Anda di halaman 1dari 41

Tools untuk Evaluasi Kinerja Proses

Perancangan Pabrik Kimia

Muhammad Rivaldo Hanitama


• Beberapa hal penting, tool grafikal dan
komputasional, digunakan untuk menganalisis
operasi-operasi pabrik dan perubahan-
perubahan dalam desain proses yang
berkembang akan ditunjukkan dalam bab ini.
Beberapa tool ini adalah kunci dalam/ untuk
mengaktualisasikan kinerja sistem. Tool yang
ada ini telah digunakan secara luas pada bab-
bab yang akan datang.
Kunci hubungan (key relationships)
• Titik masuk pertama berkaitan dengan penurunan
tekanan akibat adanya kerugian gesekan pada pipa.
Hubungan kunci-nya adalah proporsionalitas antara
penurunan tekanan dan kuadrat dari kecepatan, dan
proporsionalitas antara penurunan tekanan dan
panjang ekivalen dari pipa.
• Demikian pula, kecenderungan dari koefisien
perpindahan panas dan konstanta laju. Mungkin
intuitif, tapi persamaan yang menggambarkan situasi
fisik sebenarnya menunjukkan bahwa bergantung
secara kuantitatif.
• Untuk reaktor dan
separator, hanya tren
intuitif yang bisa
ditunjukkan karena
tepat, Ketergantungan
kuantitatif adalah
situasi yang spesifik
atau tidak mudah
diukur dengan bentuk
persamaan tertutup.
Berpikir dengan persamaan
Keadaan dimana dimungkinkan untuk mengukur kinerja
peralatan tanpa menggunakan perhitungan rinci yang
ekstensif. Pada keadaan begini melibatkan penggunaan
persamaan untuk memahami tren.
• Langkah pertama, mengidentifikasi persamaan yang
diperlukan mengukur situasi tertentu. Wales dan Stager
telah menyebutnya sebagai ‘berpikir dengan persamaan’ ini
dan dengan digunakannya akronim GENI untuk
menggambarkan strategi pemecahan masalah yang terkait.
• Langkah kedua, yang melibatkan prediksi tren dari
sebuah persamaan. Metode ini dijelaskan dan kemudian
diilustrasikan dalam sebuah contoh.
GENI
• Goal (sasaran). Mengidentifikasi tujuan. Ini biasanya karena
ketidak-tahuan terhadap mana yang perlu untuk dihitung.Mau
menghitung apa?

• Equation (persamaan). Mengidentifikasi persamaan yang terkait


dengan nilai atau sifat yang tidak diketahui.

• Need (kebutuhan). Mengidentifikasi hubungan tambahan lagi,


yang diperlukan, untuk menyelesaikan persamaan padanomor-2.

• Information(informasi). Menuliskan informasi tambahan yang


tersedia untuk menentukan apakah yang dibutuhkan pada nomor-
3 sudah diketahui. Jika informasi yang benar tidak diketahui,
kebutuhan menjadi goal baru dan prosesnya berulang.
Memprediksi tren
Metode berikut dapat digunakan untuk
memprediksi tren dari persamaan yang telah
diketahui,yang berlaku pada situasi fisik tertentu.
Dalam metode ini, ada empat modifier
(pengubah) yang memungkinkan padaterms
(ruas-ruas) persamaan.

1. ¢: nilai tetap konstan;


2. ↑: nilai meningkat;
3. ↓: nilai menurun;
4.?: Perubahan nilai tidak diketahui
• Tiap variabel dalam ungkapan memiliki salah
satu pengenal ini yang tertambahkan. Jika x
adalah sebuah konstanta, maka x→x(¢). Simbol
dalam tanda kurung mengidentifikasi efek yang
ada pada variabel, yaitu mengurangi harga term
penyebut sehingga meningkatkan fraksi term
total. Penerapan teknis yang dijelaskan pada
Bagian 3.2.1 dan 3.2.2 diilustrasikan pada
Contoh 3.1.
Contoh 3.1
Untuk reaksi bimolekuler, elementer, fase gas,
ekspresi laju diketahui, –rA= kCACB

• Berapakah efek pada laju reaksi kenaikan


tekanan reaksi sebesar 10% sementara menjaga
suhu konstan?
• Berapakah besar efek terhadap laju reaksi oleh
kenaikan suhu reaksi sebesar 10% pada saat
mempertahankan tekanan konstan?
• Sasarannya adalah untuk mengetahui pengaruh
kenaikan tekanan terhadap laju reaksi. Persamaan
yang berisi nilai yang tidak diketahui, yaitu laju
reaksi, rA diberikan. Kita membutuhkansebuah
hubungan antara tekanan dan paling sedikit satu
variabel dalam persamaan. Diinformasikan dari
hukum gas ideal, yang memberitahu bahwa
Ci=Pi/RT, dimana: i adalah A atau B. Sekarang kita
memiliki hubungan penting, pemahaman intuitif
dapat diperoleh dengan memprediksi tren-tren.
• Mula-mula mari periksa ungkapan dari hubungannya dengan gas ideal. Jika
tekanan meningkat dengan suhu tetap konstan, maka hubungan gas ideal itu,
bisa ditulis seperti berikut.

• Oleh karena itu, konsentrasi meningkat karena tekanan meningkat saat


suhu(T) dan konstanta gas (R) tetap.Secara intuitif, jika tekanan meningkat
sebesar 10%, konsentrasinya harus meningkat sebesar 10%. Beralih ke
ungkapan laju, karena konstanta laju tidak terpengaruh oleh tekanan,
akibatnya tren diprediksi oleh:

• yang berarti laju reaksi meningkat. Secara intuitif, karena setiap konsentrasi
meningkat 10%, maka laju reaksi berubah karena faktor (1,1) 2 = 1,21, artinya
meningkat 21%.
• Ci(↓)=yi(¢)P(¢)/R(¢)T(↑)=P(¢)/R(¢)T(↑). Dari
ungkapan laju, karena konstanta laju adalah
fungsi dari suhu, rA(?)=k(↑)CA(↓)CB(↓). Karena
konsentrasi menurun dan konstanta laju naik,
maka tidak dapat ditentukan, a priori, apakah
laju meningkat atau menurun. Jika energi
aktivasi (Ea) dalam konstanta laju(k)diketahui,
evaluasi secara kuantitatif tentu dapat dilakukan
Rasio base-case
• Alat penghitungan yang disajikan di sini, merupakan gabungan penggunaan
hubungan fundamental yang terkait dengan data operasi pabrik untuk
membentuk sebuah kerangka dasar dalam upaya memprediksi akan adanya
perubahan perilaku dari sistem.

• Dalam hal perubahan desain, kita akan mengidentifikasi sesuatu desain yang
terbukti dalam praktik memposisikan sebagai base case. Dalam pengoperasian
kebanyakan pabrik, dataaktual yang tersedia dan dipilih merupakan sebagai base
case.

• Dengan mengasumsi bahwa tidak ada instrumen yang malfungsi dan data
operasi adalah benar, maka data ini merupakan titik operasireal (yang
sebenarnya) pada saat data itu diambil.

• Sebagai konsekuensinya, data terkini dari operasi pabrik harus digunakan dalam
menyiapkan suatu base case. ‘Menetapkan prediksi-prediksi perubahan
proses hendaklah melalui data operasi yang diketahui/ atau
diperoleh, bukan melalui/ pada data desain’.
• Rasio base-case, mengintegrasikan informasi
‘ketersediaan terbaik’ dalamkaitan pengoperasian
pabrikterhadap/ dengan hubungan desain untuk
memprediksi perubahan dari suatu proses.

• Rasio base-case, misalX, didefinisikan sebagai


rasio dari karakteristik sistem kasus barux2(new
case), terhadap karakteristik sistem kasus
basisx1(base-case).
Nilai yang teridentifikasi dalam rasio dibagi menjadi tiga kelompok
besar

• Rasio yang terkait dengan ukuran dari peralatan (L, panjang


ekuivalen, diameter, D, luas permukaan, A). Dengan asumsi bahwa
peralatan tidak dimodifikasi, nilai-nilai ini konstan, rasionya adalah
satu kesatuan, dan istilah ini membatalkan.
• Rasio yang terkait dengan sifat fisik (seperti kepadatan, ρ; viskositas,
μ). Nilai ini dapat berupa komposisi material, suhu, dan tekanan.
Nilai absolut tidak dibutuhkan, hanya hubungan fungsional.
• Rasio yang terkait dengan properti dari alur proses (stream), yang
biasanya melibatkan: kecepatan, laju alir, konsentrasi, suhu, dan
tekanan.

“Dengan menggunakan rasio base-case, menghilangkan kebutuhan untuk


mengetahui karakteristik peralatan dan mereduksi jumlah data fisik
properti yang diperlukan dalam memprediksi perubahan yang ada pada
sistem operasi”
Contoh 3.2
• Suatu keadaan diperlukan untuk meningkatkan
produksi pada pabrik kimia yang ada sebesar 25%.
Tugas Anda adalah menentukan apakah pompa yang
tersedia memiliki kapasitas yang memadai untuk
menangani kenaikan kapasitas produksi tersebut.
Fungsi dari pompa adalah memberikan tekanan yang
cukup untuk mengatasi angkakerugian karena gesekan
antara pompa dan reaktor. Hubungan berupa
keterkaitan antara hilang tekan karena gesekan
dijelaskanseperti tersajikan pada Tabel 3.1. Hubungan
tersebut, sekarang, ditulis sebagai rasio dua kasus
base sebagaimana dapat dilihat berikut.
dimana persamaan kedua diperoleh
dengan mengganti µi  dalam
pembilang dan penyebut
menggunakan neraca massa dari
Karena pipa belum berubah, rasio
diameter (D2/D1) dan panjang (Leq2/ Leq1)
merupakan satu kesatuan. Karena pompa membatalkan rasio densitas dengan
hanya digunakan untuk cairan, dan alasan yang sama seperti di atas, dan
cairannya praktis tidak dapat dikompres membatalkan rasionya dari luas
(inkompressibel), rasio densitas-densitas penampang (A) karena pipa tetap
adalah satu kesatuan. tidak berubah. Oleh karena itu,
Oleh karena itu faktor gesekan adalah dengan menugaskan base case aliran
konstan, dan rasio dari faktor-faktor massa (ḿ) memiliki nilai 1, untuk
gesekan merupakansatu kesatuan. Rasio di scale up 25%, new case memiliki
atas akan tereduksi menjadi: aliran massa (ḿ) 1,25, dan rasio hilang
tekan (ΔP) menjadi:
Dengan demikian, pompa harus bisa mengantarkan
cukup head untuk mengatasi penurunan tekanan friksi
56% tambahan sambil memompa bahan 25% lebih
banyak.
Penting untuk dicermati bahwa Contoh 3.2 diselesaikan
tanpa mengetahui rincian sistem di mana seperti diameter
pipa, panjang, jumlah katup dan alat kelengkapan lainnya
dalam keadaan semua tidak diketahui. Cairan yang
dipompa, baik suhu maupun densitasnya semua tidak
diketahui. Namun penggunaan rasio base case bersama
dengan asumsi yang sederhana memungkinkan sebuah
solusi diperoleh. Hal ini menggambarkan suatu kekuatan
dan kesederhanaandari rasiobase case.
Analisis Sistem Menggunakan Resistensi
Pengendali
• Merancang hubungan untuk banyak operasi seperti aliran fluida,
perpindahan panas, perpindahan massa, dan reaktor kimia semua
melibatkan persamaan laju bentuk umum.

Untuk resistensi secara seri,

Untuk situasi tertentu, satu resistensi dimana R1 mewakili "resistensi


mendominasi semua resistensi lainnya. pengendali". Resistensi lainnya
Misalnya, jika resistansi R mendominasi, memiliki dampak kecil
maka dan terhadap laju. Hanya faktor-
faktor yang mempengaruhi R1
yang memiliki dampak
signifikan terhadap laju.
Sebagai contoh, koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk layanan
bersih (nonfouling) U, dapat dinyatakan sebagai:

dimana Do dan Di adalah radius tabung (tube) luar dan dalam, masing-masing, k
adalah konduktivitas termal dari material tabung, dan ho dan h adalah koefisien
perpindahan panas luar dan dalam. Kita akan mengasumsikan bahwa persamaan
3.6 dapat disederhanakan dengan mengasumsikan Do≈Di, dan bahwa hambatan
konduksi diabaikan, sehingga:

Misalkan kita ingin menggunakan rasio base case dari koefisien perpindahan
panas keseluruhan yang baru, Uo2, ke koefisien perpindahan panas
keseluruhan yang asli, Uo1. Untuk situasi ketika tidak ada perubahan fasa pada
kedua sisi tabung dan selang penukar panas, dari persamaan 3.7, rasio ini akan
terjadi:
dimana koefisien perpindahan panas individu telah dinyatakan seperti ditunjukkan
pada Tabel 2.1, dan faktor proporsionalitas α dan β mengandung lead konstan dan
semua sifat yang terkandung dalam kelompok berdimensi selain koefisien
perpindahan panas dan kecepatan. Dari persamaan 3.8, tidak mungkin, seperti pada
Contoh 3.2, untuk menentukan secara kuantitatif bagaimana koefisien perpindahan
panas keseluruhan berubah dengan perubahan kecepatan (yaitu, laju alir massa)
tanpa mengetahui harga untuk semua sifat fisik.
Namun, jika bisa diasumsikan bahwa satu resistan dominan, masalahnya akan
menjadi sangat sederhana. Sebagai contoh, mari asumsikan bahwa cairan
(perpindahan panas) di dalam shell yang memanaskan gas di dalam tabung.
Kemungkinan resistensi dalam tabung akan mendominasi, mengingat koefisien
perpindahan panasfilm gas adalah rendah. Oleh karena itu, rasio base case akan
berkurang.
• dan akan memungkinkan memprediksi koefisien
perpindahan panas baru tanpa memiliki harga sifat
fisik. Pengurangan rasio koefisien perpindahan panas
dengan menggunakan hambatan pembatas yang
dijelaskan di atas sangat kuat namun harus digunakan
dengan hati-hati.

• Dalam situasi lain, rasio base case dapat ditentukan


dari persamaan 3.8 hanya jika besaran relatif untuk
masing-masing resistan diketahui untuk base case,
seperti yang diilustrasikan pada Contoh 3.4. Penting
juga untuk dipahami bahwa persamaan 3.9 tidak
mewakili semua rasio kasus-kasus yang mungkin
timbul dalam perpindahan panas.
Contoh 3.3
• Diharapkan dapat menurunkan kapasitas proses sebesar 25%. Dalam
penukar panas tertentu, gas proses dalam tabung dipanaskan dengan
mengembunkan uap di dalam cangkang (shell). Berapa besar koefisien
perpindahan panas keseluruhan untuk perubahan penukar panas setelah
terjadi penurunan kapasitas?

• Dengan menggunakan subskrip-2 untuk operasi baru yang berskala kecil dan
subskrip-1 untuk kondisi awal, penurunan skala aliran arus massa dari aliran
proses sebesar 25% berarti ui2= 0,75ui1. Untuk gas proses yang dipanaskan
dengan uap kondensasi, dapat dipastikan bahwa koefisien perpindahan
panas untuk uap kondensasi setidaknya 100 kali lebih besar dari gas proses.

• Meskipun persamaan 3.9 dapat diterapkan, hal ini tidak berasal dari
persamaan 3.8 karena perubahan fasa. Derivasi yang benar diberikan pada
Soal 3.5 di akhir bab ini. Hasilnya adalah Uo2/Uo1= (ui2/ui1)0,8= (0,75)0,8= 0,79,
dan koefisien perpindahan panas keseluruhan tereduksi sebesar 21%.
Contoh 3.4
• Dalam proses yang sama seperti pada Contoh
3.3, ada penukar panas antara dua aliran proses,
yang keduanya tidak melibatkan perubahan fasa.
Diketahui bahwa resistansi pada sisi shelldan
tube kira-kira sama sebelum scale down.
Dengan berapa besar koefisien perpindahan
panas keseluruhan untuk penukar panas
berubah setelah scale down sebesar 25%?
• Disini, persamaan 3.7 dibutuhkan. Karena kedua
resistansi asal sama, koefisien perpindahan panas asal
akan dinotasikan h1. Dalam tabung, hi2/h1 = (ui2/ui1)0,8
dan dalam shellhi2/h1 = (ui2/ui1)0,6 Kedua rasio
kecepatan adalah 0,75. Oleh karena itu, persamaan 3.7
mereduksi menjadi:

dan tampak bahwa koefisien perpindahan panas baru


tereduksi sebesar 18%.
Representasi grafikal
• Kadang, representasi grafis yang merupakan
penjelasan mengenai situasi fisik di alam nyata
menjadi sangat berguna dan diperlukan.
Representasi grafis menyediakan sarana untuk
memahami masalah secara intuitif lebih dari
sekedar alat komputasi.
Diagram Moody untuk faktor gesekan

• Contoh representasi grafis yang biasa digunakan dalam upaya


mengilustrasikan dan untuk tujuan komputasi adalah diagram
Moody, yang menyajikan faktor gesekan sebagai fungsi bilangan
Reynold yang diberlakukan pada berbagai faktor kekasaran muka.
Hal ini diilustrasikan pada Gambar 3.1.
• Meskipun diagram ini sering digunakan untuk
perhitungan numerik, namun juga berjasa
memberikan pemahaman intuitif tentang
kerugian gesekan. Sebagai contoh, dapat diamati
bahwa faktor gesekan meningkat saat kekasaran
pipa meningkat. Hal ini juga teramati bahwa
faktor gesekan menjadi konstan pada bilangan
Reynold yang tinggi, dan garis putus-putus
mewakili batas (boundary)antara variabel dan
konstantafaktor gesekan.
Kurva sistem akibat rugi gesekan
• Pada Tabel 3.1, persamaan diberikan untuk memperlihatkan
kerugian akibat gesekan pada pipa. Persamaan ini berasal dari
neraca energi mekanik pada densitas konstan.

• Pada persamaan diatas, Δ berarti beda (selisih)‘out-in’, dan disipasi


(menghilangnya) energi spesifik karena drag (seret)F, adalah
bilangan positif. Untuk konstantadiameter sepanjang pipa tanpa
pompa pada elevasi yang konstan, Δz=0, tidak ada kerja, suku(ruas)
energi kinetik adalah nol, dan dengan menggunakan ungkapan
kerugian friksional (gesek), hasilnya adalah:
Jika diasumsi bahwa aliran turbulen sepenuhnya
berkembang maka faktor gesekan, f adalah
konstan. Untuk perubahan proses yang
melibatkan cairan yang sama, densitas tetap
konstan, dan jika pipa tidak berubah, panjang dan
diameter ekuivalennya tidak berubah. Oleh karena
itu, persamaan 3.11 menjelaskan bagaimana
penurunan tekanan di sepanjang perubahan pipa
terhadap laju alir atau kecepatan. Ini dapat diplot
sebagai ΔP versus kecepatan, dan hasilnya adalah
bentuk parabolik yang melewati titik original
(asal).
Contoh 3.5
Kembangkan kurva sistem untuk aliran air sebesar 10 kg/detik
melalui sebuah pipa baja komersial mendatar 2” Schedule 40
dengan panjang 100 m. Viskositas air adalah 1000 kg/m 3, dan
viskositas air adalah 1 mPa.detik (0,001 kg/m.detik). Diameter
bagian dalam pipa adalah 0,0525 m. Bilangan Reynold ditentukan
2,42×105. Faktor kekasaran sebesar 0,001, f=0,005. Persamaan
3.11 mereduksi menjadi:

ΔP = -19u2

dengan, ΔP satuannya kPa dan u satuannya m/detik. Persamaan


ini adalah parabolik, dan diplot pada Gambar E3.5. Oleh karena
itu, baik dari persamaan atau grafik, hilang tekan (pressure drop)
dapat diketahui untuk/ atau pada berbagai kecepatan (velocity).
Gambar E3.5 Kurva sistem untuk Contoh 3.5 dan 3.6
Contoh 3.6
Contoh 3.6
Dengan mengulangi Contoh 3.5 untuk pipa dengan elevasi serba
berubah, ketinggian vertikal 10 m, dengan arah aliran dari
kerendahan tertentu sampai ke puncak yang lebih tinggi. Di sini,
suku energi potensial dari neraca energi mekanik harus
disertakan. Besarnya suku ini adalah 10 m air, jadi ρgΔz= 98 kPa.
Persamaan 3.10 mereduksi menjadi:
 
ΔP = - (98 + 19u2)
 
dengan ΔP di kPa dan u dalam m/detik. Persamaan ini juga
diplotke Gambar E3.5. Nampak bahwa kurva sistem memiliki
bentuk yang sama seperti yang di Contoh 3.5. Ini berarti
komponen gesekan tidak berubah. Perbedaannya adalah bahwa
keseluruhan kurva digeser oleh beda-tekan statis konstan
Diagram T-Q untuk Heat Exchanger
Contoh diagram lain berguna yang menggambarkan perilaku suatu
peralatan adalah diagram T-Q terhadapalat penukar panas. Gambar
3.2 mengilustrasikan diagram T-Q untuk alat penukar panas yang
dioperasikan dengan arus berlawanan arah tanpa perubahan fasa yang
ditunjukkan pada gambar.
Diagram T-Q adalah representasi visual
dari persamaan neraca energi tiap aliran.
Karena, untuk aliran fase tunggal dengan
Cp konstan dan tidak ada efek tekanan
terhadap entalpi,

Aliran proses yang tidak mengalami


perubahan fasa ditunjukkan oleh garis
dengan kemiringan

Sebab, untuk komponen komponen murni


mengalami perubahan fasa:
• aliran proses yang melibatkan perubahan fase
suhu konstan (komponen murni vaporizerdan
kondensor) ditunjukkan oleh garis horizontal.

• Perbedaan suhu antara dua aliran yang


ditunjukkan pada diagram T-Q memicu gaya
penggerak suhu aktual di seluruh alat penukar.
Semakin besar bedasuhu(the temperature
separation), semakin besar gaya penggeraknya
(ΔTlm), dan semakin besar panas yang ditransfer
Diagram T-Q mengungkapkan dua kebenaran
penting mengenai perpindahan panas.
• Garis suhu tidak bisa menyeberang (menyilang).
Ini adalah situasi yang tidak mungkin. Garis suhu tidak akan pernah
silang saat diterapkan pada peralatan operasi. Jika terjadi persilangan
suhu dalam melakukan perhitungan, berarti telah terjadi kesalahan.

• Garis-garis suhu seharusnya tidak saling mendekat satu


sama lain.
Sebagai garis suhu saling berhadapan, daerah yang dibutuhkan
penukar panas mendekati tak terbatas. Titik pendekatan terdekat
disebut titik sejumput (pinch point). Ketika diterapkan
terhadapsejumlah multipel alat penukar panas, titik sejumput
merupakan kunci bagi integrasi suatu jaringan alat penukar panas,
yaitu menentukan seperti apa konfigurasi pemindahan panas yang
paling efisien antara arus panas dan arus dingin.
Contoh 3.7
Buat sketsa diagram T-Q untuk situasi berikut.

• Aliran proses fase tunggal dipanaskan dari 100°C


sampai 200°C dengan pengembunan uap jenuh
sampai cairan jenuh pada suhu 250°C dalam
penukar panas berlawanan arus.
• Aliran proses fase tunggal dipanaskan dari 120°C
sampai 220°C dengan kondensasi uap jenuh pada
250°C dan subcooling kondensat menjadi 225°C
dalam penukar panas berlawanan arus.
• Solusi untuk Bagian (a) ditunjukkan pada Gambar E3.7 (a).
Garis horizontal pada 250°C adalah untuk uap kondensasi
pada suhu konstan. Garis miring adalah untuk memanaskan
arus proses. Panah pada garis miring menunjukkan arah arus
aliran proses, karena sedang dipanaskan. Panah pada saluran
uap kondensasi berlawanan karena arus arus berlawanan.

• Solusi untuk Bagian (b) ditunjukkan pada Gambar E3.7(b).


Perbedaan dari Bagian (a) adalah zona subcooling. Penting
untuk dipahami bahwa bila ada perubahan fasa komponen
murni, harus ada bagian garis horizontal. Tidak benar
menggambar satu garis lurus antara dua suhu akhir.
Sebenarnya, karena jumlah panas yang terkait dengan
perubahan fasa relatif terhadap perubahan suhu panas,
bagian horizontal yang terkait dengan perubahan fasa akan
hampir selalu menjadi segmen yang lebih panjang.
Ringkasan
• Dalam bab ini, beberapa alat penting diperkenalkan yang
penting dalam menganalisis masalah kinerja peralatan. Rasio
base case adalah alat yang paling penting. Mereka
mengizinkan perbandingan dua kasus, biasanya tanpa
perhitungan yang rumit, dan seringkali tanpa perlu
mengetahui sifat fisik dan transportasi. Dalam keadaan
dimana hal itu berlaku, dengan menggunakan batasan
membatasi penyederhanaan rasio base case. Akhirnya,
representasi grafis dari kinerja peralatan merupakan alat yang
berguna dalam memahami situasi fisik. Semua teknik ini
memerlukan perhitungan minimal. Namun, mereka
memberikan pemahaman intuitif tentang kinerja peralatan
yang sangat jarang dicapai dari sekedar melakukan
perhitungan berulang dan kompleks.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai