Anda di halaman 1dari 26

PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN

HURUN AIN
1. PROBABILTY SAMPLING
2. NON PROBABILITY SAMPLING
• Probability sampling: setiap subyek dalam populasi mempunyai
kesempatan/peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel
• Non probability sampling: kebalikan dari probability sampling
• Non probability sampling lebih mudah dan praktis daripada
probability samping, akan tetapi perlu diingat bahwa prosedur
statistik biasanya berdasarkan pada asumsi bahwa sampel diambil
secara probability sampling, maka kesahihan suatu sampel non
probability sampling terletak pada:
– 1) sejauh mana sampel yang diperoleh,
– 2) sesuai dengan pertanyaan penelitian,
– 3) menyerupai probability sampling
PROBABILITY SAMPLING
(Sastroasmorao & Ismael)
1. Simple random sampling
2. Systematic sampling
3. Stratified random sampling
4. Cluster sampling
NON PROBABILITY SAMPLING
1. Consecutive sampling
2. Convenience/accidental sampling
Contd… (Arikunto)
1. Random sampling
2. Stratified sampling
3. Area probability sampling
4. Proportional sampling (bisa dikombinasikan
dengan stratified atau area probability sampling)
5. Purposive sampling
6. Quota sampling
7. Cluster sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING
• Pada cara ini kita menghitung terlebih dahulu
jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya.
Kemudia diambil sebagian dengan
mempergunakan tabel random
• Contoh: akan dipilih 20 orang dari 200 subyek
populasi terjangkau dengan cara simple
random sampling (Lihat tabel random)
Tabel Random
85967 73152 14511 85285 36009 95892 36962 67835 63314 50162
07483 51453 11649 86348 76431 81594 95848 36738 25014 15460
96283 01898 61414 83525 04231 13604 75339 11730 85423 60698
49174 12074 98551 37895 93547 24769 09404 76548 05393 96770
97366 39941 21225 93629 19574 71565 33413 56087 40875 13351
• Oleh karena terdapat 200 subyek pada populasi terjangkau
maka kita mengambil angka yang terdiri dari 3 digit. Pada
tabel misalnya dimulai dari kolom pertama baris kedua, dapat
kita baca nomor 074,835,145,311,649,863,487,431 dst.
Karena angka tertinggi yang akan kita ambil adalah 200 maka
setiap angka yang lebih dari 200 diabaikan dan diambil angka
<200 (074,145)
• Apabila ada angka yang sama maka angka yang muncul
kemudian diabaikan, demikian seterusnya sampai terpenuhi
20 nomor
• Agar obyektif, penentuan angka awal
dilakukan secara acak, misalnya dengan
menjatuhkan pensil di dalam tabel, maka
angka yang paling dekat dengan ujung pensil
digunakan sebagai angka awal (dalam contoh
07483)
SYSTEMATIC SAMPLING
• Pada cara ini ditentukan bahwa setiap subyek
nomor ke sekian dimasukkan dalam sampel.
Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi,
maka setiap pasien nomor n dimasukkan ke
dalam sampel
• Contoh :ingin dipilih 20 dari 200 pasien yang
ada dengan cara systematic sampling, dengan
demikian diperlukan 20/200 = 1/10 bagian dari
populasi yang akan diikutsertakan sebagai
sampel, karenanya maka setiap pasien
kelipatan 10 akan dipilih
• Tiap subyek diberi nomor 1 sampai 200, tiap
pasien kelipatan 10 diikutsertakan dalam
sampel. Pasien nomor 10, 20, 30, 40, dst
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• Kadang dalam populasi ditemukan perbedaan
karakteristik yang disebabkan karena perbedaan
strata. Jika pengambilan sampel dilakukan pada
semua subyek tanpa dipilah terlebih dahulu, maka
kesimpulan penelitian yang akan diperoleh menjadi
bias
• Untuk itu harus dilakukan stratifikasi
• Variabel yang sering dipakai sebagai variabel
stratifikasi adalah: jenis kelamin, sosial ekonomi,
status gizi, dll
Contoh….
• Ingin diketahui tentang sejauhmana
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi. Secara teori pengetahuan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Remaja
dimulai dari usia 13-20 tahun (SMP, SMU,
Mahasiswa)
• Jika pengambilan sampelnya tidak distrata,
maka akan timbul bias
• Jika akan diambil 30 subyek Maka diambil 10
subyek remaja SMP, 10 subyek remaja SMU,
10 subyek remaja mahasiswa
CLUSTER SAMPLING
• Adalah proses penarikan sampel secara acak
pada kelompok individu dalam populasi yang
terjadi secara alamiah, misalnya berdasar
wilayah (kodya, kecamatan, kelurahan dll)
• Cara ini sangat efisien bila populasi tersebar
luas sehingga tidak mungkin untuk membuat
daftar seluruh populasi tersebut
• Yang harus dilakukan adalah dua kali random yaitu: 1)
randomisasi wilayah dan 2) randomisasi subyek penelitian
• Contoh: akan diteliti tentang kejadian karies gigi pada
anak SD di Kabupaten Malang. Dibutuhkan 500 sampel
untuk dapat mewakili anak SD se kabupaten Malang. Data
di Kemendikbud terdapat 500 SD se kabupaten malang,
maka dari 500 SD tersebut diambil secara random
misalnya sebanya 50 SD.
• Dari 50 SD tersebut diambil masing-masing 10 anak secara
random
CONSECUTIVE SAMPLING
• Pada consecutive sampling, setiap sampel yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga
jumlah sampel terpenuhi
• Consecutive sampling merupakan jenis non
probability sampling yang terbaik dan mudah
• Agar dapat menyerupai probability sampling, maka
penetapan jangka waktu jangan terlalu pendek
• Contoh: pengambilan pasien DBD pada bulan
Agustus dan September mungkin tidak bisa
menggambarkan karakteristik pasien DBD
secara keseluruhan mengingat puncak insiden
DBD biasanya pada bulan April-Juni
CONVENIENCE SAMPLING
• Cara ini merupaka cara termudah untuk
menarik sampel, namun sekaligus juga
merupakan cara yang paling lemah. Pada cara
ini sampel diambil tanpa sistematika tertentu,
sehingga tidak dapat dianggap mewakili
populasi
• Contoh: ingin diketahui kadar imunoglobulin
pasien yang menderita PJB, ditetapkan besar
sampel 40 orang. Peneliti mengambil sampel
dari pasien yang datang ke poliklinik jantung
sampai tercapai 40 orang
• Cara ini sangat mudah tetapi tidak dapat
disimpulkan bahwa subyek yang terkumpul
dapat mewakili semua pasien PJB yang berobat
di poliklinik tersebut
SAMPEL WILAYAH/AREA PROBABILITY
SAMPLE
• Sampel wilayah adalah teknik sampling yang
dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap
wilayah yang terdapat dalam populasi
• Sampel wilayah dilakukan apabilaada
perbedaan antara strata yang satu dengan
strata yang lain, maka dilakukan sampel
wilayah apabila ada perbedaan ciri antara
wilayah yang satu dengan wilayah yang lain
PURPOSIVE SAMPLE
• Sampel bertujuan dilakukan dengan cara
mengambil subyek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan
atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
teknik purposive sampling
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-
ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi
2. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-
benar merupakan subyek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada
populasi (key subjects)
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan
dengan cermat di dalam studi pendahuluan
QUOTA SAMPLE
• Teknik sampling ini berdasarkan pada jumlah sampel yang
sudah ditentukan
• Dalam pengumpulan data, peneliti menghubungi subyek yang
memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan
dari mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi).
• Biasanya yang dihubungi adalah subyek yang mudah ditemui
sehingga pengumpulan datanya mudah
• Penting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah
(quota) yang telah ditetapkan
TOTAL SAMPLING
• Yaitu teknik penentuan sampel dengan
mengambil seluruh anggota populasi sebagai
responden atau sampel

Anda mungkin juga menyukai