Anda di halaman 1dari 5

Pajak apa saja yang kemungkinan di bayar oleh Apotek

Sehat sebagai perusahaan perseorangan yang tidak


mengukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak? Jelaskan!

Dan bandingkan dengan pajak yang kemungkinan


dibayarkan oleh apotek yang telah mengukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak.
Pajak Apotek Sehat sebagai perusahaan perorangan
a.Pajak Daerah : ditentukan dan dipungut oleh pemerintah daerah
a) Pajak barang inventaris
b) Pajak reklame/iklan
c) Surat keterangan ijin tempat usaha
d) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

b.Pajak Pusat : dipungut oleh pemerintah pusat


e) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) : dikenakan setiap tahun dan besarnya
tergantung dari luas tanah, luas bangunan, serta lokasi apotek yang ditempati
apotek sebagai sarana usaha.
f) Pajak Penghasilan (PPh) Final
Apotek cukup membayar PPh final sebesar 0,5% dari omset
Omset Apotek Sehat: Rp. 73.000.000,-
Maka PPh Final yang harus dibayar = 0,5% x Rp. 73.000.000,- = Rp. 365.000,-
Pajak apotek yang telah mengukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak
a.Pajak Daerah : ditentukan dan dipungut oleh pemerintah daerah
a) Pajak barang inventaris
b) Pajak reklame/iklan
c) Surat keterangan ijin tempat usaha
d) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

b. PPh 25 : Pembayaran pajak yang berupa cicilan tiap bulan sebesar 1/12 dari perhitungan pajak satu tahun
sebelumnya. Pembayaran dilakukan setiap bulan setiap bulan sebelum tanggal 15 dan pada pada akhir tahun
diperhitungkan dengan besar pajak sesungguhnya yang harus dibayar. Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan
No. 17 tahun 2000 menyatakan bahwa ketentuan yang berlaku dalam perhitungan pajak untuk pajak perseorangan:
i. Jika keuntungan suatu perusahaan < Rp. 25.000.000,-maka dikenai pajak sebesar 5%
ii. Jika keuntungan sutau perusahaan diatas 25.000.000,- sampai dengan Rp. 50.000.000,- maka dikenai pajak
sebesar 10%
iii. Jika keuntungan suatu perusahaan diatas Rp. 50.000.000,- sampai dnean Rp. 100.000.000,- maka dapat dikenai
pajak sebesar 15%
iv. Jika keuntungan suatu perusahaan diatas Rp. 100.000.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,- maka dapat
dikenai ajka sebesar 25%
v. Jika keuntungan sutau perusahaan diatas Rp. 200.000.000,- maka dapat dikenai pajak sebesar 35%
c. Pajak Pusat : dipungut oleh pemerintah pusat
a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) : dikenakan setiap tahun
dan besarnya tergantung dari luas tanah, luas bangunan,
serta lokasi apotek yang ditempati apotek sebagai sarana
usaha.
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Mekanisme pembayaran PPN adalah dengan cara
menjumlahkan seluruh faktur pajak pengeluaran yang
dimiliki dikurangi dengan faktur pajak masukan yang
dimiliki dalam suatu masa pajak
Sebag Sebag
ai ai
perusa pengus
haan aha
perseo kena

Sebagai perusahaan perseorangan Sebagai pengusaha kena pajak


ranga pajak
n

a. Pajak Daerah: Pajak


Daera
h:Paja
k
barang
invent
arisPaj
ak
a. Pajak Daerah:
Pajak
Daera
h:Paja
k
barang
invent
arisPaj
ak

a) Pajak barang inventaris a) Pajak barang inventaris


reklam reklam
e/iklan e/iklan
Surat Surat
ketera ketera
ngan ngan
ijin ijin
tempat tempat
usahaS usahaS
urat urat
Ijin Ijin
Usaha Usaha
Perdag Perdag
angan angan
(SIUP) (SIUP)

b) Pajak reklame/iklan b) Pajak reklame/iklan


c) Surat keterangan ijin tempat usaha c) Surat keterangan ijin tempat usaha
d) Surat Ijin Usaha Perdagangan d) Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP) (SIUP)

b. Pajak Pusat b. Pajak Pusat


a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b) Pajak Penghasilan (PPh) Final Pajak
b) PPh Tidak Final
Pajak

c) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


PusatP PusatP
ajak ajak
Bumi Bumi
dan dan
Bangu Bangu
nan nan
(PBB) (PBB)
Pajak Pajak
Pengh Pertam
asilan bahan
(PPh) Nilai
final (PPN)

Anda mungkin juga menyukai