Anda di halaman 1dari 33

TB MILIER

Oleh :
Eva Rahma hayani

Pembimbing :
dr. Nurmanita Sari, M.Ked(Paru) Sp.P

1
Tinjauan Pustaka
2
DEFINISI

 TB Paru • TB Milier
Tuberkulosis milier merupakan kelainan
Infeksi paru yang patologis berupa granuloma berukuran
disebabkan oleh kuman 1-2 mm, yang disebabkan penyebaran
Mycobacterium MTB secara hematogen atau limfogen
di organ paru atau ekstra paru.
tuberculosis, yang Tuberkulosis milier menurut WHO
merupakan diklasifikasikan ke dalam TB paru
karena didapatkan lesi di paru
mikroorganisme tahan
asam.

3
Tuberkulosis
milier merupakan
hasil dari TB milier yang Menurun
penyebaran tidak diobati 7,1-30%
Mycobacterium
memiliki tingkat dengan
tuberculosis
secara mortalitas pengobatan
hematogen yang hingga 100%
tersebar luas.

4
Epidemiologi
India, Indonesia dan China
Tuberkulosis diperkirakan merupakan negara dengan
masih menyerang 9,6 juta penderita TB terbanyak
orang dan menyebabkan 1,2 yaitu berturut-turut 23%,
juta kematian pada tahun 10% dan 10% dari seluruh
2014 penderita di dunia

TB milier jarang terjadi,


terdiri dari 1-2% dari
kasus TB

5
Etiologi

Mikroorganisme penyebab
tuberkulosis pada manusia adalah
Mycobacterium tuberculosis.
Kuman Mycobacterium
tuberculosis merupakan bakteri
pleomorfik.
Mycobacterium tuberculosis
ditemukan oleh Robert Koch
dalam tahun 1882.

6
Faktor Resiko

HIV/AIDS
Peningkatan resiko
penularan TB
Diabetes mellitus (DM)

Malnutrisi

Merokok dalam jangka waktu


yang lama
7
Patogenesis
Mycobacterium dalam droplet nucleat (ukuran <5m)

Inhalasi ke dalam paru sampai alveolus

Makrofag alveolus memfagosit kuman TB

Hancur tidak hancur

Berkembang biak dalam makrofag

Lisis makrofag

Fokus primer ghon

8
Fokus primer GHON

Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen

Saluran limfe Kelenjar limfe


(limfangitis) (limfadenitis) Masuk ke pembuluh darah

Tuberkulosis miliar

Masa inkubasi-------------------------------------------------------
Imunitas selular terbentuk

Hipersensifitas terhadap tuberkuloprotein

Uji tuberkulin positif


9
Manifestasi klinis

• Batuk >2 minggu


Gejala •

Batuk darah
Sesak napas
Respiratori • Nyeri dada

• Demam
Gejala • Malaise, keringat malam,
anoreksia, bb menurun,
Sistemik mialgia

10
1. Berdasarkan
Letak Anatomi

2. 3. Riwayat
Pemeriksaan
pengobatan
dahak KLASIFIKASI sebelumnya
/bakteriologi
TB

4. Status HIV
Pasien
11
Diagnosis

Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Fisik Pemeriksaan Lab
Foto thoraks
Pemeriksaan
Anamnesis bakteriologis

12
PENGOBATAN
TUBERKULOSIS
 Obat yang dipakai:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
 Rifampisin
 Isoniazid
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol

13
TABEL 1. Jenis dan dosis OAT

Obat Dosis Dosis yang dianjurkan Dosis Dosis (mg/kgBB/hari)


(mg/kgBB/hari
)
maks/hari
(mg)
Harian Intermitten <40 40-60 >60
(mg/kgBB/hari) (mg/kgBB/kali)

R 8-12 10 10 600 300 450 600


H 4-6 5 10 300 300 300 300
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
S 15-18 15 15 1000 Sesuai 750 1000
BB

Sumber : PDPI Tuberkulosis : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Indonesia


14
Paduan OAT yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di
Indonesia:

 Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3. Paduan OAT ini


diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

15
 Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Paduan OAT ini
diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

16
Penatalaksanaan

KORTIKOSTEROID (Prednison) diberikan pada TB


Millier, meningitis TB, pericarditis TB, efusi
pleura, dan peritonitis TB

PREDNISON diberikan dengan dosis 1- 2


mg/kgBB/hari sampai 4 mg/kgbb/hari pada
kasus berat, maksimal 60 mg/hari selama 4
minggu, tappering off dilakukan secara bertahap
setelah 2 minggu pemberian ,kecuali pada TB
meningitis pemberian setelah 4 minggu sebelum
tappering off.
17
Prognosis

Pada umumnya prognosis baik apabila pasien


melakukan terapi sesuai dengan ketentuan
pengobatan.

18
Laporan Kasus
19
Identitas Pasien
Nama : Tn. RS
Jenis kelamin : Laki- laki
Tanggallahir/Umur : 19 tahun
Alamat : Tampeng
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Suku : Gayo
TinggiBadan : 157 cm
BeratBadan : 42 Kg
CM : 07-59-30
Ruangan : Pertik (isolasi )
Tanggal Masuk : 29 April 2020

20
Anamnesa

Sesak napas
Keluhan
Utama

Pasien datang dengan keluhan sesak napas


sejak 2 minggu dan memberat 2 hari ini. Sesak
Telaah
napas tidak dipengaruhi oleh cuaca dan debu.
Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak dan
memberat dalam 1 bulan ini, batuk disertai
dengan dahak berwarna putih kekuningan.
Keluhan batuk disertai nyeri dada bersifat
hilang timbul. Demam dialami pasien sejak 1
bulan ini, turun dengan minum obat. Keringat
malam juga dialami pasien. Nafsu makan
berkurang diikuti dengan penurunan berat
badan 8 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien juga
merasakan badan lemas, nyeri sendi. BAK dan
21
BAB dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu:

• Tidak Ada

Riwayat penggunaan obat

• Pasien belum pernah mengkonsumsi OAT.

Riwayat penyakit keluarga

• Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama. Tidak ada


keluarga yang mengkonsumsi OAT.

Riwayat Kebiasaan Sosial

• Merokok (+)
22
VITAL SIGN

Compos 110/80 78x 31 x


37,8°C
Mentis mmHg /menit /menit

23
Pemeriksaan Fisik
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-)
 Kepala : Rambut hitam, distribusi normal, sukar dicabut
 Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
 Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-), sekret (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor Φ 3 mm/3 mm.
 Telinga: Kesan normotia, sekret (-/-)
 Hidung: Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping
hidung (-)
 Mulut : Mukosa kering (-), sianosis (-), tremor (-), faring
hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)
24
Pemeriksaan Fisik
 Leher :Retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-), kaku kuduk
(-).
 Thoraks
Inspeksi
Statis : Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal (-/-)
Dinamis : Simetris, bentuk normochest, pernafasan
abdominotorakal, retraksi interkostal ( -/-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan (-/-), krepitasi
(-/-)
Perkusi : Sonor melemah (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
25
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas-batas jantung
Atas : Sela iga II linea mid clavicula sinistra
Kiri : dua jari medial linea mid-clavicula sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)

26
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-), vena kolateral (-)
Palpasi : organomegali (-), nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik kesan normal

Ekstremitas : sianosis (-), clubbing finger (-), edema ekstremitas


inferior (-/-)

27
Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin hasil Niali normal

Hemoglobin 11,6 g/dl 12,0-18,0 g/dl

Hematokrit 33,89 % 36,0-52,0%

Erytrosit 4,19 mg/dl 4,00-5,50mg/dl

Leukosit 10,25 mg/dl 5,00-10,00mg/dl

Trombosit 309 150-400

Blood group B

28
Pemeriksaan bakteriologis :
Tes Cepat Molekuler (TCM), didapatkan hasil adanya
kuman Mycobacterium Tuberculosis dan tidak resisten
terhadap obat rifampisin.

29
Pemeriksaan Foto Thorax

Cor: dalam bentuk normal

Pulmo:
Tampak noduler
pattern pada kedua lapangan paru,
noduler multiple di upper lobus
kanan dan kiri
Sudut phrenicocostalis kanan dan
kiri: Tajam

Kesimpulan :
TB Milier

16-05-2018
30
TB milier
Diagnosa Banding Pneumonia
Ca paru

TB milier
Diagnosa

Bed rest
Diet MTKTP
O2 4-6 liter/menit NK
Penatalaksanaan IVFD RL 20 gtt/menit
inj omeprazole 40 mg/8 jam
Paracetamol 3x500 mg
Prednison 3x10mg
Rifampisin 1x450 mg
Isoniazid 1x300 mg
Pirazinamid 1x1000 mg
Ethambutol 1x1000 mg

31
Kesimpulan
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global
yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
Tuberculosis. Penularannya terjadi dari orang ke orang
melalui droplets dari orang yang sedang terinfeksi. TB Milier
merupakan hasil dari penyebaran Mycobacterium tuberculosis
secara hematogen yang tersebar luas. Pengobatan yang tepat
dan kepatuhan minum obat sangat penting bagi keberhasilan
pengobatan TB dan mencegah angka mortalitas.

32
Terimakasih
33

Anda mungkin juga menyukai