Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
moneter
• Nadila Saputri
• Yessa Natalia
• Jhonsen
• neo
Pengertian Fiskal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiskal berkenaan dengan
urusan pajak atau pendapatan negara. Kata fiskal itu sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu fiscus yang merupakan nama seseorang yang
memiliki atau memegang kekuasaan atas keuangan pada zaman Romawi
kuno.
Sedangkan, dalam Bahasa Inggris fiskal disebut fisc yang berarti
pembendaharaan atau pengaturan keluar masuknya uang yang ada
dalam kerajaan.
Jadi, fiskal ini digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan negara
atau kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan
Negara atau kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan
untuk pengeluaran dengan program-program untuk mencapai
pendapatan nasional, produksi, perekonomian, dan digunakan juga
sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian.
Di Indonesia, istilah kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan
pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui
pengeluaran dan pendapatan pemerintah.
Tujuan Kebijakan Fiskal
1. Meningkatkan PDB dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar
dengan pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan
bangunan, pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan lainnya.
Selain itu, contoh pengeluaran negara yang dimaksud di antaranya:
• Pembangunan sarana dan prasarana umum.
• Belanja persenjataan.
• Proyek pemerintah.
• Pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Seperti
yang kita ketahui, pengangguran merupakan salah satu masalah yang
menjadi momok di suatu negara. Di Indonesia, tingkat pengangguran
sudah berkurang 140.000 jiwa.
Menurut persentase tingkat pengangguran terbuka, jika pada Februari
2017 angkanya mencapai 5,33%, pada Februari tahun ini angkanya
berada di level 5,13%.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari pelaksanaan kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal memang diaplikasikan serta menjadi prioritas dalam
upaya pencegahan timbulnya pengangguran.
3. Menstabilkan harga-harga barang/mengatasi inflasi. Turunnya harga
suatu barang membuat hilangnya harapan untuk mendapatkan
keuntungan bagi sektor swasta. Akan tetapi, harga yang terus meningkat
juga bisa mengakibatkan inflasi.
Di sisi lain, inflasi bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan
kesempatan kerja penuh. Akan tetapi, inflasi juga bisa berdampak
negatif pada kelompok atau orang yang berpenghasilan rendah karena
daya beli jadi menurun.
Masalah inflasi yang tak kunjung stabil berpotensi besar membuat
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berkurang. Melalui
kebijakan fiskal, tingkat pendapatan nasional, kesempatan kerja, tinggi
rendahnya investasi nasional, dan distribusi penghasilan nasional pun
diharapkan akan berjalan dengan baik.
instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Asumsinya, jika tarif
pajak diturunkan maka kemampuan daya beli di masyarakat akan
meningkat dan industri pun bisa meningkatkan jumlah penjualan.
Begitu juga sebaliknya.
Macam-Macam Kebijakan Fiskal
• Kebijakan fiskal dari segi teori
• Kebijakan fiskal fungsional: merupakan kebijakan dalam
pertimbangan pengeluaran dan penerimaan anggaran pemerintah
ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap
pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan fiskal yang disengaja: merupakan kebijakan dalam mengatasi
masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran
belanja secara sengaja, baik melalui perubahan perpajakan maupun perubahan
pengeluaran pemerintah. Terdapat tiga bentuk kebijakan fiskal yang disengaja.
Pertama, membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah. Kedua, membuat
perubahan pada sistem pemungutan pajak. Tiga, membuat perubahan secara
serentak baik pada pengelolaan pemerintah atau sistem pemungutan pajaknya.
Kebijakan fiskal yang tidak disengaja: merupakan kebijakan dalam
mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Jenis
kebijakan fiskal tak disengaja adalah proposal, pajak progresif, kebijakan
harga minimum, dan asuransi pengangguran.
Kebijakan fiskal dari jumlah penerimaan dan pengeluaran
Kebijakan fiskal seimbang: merupakan kebijakan yang membuat
penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Ada dampak
positif dan negatif dari kebijakan fiskal yang satu ini. Positifnya, negara
jadi tidak perlu meminjam sejumlah dana, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Negatifnya, kondisi perekonomian akan terpuruk
bila ekonomi negara dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Kebijakan fiskal surplus: pada kebijakan ini jumlah pendapatan harus
lebih tinggi dibandingkan pengeluaran. Kebijakan ini merupakan cara
untuk menghindari inflasi.
Kebijakan fiskal defisit: merupakan kebijakan yang berlawanan dengan
kebijakan surplus. Salah satu kelebihan kebijakan ini adalah mengatasi
kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan
kekurangannya, negara selalu dalam keadaan defisit.
Kebijakan fiskal dinamis: kegunaan kebijakan ini adalah menyediakan
pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pemerintah yang bertambah seiring berjalannya waktu.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia dengan
tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan antara lain dengan
pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank
Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada, dengan
tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.
Tujuan Kebijakan Moneter
• Tujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke
waktu.
•
• Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan
kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan empat hal
yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
• 1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
• 2. Kesempatan kerja.
• 3. Kestabilan harga.
• 4. Keseimbangan neraca pembayaran.
• Penjelasan lebih detail dari tujuan moneter adalah sebagai berikut:
• a. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian.
• b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga.
• c. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada
berbagai sektor ekonomi.
• d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber
penerimaan yang normal.
• e. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan
arus barang dan jasa yang tersedia.
• f. Menjaga kestabilan harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang
beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
• g. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi
untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru
sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat.
h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan
jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar
negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah
melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Kebijakan Cadangan Kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash ratio).
Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito,
dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah dan tidak
boleh dipinjamkan.
Kebijakan Kredit Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C,
yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat,
jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi
sedang mengalami gejala inflasi.
• Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato,
dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato,
dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau pun
melepaskan pinjaman.
Sekian pembahasan mengenai kebijakan moneter. Pengaturan keluar masuknya keuangan adalah hal
terpenting bagi setiap badan usaha. Untuk itu, diperlukan adanya laporan keuangan yang baik. Kini,
Anda dapat membuat laporan keuangan perusahaan dengan mudah menggunakan software
akuntansi. Jurnal adalah salah satu software akuntansi online yang dapat membantu Anda mengelola
keuangan hingga membuat laporan keuangan secara instan di mana pun dan kapan pun. Dengan
memiliki laporan keuangan, Anda dapat lebih mudah melihat kondisi sekaligus menganalisa keuangan
perusahaan.