Anda di halaman 1dari 22

ya qidu-aqadan yang berarti

PENGERTIAN
simpul,ikatan AQIDAH
dan perjanjian yang
kokoh dan kuat.Setelah terbantuk
menjadi aqidatan (aqidah) berarti
kepercayaan atau keyakinan. Kaitan
antara aqdan dan aqidatan adalah
bahwa keyakinan itu tersimpul dan
tertambat dengan kokoh dalam hati,
bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. Makna aqidah secara
etimologi ini akan lebih jelas apabila
diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak
tercampur sedikitpun dengan keragu-
raguan”.
Dan dikemukakan pula oleh Abu
BakarAl-Jazairi dalam kitab Aqidah Al-
Mukmin:
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran
yang dapat diterima secara mudah oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu (yang
beberapa hal yang penting :
Pertama,Setiap manusia memiliki
fitrah untuk mengaku kebenaran dengan
potensi yang dimilikinya. Indra dan akal
digunakan untuk mencari dan menguji
kebanaran, sedangkan wahyu menjadi
pedoman untuk menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk. Dalam
beraqidah hendaknya manusia
menempatkan fungsi masing-masing alat
tersebut pada posisi yang sebenarnya.
Sejalan dengan hal ini Allah swt.
Dan ALlah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan dia
memberimu pendengaran,penglihatan,dan hati agar
kamu bersyukur.(An.-Nahl,16:78)
Dan firmanNya:
….Sesungguhya telah datang padamu cahaya dari
Allah dan kitab yang menerangkan .Dengan kitab
itulah Allah menunjukan orang-orang yang mengikuti
keridhaan –Nya ke jalan keselamatan,dan dengan
kitab itulah Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan
Seizin-Nya,dan menunjuki mereka kejalan yang lurus .
(Al-Maidah,5:15-16)
Kedua,keyakinan itu harus bulat dan penuh,tidak
berbaur dengan kesamaran dan keraguan.Oleh
karena itu,untuk sampai pada keyakinan,manusia
harus memiiki ilmu sehingga ia dapat menerima
kebenaran dengan sepenuh hati dengan mengetahui
dalil-dalilnya.
Allah berfirman:
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu
menyakini bahwasanya alquran itulah yang hak dari
tuhanmu Lalu mereka beriman dan tunduk hati
padanya dan sesungguhNya Allah adalah pemberi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada
jalan yang lurus. (Al-Haj, 22:54).
mendatangkan ketentraman jiwa kepada
orang yang meyakininya. Untuk itu
diperlukan adanya keselarasan antara
keyakinan lahiriah dan batiniah.
Pertentangan antara kedua hal tersebut akan
melahirkan kemunafikan. Sikap munafik
ini akan mendatangkan kegelisahan. Allah
swt berfirman:
Diantara manusia ada yang mengatakan:
Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian, padahal mereka itu
sanggup membuang jauh-jauh segala hal yang
bertentangan dengan kebenaran yang di
yakininya itu.
Istilah Aqidah dalam Al-quran
Tidak ada satu ayatpundidalam Al-quran
yang literal menunjuk pada istilah aqidah.
Namun demikian kita dapat menjupai istilah
tersebut dalam akar kata yang sama (aqada),
aqadat, kata ini tercantum pada ayat :
Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta
yang ditinggalkan Ibu,bapak dan karib kerabat,
kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika
ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah
pembahasan aqidah meliputi:
•Ilahiah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan ilah ( Tuhan), seperti
wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,
Perbuatan-perbuatan ( af al ) Allah, dan lain-lain.
•Nubuwwah, yaitu pembahasan segala sesuatu
yang berhubungan dengan nabi dan rasul,
termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab
Allah,mukjizat,dan sebagainya.
•Ruhaniah, yaitu pembahasan segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik, seperti
Malaikat,jin,iblis,setan dan ruh.
•Sam iyah, yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui sam I,
Tingkat- tingkatan Aqidah

Aqidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak


selalu sama dengan oleh orang lain. Ia memiliki
tingkatan-tingkatan tertentu bergantung pada upaya
orang itu. Iman pada dasarnya berkembang, ia bisa
tumbuh subur atau sebaliknya. Iman yang tidak
terpelihara akan berkurang, mengecil atau hilng sama
sekali.
Tingkatan aqidah tersebut adalah:
a. Taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan
atas pendapat orang yang diikutinya tanpa
dipikirkan.
b. Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas
bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai
menemukan hubungan yang kuat antara obyek
keyakinan dan dalil yang diperolehnya. Hal ini,
memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-
sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional
dan lebih mendalam.
c. ‘Ainul Yakin, yaitu tingkat keyakinan yang
didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan
mendalam, sehingga mampu membuktikan
d. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di
samping didasarkan atas dalil-dalil rasional,
ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan
hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-
dalil serta mampu menemukan dan merasakan
keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.
Pada semua tingkatan aqidah di atas nampak
peranan akal begitu dominan. Hal ini tidak berarti
hanya akal satu- satunya.
Keseluruhan aqidah islam, sebagaimana juga
halnya dalam semua hukum dalam syari’ah, pada
dasarnya ditetapkan dan diatur oleh kitab Allah
dan sunnah Rasul, dimana keduanya memberikan
kedudukan yang sangat penting bagi akal fikiran
Fungsi dan Peranan
Aqidah
Aqidah tauhid sebagai
kebenaran merupakan landasan
keyakinan bagi seorang muslim.
Keyakinan yang mendasar itu
menopang seluruh perilaku,
membentuk dan memberi corak dan
warna kehidupannya dengan
hubungannya dengan makhluk lain
karena itu perilaku- perilaku yang tidak
dikehendaki Allah akan selalu
dihindarkannya. Fungsi dan peranan aqidah
dalam kehidupan manusia antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a) Menuntun dan mengemban dasar
ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir,
sejak lahir manusia telah memiliki potensi
keberagamaan (fitrah). Aqidah islam
berperan memenuhi kebutuhan fitrah
manusia tersebut, menuntun dan
mengarahkan manusia pada keyakinan yang
c) Memberikan pedoman hidup yang
pasti. Aqidah memberikan pengetahuan
asal dan tujuan hidup manusia sehingga
kehidupan manusia akan lebih jelas dan
akan lebih bermakna. Aqidah islam juga
sebagai keyakinan akan membentuk
perilaku bahkan mempengaruhi
kehidupan seorang muslim menjadi
lebih baik.
Aqidah Islam sebagai keyakinan akan
1) Menjauhkan manusia dari
pandangan yang sempit dan picik
2) Menanamkan kepercayaan
terhadap diri sendiri dan tahu
akan harga diri
3) Membentuk manusia jujur dan
adil
4) Menghilangkan sifat murung
dan putus asa
5) Membentuk pendirian yang
teguh, kesabaran, ketabahan, dan
optimisme
dikaruniai akal sebenarnya mampu
PEMBUKTIAN WUJUD ALLAH
menghayati wujud Allah, yaitu
melalui ciptaan-ciptanan-Nya,
penglaman-pengalaman bathin atau
fitrahnya, namun umumnya belum
merasa puas dan menginginkan
pembuktian secara langsung.
Walaupun untuk kepentingan
umatnya namun Nabi Musa sendiri
sebagai utusan Allah pernah juga
dalam pembuktian yang tetap masih bersifat relatif (nisbi)
dan terbatas sekali. Oleh karenanya cara pembuktian lain
yang paling akurat ialah melalui al Qur`an dan sunah Nabi
SAW, tentu saja hal ini terutama ditunjukan kepada orang-
orang yan beriman, sebab tanpa adanya keimanan hal ini juga
kurang bermanfaat. Adanya iman pada seseorang dalam
rangka menghayati wujud Allah adalah merupakan modal
utama dan paling menentukan. Cara lain agar manusia
mampu meghayati wujud Allah adalah melalui penghayatan
dan pemahaman tentang manfaat alam untuk kepentingan
manusia. Kemudian dengan memperhatikan kondisi
lingkungan alamiah planet bumi, langit serta keserasian dan
keharmonisan aneka ragam alam.
Tauhid adalah mengiktikadkan bahwah Zat
Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Itikat ini
harus di hayati, baik dalam niat,aural, maupun
maksud dan tujuan. Tauhid mencakup 7 macam
sikap:
•Tauhid Zat
Tauhid Zat artinya mengiktikatkan bahwa Zat
Allah itu Esa, tidak terbilang.Zat Allah itu hanya
dimiliki oleh Allah saja, yang selain-Nya tidak ada
yang memilikinya. Manusia yang terdiri dari atom
dan molekul diberi pengetahuan tentangan Zat
Allah sehingga Rasulallah menasehatkan:
Pikirkanlah ciptaan Allah dan jangan pikirkan
Zat Allah karna engkau
•Tauhid Sifat
Tauhid sifat adalah
mengiktikadkan bahwa tidak ada
suatu pun yang menyamai sifat
Allah, dan hanya Allah saja yang
memiliki sifat kesempurnaan.
Allah SWT telah menunyukkan
hal Ini dalam firman-Nya:
Tidak ada satupun yang seperti dia
(asy-syuraa,42:11)
•tauhid Wujud
Tauhid wujud adalah
mengiktikadkan bahwa Allah wajub
ada. Adanya Allah tidak membutuhkan
kepada yang mengadakan.firman Allah
:
Dialah yang awal dan Dia yang akhir.
(Al-Hadiid,57:3)
Bearti hany Dialah yang abadi. Yang
selain Allah yang disebut mungkin ada,
yaitu adanya mengandung sifat tidak

Anda mungkin juga menyukai