Anda di halaman 1dari 18

“ASKEP LANSIA DENGAN GANGGUAN

PERKEMIHAN”
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
DENGAN GANGGUAN
PERKEMIHAN
A.Pengertian Inkontinensia

Inkontinensia urin merupakan kehilangan kontrol berkemih yang bersifat


sementara atau menetap. Klien tidak dapat mengontrol sfingter uretra
eksterna. Merembesnya urine dapat berlangsung terus menerus atau sedikit
(Potter dan Perry, 2005).

Adapun tipe-tipe inkontinensia urin menurut (Hidayat, 2006.1.) inkontinensia


dorongan Keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urin tanpa
sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat setelah
berkemih.Inkontinensia dorongan ditandai dengan seringnya terjadimiksi
(miksi lebih dari 2 jam sekali) dan spame kandungkemih (Hidayat, 2006).
Secara umum penyebab inkontinensia dapat berupa proses penuaan, pembesaran
kelenjar prostat, penurunan kesadaran, dan penggunaan obat narkotik atau
sedatif.Inkontinensia urin yang dialami oleh pasien dapat menimbulkan dampak
yang merugikan pada pasien, seperti gangguan kenyamanan karena pakaian basah
terus, risiko terjadi dekubitus (luka pada daerah yang tertekan),dan dapat
menimbulkan rasa rendah diri pada pasien. Inkontinensia urin yang tidak segera
ditangani juga akan mempersulit rehabilitasi pengontrolan keluarnya urin
(Hariyati,2000).
B. Etiologi

1. Mengompol ketika ada tekanan (stress incontinence)


 Kondisi ini disebabkan oleh otot saluran kemih yang terlalu lemah untuk
menahan urine ketika ada tekanan.
 Otot kandung kemih dapat melemah karena berbagai faktor, misalnya karena
proses persalinan, berat badan berlebih, atau komplikasi pascaoperasi, seperti
rusaknya saluran kemih.

2. Tidak dapat menunda buang air kecil (urge incontinence)


disebabkan oleh otot kandung kemih yang berkontraksi secara berlebihan.
Kontraksi dipicu oleh konsumsi kafein, soda, alkohol, dan pemanis buatan
secara berlebihan, infeksi saluran kemih, sembelit, serta gangguan saraf,
seperti stroke atau cedera saraf tulang belakang.
NEXT…

3. Mengompol secara tiba-tiba (overflow incontinence)


Retensi urine kronis dapat terjadi ketika kandung kemih atau saluran
kemih mengalami penyumbatan, sehingga mengganggu keluarnya urine.
Penyumbatan ini umumnya disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat,
tumor atau batu pada
kandung kemih, atau karena sembelit.

4. Sama sekali tidak bisa menahan urine (inkontinensia total)


Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan struktur kandung kemih atau
panggul sejak lahir, cedera saraf tulang belakang, atau munculnya
lubang di antara kandung kemih dan organ sekitarnya, misalnya vagina.
C. Manifestasi Klinis

1. Salah satu bagian tubuh terasa


2. Lemas
3. Bagian tubuh kesemutan
4. Gangguan berjalan
5. Gangguan bicara
6. Penglihatan kabur
7. Tidak dapat menahan BAB
8. Penurunan kesadaran
D. Faktor Risiko Inkontinensia Urine
 Lanjut usia
Seiring pertambahan usia, otot kandung kemih dan saluran lubang kencing (uretra) akan semakin
melemah.
 Jenis kelamin wanita
Hal ini dapat dipengaruhi oleh proses kehamilan, melahirkan, dan menopause.
 Keturunan
Risiko seseorang terkena inkontinensia urine akan lebih besar, jika salah satu anggota keluarganya
pernah menderita kondisi yang sama
 Merokok
Tembakau dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.
 Operasi pengangkatan rahim
Ketika rahim diangkat, otot-otot dasar panggul tersebut dapat mengalami kerusakan, sehingga memicu
inkontinensia.
 Pengobatan kanker prostat
 Obat-obatan
sepeti obat antihipertensi, obat penenang, dan obat penyakit jantung, dapat memicu terjadinya
inkontinensia urine.
E. Pencegahan Inkontinensia Urine

1. Menurunkan berat badan, jika Anda memiliki berat badan berlebih.


2. Mengonsumsi makanan tinggi serat, untuk mencegah sembelit.
3. Membatasi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol.
4. Berhenti merokok.
5. Berolahraga secara rutin.
F. Penatalaksanaan
 Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
 Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
 Atropine untuk meringankan kejang otot
 Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
 Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda
yang di larutkan dalam air
 Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
 Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
 Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
 Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan
dan haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
 Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
 Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
 Istirahat dan nutrisi adekuat
 Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
G.Asuhan Keperawatan inkontinensia
Urine pada lanjut usia

 Pengkajian

1.
1. Anamesa

 Riwayat kesehatan

 Pengkajian psikososial

 Pola aktivitas sehari-hari
2.
2. Pemeriksaan fisik
3.
3. Pemeriksaan diagnostic
 Radiology

 CT scan

 Pemeriksaan laboratorium 

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi kandung
kemih
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor resiko
nosokomial
3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan
perawatan di rumah
• Intervensi

 Diagnosa 1

1. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya


Rasional : Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri

2. Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses kekamar mandi, pispot


dibawah tempat tidur atau bedpan.Anjurkan pasien untuk berkemih kapan
saja ada keinginan
Rasional : Berkemih yang sering mengurangi statis urine pada kandung
kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri

3. Berikan antibiotic.Buat berbagai variasi sedian minuman, termasuk air segar


disamping tempat tidur.Pemberian air sampai 2400 ml/hari
Rasional : Akibat dari peningkatan haluan urina memudahkan sering
berkemih dan membantu membilas saluran kemih
 Diagnosa 2

1. Berikan perawatan perineal dengan air sabun setiap shift.Jika pasien inkontinensia,cuci
perineal sesegera mungkin
Rasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra

2. Jika dipasang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 kali perhari (merupakan bagian
dari waktu mandi pagi dan pada waktu akan tidur) dan setelah buang air besar
Rasional : Kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik
kesaluran perkemihan

4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam dan anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya 2400
ml/hari(kecuali kontra indikasi).Bantu melakukan ambulasi sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk mencegah statis urine

5. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urina


Rasional : Asam urna menghalangi tumbuhnya kuman
 Diagnosa 3

1. Pastikan klien atau orang terdekat telah menulis


perjanjian untuk perawatan lanut dan instruksi tertulis untuk
tindakan pencegahan
Rasional : Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan

2. Instruksi klien untuk menggunakan seluruh antibiotic


yang diresepkan. Minum sebanyak 8 gelas/hari
Rasional : Klien sering menghentikan obat mereka, jika
tanda gejala mereda. Cairan menolong membilas ginjal
Discharge Planning
Discharge Planning
Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien
Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien
atau keluarga; memberikan HE pada klien tentang
atau keluarga; memberikan HE pada klien tentang
kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus
kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus
terpenuhi dan kunjungan dokter.
terpenuhi dan kunjungan dokter.
Evaluasi
Perawat mengevaluasi keadaan klien , hasil yang di harapkan
dan evaluasi tersebut adalah :

1. Berkurangnya tanda dan gejala infeksi


2. Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi
3. Mencegah adanya kekambuhan infeksi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai