serta telah siap
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. dipakai.
• Termasuk dalam klasifikasi jalan, irigasi, dan • Perolehannya pada
jaringan adalah jalan raya, jembatan,
bangunan air, instalasi air bersih, instalasi
Definisi
. Pengakuan
. umumnya dengan
pembangkit listrik, jaringan air minum, pembangunan baik
jaringan listrik, dan jaringan telepon swakelola) maupun
kontrak konstruksi.
JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN
• Dasar penilaian untuk
menentukan nilai
• Biaya perolehan untuk
tercatat;
jalan, irigasi dan jaringan
yang diperoleh melalui
Pengukuran .
Pengungkapan
.
• Rekonsiliasi awal dan
kontrak meliputi biaya akhir periode
perencanaan dan
pengawasan, biaya • Informasi penyusutan : nilai,
perizinan, jasa konsultan, metode, masa manfaat, serta
biaya pengosongan, pajak, nilai tercatat bruto
kontrak konstruksi, dan
pembongkaran.
AKUNTANSI ASET TETAP LAINNYA
• mencakup aset tetap yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam • diakui pada saat Aset
kelompok aset tetap di atas, yang Tetap Lainnya telah
diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan diterima atau diserahkan
dalam kondisi siap dipakai. hak kepemilikannya
• Contohnya koleksi dan/atau pada saat
perpustakaan/buku dan
non buku, barang penguasaannya
bercorak Definisi . Pengakuan berpindah serta telah
kesenian/kebudayaan/ .
• 15
olah raga, hewan, ikan, siap dipakai
tanaman.
• Termasuk Aset Tetap-
Renovasi
ASET TETAP
LAINNYA
• Aset Tetap Lainnya dinilai
dengan biaya perolehan. • Dasar penilaian;
Biaya perolehan Aset Pengukuran
. . • Rekonsiliasi jumlah tercatat
Pengungkapan
Tetap Lainnya yang pada awal dan akhir periode
diperoleh melalui kontrak • Informasi penyusutan
meliputi pengeluaran nilai meliputi: nilai, metode, masa
kontrak, biaya manfaat, serta nilai tercatat
perencanaan dan bruto
pengawasan, pajak, serta
biaya perizinan.
AKUNTANSI KDP
• aset-aset yang dalam • Besar kemungkinan bahwa
proses pembangunan. manfaat ekonomi masa yang
akan datang berkaitan dengan
• mencakup ASET TETAP aset tersebut akan diperoleh.
yang proses perolehannya • Biaya perolehan aset tersebut
dan/atau pembangunannya dapat diukur dengan handal.
membutuhkan suatu Definisi • Aset tersebut masih dalam
periode waktu tertentu dan
.
Pengakuan
.

proses pengerjaan.
belum selesai.

KDP
 Rincian kontrak konstruksi
Secara Swakelola, al:
biaya langsung; dalam pengerjaan berikut
biaya tidak langsung;
.
tingkat penyelesaian dan
biaya lain yang secara khusus Pengukuran
.
Pengungkapan jangka waktu penyelesaian
dibayarkan sehubungan konstruksi  Nilai kontrak dan sumber
ybs. pembiayaannya
Secara Kontrak:
Termin yang telah dibayarkan;
 Jumlah biaya yang telah
Kewajiban yang msh harus dibayar; dikeluarkan
Pembayaran klaim kepada  Uang muka kerja yang
kontraktor/pihak ketiga, misalnya klaim diberikan
karena keterlambatan yang disebabkan
oleh pemberi kerja
 Retensi
PENYELESAIAN KDP

 KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang


bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah
selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat
memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan
 Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu
KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAPP).
PENGHENTIAN KDP
Berita Acara
No. Pembangunan Aset Penyelesaian Pemanfaatan Penyajian
Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
PENGHENTIAN KDP

 Apabila dihentikan pembangunannya untuk sementara


waktu, maka KDP tersebut tetap dicantumkan ke dalam
neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai
dalam CaLK.
 KDP diniatkan untuk dihentikan pembangunannya secara
permanen maka KDP tersebut harus dieliminasi dari
neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai
calam CaLK.
PENGUKURAN KDP

 KDP dicatat dengan biaya perolehan.


 Seluruh biaya langsung dan tidak langsung
yang dikeluarkan sampai KDP tersebut siap
untuk digunakan.
RENOVASI ASET TETAP
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L
yang memenuhi syarat kapitalisasi.
Renovasi • Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
aset tetap
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum
milik sendiri
selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP

• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan


Renovasi dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di
aset tetap neraca sebagai kelompok aset tetap.
bukan milik- • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum
dalam
selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
lingkup
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
entitas
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan
pelaporan
pada pemilik

• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan


Renovasi akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan
aset tetap di neraca sebagai kelompok aset tetap.
bukan milik- • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum
di luar
selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
lingkup
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
entitas
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini
pelaporan
seyogyanya diserahkan pada pemilik
REKLASIFIKASI ASET TETAP

 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif


pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
 Contoh: Aset Tetap yang rusak berat dan akan
dihapuskan
 Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat
dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung periode
laporan.
ASET TETAP KERJASAMA

• Aset tetap dapat dikerjasamakan dengan pihak lain.


• Dipengaruhi bentuk kontrak, aset diakui jika sudah
diserahterimakan, diberikan penjelasan jika aset
tersebut dalam kerjasama.
• Kerjasama dapat berbentuk pemakaian aset,
pengelolaan operasi bersama atau pengelolaan
entitas.
• Terkait aset  aset tetap,
pengelolaan entitas  investasi
ASET TETAP KERJASAMA
• Bentuk kerjasama:
– BTO  Built Transfer Operate, Bangun Serah Operasi
• Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan,
• Mitra atau pemerintah mengoperasikan
• Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset kerjasama dan dicatat
utang sebesar nilai kini pembayaran di masa depan .
• Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap
– BOT  Built Operate Transfer, Bangun Operasi Serah
• Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru diserahkan
• Mitra mengoperasikan, pemerintah mendapatkan pendapatan
• Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui, tanah
diklasifikasi aset kerjasama,.
• Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan menjadi aset tetap.

dibangun kemudian ditransfer, dioperasikan oleh mitra


BARANG MILIK DAERAH
PERMENDAGRI 17 TAHUN 2007

Barang milik daerah adalah semua


barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah atau perolehan lainnya yang sah.
Pengelolaan barang milik daerah sebagai
bagian dari pengelolaan keuangan daerah
yang dilaksanakan secara terpisah dari
pengelolaan barang milik Negara.
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM

PIHAK
TERKAIT BMN/D

Pengelola Kuasa Pengguna


Pengguna barang
barang barang
Pengelola barang disebut pengelola Penggunaan barang Kuasa penggunaan
adalah pejabat yang berwenang disebut pengguna adalah barang adalah kepala
dan bertanggung jawab melakukan pejabat pemegang satuan kerja atau pejabat
koordinasi pengelolaan barang. kewenangan penggunaan. yang ditunjuk oleh
pengguna untuk
Satuan Kerja Perangkat menggunakan barang
Daerah disebut SKPD
adalah perangkat daerah Penyimpanan BMD 
selaku pengguna barang. pegawai yang menerima,
Pembantu pengelola disebut menyimpan, dan
disebut pembantu pengelola memgeluarkan barang.
adalah pejabat yang Pengurus BMD  pegawai
bertanggungjawab yang mengurus pemakaian
mengkoordinir penyelenggaraan barang di SKPD
pengelolaan pada SKPD. 80
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM - PENGELOLAAN

PENGELOLAAN
Pembinaan,
Perencanaan Pengawasan &
Pengendalian
Pengadaan
Penilaian

Penggunaan Pengamanan dan


Penatausahaan Pemanfaatan Pemindah- Pemeliharaan
Penghapusan tanganan
Penerimaan, Pembiayaan
penyimpanan dan Sewa
penyaluran; Pembukuan Penjualan
Pinjam
Inventarisasi Pakai Tukar
Kerjasama Menukar Tuntutan Ganti
Pemanfaatan Rugi
Pelaporan Hibah
Bangun
Serah Penyertaan
Guna (BTO) Modal
Bangun Pemerintah
Guna
Serah (BOT)
81
BARANG MILIK DAERAH
KETENTUAN UMUM - PENGELOLAAN

• Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang


milik daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan
pemenuhan kebutuhan yang akan datang.
• Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang
daerah dan jasa.
• Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman barang milik daerah
dari gudang ke unit kerja pemakai.
• Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang
milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
• Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang
milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.
• Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa
pengguna dalam mengelola dan menata usaha kan barang milik daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bersangkutan.
82
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
KETENTUAN UMUM - PENGELOLAAN

• Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan


sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah
dan bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.
• Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
• Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai
tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau
disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah.
• Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi
dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.
• Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis
tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah.

83
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
PEMANFAATAN

• Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
• Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir
diserahkan kembali kepada pengelola.
• Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak
lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah
bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya.
• Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh
pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
• Bangun serah guna adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh
pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya,
dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati
84
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
PEMINDAHTANGANAN

• Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada


pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.
• Tukar menukar barang milik daerah/tukar guling adalah pengalihan
kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara Pemerintah
Daerah dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau antara
Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian
dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
• Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah
daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.
• Penyertaan modal pemerintah daerah adalah pengalihan kepemilikan
barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan
sebagai modal/

85
BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
STANDAR BIAYA

• Daftar barang pengguna yang selanjutnya disingkat dengan DBP adalah


daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh masing-masing
pengguna.
• Daftar barang kuasa pengguna yang selanjutnya disingkat DBKP adalah
daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing kuasa
pengguna.
• Standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah adalah
pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumah dinas, kendaraan
dinas dan lain- lain barang yang memerlukan standarisasi.
• Standarisasi harga adalah penetapan besaran harga barang sesuai
jenis,spesifikasi dan kualitas dalam 1 (satu) periode tertentu.

86
Prinsip Pengelolaan

Prinsip Pengelolaan BMN/D


• Asas fungsional
• Kepastian hukum
• Transparansi dan
keterbukaan
• Efisiensi
• Akuntabilitas
• Kepastian nilai.

87
Definisi BMN/D

• Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli


atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
• Barang milik daerah meliputi:
– barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD;
– barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;
• hibah/sumbangan atau yang sejenis;
• pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
• berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
• berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

88
Pengelolaan BMN/D
• perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
• pengadaan
• penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
• penggunaan
• penatausahaan;
• pemanfaatan;
• pengamanan dan pemeliharaan;
• penilaian;
• penghapusan;
• pemindahtanganan;
• pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
• pembiayaan; dan
• tuntutan ganti rugi.
89
Pengelola BMD

• Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik


daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan
pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah;
• Dalam melaksanakan tugas pengelolaan barang Kepala Daerah dibantu
oleh:
– Sekretaris Daerah selaku pengelola;
– Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit pengelola barang milik daerah
selaku
– Pembantu pengelola;
– Kepala SKPD selaku pengguna;
– Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna;
– Penyimpan barang milik daerah; dan
– Pengurus barang milik daerah.

90
Kepala Daerah

• Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan


pengelolaan barang milik daerah, mempunyai
wewenang
– menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
– menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan
tanah dan bangunan;
– menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah;
– mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
– menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan barang milik
Daerah sesuai batas kewenangannya; dan
– menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan.

91
Sekretaris Daerah

• Sekretaris Daerah selaku pengelola, berwenang dan


bertanggungjawab:
– menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang
milik daerah;
– meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik
daerah;
– meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;
– mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui
oleh Kepala Daerah;
– melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang
milik daerah; dan
– melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah.

92
Perencanaan

• Perencanaan pengadaan disusun dalam rencana kerja dan


anggaran SKPD dengan memperhatikan ketersediaan barang yang
ada.
• Perencanaan pemeliharaan disusun dalam rencana kerja dan
anggaran SKPD dengan memperhatikan ketersediaan data barang
yang ada dalam pemakaian.
• Memperhatikan standarisasi sarana dan prasarana kerja,
pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah dan standar harga yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah.
• Standar digunakan sebagai acuan menyusun RKBMD / RKPBMD.
• RKBMD / RKPBMD digunakan sebagai dasar menyusun RK/RKA
• Pembahasan pengguna dan pengelola sebelum RKBMD / RKPBMD
ditetapkan

93
Pengadaan
• Pengadaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip :
– Efisien
– Efektif
– Transparan dan terbuka
– Bersaing
– Adil/tidak diskriminatif
– Akuntabel.
• Pengadaan dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan  ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
• Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan kepada SKPD untuk
membentuk Panitia Pengadaan.
• Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Pengadaan yang bersifat khusus menganut asas keseragaman ditetapkan
dengan SK KD.
• Realisasi pelaksanaan dilakukan oleh Panitia Pemeriksa
• Panitia Pemeriksa ditetapkan dalam SK KD
• Pengguna membuat laporan hasil pengadaan barang/jasa pemerintah daerah
kepada Kepala Daerah melalui pengelola.
• Laporan hasil pengadaan dilengkapi dokumen pengadaan barang/jasa.
94
Penerimaan dan Penyaluran
• Hasil pengadaan barang diterima oleh penyimpan barang.
• Penyimpan, berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan barang.
• Penerimaan disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan.
• Hasil pengadaan barang milik daerah tidak bergerak diterima oleh Kepala SKPD,
kemudian melaporkan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan penggunaanya.
• Penerimaan barang, dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang
Daerah, dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan.
• Panitia Pemeriksa Barang Daerah bertugas memeriksa, meneliti dan
menyaksikan barang yang diserahkan sesuai dengan persyaratan yang tertera
dalam Surat Perintah Kerja atau kontrak/perjanjian dan dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan.
• Berita Acara dipergunakan sebagai salah satu syarat pembayaran.
• Pemerintah Daerah menerima barang dari pemenuhan kewajiban Pihak Ketiga
berdasarkan perjanjian, pelaksanaan dari suatu perijinan tertentu, yang
merupakan sumbangan, hibah, wakaf dan penyerahan dari masyarakat.
• Penyerahan dari Pihak Ketiga dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
disertai dokumen kepemilikan yang sah.
• Pengguna / Kuasa pengguna melaporkan stock dan sisa barang kepada
pengelola 95
Penggunaan

• Barang milik daerah ditetapkan status penggunaannya untuk


penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat
dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka mendukung pelayanan
umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan.
• Status penggunaan barang milik daerah ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
• Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan
dengan ketentuan harus digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna dan/atau kuasa
pengguna.
• Pengguna wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan termasuk
barang inventaris lainnya yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna dan/atau kuasa
pengguna kepada Kepala Daerah melalui pengelola.

96
Penatausahaan

• Pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran dan


pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna
(DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut
penggolongan dan kodefikasi barang.
• Pencatatan barang milik daerah, dimuat dalam Kartu Inventaris
Barang A, B, C, D, Edan F.
• Pembantu pengelola melakukan rekapitulasi atas pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah dalam Daftar Barang Milik Daerah
(DBMD).
• Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan
barang milik daerah selain tanah dan bangunan.
• Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah
dan/atau bangunan milik pemerintah daerah.

97
Inventarisasi

• Pengelola dan pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah


setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku
Induk Inventaris besertarekapitulasi barang milik pemerintah daerah.
• (Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus barang milik
daerah.
• (Pelaksanaan sensus barang milik daerah ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah.
• Sensus barang milik daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan
serentak seluruh Indonesia.
• Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada pengelola paling lambat 3
(tiga) bulan setelah selesainya sensus.
• Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi barang milik
daerah.
• Barang milik daerah yang berupa persediaan dan konstruksi dalam
pengerjaan dikecualikan dari inventarisir.

98
Pelaporan

• Pengguna/kuasa pengguna menyusun laporan barang semesteran


dan tahunan.
• Laporan disampaikan kepada Kepala Daerah melalui pengelola.
• Pembantu Pengelola menghimpun laporan) menjadi Laporan
Barang Milik Daerah (LBMD).
• Laporan Barang Milik Daerah digunakan sebagai bahan untuk
menyusun neraca Pemerintah Daerah.
• Laporan disampaikan secara berjenjang.
• Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan
barang milik daerah secara akurat dan cepat mempergunakan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA).

99
Pemanfaatan - umum
• Pemanfaatan berupa tanah dan/atau bangunan, selain tanah dan/atau
bangunan yang dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat
persetujuan pengelola.
• Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
yang tidak dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah.
• Pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
yang tidak dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat
persetujuan pengelola.
• Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan
negara/daerah dan kepentingan umum
• Bentuk pemanfaatan berupa : sewa; pinjam pakai; kerjasama
pemanfaatan; bangun guna serah dan bangun serah guna.
100
Pengamanan

• Pengelola, pengguna dan/atau kuasa pengguna wajib melakukan pengamanan barang


• milik daerah yang berada dalam penguasaannya.
• Pengamanan barang milik daerah meliputi:
– pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan
penyimpanan dokumen kepemilikan;
– pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan
jumlah barang dan hilangnya barang;
– pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan
pemasangan tanda batas, selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara
penyimpanan dan pemeliharaan; dan
– pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan.
• Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah daerah.
• Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama
Pemerintah Daerah. .
• Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti
kepemilikan atas nama pemerintah daerah.
• Barang milik daerah dapat diasuransikan sesuai kemampuan keuangan daerah dan
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

101
Pemeliharaan

• Pembantu Pengelola, pengguna dan/atau kuasa pengguna bertanggung


jawab atas pemeliharaan barang milik daerah yang ada di bawah
penguasaannya.
• Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada
Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD).
• Biaya pemeliharaan barang milik daerah dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
• Pengguna dan/atau kuasa pengguna wajib membuat Daftar Hasil
Pemeliharaan Barang dan melaporkan kepada Pengelola secara berkala.
• Pembantu pengelola meneliti laporan) dan menyusun Daftar Hasil
Pemeliharaan Barang yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
• Laporan hasil pemeliharaan dijadikan sebagai bahan evaluasi.

102
Penilaian

• Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca


Pemerintah Daerah, pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
daerah.
• Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
• Penilaian barang milik daerah, dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah dan dapat melibatkan penilai independen yang bersertifikat
dibidang penilaian aset.
• Penilaian barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar dengan estimasi terendah
menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
• Hasil penilaian barang milik daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah.

103
Penghapusan

• Penghapusan barang milik Daerah meliputi:


– Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna;
dan (1)
– Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah. (2)
• Penghapusan barang milik daerah, dilakukan dalam hal
barang milik daerah dimaksud sudah tidak berada dalam
penguasaan pengguna dan/atau kuasa pengguna. (1) – SK
Pengelola atas nama Kepada Daerah
• Penghapusan dilakukan dalam hal barang milik daerah
dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan
atau karena sebab-sebab lain. (2) – SK Kepala Daerah

104
Penghapusan - lanj
• Penghapusan barang milik daerah dengan tindak lanjut pemusnahan
dilakukan apabila barang milik daerah dimaksud:
– tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat dipindahtangankan;
atau
– alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemusnahan dilaksanakan oleh pengguna dengan keputusan dari
pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.
• Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan
dan dilaporkan kepada Kepala Daerah.

105
Pemindahtanganan

• Barang milik daerah yang sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan, dihapus dari Daftar
Inventaris Barang Milik Daerah.
• Penghapusan dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan.
• Barang milik daerah yang dihapus dan masih mempunyai nilai ekonomis, dapat dilakukan melalui:
– pelelangan umum/pelelangan terbatas; dan/atau
– disumbangkan atau dihibahkan kepada pihak lain.
• Hasil pelelangan umum/pelelangan terbatas, disetor ke kas Daerah.
• Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik
negara/daerah meliputi:
– penjualan;
– tukar Menukar;
– hibah;
– penyertaan modal pemerintah pusat/daerah.
• Memerlukan otorisasi sesuai dengan jumlah yang dipindahtangankan.
• Pemindahtanganan dilakukan dengan berbagai pertimbangan  optimaslisasi pemanfaatan,
efisiensi pengelolaan, berdasarkan ketentuan perundang-undangan
• Hasil pemindahtanganan  kas negara/daerah

106
• RS. Mendapat hibah kendaraan mobil ambulans dari ASKES, Jasa Rahardja.
Pencatatannya bagaimana?
• Penggunaan lahan untuk ATM, bagaimana kerjasama untuk pungutan.
Alurnya bagaimana.
• KDP – menjadi aset tetap jika berita acara serah terima pekerjaan.
Pekerjaan struktur jembatan 2010, klarifikasi BPK untuk dimasukkan ke
dalam KDP. Pemanfaatannya belum diselesaikan karena belum menjadi
jembatan.
• Perencanaan konstruksi apakah masuk KDP atau aset tetap lainnya,
namun sampai sekarang fisiknya sudah ada.
• Pekerjaan swakelola, ada pekerjaan jalan Nilai perolehannya yang
diakumulasikan termasuk honor pengawas, termasuk nilai aset jalan
swakelola.

107

Anda mungkin juga menyukai