Anda di halaman 1dari 23

LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN -

PERSEDIAAN

DISUSUN OLEH :
Roza Mulyadi,SE,.Ak,.M.Akt,.CA,.CPA,.
CIBA,.CSRS,.ACPA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SERANG RAYA
Pendahuluan
Transaksi Jual Beli persediaan biasa terjadi antara
perusahaan satu dengan perusahaan lain, namun
jika terjadi transaksi antar perusahaan dalam
kelompok usaha yang dikenal dengan sebutan
entitas induk/induk perusahaan dengan entitas
anak/anak perusahaan maka transaksi tersebut
menjadi tidak biasa dipandang dari sisi substansi
ekonomis yang tunggal
TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN
Pengaruh transaksi antara perusahaan afiliasi (transaksi antar-
perusahaan) harus dieliminasi dari laporan keuangan
konsolidasi.

Transaksi antar-perusahaan mengakibatkan saldo akun


resiprokal pada buku perusahaan afiliasi.

Keuntungan dan kerugian dari transaksi antar-


perusahaan harus dieliminasi sampai direalisasi melalui
penggunaan atau melalui penjualan kepada pihak2 diluar
entitas yang dikonsolidasikan.

PSAK No. 22 : Laporan konsolidasi seharusnya tidak


memasukkan keuntungan atau kerugian dari transaksi antar-
perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi antar-
perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang
biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi
kotor (bruto).
PSAK No. 22 juga menekankan bahwa jumlah laba antar-
perusahaan yang dieliminasi tidak dipengaruhi oleh
keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya.

Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan


adalah bahwa manajemen dari perusahaan induk dapat
mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan,
termasuk otorisasi dan penetapan harga, tanpa tawar
menawar antar-perusahaan afiliasi.

Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba


rugi dan posisi keuangan entitas yang
dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika
transaksi antar-perusahaan tidak ada.

Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut


keuntungan dan kerugian dapat dikelompokkan ke dalam
persediaan, aset tetap, dan obligasi.
Pendapatan diakui (dicatat sebagai pendapatan) ketika
pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan
tersebut diperoleh.

Pendapatan/penjualan antar-perusahaan2 afiliasi


tidak dapat diakui sampai barang dagangan tersebut
dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.

Penjualan persediaan oleh suatu perusahaan kepada


suatu perusahaan afiliasi menghasilkan akun
resiprokal penjualan dan pembelian jika entitas
pembeli mempunyai sistem persediaan periodik dan
akun resiprokal penjualan dan harga pokok
penjualan jika entitas pembeli menggunakan sistem
persediaan perpetual.
Contoh Soal
Transaksi antar Induk dan Anak Terkait Persediaan
PT. ABC membentuk sebuah anak perusahaan bernama
PT. DEF pada tahun 2009 untuk menjual salah satu jenis
produk dari PT. ABC. Semua pembelian PT. DEF yang
berupa persediaan berasal dari PT. ABC dengan harga beli
20% di atas harga perolehan PT. ABC. Selama tahun 2010
PT. ABC menjual persediaan dengan harga perolehan
sebesar Rp. 60.000.000,- kepada PT. DEF dengan harga
jual sebesar Rp. 72.000.000,-. PT. DEF kemudian menjual
persediaan yang berasal dari PT. ABC kepada pihak lain
dengan harga Rp. 90.000.000,-
Kondisi I :

Semua Persediaan yang ada pada anak perusahaan yang


berasal dari induk perusahaan telah terjual semuanya,
sehingga pada akhir tahun 2009 dapat dihitung dengan
harga Rp. 90.000.000,-

Perhitungan :
Laba Perusahaan = Rp. 12.000.000,-
(72.000.000,- - 60.000.000,-)
Laba Anak Perusahaan = Rp. 18.000.000,-
(90.000.000,- - 72.000.000,-)
Laba Konsolidasian = Rp. 30.000.000,-
Ayat Jurnal
Penjualan Rp. 72.000.000,-
HPP Rp. 72.000.000,-

Mencatat Transaksi Jual Beli Induk dan anak :


No PT. ABC (Induk) No. PT. DEF (Anak)

1 Persediaan 60.000,- Tidak Dijurnal


Utang Dagang 60.000,-
(Mencatat Pembelian Persediaan
dari Pihak Lain)

2 Piutang Ke Anak 72.000,- 1 Persediaan 72.000,-


Penjualan 72.000,- Utang ke Induk 72.000,-

(Mencatat Penjualan Persediaan Mencatat Pembelian Persediaan


ke Anak) dari Induk)

HP. Penjualan 60.000,-


Persediaan 60.000,-
2 Piutang Dagang 90.000,-
Penjualan 90.000,-

(Mencatat Harga Pokok


Penjualan)
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT ABC PT DEF Penyesuaian dan Konsolidasi


Eliminasi
Penjualan 72.000 90.000 72.000 90.000

HPP 60.000 72.000 72.000 60.000

Laba Bruto 12.000 18.000 30.000

•Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih


konsolidasi karena jumlah penjualan dan harga pokok
penjualan yang sama dieliminasi, dan gabungan laba bruto
adalah sama dengan laba bruto konsolidasi.
Kondisi II :
Masih Terdapat Persediaan yang belum terjual pada akhir tahun 2009
sebesar 1/6 bagian atau Sebesar Rp. 12.000.000,-. Dengan demikian
pada akhir tahun masih terdapat persediaan yang masih tersimpan di
gudang PT. DEF sebesar Rp. 12.000.000,-. Persediaan tersebut harus
diturunkan nilainya karena dalam persediaan terdapat laba yang
belum terealisasi sebesar Rp. 2.000.000,- yaitu dari ( 12.000.000,- -
10.000.000,-). Persediaan dijual ke perusahaan lain sebesar Rp.
75.000.000,-
Dengan demikian laba konsolidasian dihitung :
Perhitungan :
Laba Induk Perusahaan = Rp. 10.000.000,-
(72.000.000,- - 60.000.000,-) x 5/6
Laba Anak Perusahaan = Rp. 15.000.000,-
(75.000.000,- - 60.000.000,-)
Laba Konsolidasian = Rp. 25.000.000,-
Dalam neraca konsolidasian nilai persediaan disajikan sebesar Rp.
10.000.000,-

Ayat Jurnal
Jurnal Eliminasi
Penjualan Rp. 72.000.000,-
HPP Rp. 72.000.000,-
Mencatat Transaksi Jual Beli Induk dan anak :
HPP Rp. 2.000.000,-
Persediaan Rp. 2.000.000,-
Mencatat eliminasi laba yang belum direalisasi dari
persediaan akhir
No PT. ABC (Induk) No. PT. DEF (Induk)

1 Persediaan 60.000,- Tidak Dijurnal


Utang Dagang 60.000,-
(Mencatat Pembelian Persediaan
dari Pihak Lain)
2 Piutang Ke Anak 72.000,- 1 Persediaan 72.000,-
Penjualan 72.000,- Utang ke Induk 72.000,-

(Mencatat Penjualan Persediaan Mencatat Pembelian Persediaan


ke Anak) dari Induk)

HP. Penjualan 60.000,-


Persediaan 60.000,-
2 Piutang Dagang 75.000,-
Penjualan 75.000,-
HP. Penjualan 60.000,-
Persediaan 60.000,-

(Mencatat Harga Pokok


Penjualan)
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT ABC PT DEF Penyesuaian dan Konsolidasi


Eliminasi
Penjualan 72.000 75.000 72.000 75.000

HPP 60.000 60.000 2.000 72.000 50.000

Laba Bruto 12.000 15.000 25.000


Neraca :
Persediaan 12.000 2.000 10.000
Kondisi III :
Terdapat Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir, selama tahun
2010 PT. ABC menjual persediaan dengan nilai perolehan Rp.80.000.000,-
kepada PT. DEF sebesar Rp. 96.000.000,- dan persediaan awal PT. DEF
Sebesar Rp. 12.000.000- telah terjual dengan harga Rp. 15.000.000,-. Jumlah
tersebut telah termasuk dalam penjualan persediaan oleh PT. DEF kepada
pihak lain sebesar Rp. 120.000.000,-. Saldo akhir persediaan yang masih di
gudang PT. DEF sebesar Rp. 24.000.000,-
Dengan demikian laba konsolidasian dihitung :

Perhitungan :
Laba Induk Perusahaan = Rp. 14.000.000,-
(96.000.000,- - 80.000.000,-) = 16.000.000,-
(12.000.000,- - 10.000.000,-) dari Persd.Awal = 2.000.000,-
(24.000.000,- - 20.000.000,-) dari Persd Akhir = (4.000.000,-)

Laba Anak Perusahaan = Rp. 36.000.000,-


(120.000.000,- - 84.000.000,-)
Laba Konsolidasian = Rp. 50.000.000,-
Jurnal Eliminasi
Penjualan Rp. 96.000.000,-
HPP Rp. 96.000.000,-
Mencatat Transaksi Jual Beli Persediaan Induk dan
anak :
Investasi Pada Anak Rp. 2.000.000,-
HP. Penjualan Rp. 2.000.000,-
(Mencatat Penyesuaian Laba realisasi dari
persediaan awal)
HPP Rp. 2.000.000,-
Persediaan Rp. 2.000.000,-
Mencatat eliminasi laba yang belum direalisasi
dari persediaan akhir
Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT ABC PT DEF Penyesuaian dan Konsolidasi


Eliminasi
Penjualan 96.000 120.000 96.000 120.000

HPP 80.000 84.000 4.000 96.000 70.000

Laba Bruto 16.000 36.000 2.000 50.000


Neraca :
Persediaan 24.000 4.000 20.000
Investasi 2.000 2.000
Pada Anak
Penjualan Induk ke Anak (Atas Ke Bawah dan
Anak ke Induk (Bawah ke Atas)
Penjualan Persediaan bisa terjadi dari Induk
perusahaan kepada anak perusahaan (atas ke bawah)
ataupun sebaliknya dari anak perusahaan kepada
induk perusahaan (bawah ke atas). Cara penjualan
persediaan atas ke bawah ataupun bawah ke atas
membawa konsekuensi dalam perhitungan
kepentingan non pengendali
PT. ABC Memiliki 80 % Saham berhak suara dari PT. DEF, berikut
adalah cara penjualannya
Keterangan Atas Ke Bawah Bawah Ke Atas

Penjualan 1.800.000,- 900.000,-

HP. Penjualan 900.000,- 540.000,-

Laba Kotor 900.000,- 360.000,-

Beban-Beban 300.000,- 210.000,-

Laba Usaha Sendiri Induk 600.000,-

Laba Bersih Anak 150.000,-


Penjualan antar induk dan anak tahun tersebut adalah Rp. 300.000.000,- dan
pada akhir tahun dalam persediaan termasuk 60.000.000,- laba yang belum
direalisasi

Jika penjualan terjadi dari atas ke bawah, laba yang belum direalisasi
sebesar Rp. 60.000.00,- terdapat dalam akun penjualan dan harga
pokok penjualan induk dan laba bersih anak perusahaan sama
dengan realisasinya. Oleh karena itu bagian kepentingan untuk non
pengendali tidak dipengaruhi oleh transaksi antar perusahaan
dengan perhitungan :
Laba Bersih anak perusahaan x 20 %
= 150.000.000,- xx 20 % = Rp. 30.000.000,-
Sedangkan jika penjualan terjadi dari bawah ke atas bagian
kepentingan untuk non pengendali :
Laba bersih perusahaan anak – Laba Belum direalisasi) x 20 %
(150.000.000,- - 60.000.000,-) x 20 % = Rp. 18.000.000,-
Sedangkan untuk perhitungan laba konsolidasian untuk penjualan
Atas ke Bawah dan Bawah ke atas adalah :
Keterangan ATAS KE BAWAH BAWAH KE ATAS

Laba Usaha sendiri Induk 600.000,- 600.000,-

Tambah :

Atas Ke Bawah :

(150.000x80%) – 60.000,- 60.000,-

Bawah Ke Atas
72.000,-
( 150.000,- - 60.000,-) x 80 %

Laba Konsolidasian 660.000,- 672.000,-


Kesimpulan
Penjualan persediaan antar kelompok usaha (induk dan
anak) dapat saja terjadi seperti penjualan sebagaimana
mestinya, Namun penjualan persediaan antara induk dan
anak harus dilihat sebagai penjualan yang secara konsolidasi
tidak terjadi mengingat bahwa penjualan dan pembelian
yang menimbulkan utang piutang serta laba atau rugi tidak
boleh diakui sehingga harus dieliminasikan.
Transaksi jual beli dengan menimbulkan laba rugi hanya
dapat diakui jika telah terjadi transaksi dengan pihak luar.
Laba Rugi yang belum direalisasi baik dari induk perusahaan
ataupun di anak perusahaan pada akhir tahun saat
penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus
dieliminasi.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai