Anda di halaman 1dari 56

AKUNTANSI

MURABAHAH

Kelompok 7
Anis Purwita 1701617012
Catur Muhammad Erlangga 1701617164
Chatrin Nila Mutiara 1701617122
Dhea Kamila Rasul 1701617171

Pendidikan Akuntansi A 2017


DEFINISI MURABAHAH
Murabahah secara bahasa berasa dari kata ‫ رﺑﺢ‬yang
berarti keuntungan, karena dalam jual beli murabahah
harus menjelaskan keuntungannya. Sedangkan menurut
istilah murabahah adalah jual beli dengan harga pokok
dengan tambahan keuntungan.
MENURUT PARA AHLI
 Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli amanah yang dikenal
dalam syari’at Islam, karena penjual disyaratkan melakukan kontrak
terlebih dahulu dengan menyatakan harga barang yang akan dibeli
(Hulwati, 2006)
 Murabahah merupakan akad jual dan beli yang terjadi antara pihak bank
syariah selaku penyedia barang yang menjual kepada nasabah yang
memesan dalam rangka pembelian barang itu. Keuntungan yang diperoleh
dari pihak bank syariah dalam transaksi ini merupakan keuntungan jual beli
yang telah disepakati secara bersama.(Huda, 2010)
 Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000:
murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
sebagai laba.
RUKUN MURABAHAH
 Ba’i atau penjual
 Musytari atau pembeli

 Mabi’ atau barang

 Tsaman atau harga jual

 Ijab dan Qabul


JENIS-JENIS MURABAHAH
 Murabahah dengan pesanan: Penjual melakukan
pembelian barang setelah ada pesanan dari pembeli.
Bersifat mengikat dan tidak mengikat  pembeli untuk
membeli barang pesananya.
 Murabahah tanpa pesanan: Proses pengadaan barang
dilakukan sebelum transaksi jual beli murabahah
dilakukan. Bersifat tidak mengikat, dimana pembeli
langsung membeli barang dagang yang telah tersedia
untuk dijual oleh si penjual.
SYARAT JUAL BELI MURABAHAH
Mengetahui
Harga
Pokok
Barang

Wahbah az-Zuhaili
mengatakan bahwa
di dalam bai’ al-
murabahah itu
disyaratkan
Harga beberapa hal
Pokok
Mengetahui
Merupakan
Margin
Sesuatu
Keuntungan
Yang Dapat
Diukur
KETENTUAN MURABAHAH

Adanya
Pelaku
Penjual dan
Pembeli

Ketentuan
Terjadinya Adanya
Murabahah,
Kontrak Objek Jual
Dimyauddin,
(Ijab Qabul) Beli
2010

Munculnya
Harga Barang
Disebutkan
Dengan Jelas
SYARAT AKAD MURABAHAH

Penjual
Memberitah
u Biaya
Barang

Penjual Harus Kontrak


Menjelaskan Pertama
Secara Detail Harus Sah
Berkaitan Sesuai Rukun
Dengan Yang
Pembelian Ditetapkan

Penjual
Harus
Kontrak
Menjelaskan
Harus Bebas
Secara Detail
Dari Riba
Barang Yang
Dijual
PRINSIP PENILAIAN PERMOHONAN
PEMBIAYAAN MURABAHAH

Chacter

Syariah Capacity

Condition Capital

Collateral
MEKANISME MURABAHAH
1. Skema Umum Transaksi Murabahah
MEKANISME MURABAHAH
2. Skema Murabahah Pada Perbankan Syariah
DASAR SYARIAH AKUNTASI MURABAHAH

1. Al-Qur’an
 Surat Al-Baqarah ayat 275

 Surat Al-Baqarah ayat 280

 Surat An-Nisa ayat 29

 Surat Al-Maidah ayat 1

2. Al-Hadits
 HR. Ibnu Majah

“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual-beli


secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk
dijual.”
DASAR SYARIAH AKUNTASI MURABAHAH

3. Ijma’
 Jual beli adalah salah satu jalan untuk mendapatkan
secara sah, dengan demikian mudahlah bagi setiap
individu untuk memenuhi kebutuhannya

4. Kaidah Ushul Fiqh


 Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
TRANSAKSI AKUNTANSI MURABAHAH
1. Saat Serah-Terima Uang Muka
a) Penyerahan uang muka dari pembeli (nasabah)
b) Penyerahan uang muka kepada pihak ketiga (supplier)
c) Penyerahan barang pesananan kepada nasabah
d) Pembatalan pesanan

2. Perolehan/Pengadaan Barang
a) Pengadaan melalui pihak ketiga secara tunai atau kredit
b) Pengadaan melalui nasabah atau mitra bank (wakalah)
c) Penurunan nilai asset barangs sebelum akad

3. Diskon oleh supplier


a) Terjadi sebelum akad
b) Terjadi setelah akad dan menjadi hak nasabah
c) Terjadi setelah akad dan menjadi hak bank
d) Terjadi setelah akad tanpa kesepakatan
4. Transaksi saat kesepakatan akad
a) Jurnal kesepakatan akad
b) Pencatatan biaya yang ditanggung oleh nasabah
c) Pembayaran angsuran nasabah
d) Potongan atau diskon pembayaran murabahah
e) Pengenaan denda
SAAT SERAH-TERIMA UANG MUKA
1. Penyerahan uang muka dari pembeli (nasabah)

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas/Rekening Rpxxx

Hutang uang muka murabahah Rpxxx


2. Penyerahan uang muka kepada pihak ketiga (supplier)

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Piutang uang muka murabahah Rpxxx

Kas/Rekening Rpxxx

3. Penyerahan barang pesanan kepada nasabah berdasarkan


uang muka

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Hutang uang muka murabahah Rpxxx

Piutang Murabahah Rpxxx


4. Pembatalan pesanan barang
Titipan uang muka lebih besar daripada kerugian
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Hutang uang muka murabahah Rpxxx

Biaya pemesanan barang- Rpxxx


pendapatan lainnya
Kas/Rekening Rpxxx

Titipan uang muka lebih rendah dari kerugian


Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Hutang uang muka murabahah Rpxxx

Piutang kepada pembeli Rpxxx

Beban/Kerugian Rpxxx
PEROLEHAN/PENGADAAN BARANG
Melaui Pihak Ketiga (Supplier)
1. Secara tunai
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Persediaan aset murabahah Rpxxx
Piutang uang muka Rpxxx
Kas/Rekening Pihak Ketiga Rpxxx

2. Secara kredit
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Persediaan aset murabahah Rpxxx
Piutang uang muka Rpxxx
Utang kepada pemasok Rpxxx
Melalui Nasabah atau Mitra Bank (Wakalah)
1. Penyerahan uang secara tunai
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Piutang wakalah Rpxxx

Kas/Rekening Rpxxx

2. Pembelian barang diberitahukan nasabah (mitra) bank

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Persediaan murabahah Rpxxx

Piutang wakalah Rpxxx


3. Penurunan nilai aset barang
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Beban kerugian penurunan nilai Rpxxx


aset murabahah
Persediaan aset murabahah Rpxxx
DISKON PEROLEHAN BARANG
1. Terjadi sebelum akad murabahah
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rpxxx

Persediaan aset murabahah Rpxxx

2. Terjadi setelah akad murabahah dan disepakati menjadi


milik hak nasabah
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rpxxx

Hutang diskon murabahah Rpxxx


3. Terjadi setelah akad murabahah dan disepakati menjadi
milih hak bank
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rpxxx

Pendapatan murabahah Rpxxx

4. Terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rpxxx

Pendapatan operasional lainnya Rpxxx


SAAT AKAD MURABAHAH
1. Pencatatan kesepakatan akad
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Piutang murabahah Rpxxx
Margin murabahah yang Rpxxx
ditangguhkan
Persediaan murabahah Rpxxx
Kas Rpxxx
Pendapatan administrasi Rpxxx
murabahah
2. Pencatatan biaya-biaya yang ditanggung nasabah

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas/Rekening Rpxxx

Pendapatan administrasi Rpxxx

Persediaan materai Rpxxx

Rekening notaris Rpxxx

Rekening perusahaan asuransi Rpxxx


3. Pembayaran angsuran nasabah
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Kas/Rekening Rpxxx
Piutang murabahah Rpxxx
Margin murabahah yang Rpxxx
ditangguhkan
Pendapatan margin mruabahah Rpxxx
4. Potongan murabahah
Diberikan saat pelunasan
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Kas/Rekening Rpxxx
Margin murabahah yang Rpxxx
ditangguhkan
Piutang murabahah Rpxxx
Margin murabahah yang Rpxxx
ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rpxxx
Diberikan setelah pelunasan
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas/Rekening Rpxxx

Piutang murabahah Rpxxx

Margin murabahah yang Rpxxx


ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rpxxx

Pendapatan margin murabahah Rpxxx

Kas/rekening Rpxxx
5. Pengenaan denda
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas/rekening Rpxxx

Titipan dana kebajikan-denda Rpxxx


murabahah
KASUS SOAL
 Tuan Andi ingin membeli sebuah mesin kopi untuk
usaha kafe kopinya dengan dana yang terbatas akhirnya
tuan andi memutuskan untuk memperoleh pembiayaan
dari bank UNJ syariah dengan memakai salah satu
produk akadnya yaitu akad murabahah (jual-beli), harga
mesin kopi yang akan dibeli seharga Rp220.000.000
dengan syarat margin keuntungan sebesar 33.3% dari
harga perolehan aset atau barang
Tanggal 3 Agustus 2020 Bank UNJ Syariah (BUS)
menerima pembayaran uang muka sebesar Rp 20.000.000
dari tuan Andi sebagai tanda keseriusannya untuk memesan
barang kepada BBS berupa mesin kopi. Jurnal transaksi:

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas/Rekening Rp20.000.000

Hutang uang muka murabahah Rp20.000.000


Tanggal 5 Agustus 2020 Bank UNJ Syariah (BUS)
memesan barang kepada pemasok PT. Kopi Sejahtera dan
menyerahkan uang muka sebesar
Rp20.000.000 dan sisanya akan dibayar saat
serah-terima barang. Jurnal transaksi:
:
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Piutang uang muka murabahah Rp20.000.000

Kas/Rekening Rp20.000.000
 Tanggal 7 Agustus 2020 atas pemesanan tuan Andi, Bank
Syariah UNJ membeli mesin Kopi secara tunai ke
pemasok PT. Kopi Sejahtera dengan harga Rp
220.000.000. Jurnal transaksi:
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Persediaan aset murabahah Rp220.000.000
Piutang uang muka Rp20.000.000
Kas/Rekening Pihak Ketiga Rp200.000.000
 Tanggal 8 Agustus 2020 sebelum barang diserahkan ke
tuan Andi, terjadi penurunan nilai barang yang
disebabkan oleh satu dan lain hal sebesar Rp 10.000.000.
Jurnal transaksi adalah:

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Beban kerugian penurunan nilai Rp10.000.000


aset murabahah
Persediaan aset murabahah Rp10.000.000
 Tanggal 9 Agustus 2020, atas pembelian mesin Kopi
oleh BUS, PT. Kopi Sejahtera memberikan diskon harga
sebesar Rp 10.000.000 dan diberikan secara tunai.

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rp10.000.000

Persediaan aset murabahah Rp10.000.000


 Tanggal 10 Agustus 2020 BUS menyerahkan barang
pesanan kepada tuan Andi.
Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Hutang uang muka murabahah Rp10.000.000

Piutang Murabahah Rp10.000.000


 Tanggal 10 Agustus 2020 disepakati akad murabahah
antara Bank UNJ Syariah dengan tuan Andi untuk
pembelian Mesin Kopi, dengan rincian sebagai berikut :

Harga Jual Rp240.000.000

Harga Perolehan (Nilai Persediaan Aset) (Rp180.000.000)

Margin/Keuntungan Rp60.000.000

Jangka Waktu 12 Bulan (1 Tahun)

Metode Pembayaran Angsuran

Biaya Administrasi Rp3.000.000


Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit
Piutang murabahah RP250.000.000
Margin murabahah yang Rp60.000.000
ditangguhkan
Persediaan murabahah Rp180.000.000
Kas Rp3.000.000
Pendapatan administrasi RP3.000.000
murabahah
Angsuran ke-Bulan Total Angsuran Pokok Margin Sisa Pokok Sisa margin

Tabel jadwal angsuran murabahah dengan


Rp180.000.000 Rp60.000.000

metode proporsional (flat)


1 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp165.000.000 Rp55.000.000

2 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp150.000.000 Rp50.000.000

3 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000

4 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp120.000.000 Rp40.000.000

5 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp105.000.000 Rp35.000.000

6 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000

7 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp75.000.000 Rp25.000.000

8 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000

9 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000

10 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000

11 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000

12 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp0 Rp0


 Tanggal 10 Sepember 2020 tuan Andi membayar
angsuran bulanan kepada Bank UNJ Syariah

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit


Kas/Rekening Rp20.000.000
Piutang murabahah Rp20.000.000
Margin murabahah yang Rp5.000.000
ditangguhkan
Pendapatan margin mruabahah Rp5.000.000
 Tanggal 16 Desember 2020 atas kelalaian pembayaran
angsuran oleh tuan Andi, Bank Berkah Syariah
mengenakan denda sebesar Rp 150.000 dan tuan Andi
langsung membayar denda secara tunai.

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit

Kas Rp150.000

Titipan dana kebajikan-denda Rp150.000


murabahah
 Tanggal 10 juni 2021 tuan Andi melakukan pelunasan murabahah lebih cepat
dari jadwal jatuh tempo seharusnya. Sampai bulan Juli sisa piutang
murabahah a.n Tuan Andi adalah sebesar Rp40.000.000 terdiri dari pokok
Rp30.000.000 dan margin Rp10.000.000. Atas pelunasan tersebut Bank UNJ
Syariah memberikan potongan margin murabahah sebesar Rp5.000.000.
Jurnal transaksi :
Diberikan saat pelunasan

Tanggal Akun/Rekening Debit Kredit


Kas/Rekening Rp35.000.000
Margin murabahah yang Rp5.000.000
ditangguhkan
Piutang murabahah Rp40.000.000
Margin murabahah yang Rp5.000.000
ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000
Diberikan setelah pelunasan

Tanggal Rekening Debit Kredit


Kas/Rekening Rp30.000.000
Piutang murabahah Rp30.000.000
Margin murabahah yang Rp10.000.000
ditangguhkan
Pendapatan margin Rp10.000.000
murabahah
Pendapatan margin Rp5.000.000
murabahah
Kas/Rekening Rp5.000.000
PERTANYAAN DAN JAWABAN
AKUNTANSI MURABAHAH

 Pertanyaan Siti Nur Hidayah (1701617121)


Mengapa pembiayaan murabahah menjadi pembiayaan/transaksi
favorit di lembaga keuangan syariah seperti di BMT atau di
Perbankan Syariah, dibanding melakukan pembiayaan atau
transaksi lain? Lalu untuk nasabah yang ingin mengajukan
pembiayaan service barang itu termasuk ke pembiayaan
murabahah atau tidak? Karena berkaitan dengan kegiatan
konsumtif.
Jawaban Chatrin Nila Mutiara (1701617122):
Karena pertama, transaksi murabahah keuntungannya langsung
diketahui, dengan melalui kesepakatan LKS dan Nasabah.
Keuntungan murabahah langsung diketahui diawal ketika transaksi
murabahah disepakati, berbeda dengan transaksi
mudharabah/musyarakah, dimana bagi hasil tidak boleh
ditentukan diawal karena harus menunggu hasil usaha nasabah.
Kedua, transaksi murabahah marginnya fix, sudah ditetapkan saat
melakukan kesepakatan. Keuntungan murabahah sifatnya fix
(certainty) atau tetap, jika sudah disepakati tidak dapat berubah.
Berbeda dengan bagi hasil yang sifatnya tidak tetap (uncertainty),
berubah-ubah menyesuaikan hasil usaha nasabah.
Lanjutan Jawaban Chatrin Nila Mutiara (1701617122):
Ketiga, transaksi murabahah meminimalisir resiko yang terjadi.
Transaksi murabahah secara kredit adalah transaksi utang-piutang
yang wajib diselesaikan oleh nasabah. Artinya penyelesaian utang
–piutang tidak berkaitan dengan kondisi usaha nasabah, apakah
dalam untung atau rugi. Sehingga resikonya relatif rendah, hanya
saja melihat kemampuan membayar si nasabah. Sedangkan bagi
hasil relatif beresiko tinggi, karena jika terjadi kerugian usaha
maka kerugian akan ditanggung bersama yaitu ditanggung oleh
Lembaga Keuangan Syariah dan Nasabah.
Jawaban Dhea Kamila Rasul (1701617171):
Untuk nasabah yang mengajukan pembiayaan service barang
termasuk dalam akad tabarru yang artinya tolong menolong.
Disini LKS menolong nasabah yang sedang kesulitan dalam hal
melakukan service barang. Didalam akad tabarru ada salah
satunya yaitu akad qardhul hasan, yaitu tolong menolong tetapi
dianggap sebagai utang piutang yang harus dilunasi tanpa
dicampuri dengan margin keuntungan. Jadi pembayaran akad
qardhul hasan hanya membayarkan uang yang dipinjam atas
tujuan tolong menolong tanpa ditambahkan dengan margin
keuntungan. Jadi pembiayaan service barang tidak termasuk
kedalam pembiayaan murabahah, dan sifatnya tidak untuk
konsumtif.
 Pertanyaan Alifrum Shaleha Dewi Rahmah
(1701617114)
Murabahah adalah jual beli antara bank selaku penjual
dan nasabah selaku pembeli. Jika nasabah menginginkan
rumah dan mengajukan ke bank, tapi bank memberinya
dalam bentuk uang. Apakah itu masih disebut
murabahah atau tidak dan bagaimana hukumnya?
Jawaban Anis Purwita (1701617012):
Dalam murabahah jika bank memberikan uang kepada nasabah
untuk dibelikan barang yang dibutuhkannya diperbolehkan,
namun dengan syarat pihak nasabah sebagai wakalah dari bank
tersebut. Wakalah dalam hukum Islam berarti pelimpahan
kekuasaan oleh pihak pertama kepada pihak kedua dalam hal
yang diwakilkan. Dalam hal ini, uang yang diberikan bank kepada
nasabah dianggap sebagai piutang wakalah, bukan jual beli atau
pinjam meminjam uang sebagaimana yang dilakukan bank
konvensional. Mengenai kasus pertanyaan ini, maka pihak bank
diperbolehkan memberikan uang kepada nasabah untuk dibelikan
rumah yang dibutuhkannya, namun dengan perjanjian di atas
materai bahwa pihak nasabah sebagai wakalah/yang mewakili
pihak bank untuk membeli rumah tersebut.
Lanjutan Jawaban Anis Purwita (1701617012):
Pihak nasabah diberikan kuasa oleh bank untuk membelikan
rumah yang dibutuhkan nasabah dengan uang bank, namun pada
saat membelinya atas nama bank tersebut bukan atas nama
nasabah. Setelah rumah dibeli, pihak nasabah harus menyerahkan
bukti-bukti pembelian rumah tersebut kepada pihak bank. Ketika
nasabah menyerahkan bukti-bukti pembelian rumah tersebut,
piutang wakalah akan hilang dan timbul aset murabahah berupa
rumah. Di saat inilah barang murabahah mulai tersedia dan siap
untuk diserahkan ke nasabah sebagai aset murabahah dijual
kepada nasabah secara tangguh/cicil. Hal ini dikenal dengan
sebutan murabahah bil wakalah. Dalam hukum Islam wakalah
boleh dilakukan dalam ikatan kontrak yang disyariatkan dengan
dasar hukum ibahah (diperbolehkan) seperti halnya murabahah.
 Pertanyaan Nita Sari (1701617069)
Tanggapan mengenai keuntungan yang diatas
rata-rata, apakah itu termasuk hal yang
mendzhalimi dan apa dasar ketentuan margin
keuntungan?
Jawaban Catur Muhammad Erlangga (1701617164):
Pada dasarnya tidak ada ketentuan yang memberikan kewajiban
batas margin kepada penjual, namun biasanya bank memberikan
margin keuntungan melihat tren bunga bank saat ini, selain itu
mengingat jenis dan risiko barang yang diminta pembeli, maka
bank dapat menetapkan nilai margin keuntungan yang sesuai
dengan hal tersebut.

Jawaban Tambahan Pak Fauzi:


Pada zaman Rasulullaah ada seorang pedagang kambing yang
menjual kambingnya diatas harga pasar. Rasulullaah mengetahui
hal tersebut, baginda tidak marah namun mukanya memerah.
Pada praktik perdagangan apabila penjual menaikkan harga jual di
atas harga pasar ataupun di atas 100% persen dari harga
perolehan, maka ini dikategorikan sebagai Gabh Fahs. Perbuatan
ini tidak dilarang namun tidak pula dianjurkan, bersifah makruh
(tidak haram, namun dibenci).
RESUME AL GHABN FAHISY DARI KELOMPOK 7

 AL GHABN menurut bahasa bermakna AL-KHADA’ (trik). Secara


istilah GHABN adalah menjual/membeli sesuatu dengan harga
yang lebih tinggi dari harga rata-rata.
 AL GHABN FAHISY (trik yang keji) secara syar’i terhukum
HARAM. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
َ‫ْت فَقُلْ الَ ِخالَبَة‬
َ ‫إِ َذا بَايَع‬
Jika engkau berjual-beli maka katakanlah, “Lâ khilâbah” (tidak
ada penipuan). HR. al-Bukhari.
 Al Khilâbah adalah alkhadî’ah (penipuan). Hadis tersebut telah
menuntut agar alkhilâbah (penipuan) ditinggalkan, hukumnya
adalah HARAM.
 Hanya saja, GHABN (penipuan) yang haram itu harus
memenuhi dua hal:
• Pertama: Harus berupa GHABN FAHISY (penipuan yang
keji/zhalim). Tidak akan disebut penipuan jika hanya sedikit,
yaitu masih masuk dalam rentang harga yang biasa terjadi di
pasar. Sebab, selisih harga yang sedikit itu merupakan
kemahiran dalam tawar-menawar.
GHABN itu disebut penipuan hanya jika FAHISY (zalim/keji),
yaitu jika sudah melebihi kebiasaan, atau harganya berada di
luar rentang harga yang biasa di pasar.
• Kedua: orang yang ditipu itu pada saat akad tidak tahu harga
yang biasa berlaku di pasar. Sebab, jika ia tahu dan tetap
menerima transaksi itu, maka artinya ia tidak tertipu atau
dicurangi dan ia menerima harga yang lebih tinggi atau lebih
rendah itu disertai dengan pengetahuannya; dengan itu artinya
ia ridha dengan harga itu disertai pengetahuan dia.
 Penentuan kadar GHABN yang termasuk GHABN FAHISY itu
mengikuti apa yang berlaku di pasar, yakni mengikuti
penentuan para pelaku pasar atau para pedagang.
 Kelebihan atau kekurangan harga GHABN FÂHISY dari harga
pasar itu tidak ditentukan dengan kadar sepertiga, seperlima
atau lainnya, melainkan tetap dikembalikan menurut istilah
para pelaku pasar.
 Jika terjadi perselisihan tentang apakah terjadi GHABN FAHISY
atau tidak, maka hal itu dikembalikan pada penentuan nilai oleh
para ahli pengestimasi (ahlu al-hibrah). Hal itu seperti
penentuan harga yang sepadan (tsaman mitsli) atau upah yang
sepadan (ajru al-mitsli).
 Jika memenuhi dua ketentuan tersebut, yaitu terjadi GHABN
FAHISY dan pihak yang ditipu tidak mengetahui hal itu pada saat
transaksi, maka pihak yang tertipu itu memiliki khiyar (opsi).
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
ِ َ‫ ثُ َّم^ أَ ْن َت^ فِ^ى ُك ِّ^ل ِس ْ^ل َع ٍة ا ْبتَ ْعتَهَ^ا بِ ْال ِخي‬.َ‫إِ َذا أَ ْن َت^ بَايَ ْع َت^ فَقُ ْل^الَ ِخالَبَة‬
‫ار ثَالَ َث^ لَيَا ٍل^ فَإ ِ ْن‬
‫صا ِح ِبهَا‬ َ ‫ت فَارْ ُد ْدهَا َعلَى‬ َ ‫ط‬ْ ‫ْت فَأ َ ْم ِس ْك َوإِ ْن َس ِخ‬ َ ‫ضي‬ ِ ‫َر‬
Jika engkau berjual-beli maka katakanlah, “Tidak ada penipuan.”
Kemudian dalam setiap barang yang engkau beli, engkau
memiliki khiyar tiga malam. Jika engkau ridha, pertahankan, jika
engkau tidak ridha maka kembalikanlah kepada pemiliknya. HR
Ibn Majah.

Anda mungkin juga menyukai