Anda di halaman 1dari 20

Kewa Hak

jiban wajib
pajak pajak
Pendaftaran wajib Tata cara
pajak untuk penyampaian
mendapatkan NPWP spt

Syarat
Tata cara
pembukuan dan
pelaporan SPT atau pencatatan

Memberikan
keterangan
ketika diperiksa
 wajib pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
berupa :
1. fc ktp
2. fc paspor, kitas, kitap
 wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, berupa:
1. fc ktp bagi wni, fc kitas atau kitap bagi wna dan fc dokumen izin kegiatan usaha
yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
2. surat pernyataan diatas materai dari wajib pajak orang pribadi yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha,.
 wajib pajak orang pribadi dalam wanita kawin yang memilih melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan nya secara terpisah :
1. fc kartu NPWP suami
2. fc KK
3. fc surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta atau surat pernyataan
menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari
hak dan kewajiban perpajakan suami.
• wajib pajak badan :
1. fc akta pendirian atau dokumen pendirian
2. Fc kartu NPWP salah satu pengurus atau paspor
3. fc dokumen izin usaha atau kegiatan yang diterbitkan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang.
wajib pajak badan dibagi 2, yaitu :
4. Wajib pajak non provit (sebagai pembayar dan pemotong pajak)
 fc KTP salah satu pengurus organisasi dan surat keterengan domisili dari Rt atau Rw.
2. Wajib pajak yang hanya berfungsi sebagai pemotong/pemungut pajak ( bentuk kerja
sama)
 fc perjajnian kerja sama atau akta pendirian atau join operation
 fc kartu NPWP masing-masing anggota join operation yang diwajibkan memiliki NPWP
 fc kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus join operation atau fc paspor dan surat
keterangan tempat tinggal
 fc dokumen izin usaha atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
 wajib pajak bendahara :
1. fc surat penunjukan sebagai bendahara
2. fc KTP
Tata cara pendaftaran untuk mendapakan NPWP
1. secara aplikasi
 membuka situs aplikasi e-registration pada tautan help e-registration
 mengirimkan dokumen yang disyaratkan diatas ke KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal / tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha wajib pajak.
 KPP menerbitkan bukti penerimaan surat secara elektronik
 Diterbitkan nya kartu NPWP

2.Secara langsung
 mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran
 Permohonan tersebut disampaikan ke KPP atau KP2KP
 Penyampaiann permohonan secara tertulis dilkukan secara langsung, melalui pos atau
erusahaan jasa ekspedisi
 KPP / KP2KP akan menerbitkan bukti penerimaan surat. Selanjutnya diterbitkannyaa
kartu NPWP dan SKT (surat keterangan terdaftar)
 NPWP dan SKT akan dikirimkan melalui pos tercatat
Tata cara penyampaian SPT :
 manual , dapat dilakukan di
1. tempat pelayanan terpadu
2. pojok pajak, mobil pajak, atau tempat khusus penerimaan SPT tahunan.
3. melakukan pengisian data penghasilan
4. mengambil nomor antre pembayaran
5. menyerahkan berkas untuk diproses
6. mendapatkan bukti penyerahan SPT

 online, dapat dilakukan dengan :


1. Kunjungi situs ditjen pajak dengan alamat www.pajak.go.id, pilih kolom layanan e-filing.
2. isi formulir SPT
3. mengisi kode verifikasi dan klik link yang diterima di nomor telepon/ email
4. mendapatkan bukti penerimaan laporan SPT online yang dikirimkan ke email.               
                           
Tata cara pelaporan SPT :
o secara manual
1. Wajib pajak cukup mendatangi KPP terdekat, lalu mengambil nomor antrean
2. memiliki bukti potong dari perusahaan dan mengetahui nomor EFIN (Electronic
Filing Identification Number).
3. Petugas pajak mulai memasukkan data pajak Anda sesuai yang ada di bukti potong
dan menanyakan pertanyaan lainnya, apakah Anda memiliki penghasilan lainnya atau
tidak, sesuai dengan pertanyaan yang ada di e-filing.
4. pemberitahuan yang dikirimkan melalui email yang menyatakan bahwa anda sudah
berhasil melaporkan SPT
o Secara online
1. WP melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk
keperluan administrasi perpajakannya.
2. masukkan data data perpajakan yang dilaporkan seperti Data Identitas WP
Pemotong/Pemungut dan Identitas WP yang dipotong/dipungut seperti NPWP, Nama,
Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota, Format Nomor Bukti
Potong/Pungut, Nomor awal Bukti Potong/ Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang
digunakan. -Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh. -Faktur Pajak. -Data perpajakan yang
terkandung dalam SPT. -Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: Masa Pajak, Tahun
Pajak, tanggal setor, NTPP, kode MAP/KJS, danjumlah pembayaran pajak.
3. melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki Wajib Pajak kedalam aplikasi
eSPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi eSPT.
o secara online

4.  mencetak Bukti Potong/Pungut dengan menggunakan aplikasi e-SPT


5. mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan/atau SPT
Tahunan PPh menggunakan aplikasi eSPT.
6. menandatangani  SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan
aplikasi e-SPT.
7. Wajib Pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan membawa formulir
Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan eSPT yang telah
ditandatangani dengan membawa Berita Acara Serah Terima Informasi SPT yang
dikirim secara elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
1. diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya;
2. diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan;
3. diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas;
4. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan; dan
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya
pajak yang terutang.
1. pencatatan harus menggambarkan antara lain:
 peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima
dan/atau diperoleh;
 penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya
bersifat final
2. bagi wajib pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha,
pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau
tempat usaha yang bersangkutan; dan
3. selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan, wajib pajak orang pribadi harus
menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.
Kewenangan Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan pemeriksaan pajak telah diatur
dalam Pasal 29 UU KUP
Dalam Pasal 29 ayat (3) UU KUP diatur lebih lanjut kewajiban yang harus dipenuhi oleh
wajib pajak yang sedang diperiksa, yaitu:

memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi


dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;dan/atau
memberikan keterangan lain yang diperlukan.
Dalam  Peraturan Menteri Keuangan ini diatur bahwa permintaan keterangan dan/atau bukti
ini harus sekurang-kurangnya memuat tiga hal, yaitu:

Identitas wajib pajak;


Keterangan dan/atau bukti yang diminta;
Maksud dilakukannya permintaan keterangan dan/atau bukti.
1. Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)
 yang telah disampaikan
dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan
pemeriksaan (pasal 8 (1) UU KUP).
2. Dalam hal pembetulan  Surat  Pemberitahuan  menyatakan  rugi  atau  lebih  bayar, 
pembetulan  Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun
sebelum daluwarsa penetapan (pasal 8 (1a) UU KUP).
3. Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi
 berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar,
dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan (pasal 8 (2) UU KUP).
4. Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang
kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan (pasal 8 (2a) UU
KUP).
.
Berikut ini tata cara mengajukan surat keberatan, antara lain:
1. Surat keberatan yang diajukan oleh pemohon harus dibuat dengan bahasa Indonesia.
2. Mencantumkan jumlah pajak yang telah dipotong atau terutang atau jumlah kerugian
berdasarkan perhitungan wajib pajak dengan menyertakan alasan-alasan yang jelas.
3. Setiap satu keberatan adalah untuk satu tahun atau masa dan satu jenis pajak.
syarat untuk Anda yang ingin mengajukan surat banding pajak.
1. Setiap satu keputusan pajak, mengajukan satu surat banding
2. Surat pengajuan banding secara tertulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Masa
berlaku pengajuan banding paling lama adalah tiga bulan dari diterimanya keputusan
keberatan. Namun, bisa jadi berubah jika terdapat aturan lain dalam peraturan undang-
undang perpajakan.
3. Pengajuan banding harus disertai dengan lampiran surat keputusan keberatan.
4. Syarat mengajukan banding adalah telah membayar jumlah pajak terutang sebesar 50%.
5. Melampirkan SSP (Surat Setoran Pajak) atau Pbk (Pemindah Bukuan) Jika hendak
mengajukan banding, pastikan Anda telah melengkapi persyaratan seperti data-data atau
bukti pendukung lainnya seperti SKP, surat pengajuan keberatan, laporan keuangan,
SPT, dan sebagainya. Anda akan diberi pemberitahuan jadwal sidang banding pajak
maksimal 14 hari sebelum dilaksanakan sidang.
Berdasarkan Surat Edaran SE - 04/PJ.7/1998 syarat permohonan perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT
Tahunan Pajak Panghasilan adalah sebagai berikut :
•Permohonan diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan
berakhir dan menjelaskan  alasan-alasannya tertundanya penyampaian SPT Tahunan.
•Meyampaikan perhitungan sementara pajak terhutang yang dilengkapi dengan laporan
keuangan sementara tahun pajak yang bersangkutan.
•Melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah divalidasi bank persepsi atau kantor kantor
pos sebagai bukti setor pajak yang terhutang berdasarkan perhitungan sementara
•Pelaporan menggunakan formulir 1770 Y untuk SPT Tahunan Orang Pribadi, formulir 1771 Y
untuk SPT Tahunan Badan / Perusahaan dan formulir 1721 Y untuk SPT Tahunan PPh Pasal 21
DJP harus memberikan keputusan persetujuan atau penolakan permohonan perpanjangan
penyampaian
SPT Tahunan selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
Jika dalam jangka waktu 7 hari tersebut DJP tidak memberikan keputusan maka permohonan
dianggap disetujui.
Adapun hapusnya utang pajak disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Pembayaran
   Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan dihapus karena pembayaran pajak yang
dilakukan ke kas Negara.
 
2. Kompensasi
    Keputusan yang ditujukan kepada kompensasi utang pajak dengan tagihan seseorang di
luar pajak tidak diperkenankan. Oleh karena itu, kompensasi terjadi apabila wajib pajak
mempunyai tagihan berupa kelebihan pembayaran pajak.
 
3. Daluwarsa
  Daluwarsa diartikan sebagai daluwarsa penagihan. Hak untuk melakukan penagihan pajak,
daluwarsa telah lampau waktu sepuluh tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan. Hal ini
untuk memberikan kepastian hukum kapan utang pajak tidak dapat ditagih lagi. Namun
daluwarsa penagihan pajak tertangguhkan, antara lain dapat terjadi apabila diterbitkan Surat
Teguran dan Surat Paksa.
 
4. Pembebasan
   Utang pajak tidak berakhir dalam arti yang semestinya, tetapi karena ditiadakan.
Pembebasam umumnya tidak diberikan terhadap pokok pajaknya, tetapi terhadap sanksi
administrasi.
 
5. Penghapusan
   Penghapusan utang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi diberikannya
4. Pembebasan
   Utang pajak tidak berakhir dalam arti yang semestinya, tetapi karena ditiadakan.
Pembebasam umumnya tidak diberikan terhadap pokok pajaknya, tetapi terhadap sanksi
administrasi.
 
5. Penghapusan
   Penghapusan utang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi diberikannya
karena keadaan wajib pajak, misalnya: keadaan keuangan wajib pajak.

Anda mungkin juga menyukai