• yang berarti laju reaksi meningkat. Secara intuitif, karena setiap konsentrasi
meningkat 10%, maka laju reaksi berubah karena faktor (1,1) 2 = 1,21, artinya
meningkat 21%.
• Ci(↓)=yi(¢)P(¢)/R(¢)T(↑)=P(¢)/R(¢)T(↑). Dari
ungkapan laju, karena konstanta laju adalah
fungsi dari suhu, rA(?)=k(↑)CA(↓)CB(↓). Karena
konsentrasi menurun dan konstanta laju naik,
maka tidak dapat ditentukan, a priori, apakah
laju meningkat atau menurun. Jika energi
aktivasi (Ea) dalam konstanta laju(k)diketahui,
evaluasi secara kuantitatif tentu dapat dilakukan
Rasio base-case
• Alat penghitungan yang disajikan di sini, merupakan gabungan penggunaan
hubungan fundamental yang terkait dengan data operasi pabrik untuk
membentuk sebuah kerangka dasar dalam upaya memprediksi akan adanya
perubahan perilaku dari sistem.
• Dalam hal perubahan desain, kita akan mengidentifikasi sesuatu desain yang
terbukti dalam praktik memposisikan sebagai base case. Dalam pengoperasian
kebanyakan pabrik, dataaktual yang tersedia dan dipilih merupakan sebagai base
case.
• Dengan mengasumsi bahwa tidak ada instrumen yang malfungsi dan data
operasi adalah benar, maka data ini merupakan titik operasireal (yang
sebenarnya) pada saat data itu diambil.
• Sebagai konsekuensinya, data terkini dari operasi pabrik harus digunakan dalam
menyiapkan suatu base case. ‘Menetapkan prediksi-prediksi perubahan
proses hendaklah melalui data operasi yang diketahui/ atau
diperoleh, bukan melalui/ pada data desain’.
• Rasio base-case, mengintegrasikan informasi
‘ketersediaan terbaik’ dalamkaitan pengoperasian
pabrikterhadap/ dengan hubungan desain untuk
memprediksi perubahan dari suatu proses.
dimana Do dan Di adalah radius tabung (tube) luar dan dalam, masing-masing, k
adalah konduktivitas termal dari material tabung, dan ho dan h adalah koefisien
perpindahan panas luar dan dalam. Kita akan mengasumsikan bahwa persamaan
3.6 dapat disederhanakan dengan mengasumsikan Do≈Di, dan bahwa hambatan
konduksi diabaikan, sehingga:
Misalkan kita ingin menggunakan rasio base case dari koefisien perpindahan
panas keseluruhan yang baru, Uo2, ke koefisien perpindahan panas
keseluruhan yang asli, Uo1. Untuk situasi ketika tidak ada perubahan fasa pada
kedua sisi tabung dan selang penukar panas, dari persamaan 3.7, rasio ini akan
terjadi:
dimana koefisien perpindahan panas individu telah dinyatakan seperti ditunjukkan
pada Tabel 2.1, dan faktor proporsionalitas α dan β mengandung lead konstan dan
semua sifat yang terkandung dalam kelompok berdimensi selain koefisien
perpindahan panas dan kecepatan. Dari persamaan 3.8, tidak mungkin, seperti pada
Contoh 3.2, untuk menentukan secara kuantitatif bagaimana koefisien perpindahan
panas keseluruhan berubah dengan perubahan kecepatan (yaitu, laju alir massa)
tanpa mengetahui harga untuk semua sifat fisik.
Namun, jika bisa diasumsikan bahwa satu resistan dominan, masalahnya akan
menjadi sangat sederhana. Sebagai contoh, mari asumsikan bahwa cairan
(perpindahan panas) di dalam shell yang memanaskan gas di dalam tabung.
Kemungkinan resistensi dalam tabung akan mendominasi, mengingat koefisien
perpindahan panasfilm gas adalah rendah. Oleh karena itu, rasio base case akan
berkurang.
• dan akan memungkinkan memprediksi koefisien
perpindahan panas baru tanpa memiliki harga sifat
fisik. Pengurangan rasio koefisien perpindahan panas
dengan menggunakan hambatan pembatas yang
dijelaskan di atas sangat kuat namun harus digunakan
dengan hati-hati.
• Dengan menggunakan subskrip-2 untuk operasi baru yang berskala kecil dan
subskrip-1 untuk kondisi awal, penurunan skala aliran arus massa dari aliran
proses sebesar 25% berarti ui2= 0,75ui1. Untuk gas proses yang dipanaskan
dengan uap kondensasi, dapat dipastikan bahwa koefisien perpindahan
panas untuk uap kondensasi setidaknya 100 kali lebih besar dari gas proses.
• Meskipun persamaan 3.9 dapat diterapkan, hal ini tidak berasal dari
persamaan 3.8 karena perubahan fasa. Derivasi yang benar diberikan pada
Soal 3.5 di akhir bab ini. Hasilnya adalah Uo2/Uo1= (ui2/ui1)0,8= (0,75)0,8= 0,79,
dan koefisien perpindahan panas keseluruhan tereduksi sebesar 21%.
Contoh 3.4
• Dalam proses yang sama seperti pada Contoh
3.3, ada penukar panas antara dua aliran proses,
yang keduanya tidak melibatkan perubahan fasa.
Diketahui bahwa resistansi pada sisi shelldan
tube kira-kira sama sebelum scale down.
Dengan berapa besar koefisien perpindahan
panas keseluruhan untuk penukar panas
berubah setelah scale down sebesar 25%?
• Disini, persamaan 3.7 dibutuhkan. Karena kedua
resistansi asal sama, koefisien perpindahan panas asal
akan dinotasikan h1. Dalam tabung, hi2/h1 = (ui2/ui1)0,8
dan dalam shellhi2/h1 = (ui2/ui1)0,6 Kedua rasio
kecepatan adalah 0,75. Oleh karena itu, persamaan 3.7
mereduksi menjadi:
ΔP = -19u2