Anda di halaman 1dari 69

Merokok, Adiksi Nikotin, dan

Smoking Cessation
Dr. Tribowo T Ginting, SpKJ(K)
PENDAHULUAN

• WHO  1,3 milyar perokok di dunia


5 juta kematian tiap tahun (1/3 < 65 thn)
• Adiksi nikotin  penyakit kronis
• Penyebab utama min 20 penyakit
• Menimbulkan impairment dan distress
Ketergantungan Rokok - multidimensional

1. Caggiula AR et al. Psychol Behavior. 2002;77:683–687


2. http://www.tobaccodependence.org/rationale
3. http://www.thestopsmokingguide.com/chapters/cigaretteAddiction.php
Alasan merokok (Psikologis)
• Ingin tahu dan ingin mencoba
• Senang hal-hal yang mengundang risiko
• Kecenderungan melawan otoritas  orang tua,
guru, dll
• Rasa tidak aman dan penilaian diri rendah 
merasa kurang kasih sayang dan menganggap diri
negatif
• Setia pada teman sebaya  ingin diterima dan
diakui
Terbentuknya kebiasaan
(Behavior)
• Memutuskan untuk mencoba sebatang rokok 
menghisap lebih banyak lagi  memutuskan
membeli beberapa batang lagi  memutuskan
untuk tidak kehabisan persediaan rokok 
memutuskan untuk merokok sesudah sarapan 
merokok secara teratur
TINJAUAN NIKOTIN
• Dihasilkan dari daun tembakau (kadar nikotin tertinggi).
• Cairan alkaloid alami tak berwarna yang dihasilkan oleh
tanaman tembakau
• Ph > 7 (bersifat alkalis)
• Molekulnya sangat kecil
• Larut dalam air dan lemak sehingga nikotin diabsorpsi secara
cepat masuk ke dalam darah.
• Bersifat poten karena 5-10 kali lebih kuat menimbulkan efek
psikoaktif pada manusia daripada kokain dan morfin
Rumus Bangun Nikotin
PENGHANTARAN NIKOTIN KE
DALAM TUBUH
• Nikotin dihantarkan ke dalam darah dan jaringan
tubuh melalui paru-paru dan atau dinding mulut
dan tenggorokan, atau darah
• Macam-macam penghantaran nikotin:
-Penghantaran Nikotin Melalui Asap
-Penghantaran Nikotin Melalui Tembakau Tanpa
Asap
-Cara Penghantaran Nikotin Non-Tembakau
Penghantaran Nikotin Melalui
Asap
• Ketika rokok dibakar, nikotin tersebar ke udara
dalam bentuk butiran-butiran kecil tar bersama
komponen-komponen asap tembakau lainnya
• Setelah dihisap, nikotin memadat dengan cepat
di alveoli->vena pulmonalis->ventrikel kiri-
>arteri-arteri seluruh tubuh->otak dll
Penghantaran Nikotin Melalui
Asap
DISTRIBUSI, METABOLISME, DAN
ELIMINASI NIKOTIN
• Distribusi Nikotin
• Nikotin dengan cepat didistribusikan ke seluruh
tubuh dan sampai ke sistem saraf pusat (SSP) dalam
10 – 20 detik setelah dihisap
• Di otak, perokok akan mengalami respons
farmakologis yang sangat kuat, berupa: rasa nikmat,
relaksasi, berkurangnya stress, meningkatnya
kewaspadaan, meningkatnya konsentrasi, dan
perubahan mood
DISTRIBUSI, METABOLISME, DAN
ELIMINASI NIKOTIN
• Merokok sepanjang hari akan meningkatkan kadar nikotin
darah. Hal ini untuk mempertahankan kadar nikotin (self-
titration)
• Kadar nikotin dalam darah perokok menurun di malam hari
• Penurunan ini cukup signifikan untuk membuat perokok lebih
sensitif terhadap efek nikotin di pagi hari
• Peningkatan sensitivitas nikotin di pagi hari ini ditandai oleh
keinginan yang kuat untuk segera merokok setelah bangun
tidur
• Rokok pertama setelah bangun tidur ini mempunyai efek yang
paling kuat dan paling memuaskan
DISTRIBUSI, METABOLISME, DAN
ELIMINASI NIKOTIN
• Metabolisme Nikotin
• 80 – 90 % dosis nikotin dimetabolisme di hati,
ginjal, dan paru-paru.
• Nikotin kemudian diubah menjadi beberapa
metabolit yaitu kotinin (metabolit utama), ion
iminium nikotin, nicotyrine dan nornikotin
• Semua metabolit ini mempunyai aktivitas biologis
lebih lemah dan kurang poten dibanding nikotin
DISTRIBUSI, METABOLISME, DAN
ELIMINASI NIKOTIN
• Eliminasi Nikotin
• 10 – 20 % diekskresi oleh ginjal dalam bentuk
utuh melalui urine.
• Sama seperti nikotin, kotinin juga dieliminasi dari
tubuh oleh ginjal
• Waktu paruh nikotin sekitar 2 – 3 jam
• Waktu paruh kotinin sekitar 20 jam
MEKANISME KERJA NIKOTIN

• Efek nikotin pada tubuh terjadi melalui ikatan


dengan nicotinic acetylcholine receptors
(reseptor) di otak
• Di sistem saraf pusat, sebagian besar dari
reseptor terdiri dari subtipe α4 β2 , α3 β4, dan α7
• Dari subtipe-subtipe yang dominan ini, reseptor
α4 β2 jumlahnya paling banyak di otak dan
berperan penting dalam menyebabkan adiksi
nikotin
• Konsentrasi nikotin yang cukup besar akan
dikirimkan ke susunan saraf pusat dalam
hitungan detik setelah isapan pertama dan
menempati reseptor α4 β2 sehingga
melepaskan dopamin yang bekerja pada
reward system.
Adiksi Nikotin
• Ikatan nikotin pada reseptor akan
menyebabkan perubahan pada reseptor
nikotinik asetilkolin (nAChRs). Reseptor ini
terdapat pada semua area otak manusia dan
bila reseptor ini distimulasi maka akan
melepaskan dopamine, norepinefrin,
glutamate, vasopressin, serotonin, endorphin
dan neurotransmitter lainnya.
• Reseptor yang paling banyak adalah α4 β2
yang banyak terdapat di mesolimbic
dopamine system dan locus ceruleus. α4
berperan penting pada rasa nikmat (pleasure)
dan reward, sedangkan β2 berperan untuk
fungsi kognitif.
Nucleus
accumbens

α4 β2
Mesolimbic VTA
system
Jalur Pemicu Reward
• Efek kerja nikotin hanya sebentar dan ringan dan
terjadi proses desensitisasi. Bila reseptor itu kembali
aktif  merokok lagi.

Stahl S.M., Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Applications.


REAKSI AWAL TUBUH TERHADAP
PAPARAN NIKOTIN
• Setelah masuk ke dalam tubuh, nikotin akan
terakumulasi di otak
• Jika ini merupakan pemakaian nikotin untuk pertama
kalinya, reseptor belum dapat menangani nikotin
dengan efektif dibanjiri oleh nikotin
• Sebagai respons terhadap nikotin yang masuk ini,
sel-sel tubuh akan berusaha mempertahankan diri
dengan cara membuat lebih banyak reseptor untuk
mengikat nikotin yang banyak tersebut
• Saat terjadi pemaparan berulang pada
reseptor ini, maka akan menimbulkan
mekanisme upregulasi reseptor α4 β2
sehingga terjadi peningkatan kebutuhan
nikotin yang menyebabkan ketergantungan
atau adiksi nikotin.
Upregulation reseptor Sebagai Respons Terhadap
Paparan Nikotin
Efek dari Paparan Nikotin Berulang
• Otak akan menyesuaikan diri (adaptasi) dengan
paparan nikotin yang berulang-ulang dengan
membentuk lebih banyak reseptor
• Akhirnya jumlah reseptor mencapai tingkat yang
dapat menangani dosis nikotin secara efektif
sehingga pengguna tidak lagi merasakan efek nikotin
(toleransi)
• Untuk mengatasi toleransi ini, biasanya pengguna
akan meningkatkan jumlah / frekuensi pemakaian
nikotin.
Nicotine Withdrawal
• Akhirnya toleransi nikotin akan menyebabkan
ketergantungan fisik atau adiksi
• Kalau tidak, mereka akan mengalami gejala
withdrawal nikotin, seperti: gangguan mood,
sulit konsentrasi, iritabel, anxietas, dll
EFEK METABOLIK DAN EFEK
ENDOKRIN DARI NIKOTIN
Efek Konsekuensi
Nikotin juga mempunyai beberapa efek metabolik
Meningkatkan kecepatan metabolisme
dan endokrin
Menurunnya selera makan dan berat badan

Meningkatkan lipolisis Meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan


mengurangi kadar HDL (kolesterol baik)
Meningkatkan kondisi hiperkoagulabel Meningkatkan aktivasi platelet yang
berhubungan dengan disfungsi endothel,
meningkatkan faktor VII dan fibrinogen plasma,
yang terkait dengan peningkatkan risiko
penyakit arteri koroner

Menurunkan produksi insulin Kadar gula darah di atas normal

Meningkatkan produksi hormon (mis. Mengubah mood, berperan osteoporosis dan


Kortisol) menyebabkan toleransi terhadap nikotin
Melepaskan endorphin Mengurangi rasa nyeri, meningkatkan risiko
arthritis inflamasi
Menekan estrogen Meningkatkan risiko osteoporosis
Dampak Penggunaan Nikotin dan Merokok Terhadap
Faktor-faktor Risiko Penyakit

Faktor Resiko Dampak dari Nikotin / Merokok

Kolesterol tinggi Meningkatkan kadar kolesterol yang sudah


tinggi, lebih meningkatkan resiko penyakit
Tekanan darah Lebih meningkatkan risiko serangan jantung dan
tinggi stroke akibat tekanan darah tinggi
Penggunaan Meningkatkan konsumsi alkohol
alkohol
Diabetes melitus Meningkatkan kadar gula darah secara kronik
Siklus Adiksi Nikotin

Perokok regular memicu


peningkatan jumlah reseptor α4β2
sebanyak 300%

36
Berhenti merokok
• Butuh keinginan kuat dalam berhenti karena
berhenti merokok merupakan suatu
proses/tahapan sehingga memerlukan waktu
• Butuh dukungan dari orang lain  membantu
dan memotivasi
• Farmakoterapi dan non farmakoterapi 
pilihan
• Walaupun 70% perokok mengatakan
mereka ingin berhenti merokok hanya 7,9
% yang dapat melakukan tanpa bantuan
• Terapi dari dokter  meningkatkan
menjadi 10,2%
• Kombinasi farmakologi dan psikoterapi dan
dukungan sosial  meningkatkan menjadi
35 %
Intervensi Farmakologi
• Bupropion : antagonis reseptor asetilkolin
nikotin di ganglia autonom dan otot serta
menghambat reuptake
• Mulai 1-2 minggu sebelum tanggal yang
ditetapkan
• 150 mg/hari  3hari pertama
• 150 mg/2 kali perhari  7-12 mg (6 bulan)
Nicotine Replacement Therapy
• Gum
Dikunyah 30 menit, 1 buah untuk 1-2 jam,
durasi 1-3 bulan
• Patch
Dosis 21 mg  6-8 minggu, lalu 14 mg/hari
2 minggu, lalu 7 mg/hari  2 minggu
Nicotine Replacement Therapy
• Spray
1-2 spray/jam  3 bulan (maksimal 40 spray
perhari)
Kepatuhan lebih rendah
• Inhaler
6-12 Kartridge/hari 12 minggu
Vareniclin
• parsial agonis yang bertalian dengan reseptor
alpha4beta2 nikotinik asetilkolin.
• memiliki keefektifan sebesar 80 %
• mengurangi gejala withdrawal pada nikotin,
sekaligus membuktikan bahwa varenicline
membuat kegiatan merokok menjadi tidak
menyenangkan  membantu mencegah
kekambuhan pasien
Dosis dan durasi
• 0.5 mg/hari pada 3 hari pertama kemudian 2 x
0.5 mg untuk hari ke 4 -7 dan selanjutnya 2 x
1 mg
• Durasi hingga 12 minggu, dapat diperpanjang
hingga 24 minggu untuk prevensi relaps
• Tidak ada kontraindikasi mutlak
• ES : Nausea, vomiting, constipation,
flatulence, bad taste in the mouth, abnormal
dreams, sleep disturbance
Perubahan selama berhenti merokok

• Perokok ketergantungan akan mengalami masa tak


nyaman ketika ia menghentikan rokok 
withdrawal/putus zat.
• Hal ini terjadi karena reseptor nikotin di otak tidak
mendapatkan nikotin lagi  mekanisme reward
berkurang  timbul gejala-gejala
• Selain itu terjadi up-regulasi (reseptor bertambah
banyak) dari reseptor nikotin  gejala-gejala
timbul
Withdrawal
• Gejala mulai terjadi beberapa jam setelah
menghentikan rokok atau mengurangi dosisnya
• Meningkat dalam 3-4 hari kemudian menurun
setelah 1-3 minggu.
• Gejala berupa perubahan pada nafsu makan dan
sulit konsentrasi biasanya paling lama berakhir.
• Individu yang menggunakan rokok lebih banyak
akan mengalami gejala yang lebih hebat.
• Wanita lebih sulit berhenti merokok
dibandingkan dengan pria, hal ini dikaitkan
dengan semakin bertambahnya berat badan saat
penghentian rokok.
Gejala-gejala putus rokok seperti :
• Ketagihan tembakau (craving)
• Mudah tersinggung, sensitif, dan marah
• Cemas gelisah
• Gangguan konsentrasi
• Tidak tenang, nyeri kepala
• Ngantuk, sulit tidur
• Gangguan pencernaan
• Nafsu makan yang kompulsif
• Berkeringat, debar jantung dan tekanan darah
menurun
Upaya untuk mengurangi withdrawal
• Minum air putih /cairan sedikitnya 8 gelas sehari
(untuk membersihkan tubuh dari nikotin)
• Lakukan aktivitas untuk membantu mengalihkan
pikiran-pikiran negatif yang timbul
• Tingkatkan kembali motivasi untuk berhenti
• Lakukan hal-hal yang menyenangkan 
meningkatkan endorfin
• Cari dukungan
• Pemberian obat
VAPE ? SHISA?
• Electronic Cigarettes
• Electronic cigarettes/e-cigarettes/electronic nicotine
delivery devices : memanaskan cairan nikotin dan
menghasilkan uap (vapor )  diisap tanpa
membakar tembakau dan komponen toksik lainnya
• Terdiri dari cartridge yang berisi cairan (propylene
glycol, kadang vegetable glycerin, nicotine, and
flavorings), a heating element, a battery, and a
microchip
• Temuan terbaru : kandungan formalin dan
asetaldehida dalam uap lebih berbahaya
dibanding rokok biasa Efek karsinogen dalam
uap
• Bisa mencapai 10 kali tingkat karsinogen
dibandingkan satu batang rokok biasa
• WHO melarang penjualan rokok elektrik
terutama pada anak-anak, remaja, wanita
produkstif dan ibu hamil
Tembakau Gorilla
- Kanabis/ganja sintetis (synthetic cannabinoids),
mempunyai efek sedasi tinggi dan penenang
- AB-Fubinaca
- Bukan dari bahan natural/tembakau tetapi
bahan kimiawi
- Mirip dengan THC (tetrahydrocannabinol)/
kanabis, bekerja pada tempat yang sama
dengan kanabis di otak
Bentuk fisik
• Awalnya untuk terapi nyeri, kemudian
berkembang menjadi bahan yang dicampur
dengan tembakau pada rokok
• Bentuknya padat atau minyak
• Bentuk rokok/tembakau dijual dalam sachet
alumunium foil mengandung 3 gram tumbuhan
yang bercampur dengan kandungan kanabis
tersebut (kanabis sintetik disemprotkan ke
campuran herbal tersebut)
• Nama dagang yang ada : spice gold, yucatan
fire, genie, gors/gori, dll
Gejala :
• Pemakai akan merasa seperti ditiban gorila
• Seperti tidak bisa bergerak dan perasaan
gembira/senang berlebihan (euforia)
• Rasa paranoid/curiga berlebihan
• halusinasi
• Efek lain yang muncul bisa mempengaruhi
sistem kardiovaskular dan gangguan
psikologis, serta efek karsinogenik
• Study thn 2011 : sintetik kanabis ini dapat
menyebabkan kejang dan takikardia, perilaku
bunuh diri, halusinasi dll
• Gejala putus zat sama seperti kanabis seperti
sedih, bad mood, selera makan menurun,
halusinasi
• Pemeriksaan : sulit terdeteksi di urin pada
pemeriksaan biasa, metode pemeriksaan dengan
GCMS (gas cromatography-mass spectrometry
• Pemeriksaan darah untuk mengetahui jenis zat
sudah mulai dikembangkan di beberapa
laboratorium
Non Farmakologi
• Konseling
• Motivational Enhancement Therapy
• Terapi kognitif dan perilaku
• Relapse prevention training
• Cue-exposure Therapy
• Supportive Expressive psychotherapy
• Hipnoterapi
Terapi kognitif dan perilaku
• Disebut juga CBT
• Dilakukan seminggu sekali selama 12-20 sesi
• Merubah cara pandang pasien terhadap rokok
dan modifikasi perilaku
• Dapat dalam bentuk terapi kelompok maupun
perorangan
Terapi Perilaku
• Skill training and relapse prevention. Identifikasi
situasi yang berisiko tinggi dan rencanakan serta
latih koping perilaku dan kognitif untuk situasi
tersebut
• Stimulus control. Hilangkan semua stimulus untuk
merokok dari lingkungan
• Rapid smoking. Memberikan rasa tidak
menyenangkan saat merokok
Relapse prevention training
• Tujuan : mengedukasi seseorang yang berusaha
untuk mengubah perilakunya, mampu
mengantisipasi dan mengatasi problema relaps
• Pasien dibimbing mengenali situasi berisiko tinggi
yang berpotensi menyebabkan relaps
• Berupa status emosional yang negatif, konfliks
interpersonal, tekanan sosial
• Strategi RPT : skill training, cognitive reframing dan
lifestyle intervention
Cue-Exposure Therapy
• Pasien dipaparkan sejumlah alat-alat atau
situasi yang mendatangkan timbulnya craving
• Dalam beberapa sesi kemudian diobservasi
penurunan craving tersebut
Supportive Expressive Psychotherapy
• Beraliran psikoanalitik
• Pasien diminta mengekspresikan perasaan dan
pikirannya, kemudian terapis merefleksikan terhadap
pasien
• Terapis memberikan dukungan
• Tidak boleh memberikan nasihat
• Waktu 1-2 kali seminggu durasi bisa tak terbatas
Hipnoterapi
• Hipnosis : pasien menerima sugesti tanpa
memeriksa/menyaring sugesti tersebut (Temes,1999).

• dapat membentuk perubahan perilaku, perubahan


mental dan fisik menjadi lebih baik, menurunkan
berat badan, berhenti merokok, menghilangkan nyeri,
meredakan kecemasan
• Angka keberhasilan 10-20% dalam kurun waktu 6
bulan
• risiko efek samping yang rendah
Mekanisme kerja Hipnoterapi
• Masih belum terlalu jelas
• Menstimuli otak untuk melepaskan
neurotransmiter endorfin dan ensefalin 
meningkatkan mood yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam penerimaan
sakit
Peran Hipnoterapi dalam Smoking Cessation

• salah satu pilihan terapi  bukan coba-coba


• Peran hipnoterapi dalam :
– Mengurangi anxietas dan melemahkan keinginan merokok
– Meningkatkan relaksasi
– Membantu untuk fokus berhenti merokok
– Menangani kondisi emosi negatif pasien
– Mendekatkan perhatian pada target terapi dan motivasi
Terapi kelompok
• Dilakukan bersama-sama dengan dengan pasien lain
• Membahas topik-topik yang telah ditentukan seperti
bagaimana berhenti, tip dan trik mengatai relaps dll
• Tujuannya : membantu pasien untuk mencapai
target terapi, saling membantu antar pasien dab
mengurangi stigma
• Membantu mengedukasi dan mencapai perubahan
perilaku yang diharapkan
• Sesi 1-2 minggu sekali selama 60-90 menit
Terapi Keluarga
• Keluarga mempunyai peran penting dalam
proses perkembangan perubahan perilaku
pasien
• Proses terapi dapat berjalan baik dengan
dukungan keluarga
• Keluarga dapat menjadi pencetus timbulnya
kekambuhan
• Tujuan : membantu keluarga mengenali
perilaku merokok dan mengatasinya
• Membantu keluarga untuk memotivasi dan
berikan dukungan dalam proses berhenti
merokok
• Sesi pertama bersama dengan pasien dan
sisanya tergantung kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai