Anda di halaman 1dari 8

PERSETUJUAN TINDAKAN

KEDOKTERAN/PERSETUJUAN
TINDAKAN MEDIS/INFORMED
CONSENT
KELOMPOK 7 :
1. DINA FITRIA RAHMANINGSIH (180205199)
2. HANAN NURIA ‘AFIFAH (180205207)
3. MELLISA NUR ALVIRA (180205215)
PENGERTIAN

• Informed Consent adalah suatu persetujuan mengenai akan dilakukannya


tindakan kedokteran oleh dokter terhadap pasien. Pada hakikatnya Informed
Consent adalah suatu proses komunikasi antara dokter dengan pasien
mengenai kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap
pasien.
BENTUK BENTUK INFORMED CONSENT

1. Implied Consent (dianggap diberikan) artinya, dokter dapat menangkap persetujuan tindakan
medis tersebut dari isyarat yang diberikan atau dilakukan pasien, termasuk pada kasus
emergency. Bahwa dalam keadaan emergency tidak diperlukan informed consent sesuai dengan
yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MenKes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa
pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan Persetujuan Tindakan Kedokteran.
2. Expressed consent (dinyatakan) artinya, dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis.
Persetujuan ini dianjurkan untuk kasus yang bersifat invasivel atau mengandung resiko secara
umum dikenal di rumah sakit sebagai surat izin operasi.
FUNGSI DAN TUJUAN INFORMED CONSENT

• Dokter memiliki kewajiban memberikan penjelasan atau informasi kepada pasien sejelas mungkin
adalah penanggung jawab perawatan terhadap pasien tersebut. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran Pasal 9 Ayat 1 yaitu
penjelasan sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 harus diberikan secara lengkap dengan Bahasa yang
mudah dimengerti atau cara lain yang bertujan untuk mempermudah pemahaman .
• Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran Pasal 9 Ayat 3 yaitu dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut
dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka dokter
atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi
oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi.
• Tujuan : agar pasien menentukan sendiri keputusannnya sesuai dengan pilihan
pasien sendiri (informed decision) oleh karena itu pasien juga berhak untuk
menolak tindakan medis yang dianjurkan. Pasien juga berhak meminta pendapat
dokter lain (second opinion) dan dokter yang merawatnya.
• Penandatanganan formulir informed consent secara tertulis hanya merupakan
pengukuhan atas apa yang telah disepakati sebelumnnya sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit yaitu kelengkapan Informed Consent setelah mendapat informasi.
HAMBATAN INFORMED CONSENT

• Seringkali ditemui dalam pelaksanaan persetujuan tindakan medik yaitu


bahwa form persetujuan tindakan medik tidak ditandatangani oleh pasien
sendiri padahal pasien dalam keadaan sadar.
• Dalam formulir persetujuan tindakan medik tidak terdapat tanda tangan
dokter.
KESIMPULAN
• Ketiadaan informed consent dapat menyebabkan tindakan malpraktek dokter, khususnya bila
terjadi kerugian atau intervensi terhadap tubuh pasiennya. Tindakan malpraktek dokter yang
dianggap setara dengan kesengajaan adalah sebagai berikut :
1. pasien sebelumnya menyatakan tidak setuju terhadap tindakan dokter, tetapi dokter tetap
melakukan tindakan tersebut.
2. Jika dokter sengaja melakukan tindakan misleading tentang resiko dan akibat dari tindakan
medis yang diambilnya.
3. Jika dokter dengan sengaja menyembunyikan resiko dan akibat dari tindakan medis yang
diambilnya.
4. Informed consent diberikan terhadap prosedur medis yang berbeda secara substansial dengan
yang dilakukan oleh dokter.
DAFTAR PUSTAKA
• Peraturan Menteri kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang persetujuan
Tindakan Kedokteran.
• Surat keputusan Menteri
• Komalawati, D. Veronika.2002.Peranan Infomed Consent dalam
Transaksi Terapeutik (Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan
Pasien) Suatu Tinjauan Yuridis.PT.Citra Aditya Bakti,Bandung
• Maryanti, Ninik.1988.Malpraktek Kedokteran (Dari Segi Hukum Pidana
dan Perdata).Bina Aksara,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai