Anda di halaman 1dari 58

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

OLEH JUMANTIK
(JURU PEMANTAU JENTIK)
Oleh:
Wibowo Ady Sapta,ST.,M.Kes
Tim Pengabmas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
TUJUAN UMUM
• Menurunkan populasi nyamuk penular penyakit
demam berdarah dengue (Aedes aegypti) serta
jentiknya dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)
melalui Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK)
TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui kepadatan jentik nyamuk penular
penyakit DBD secara berkala dan terus-menerus
sebagai indikator keberhasilan PSN DBD dalam
masyarakat.
2. Untuk memotivasi masyarakat dalam memperhatikan
tempat-tempat yang potensial untuk
perkembangbiakan nyamuk penular penyakit DBD.
3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
PSN DBD
ORGANISASI

MONITORING
KINERJA
KRITERIA JUMANTIK
1. Pendidikan SMU atau sederajat
2. Berasal dari desa/kelurahan yang bersangkutan
3. Belum mempunyai pekerjaan tetap
4. Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik
5. Mampu menjadi motivator
6. Mampu bekerjasama dengan petugas
pustu/puskesmas dan masyarakat
7. Atau sebagai alternatif adalah kader yang telah
diketahui mempunyai kinerja baik.
KRITERIA SUPERVISOR
1. Pendidikan D3 Kesling (D3 kesehatan lainnya) sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.
2. Berasal dari desa/kelurahan yang bersangkutan
3. Belum mempunyai pekerjaan tetap.
4. Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik,
5. Mampu menjadi motivator.
6. Mampu bekerjasama dengan petugas puskesmas, jumantik dan
masyarakat.
7. Atau sebagai alternatif adalah petugas puskesmas setempat.
8. Supervisor dapat juga diperankan oleh petugas lapangan P2 & PL,
bila di daerah yang bersangkutan telah memilikinya.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
JUMANTIK
1. Membuat rencana/jadwal kunjungan seluruh rumah yang ada di
wilayah kerjanya.
2. Memberikan penyuluhan (perorangan atau kelompok) dan
melaksanakan pemberantasan jentik di rumah-rumah/bangunan.
3. Berperan sebagai penggerak atau pengawas masyarakat dalam
PSN DBD.
4. Membuat catatan/rekapitulasi hasil pemeriksaan jentik.
5. Melaporkan hasil pemeriksaan jentik ke puskesmas sebulan
sekali.
6. Bersama supervisor, melakukan pemantauan wialayah setempat
(PWS) dan pemetaaan per RW hasil pemeriksaan jentik, setiap
bulan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
SUPERVISOR
1. Cakupan wilayah kerja supervisor adalah 4 desa/kelurahan,
sekurang-kurangnya cakupan kerja di semua desa/kelurahan di
wilayah kerja puskesmas.
2. Memeriksa dan mengarahkan rencana kerja juru pemeriksa
jentik.
3. Mengawasi/memberikan bimbingan teknis kepada juru
pemantau jentik.
4. Bersama jumantik membuat pemantauan wilayah setempat
(PWS) dan pemetaan per RW hasil pemeriksaan jentik, setiap
bualan sekali.
5. Melaporkan kepada puskesmas dengan menggunakan formulir
yang telah disediakan setiap bulan.
DEMAM BERDARAH DENGUE
Oleh:
Tim Pengabmas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
1. PENGERTIAN
2. CARA PENULARAN
CARA PENULARAN
1. DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegyti betina.

2. Nyamuk mendapat virus dengue sewaktu


menggigit/menghisap darah orang sakit DBD,
atau orang yang darahnya terdapat virus dengue.

3. Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak


dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk,
termasuk air liur nyamuk.

4. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah


orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air
liur nyamuk.
5. Bila orang yang tertular itu tidak memiliki
kekebalan (umumnya anak-anak), maka virus itu
akan menyerang sel pembeku darah dan merusak
dinding pembuluh darah kecil (kapiler).

Akibatnya terjadi perdarahan dan kekurangan


cairan yang ada dalam pembuluh darah orang itu.

5. Bila orang tertular mempunyai zat anti kekebalan


yang cukup, virus tersebut dibuat tidak berdaya
sehingga orang tersebut tidak sakit.

6. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati


dengan sendirinya dalam waktu kurang satu
minggu.
GEJALA/TANDA DBD DAN PERTOLONGAN
1. GEJALA AWAL
APA YANG DILAKUKAN PADA TERSANGKA
DBD DENGAN GEJALA AWAL
2. GEJALA/TANDA LANJUTAN
APA YANG DILAKUKAN BILA PENDERITA
DENGAN GEJALA/TANDA LANJUT

DOKTER
UNTUK
MEMASTIKAN
SEGERA POLIKLINIK
PENYAKIT DAN
PERIKSAKAN MENDAPAT
KE : PUSKESMAS PERTOLONGAN
YANG TEPAT

RUMAH SAKIT
NYAMUK PENULAR
DEMAM BERDARAH DENGUE
(Aedes aegypti)
Oleh:
Tim Pengabmas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
CIRI-CIRI NYAMUK Aedes aegypti
1. Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng)
putih pada seluruh tubuhnya.
2. Hidup di dalam dan di sekitar rumah, juga
ditemukan di tempat umum.
3. Mampu terbang sampai 100 meter.
4. Nyamuk betina aktif menggigit (menghisap) darah
pada pagi hari sampai sore hari. Nyamuk jantan
bisa menghisap sari bungan/tumbuhan yang
mengandung gula.
5. Umur nyamuk Aedes aegypti rata-rata 2 minggu,
tetapi sebagian diantaranya dapat hidup 2-3
bulan.
SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti

Perkembangan
±9 – 10 hari
1-2 hari

1-2 hari
6-8 hari
NYAMUK Aedes aegypti
1. NYAMUK Aedes aegypti betina menghisap darah setiap 2 hari.
Protein dari darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur
yang dikandungnya.
2. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan mencari tempat
hinggap (beristirahat).
3. Tempat hinggap yang disenangi ialah benda-benda yang
tergantung, seperti pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di
dekat tempat berkembang biaknya. Biasanya ditempat yang agak
gelap dan lembab.
4. Setelah masa instirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan
telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempayan, drum, kaleng,
ban bekas, dll. Biasanya sedikit di atas permukaan air. Selanjutnya
nyamuk akan mencari mangsanya (menghisap darah) lagi dan
seterusnya
TELUR Aedes aegypti
1. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat
mengeluarkan sebanyak 100 butir.
2. Telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam
dengan ukuran 0,80 mm.
3. Telur ini ditempat yang kering (tanpa air)
dapat bertahan 6 bulan.
4. Telur ini akan menetas menjadi jentik dalam
waktu kurang 2 hari setelah terendam air.
TELUR NYAMUK
JENTIK Aedes aegypti
1. Jentik kecil yang menetas dari telur itu akan tumbuh
menjadi besar yang panjangnya 0,5-1 cm.
2. Jentik Aedes aegypti akan selalu bergerak aktif dalam
air. Geraknya berulang-ulang dari bawah ke atas
permukaan air untuk bernafas (mengambil udara)
kemudian turun, kembali ke bawah dan seterusnya.
3. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus
dengan permukaan air. Biasanya berada di sekitar
dinding tempat penampungan air.
4. Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembang/berubah
menjadi kepompong.
JENTIK
PUPA (KEPOMPONG) Aedes aegypti
1. Berbentuk seperti koma.
2. Gerakannya lamban.
3. Sering berada di permukaan air.
4. Setelah 1-2 hari akan menjadi nyamuk dewasa.
PUPA (KEPOMPONG)
TEMPAT BERKEMBANG NYAMUK
Aedes aegypti
• Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di
tempat penampungan air tergenang yang tidak
beralaskan tanah, misalnya:
1. Bak mandi/WC, tempayan, drum.
2. Tempat minum burung.
3. Vas bunga/pot tanaman air.
4. Kaleng bekas dan ban bekas, botol, tempurung
kelapa, plastik, bambu, dll yang dibuang
sembarangan tempat.
TEMPAT BERKEMBANG BIAK
PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH
DENGUE
Oleh:
Tim Pengabmas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
CARA PEMBERANTASAN NYAMUK Aedes aegypti

1. Fogging (pengasapan)
2. PSN DBD (pemberantasan sarang nyamuk
DBD)
3. Larvasida
FOGGING (pengasapan)
• Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging
(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga
yang dipergunakan sehari-hari di rumah tangga.
• Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan
penyemprotan itu yang mati hanya nyamuk dewasa.
• Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari akan muncul
nyamuk yang baru menetas dari tempat
perkembangbiakannya.
• Karena itu cara yang tepat adalah memberantas
jentiknya yang dikenal dengan istilan PSN DBD, yaitu
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD.
PSN DBD
• PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat
penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Mengubur, mengumpulkan, memanfaatkan atau
menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan seperti, kaleng bekas,
plastik bekas, dll.
3M Plus
1. Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-
tempat lainnya seminggu sekali.
2. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar/rusak.
3. Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon,
dll misalnya dengan tanah.
4. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air seperti pelepah pisang atau tanaman
lainnya termasuk tempat-tempat lain yang dapat
menampung air hujan di pekarangan, kebun,
pemakaman, rumah-rumah kosong, dll.
5. Lakukan larvsidasi, yaitu membubuhkan bubuk
pembunuh jentik (abate 1 G, Altosid 1,3 G dan sumilarv
0,5 G (dbd) di tempat-tempat yang sulit dikuras atau
daerah sulit air.
6. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
7. Pasang kawat kasa di rumah.
8. Pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
9. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah.
10. Tidur menggunakan kelambu, dan
11. Gunakan obat nyamuk (bakar, gosok), dll untuk
mencegah gigitan nyamuk.
LARVASIDASI
• Menaburkan bubuk abate atau pembunuh jentik
lainnya ke dalam tempat-tempat penampungan
air. Bila menggunakan abete 1 G disebut
abatisasi.
• Cara melakukan larvasidasi:
1. Menggunakan bubuk abate 1 G
2. Menggunakan altosid 1,3 G
3. Menggunakan sumilarv 0,5 G
Menggunakan bubuk abate 1 G
• Takaran penggunaan bubuk abate 1 G adalah sbb:
▫ Untuk 100 liter cukup dengan 10 gram bubuk abate dan
seterusnya.
▫ Bila tidak ada alat untuk menakar, gunakan sendok makan,
satu sendok makan peres (yang diratakan diatasnya) berisi
10 gram abate 1 G.
▫ Selanjutnya tinggal membagikan atau menambahkannya
sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatesasi.
▫ Takaran tidak perlu tepat betul.
Menggunakan altosid 1,3 G
• Takaran penggunaan bubuk altosid 1,3 G adalah sbb:
▫ Untuk 100 liter cukup dengan 2,5 gram bubuk altosid 1,3
G dan 5 gram untuk 200 liter air dan seterusnya.
▫ Gunakan takaran khusus yang sudah tersedia dalam
kantong altosid 1,3 G.
▫ Bila tidak ada alat untuk menakar, gunakan sendok teh,
satu sendok teh peres (yang diratakan diatasnya) berisi 5
gram altosid 1,3 G.
▫ Selanjutnya tinggal membagikan atau menambahkannya
sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatesasi.
▫ Takaran tidak perlu tepat betul.
Menggunakan sumilarv 0,5 G
• Takaran penggunaan bubuk sumilarv 0,5 G adalah sbb:
▫ Untuk 100 liter cukup dengan 0,25 gram bubuk sumilarv
0,5 G atau 0,5 gram untuk 200 liter air, dan seterusnya.
▫ Gunakan takaran khusus yang tersedia (sendok kecil
ukuran kurang lebih 0,5 gram) Takaran tidak perlu tepat
betul.
PEMERIKSAAN JENTIK DAN
PENYULUHAN OLEH JUMANTIK
Oleh:
Tim Pengabmas
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
PEMERIKSAAN JENTIK DAN
PENYULUHAN OLEH JUMANTIK
1. PERSIAPAN
2. MELAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH
3. CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN JENTIK
OLEH JUMANTIK
4. CARA MENCATAT DAN MELAPORKAN
HASIL PEMERIKSAAN
PERSIAPAN
1. Pemetaaan dan pengumpulan data penduduk, rumah/bangunan
dan lingkungan oleh puskesmas.
2. Pertemuan/pendekatan :
a) Pendekatan lintas sektor di tingkat desa (RW, RT, Swasta, LSM,
kelompok potensial lain dan tokoh masyarakat dan tokoh agama.
b) Pertemuan tingkat desa/kelurahan yang dihadiri oleh RW, RT,
Swasta, LSM, kelompok potensial lain dan tokoh masyarakat dan
tokoh agama.
c) Pertemuan tingkat RT yang dihadiri oleh warga masyarakat setempat.
Pada pertemuan tersebut disampaikan tentang perlunya dilaksanakan
pemberantasan intensif jentik tersebut dan rencana pelaksanaannya.
3. Tentukan rumah/bangunan yang akan dikunjungi/diperiksa
dengan cara:
a) Misalnya di suatu suatu desa/kelurahan terdiri dari 10 RW, 100 RT
dengan 3000 rumah/bangunan, 10 RT per RW dan 30
rumah/bangunan per RT.
b) Pemeriksaan dilakukan secara berurutan yang dimulai dari RT 1 sampai
dengan RT ke 100, misalnya hari pertama pemeriksaan di RT1 s.d.RT4,
hari ke dua RT5 s.d. RT8, demikian seterusnya hingga 25 hari kerja
sudah mencakup seluruh RT yang ada.
c) Pemeriksaan cukup dilakukan pada 10 rumah/bangunan di masing-
masing RT. Untuk menentukan 10 rumah/bangunan mana yang akan
dikunjungi/diperiksa diantara 30 rumah/bangunan yang ada di RT
tersebut. Rumah pertama misalnya urutan 1, kemudian rumah
berikutnya adalah rumah ke 4, ke 7 dan seterusnya (interval 3 rumah).
d) Untuk kunjungan bulan berikutnya atau putaran kedua, rumah ke 2
urutan pertama, dilanjutkan rumah ke 5, ke 8 dan seterusnya (interval 3
rumah)
e) Untuk kunjungan bulan brikutnya lagi atau putaran ke 3, mulai urutan
pertama rumah ke 3, selanjutnya rumah ke 6, ke 9 dan seterusnya
(interval 3 rumah).
f) Setelah seluruh rumah/bangunan dikunjungi, maka ulangi lagi ke
rumah/bangunan ke 1 dan seterusnya seperti di atas.
g) Pada hari yang sama lakukan cara yang sama seperti pada RT 1, RT 2,
RT 3 dan RT 4.
h) Demikian seterusnya.
MELAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH
1. Buat rencana kapan masing-masing rumah/keluarga dikunjungi.
2. Pilihlah waktu yang tepat untuk berkunjung.
3. Mulailah pembicaraan dengan menanyakan sesuatu yang sifatnya
menunjukkan perhatian kepada keluarga tersebut.
4. Selanjutnya menceritakan keadaan atau peristiwa yang ada
kaitannya dengan DBD.
5. Membicarakan tentang DBD.
6. Mengajak untuk bersama-sama memeriksa tempat penampungan air
yang dan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat
berkembang biak nyamuk Aedes aegypti:
▫ Jika ditemukan jentik, maka berikan penjelasan perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti dan berikan saran menjaga kebersihan.
▫ Jika tidak ditemukan jentik, sampaikan pujian dan berikan saran
menjaga kebersihan.
CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN
JENTIK
1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat
penampungan air lainnya.
2. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5 – 1 menit, jika ada jentik ia akan
muncul kepermukaan air untuk bernapas.
3. Di tempat yang gelap gunakan senter/bateray.
4. Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-
kaleng/plastik/ban bekas, dll
▫ Jentik yang ditemukan di tempat-tempat penampungan air yang tidak
beralaskan tanah yang dapat menampung air hujan dapat dipastikan
bahwa jentik tersebut adalah nyamuk Aedes aegypti
CARA MENCATAT DAN
MELAPORKAN HASIL PEMERIKSAAN
JENTIK
1. Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan
jentik.
2. Tulis nama KK/pengelola bangunan dan alamatnya pada kolom
yang tersedia.
3. Periksalah keterdapatan jentik pada tempat penampungan air
pada rumah/bangunan tersebut.
4. Bila ditemukan jentik tulislah (+), dan apabila tidak ditemukan
tulislah tanda (-) pada kolom yang tersedia.
5. Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan
seperti rumah/kavling kosong, penampungan air hujan, dll.
6. Satu formulir diisi untuk kurang lebih 30 KK.
CARA MELAKUKAN PENYULUHAN
1. Penyuluhan kelompok dapat dilaksanakan pada pertemuan
warga RT/RW, seperti dasawisma, arisan, pengajian, dll.
2. Langkah-langkah penyuluhan kelompok:
1. Usahakan agar setiap peserta duduk dalam posisi saling
berhadapan.
2. Mulailah dengan perkenalan.
3. Kemudian sampaikan pentingnya membicarakan DBD.
4. Jelaskan materi yang telah disiapkan secara singkat.
5. Berikan kesempatan peserta berbicara atau mengajukan
pertanyaan.
6. Pada akhir penyuluhan, ajukan beberapa pertanyaan.
Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-1)
HASIL PEMERIKSAAN JENTIK
RT/RW :...................................
DESA/KELURAHAN :..............................

No Nama KK/ Alamat Jentik Keterangan


Pengelola Bangunan (RT/RW) (+) (-)

1
2
3
4
5
Dst
100
.................,...........................2011

Petugas Jumantik
Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-2)

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK


DESA/KELURAHAN :..............................

No Tanggal RT/RW Jumlah rumah/ Jumlah rumah/ Keterangan


pemeriksaan yang bangunan yang bangunan yang
Jentik diperiksa diperiksa positif jentik
1
2
3
4
5
Dst

.................,...........................2011

Supervisor
Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-3)

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK


KECAMATAN/WILAYAH KERJA PUSKESMAS :..............................

No Tanggal DESA/ Jumlah rumah/ Jumlah rumah/ ABJ (%)


pemeriksaan Kelurahan bangunan yang bangunan yang
Jentik yang diperiksa positif jentik
diperiksa
1
2
3
4
5
Dst

.................,...........................2011

Kepala Puskesmas
Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-4)

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK


KABUPATEN/KOTA :..............................

No Bulan Kecamatan Jumlah rumah/ Jumlah rumah/ ABJ Kecamatan


pemeriksaan yang bangunan yang bangunan yang (%)
Jentik diperiksa diperiksa positif jentik
1
2
3
4
5
Dst

.................,...........................2011

Petugas Dinkes Kab/Kota


Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-5)

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK


PROVINSI :..............................

No Bulan Kab/Kota Jumlah rumah/ Jumlah rumah/ ABJ Kab/Kota


pemeriksaan yang bangunan yang bangunan yang (%)
Jentik diperiksa diperiksa positif jentik
1
2
3
4
5
Dst

.................,...........................2011

Petugas Dinkes Kab/Kota


Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik (JPJ-6)

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK


OLEH JUMANTIK DI INDONESIA

No Bulan Provinsi Jumlah rumah/ Jumlah rumah/ ABJ Provinsi


pemeriksaan yang bangunan yang bangunan yang (%)
Jentik diperiksa diperiksa positif jentik
1
2
3
4
5
Dst

.................,...........................2011

Petugas Dinkes Kab/Kota


Kartu jentik rumah/bangunan

Nama KK/Pengelola Bangunan :…………………………………………


Alamat Lengkap :…………………………………………

Bulan Hasil pemeriksaan jentik DBD (+)(-)


Tahun
2007 2008 2009 2010
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Maret
April
Mei
dst

Anda mungkin juga menyukai