Vasospasme Cerebral
Kel 10 :
• Eni Permatasari
• Muhammad Rizky
• Yenny Yulistiani
STUDI KASUS
Perempuan usia 46 tahun, adalah pasien rujukan dari rumah
sakit luar, dirujuk dengan diagnosis perdarahan subaraknoid. Sudah
dilakukan perawatan selama 2 hari di rumah sakit sebelumnya,
karena disarankan untuk tindakan coiling, pasien dirujuk ke RS
Pusat Otak Nasional. Pasien awalnya mengeluh sakit kepala hebat
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, sakit kepala dirasakan
terus menerus, seperti ditusuk-tusuk, terjadi di seluruh bagian
kepala. Selain itu pasien juga mengatakan pandangan nya buram,
tidak enak jika membuka mata, lebih nyaman bila mata tertutup.
Tidak didapatkan mual dan muntah, maupun kelemahan sisi tubuh.
Pasien menderita hipertensi tidak terkontrol. Penyakit lain seperti
diabetes melitus, sakit jantung, sakit paru disangkal. Tidak ada
riwayat alergi obat-obatan atau makanan. Pasien pernah dilakukan
operasi seksio sesarea, dengan anestesia spinal, tidak ada masalah
pada saat itu.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny.T
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Mampari
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal MRS : 5 Januari 2019
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi tidak terkontrol. Tidak ada riwayat
stroke, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, dan riwayat
trauma kepala.
d. Riwayat penyakit sekarang
Sakit kepala hebat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,
sakit kepala dirasakan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk, terjadi
di seluruh bagian kepala. Selain itu pasien juga mengatakan
pandangan nya buram, tidak enak jika membuka mata, lebih
nyaman bila mata tertutup. Tidak didapatkan mual dan muntah,
maupun kelemahan sisi tubuh.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, dan tidak ada
yang diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi
terdahulu.
f. Pemeriksaan fisik
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV tiap jam dan
serebral berhubungan dengan
vasospasme serebral keperawatan selama … x 24 jam catat hasilnya.
di harapkan pasien mampu 2. Kaji respon motorik
mempertahankan perfusi jaringan terhadap perintah sederhana
serebral pasien menjadi efektif 3. Pantau status neurologis
dengan kriteria hasil : secara teratur
1. Tanda-tanda vital normal 4. Kolaborasi pemberian
2. Status sirkulasi lancar obat sesuai indikasi
3. Pasien mengatakan nyaman (nimodipin drip)
dan tidak sakit kepala 5. persiapkan pembedahan
4. Kemampuan komunikasi baik jika tepat, evakuasi bekuan,
terapi aneurisma (coiling)
6. Pertahankan kepatenan
jalan napas ( dilakukan
intubasi dengan premedikasi
fentanyl 100 mcg, dipasang
ETT nomor 7.0)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan
2 keperawatan selama … x 24 1. Lakukan pengkajian
dengan agen cedera biologis jam diharapkan dapat nyeri secara
mengurangi nyeri dengan
kriteria hasil : komprehensif
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri 2. Observasi reaksi non
berkurang dengan verbal dari
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri ketidaknyamanan
(dengan skala nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman 3. Pilih dan lakukan
setelah nyeri berkurang
penanganan nyeri
( farmakalogi atau non
farmakologi)
4. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
3 Gangguan persepsi sensori : Setelah dilakukan tindakan 1.Identifikasi kebiasaan
penglihatan berhubungan keperawatan selama … x 24 dan faktor-faktoryang
dengan penurunan ketajaman jam diharapkan penglihatan mengakibatkan risiko
penglihatan pasien kembali normal jatuh
dengan kriteria hasil : 2.Kaji riwayat jatuh pada
- 1. .Penggunaan alat klien dan keluarga
bantu dengan benar 3.Identifikasi karakteristik
2. Tidak ada penggunaan lingkungan yangdapat
karpet. meningkatkan
3. Hindari barang-barang terjadinya risiko
berserakan di lanta jatuh(lantai licin)
4.Sediakan alat bantu
(tongkat, walker)
5.Ajarkan cara
penggunaan alat
bantu(tongkat atau
walker)
TERIMAKASIH