Anda di halaman 1dari 64

Perjuangan

mempertahankan dan
menegakkan
Kemerdekaan
Indonesia tahun 1945-
1949
Mengapa periode 1945 – 1949
disebut sebagai masa
mempertahankan dan menegakkan
kemerdekaan?
Kemerdekaan Indonesia perlu
mendapatkan pengakuan dunia
internasional, terutama pengakuan dari
Sekutu sebagai pemenang Perang.

Usaha Belanda (yang dibantu Sekutu)


untuk menanamkan kembali
kekuasaannya di Indonesia.
Bentuk-bentuk Perjuangan
• Perjuangan secara • Perjuangan
Fisik : Diplomasi :
yaitu perjuangan dalam yaitu perjuangan dalam
bentuk perlawanan bentuk perundingan-
bersenjata baik dalam perundingan dengan
menghadapi Jepang, pihak Belanda sebagai
Sekutu (Inggris/AFNEI) upaya untuk
maupun NICA (Belanda) mendapatkan
pengakuan
Beberapa Contoh Perjuangan Fisik

• Pertempuran 5 Hari di Semarang


• Palagan Ambarawa
• Bandung Lautan Api
• Pertempuran Surabaya
• Serangan Umum 1 Maret 1949
• Medan Area
• Peristiwa Merah Putih
Perjuangan Diplomasi

• Perundingan Jakarta
• Pertemuan Hoge Valuwe
• Perundingan Linggarjati
• Perundingan Renville
• Perundingan Roem-Royen
• Konfrensi Inter Indonesia
• Konfrensi Meja Bundar
Latar Belakang Munculnya Perjuangan
Mempertahankan dan Menegakkan Kemerdekaan
Indonesia 1945 - 1949

• Kedatangan Tentara Sekutu

• Upaya Belanda berkuasa lagi d Indonesia

• Keinginan keras bangsa Indonesia


mempertahankan kemerdekaannya
Orang-orang Belanda Yang Ditawan oleh Jepang
Saat di bebaskan oleh Sekutu
Reaksi Rakyat Terhadap
Kedatangan Sekutu
 Kedatangan Sekutu awalnya disambut baik,
bahkan TKR ikut membantu proses
pemulangan tawanan perang baik dari pihak
Jepang maupun Belanda, namun setelah
diketahui bahwa pasukan Sekutu membawa
pula pasukan NICA maka ketegangan-
ketegangan antara pasukan kita dengan
Sekutu/NICA tidak dapat dihindari.
Aksi Corat-coret Anti Sekutu/NICA
Aksi Corat-coret Anti Sekutu/NICA
Berikut ini adalah beberapa
contoh perlawanan rakyat
terhadap Sekutu dan NICA
Peristiwa Bandung
LauTan Api
Awalnya tanggal 12 Oktober 1945, Sekutu meminta izin pada pemerintah RI untuk
memasuki Bandung dengan tujuan untuk mengurus para tawanan Jepang. Lalu
pada tanggal 23 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar
mengosongkan Bandung Utara dari pemuda bersenjata, tetapi ultimatum itu tidak
dihiraukan oleh pemuda Bandung. Terjadi pertempuran besar yang dimulai
tanggal 1 Des 1945, Tentara Sekutu terdesak dan meminta bantuan Pemerintah RI
di Jakarta untuk menghentikan pertempuran, dengan alasan upaya mereka unuk
melucuti tentara Jepang terganggu. Pemerintah RI menyetujui permintaan Sekutu
dan meminta agar pasukan kita mengosongkan kota Bandung
Lalu pada tanggal 24 Maret 1946, para pejuang Bandug meningalkan kota, tetapi
sebelum itu, mereka membumihanguskan kota Bandung beserta semua barang,
bangunan, gedung, yang dapat dimanfaatkan oleh musuh.
Dan dari sejak itu, sejak tanggal 24 Maret kita mengenal hari Bandung Lautan
Api, dengan tokoh utama perjuangan ini adalah Mohammad Toha dan Mohamad
Ramdhan karena mereka dengan berani mengorbankan nyawa demi membela
bangsa dan negara.
Bangunan Yang Di Bumihanguskan
Rakyat Bandung
Pasukan Dari Divisi Siliwangi
Senjata Seadanya, Tetapi Semangat
Berkobar untuk Kemerdekaan !!!
Pasukan NICA
Pasukan NICA
Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober, tentara Ingris mendarat di Medan, dpimpin oleh


T.E.D. Kelly. Awalnya untuk membebaskan tawanan Belanda yang ditahan
oleh Jepang. Banyak eks Tahanan yang kemudian dipersenjatai kembali
oleh Sekutu/NICA

Tanggal 13 Oktober, terjadi insiden dalam sebuah hotel di Jalan Bali,


Medan. Tentara Belanda menginjak-injak bendera Merah Putih yang
membuat para pemuda Indonesia menjadi sangat marah. Hotel tersebut
dikepung oleh para pemuda dan terjadilah pertempuran yang sengit.
Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat menyerahkan senjatanya pada
Sekutu, namun tidak pernah dihiraukan oleh rakyat.
Pada tanggal 1 Desember, Inggris (Sekutu) memasang papan yang
bertuliskan “ Fixed Boundaries Medan Area” artinya, Ingris menetapkan
secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka di Medan dan sekitarnya.
Sekutu pada tanggal 10 Desember 1945, melakukan serangan besar-besaran
thd kota Medan, hingga jatuh ke tangan Sekutu/NICA
Pasukan Sekutu kerepotan
menghadapi serangan rakyat
Persenjataan Sekutu yang lebih modern, tidak
menggentarkan rakyat !!!
Sekutu di Surabaya
 Kedatangan Sekutu (AFNEI) di Surabaya
yang diboncengi NICA menyebabkan
kecurigaan rakyat Indonesia.
 Puncaknya adalah berkibarnya bendera
Belanda di Hotel Yamato yang menjadi
markas pasukan NICA
 Kemarahan rakyat ditandai dengan
disobeknya bendera Belanda tersebut
Ini adalah gambar dimana seorang pemuda kita
dengan berani merobek bendera Belanda di atas
Hotel Yamato, Surabaya.
Pertempuran 10 november 1945 di
Surabaya
Awal pertempuran adalah ketika pada tanggal
30 Oktober 1945 terjadi pertempuran di
Gedung Bank Internatio, Surabaya yang
menewaskan Brigjen AWS Mallaby. Oleh
karena itu, pada tanggal 9 November, Jendral
Manserg (Inggris) memberi ultimatum kepada
kita yang berisi “ Semua pemimpin, dan
para pemuda Indonesia harus menyerahkan
senjatanya dan menyerahkan diri dengan
mengangkat tangan selambat-lambatnya pukul
06.00 tanggal 10 November. Jika tidak Ingris
akan menyerang dari darat, laut, dan udara”.

Ultimatum tsb tidak digubris oleh rakyat


Maka pada tanggal 10 November 1945, meletuslah
sebuah pertempuran sengit. Tentara Sekutu
mengarahkan lebih dari 10.000 orang pasukan. Para
pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo
berjuang habis-habisan dengan semangat “ Maju
terus pantang mundur, Lebih baik mati daripada
dijajah !!!”

Hampir tiga minggu lamanya, Surabaya digempur


oleh Ingris, namun karena pihak Ingris memakai
senjata modern, maka kita terdesak dan pasukan
kita menyebar ke Mojokerto, Gresik dan Pasuruhan.

Untuk memperingati banyaknya korban yang gugur


dalam pertempuran ini, maka setiap tanggal 10
November diperingati sebagai hari Pahlawan.
BUNG TOMO (SUTOMO) TOKOH PENDIRI BARISAN
RAKYAT INDONESIA YANG MENGGELORAKAN
SEMANGAT PERJUANGAN UNTUK MENENTANG
ULTIMATUM SEKUTU DI SURABAYA
Rakyat yang tertawan Sekutu,
Perjuanganmu tidak sia-sia Bung !!
Surabaya, 10 November 1945
Pertempuran Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah Brigadir Jenderal
Bethell mendarat di Semarang,kedatangannya mengurus tawanan dan tentara
Jepang yang berada di Jawa Tengah. Awalnya kedatangannya diterima dengan
tangan terbuka dari rakyat Indonesia, namun mereka kemudian membebaskan
secara sepihak para tawanan Belanda. Akibatnya terjadilah pertempuran antara
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Sekutu ( NICA). Pertempuran
berlangsung dari tanggal 20 november-15 Desember 1945. Pada tanggal 26
November 1945, pimpinan pasukan TKR, yang berasal dari Purwokerto, Kolonel
Isdiman gugur, oleh karena itu pasukan dipimpin oleh Panglima Divisi di
Purwoketo, Kolonel Soedirman. Yang berhasil memukul mundur pasukan
Sekutu, pada tanggal 15 Desember 1945.

Maka, untuk memperingati hari ini setiap tanggal 15 Desember diperingati


sebagai Hari Infantri dan di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang diberi
nama monumen Ambarawa.
Beberapa pejuang kita gugur demi
KEMERDEKAAN bangsa dan negaranya !!!
Peristiwa Merah putih di
Manado
Pada bulan Desember 1945,pasukan Sekutu menyerahkan
kedudukan kota Manado kepada NICA, setelah itu pasukan
NICA, segera melakukan penangkapan kepada para tokoh RI.
Para tokoh RI yang sebagian merupakan bekas dari anggota
KNIL, yang masuh mendukung RI mendirikan sebuah pasukan
bernama Pasukan Pemuda Indonesia (PPI).
Pada tanggal 14 Februrari 1946, PPI menyerbu NICA di
markasnya di Tangsi Putih, Teling.para pejuang merobek warna
biru pada bendera Belanda, dan para pejuang berhasil
menguasai markas NICA di Tomohon dan Tondano. Segera
dibentuk pemerintahan sipil di Manado, B.W. Lapian terpilih
sebagai Residen.
Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi
 Tanggal 1 Oktober 1946, Letjend Sir
Philliph Christison pimpinan AFNEI/Sekutu
yang kewalahan menghadapi pasukan
(rakyat) Indonesia, sehingga ia akhirnya
harus mengakui secara de facto Republik
Indonesia dan memprakarsai agar diadakan
perundingan damai antara Indonesia –
Inggris (sbg penengah) – Belanda.
Pertemuan Jakarta 7 Oktober 1946

Pertemuan awal yang diprakarsai Inggris


supaya RI dan Belanda mau berunding,
PM.Sutan Syahrir mewakili R.I, sedangkan
delegasi Belanda diwakili oleh Dr. H.J.Van
Mook. Penengah dan pemimpin
perundingan dari pihak Inggris, yaitu Sir
Archibald Clark.
Perundingan dengan Belanda
Perundingan Linggarjati

perundingan Linggarjati, dilaksanakan pada tanggal 10-15


November, 1946.perundingan Linggarjati merupakan tindak
lanjut dari perundingan tanggal 7 Oktober, antara
Indonesia dan Belanda. Dalam perundingan Linggarjati,
delegasi Indonesia, dipimpin oleh PM.Sutan Syahrir,
sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Prof.
S.Schermerhorn dan Dr. H.J.Van Mook. Penengah dan
pemimpin perundingan dari pihak Inggris, yaitu Lord
Killearn.
Hasil perundingan diumumkan pada tanggal 15 november
1946, dan telah tersusun sebagai naskah persetujuan yang
terdiri atas 17 pasal, antara lain berisi sebagai berikut:
Hasil Perundingan Linggarjati
1. Belanda mengakui secara de facto Republik
Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa,
MAdura, dan Sumatera.Untuk keperluan itu, Belanda
harus meninggalkan daerah de facto, paling lambat
tanggal 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama
membentuk negara Indonesia Serikat dengan salah
satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu
menjadi Uni Indonesia- Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai kepala Uni.

Naskah perundingan Linggarjati disahkan tanggal 25


Maret 1947.
PM.Sutan Syahrir, Ketua delegasi Indonesia dalam
perundingan Linggarjati.
Soekarno,Schermerhorn,Lord Killearn,Hatta dan Van
Mook disela-sela perundingan Linggarjati
Villa dikaki gunung Ceremai, Desa Linggarjati, Cirebon
tempat perundingan berlangsung.
Delegasi R.I, Inggris dan Belanda berkesempatan foto
bersama disela-sela perundingan Linggarjati
Reaksi terhadap perundingan
Linggarjati
 Pro Kontra mewarnai hasil Perundingan
Linggarjati
 Sutan Sjahrir dianggap gagal, karena
wilayah R.I. menjadi lebih kecil/sempit.
Karenanya kabinetnya dibubarkan dan
diganti oleh kabinet Amir Syarifuddin
AGRESI MILITER BELANDA I
 Sesudah perjanjian Linggarjati ditandatangani,
hubungan Indonesia-Belanda justru makin
memburuk, hal ini terjadi karena :
1. Belanda ingin membentuk pemerintahan federal
sementara di seluruh wilayah ex Hindia Belanda,
sebelum RIS terbentuk, ini menandakan bahwa RI
dianggap tidak ada.
2. Belanda ingin membentuk Gendarmeri
(pasukan keamanan) bersama yang juga akan
masuk kewilayah RI.
3. Urusan luar negeri RI diatur oleh Belanda
AGRESI MILITER BELANDA I
 RI menolak rencana Belanda tersebut !
 Sebagai akibatnya Belanda melakukan
tindakan militer kepada Indonesia yang
dikenal dengan sebutan “Politionale Actie”
atau kita menyebutnya Agresi Militer
Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
 Wilayah RI seperti di Jawa Barat, Sumatera
Timur, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan
Madura jatuh ke tangan Belanda.
Reaksi dan Simpati Masyarakat
Dunia akibat Agresi Belanda I
 Dipelopori India dan Australia, mereka
mendesak DK PBB agar memerintahkan
terjadinya gencatan senjata pada tanggal 1
Agustus 1947, efektif dilaksanakan baru
pada tanggal 4 Agustus 1947.
 PBB membentuk KTN / Committee of Good
Offices for Indonesia (Goodwill Commission)
yang akan menengahi persoalan RI-
Belanda dalam perundingan lanjutan.
PERJANJIAN RENVILLE
Perjanjian Renville adalah perjanjian
antara Indonesia dan Belanda yang
ditandatangani pada tanggal 17 Februari 1947 di
atas geladak kapal perang Amerika Serikat
sebagai tempat netral, USS Renville, yang
berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember
1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara
(KTN), Committee of Good Offices for
Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat
(Dr. Frank Graham), Australia (Richard Kirby),
dan Belgia (Paul van Zeeland).
Kapal USS Renville
Suasana Perundingan Renville
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir
Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin
oleh Kolonel (KNIL) R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo

Belanda bersikukuh dengan sikap mereka, yaitu tidak


bersedia mundur ke batas demarkasi sebelum agresi militer,
dan tetap mempertahankan batas demarkasi baru yang
dinamakan "Garis van Mook" sebagai hasil agresi militer
mereka. Garis van Mook itu untuk Belanda merupakan
Dream Line (garis impian) karena dengan demikian Belanda
memperoleh penambahan wilayah yang sangat besar, baik di
Sumatera mau pun di Jawa, terutama daerah-daerah yang
kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh
Belanda, seperti minyak dan hasil pertambangan lain.
HASIL PERJANJIAN RENVILLE
 Setelah melalui perdebatan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17
Januari 1948 maka diperoleh persetujuan :
 Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia
sampai kedaulatannya diserahkan kepada Republik
Indonesia Serikat yang akan dibentuk
 Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang
sejajar dengan Belanda dalam Uni Indonesia Belanda
 Republik Indonesia bagian dari RIS
 Sebelum RIS dibentuk Belanda menyerahkan
kekuasannya kepada pemerintahan Federal
 Indonesia harus menarik pasukannya dari daerah
kantong, daerah yang direbut Belanda melalui agresinya

(Setelah itu Belanda memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia


dengan cara mendirikan negara boneka yang tergabung dalam BFO/
Bijeenkomst voor Federal Overslag)
Wilayah RI Setelah Agresi I dan hasil
dari Perundingan Renville
AGRESI MILITER BELANDA II
Untuk melaksanakan hasil Perjanjian Renville ini, Tentara RI
harus mengosongkan daerah gerilya dan pindah ke garis belakang "
Garis van Mook", yaitu garis yang menghubungkan satu daerah
terdepan yang dikuasai Belanda dengan daerah terdepan lainnya.
Akibatnya Tentara RI harus pindah ke Jawa Tengah dan berpusat di
Yogyakarta. Dari seluruh daerah pasukan RI harus pindah menuju
ke Yogyakarta. Dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera.

Pada tanggal 19 Desember 1948, wilayah RI-Jawa-Yogya


digempur oleh pasukan pimpinan Jendral Beel, dan TNI tidak
mampu melawan pasukan Beel, akhirnya Yogyakarta dan daerah
sekitarnya jatuh, Soekarno dan Mohammad Hatta ditawan dan
diasingkan ke Bangka.Inilah awal dari agresi ke II
Ketika pasukan Beel menyerang Yogyakarta,
memang itu satu pelanggaran terhadap Perjanjian
Renville. Tetapi, pelanggaran dengan cara melakukan
penyerangan ini, tidak berarti Perjanjian Renville itu
sendiri menjadi batal. Karena pihak Belanda sendiri tidak
menyatakan bahwa Perjanjian Renville batal, melainkan
melakukan pelanggaran Perjanjian Renville dengan cara
melakukan serangan ke Yogyakarta, wilayah kekuasaan
RI-Jawa-Yogya.
Perjanjian Renville tetap diakui dan sah, maka tidak
ada perobahan batas teritorial RI. Teritorial RI tetap di
Yogyakarta dan sekitarnya, atau di belakang "Garis van
Mook", yaitu garis yang menghubungkan satu daerah
terdepan yang dikuasai Belanda dengan daerah
terdepan lainnya.
AGRESI MILITER BELANDA II
 Melihat situasi Republik Indonesia yang kacau akibat meletusnya
pemberontakan PKI di Madiun, Belanda memutuskan persetujuan
gencatan senjata secara sepihak.lalu Belanda menyerang
lapangan udara Maguwo, Jogjakarta dan berhasil mengambil alih.
 Tentara Belanda dapat memasuki Istana Kepresidenan dan
menahan 50 orang.Presiden Soekarno, Haji Agus Salim dan Sutan
Syahrir diasingkan ke Brastagi
 Perang Gerilya dimulai tanggal 25 Desember 1948 dipimpin oleh
Jenderal Soedirman. Sebagai jawaban bahwa TNI tetap exist,
tanggal 1 Maret 1949 TNI melakukan serangan Umum di
Jogjakarta. Dalam serangan tsb, TNI berhasil menduduki
Jogjakarta selama 6 Jam !!
 Agresi Militer Belanda II menimbulakan reaksi dari negara –
negara luar,maka terselenggaralah Konferesi Asia di New
Delhi.Kemudian PBB mengeluarkan resolusi agar Republik
Indonesia dan Belanda menghentikan permusuhannya.
Pasukan Jendral Beel memasuki
Yogjakarta 19 Des 1948
Soekarno ditawan !! Dan dibuang ke
Bangka, Sumatera.
Pasukan kita mencoba bertahan
TNI Menghadang dan hancurkan !!
Reaksi akibat Agresi II
 Dunia mengutuk keras Agresi Belanda !!
 PBB mengeluarkan resolusi yag intinya minta
supaya Belanda mengembalikan Jogyakarta
kepada pemerintah RI
 PBB membentuk UNCI (United Nations
Commision for Indonesia) sebagai pengganti KTN,
untuk membawa RI-Belanda pada perundingan
selanjutnya (KMB) dipimpin oleh Merle Cohran
 Paling lambat Kedaulatan RI diserahkan paling
lambat 1 Januari 1950.
Soedirman memimpin Perang
Gerilya
Perundingan Roem-Royen

Persetujuan Roem-Royen diawali dengan perundingan RI-Belanda


pada tanggal 17 April 1949 atas inisiatif Komisi PBB untuk
Indonesia (UNCI). Perundingan diadakan di Hotel Des Indes
Jakarta dipimpin oleh Merle Cochran. Delegasi Indonesia diketuai
oleh Mr. Moh. Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo sebagai wakil
ketua. Anggota-anggotanya, yaitu dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof.
Dr. Mr. Supomo, Mr. Latuharhary, dan disertai oleh lima orang
penasihat. Adapun Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Royen
dengan anggota-anggota: Mr. N.S. Blom, Mr. A. Jacob, Dr. J.J. van
der Velde, dan empat orang penasihat. Delegasi RI dalam
pidatonya menuntut agar perundingan ini lebih dahulu menyetujui
pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta setelah itu baru akan
dibahas mengenai soal-soal lainnya.
Penandatanganan persetujuan

Dilakukan tanggal 7 Mei 1949. Isinya :


Pemerintah Indonesia akan dikembalikan
ke Yogyakarta.
Pembebasan seluruh tawanan para
pemimpin RI
Indonesia dan Belanda akan secepatnya
mengadakan perundingan Konferensi Meja
Bundar (KMB), yang rencananya akan
dilaksanakan di Den Haag, Belanda.
KONFRENSI INTER
INDONESIA
 Adalah konfrensi persiapan dari pihak RIS (BFO dgn RI)
dalam rangka menghadapi KMB.
 Dilaksanakan 2 kali, di Jogyakarta 19-22 Juli 1949,
dengan hasil sbb :
1. Disetujui nama RIS
2. RIS akan dipimpin seorang Presiden yang dibantu oleh
menteri-menteri
3. RIS akan menerima kedaulatan baik dari RI mapun
Belanda
4. Angkatan Perang disebut APRIS (TNI dan ex-KNIL)
5. Pertahanan Negara dibawah RIS, negara bagian tidak
boleh memiliki angkatan perang sendiri
KONFRENSI INTER
INDONESIA
 KII ke 2 di Jakarta, 30 Juli 1949 dengan hasil :
1. Bendera RIS adalah Merah Putih
2. Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya
3. Bahasa Resmi RIS adalah bahasa Indonesia
4. Presiden RIS dipilih oleh wakil-wakil dari BFO
dan RI
5. Dibentuk Panitia Persiapan Nasional untuk
menghadapi KMB
PERJANJIAN KMB
(Konfrensi Meja Bundar)
 KMB diadakan di Deen Haag 23 Agustus sampai dengan 2
November 1949.
 KMB adalah konferensi antara Belanda-Indonesia- BFO, yang
menghasilkan keputusan sebagai berikut
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan
Belanda akan meyerahkan kedaulatan kepada RIS selambat-
lambatnya 1 Januari 1950.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia-
Belanda dibawah ratu Belanda.
3. Irian Barat akan diserahakan setahun setelah penerimaan
kedaulatan oleh Belanda.
Pengakuan kedaulatan dilakukan tanggal 27 Des 1949 sebagai
hasil dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan !!!
thank U 4 your attention,
God Bless You All !!

Anda mungkin juga menyukai