0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional dan bela negara. Ketahanan nasional dapat dipahami sebagai kondisi, pendekatan, atau doktrin yang mencakup unsur-unsur seperti penduduk, wilayah, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela negara, baik secara fisik maupun nonfisik. Indonesia berpartisip
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional dan bela negara. Ketahanan nasional dapat dipahami sebagai kondisi, pendekatan, atau doktrin yang mencakup unsur-unsur seperti penduduk, wilayah, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela negara, baik secara fisik maupun nonfisik. Indonesia berpartisip
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional dan bela negara. Ketahanan nasional dapat dipahami sebagai kondisi, pendekatan, atau doktrin yang mencakup unsur-unsur seperti penduduk, wilayah, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela negara, baik secara fisik maupun nonfisik. Indonesia berpartisip
Jikalau cinta menjadi perihal utama, jangan jadikan
kami sebagai alasan untuk mendua. 01 A. Pengertian Ketahanan Nasional
Materi 02 B. Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional Di Indonesia
03 C. Unsur-unsur Ketahanan Nasional
04 D. Pembelaan Negara
05 E. Indonesia dan Perdamaian Dunia
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional dapat dilihat dari tiga
perspektif : 1. Ketahanan nasional sebagai kondisi 2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan 3. Ketahanan nasional sebagai doktrin/konsepsi 1. Ketahanan Nasional sebagai Kondisi Perspektif ini melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran suatu keadaan yang seharusnya dipenuhi.
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan,
strategi, metode atau cara dalam menjalankan suatu kegiatan khususnya pembangunan negara.
3. Ketahanan nasioonal sebagai doktrin atau konsepsi
Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan bernegara. Fokus perhatian diarahkan pada upaya menata hubungan antara aspek kesejahteraan dan keamanan dalam arti luas. B. Perkembangan Ketahanan Nasional di Indonesia 1. Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada tahun 1960-an di SSKAD (sekarang SESKOAD). Masa itu adalah masa meluasnya pengaruh komunis dari Uni Soviet & Cina. Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di Fillipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di Indonesia terjadi pemberontakan komunis pada 30 September 1965 dan dapat diatasi. Pada tahun 1968 pemikiran SSKAD dilanjutkan oleh Lemhanas. Tantangan dan ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam bentuk ketahanan bangsa yang diinfestasikan dalam bentuk tameng yang terdiri dari unsur-unsur ideologi, ekonomi, sosial dan militer. Pada tahun 1969 lahirlah istilah ketahanan nasional yang menjadi pertanda dari ditinggalkannya konsep kekuatan, meskipun dalam ketahanan nasional sendiri terdapat konsep kekuatan. Kesadaran akan spektrum ini diperluas pada tahun 1972 menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). 2. Ketahanan Nasional dalam GBHN Konsepsi ketahanan nasional untuk pertama kali dimasukkan dalam GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan nasional dalam GBHN 1973 adalah sama dengan rumusan ketahanan nasional tahun 1972 dari Lemhanas. Konsep ketahanan nasional berikut perumusan yang demikian berlanjut pada GBHN 1978, GBHN 1983, dan GBHN 1988. Pada GBHN 1993 ketahanan nasional dirumuskan sebagai kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa & negara. GBHN 1993 dilanjut pada GBHN 1998. GBHN 1999 menjadi yang terakhir. C. Unsur-unsur Ketahanan Nasional
1. Gatra dalam Ketahanan Nasional
2. Unsur-unsur Gatra dalam Ketahanan Nasional: a. Unsur atau Gatra Penduduk b. Unsur atau Gatra Wilayah c. Unsur atau Gatra SDA d. Unsur atau Gatra Ideologi e. Unsur atau Gatra Politik f. Unsur atau Gatra Ekonomi g. Unsur atau Gatra Sosial Budaya h. Unsur atau Gatra Pertahanan Keamanan D. Pembelaan Negara
1. Pengertian Bela Negara
Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. 2. Perundang-undangan tentang Bela Negara a. Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945 b. Pasal 30 UUD NRI 1945 c. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia d. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara e. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia 3. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara a. Bela Negara secara Fisik Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota TNI dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. b. Bela Negara secara Non Fisik Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai profesi. 4. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara a. Bentuk Ancaman 1) Militer a) Agresi b) Pelanggaran wilayah oleh negara lain c) Spionase d) Sabotase e) Aksi teror bersenjata f) Pemberontakan bersenjata g) Perang saudara 2) Nirmiliter Ancaman nirmiliter mencakup ancaman yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan informasi, serta keselamatan umum. E. Indonesia dan Perdamaian Dunia 1. Posisi Indonesia di Era Global Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi teknologi serta perkembangan komunikasi dan informasi. Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat Indonesia. Di sisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. 2. Partisipasi Indonesia dalam Perdamaian Dunia Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian. Keikutsertaan Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian sudah dimulai sejak tahun 1957. Pasukan pemeliharaan perdamaian dari Indonesia dikenal dengan nama Kontingen Garuda atau Konga. Selain keikutsertaan melaluli Kontingen Garuda dalam operasi perdamaian PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sebanyak 4 kali. Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanah Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang memandatkan Indonesia untuk “turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. END OFF PRESENTATION
Jalan panjang kami tempuh dengan
berlari Saling bergandengan dan menghentakan kaki Mungkin, hanya ini yang dapat kami beri Untuk itu sekian dan terima kasih THANK YOU