Anda di halaman 1dari 17

Ketahanan Nasional

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Naek Siregar, S.H.,


M. Hum.
Our Team Style

Erik Ayip Exsa Unggul Adit

1912011079 1912011221 1912011072 1912011010 1912011172

Jikalau cinta menjadi perihal utama, jangan jadikan


kami sebagai alasan untuk mendua.
01 A. Pengertian Ketahanan Nasional

Materi
02 B. Perkembangan Konsep
Ketahanan Nasional Di Indonesia

03 C. Unsur-unsur Ketahanan Nasional

04 D. Pembelaan Negara

05 E. Indonesia dan Perdamaian Dunia


A. Pengertian Ketahanan
Nasional

Ketahanan Nasional dapat dilihat dari tiga


perspektif :
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah
pendekatan
3. Ketahanan nasional sebagai
doktrin/konsepsi
1. Ketahanan Nasional sebagai Kondisi
Perspektif ini melihat ketahanan nasional sebagai suatu
penggambaran suatu keadaan yang seharusnya dipenuhi.

2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan,


strategi, metode atau cara dalam menjalankan suatu
kegiatan khususnya pembangunan negara.

3. Ketahanan nasioonal sebagai doktrin atau konsepsi


Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas
Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang
pengaturan bernegara. Fokus perhatian diarahkan pada
upaya menata hubungan antara aspek kesejahteraan dan
keamanan dalam arti luas.
B. Perkembangan
Ketahanan Nasional di
Indonesia
1. Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional
Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada tahun 1960-an di
SSKAD (sekarang SESKOAD). Masa itu adalah masa meluasnya
pengaruh komunis dari Uni Soviet & Cina. Tahun 1960-an terjadi
gerakan komunis di Fillipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di
Indonesia terjadi pemberontakan komunis pada 30 September 1965
dan dapat diatasi.
Pada tahun 1968 pemikiran SSKAD dilanjutkan oleh Lemhanas.
Tantangan dan ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam
bentuk ketahanan bangsa yang diinfestasikan dalam bentuk tameng
yang terdiri dari unsur-unsur ideologi, ekonomi, sosial dan militer.
Pada tahun 1969 lahirlah istilah ketahanan nasional
yang menjadi pertanda dari ditinggalkannya konsep
kekuatan, meskipun dalam ketahanan nasional
sendiri terdapat konsep kekuatan. Kesadaran akan
spektrum ini diperluas pada tahun 1972 menjadi
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
(ATHG).
2. Ketahanan Nasional dalam GBHN
Konsepsi ketahanan nasional untuk pertama kali dimasukkan dalam
GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No IV/MPR/1973. Rumusan
ketahanan nasional dalam GBHN 1973 adalah sama dengan rumusan
ketahanan nasional tahun 1972 dari Lemhanas. Konsep ketahanan
nasional berikut perumusan yang demikian berlanjut pada GBHN 1978,
GBHN 1983, dan GBHN 1988.
Pada GBHN 1993 ketahanan nasional dirumuskan sebagai kondisi
dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan
bangsa & negara. GBHN 1993 dilanjut pada GBHN 1998. GBHN 1999
menjadi yang terakhir.
C. Unsur-unsur Ketahanan
Nasional

1. Gatra dalam Ketahanan Nasional


2. Unsur-unsur Gatra dalam Ketahanan Nasional:
a. Unsur atau Gatra Penduduk
b. Unsur atau Gatra Wilayah
c. Unsur atau Gatra SDA
d. Unsur atau Gatra Ideologi
e. Unsur atau Gatra Politik
f. Unsur atau Gatra Ekonomi
g. Unsur atau Gatra Sosial Budaya
h. Unsur atau Gatra Pertahanan Keamanan
D. Pembelaan Negara

1. Pengertian Bela Negara


Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap, dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
2. Perundang-undangan tentang Bela Negara
a. Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945
b. Pasal 30 UUD NRI 1945
c. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia
d. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
e. Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia
3. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara
a. Bela Negara secara Fisik
Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi anggota TNI dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran.
b. Bela Negara secara Non Fisik
Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik
dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan
pengabdian sesuai profesi.
4. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara
a. Bentuk Ancaman
1) Militer
a) Agresi
b) Pelanggaran wilayah oleh negara lain
c) Spionase
d) Sabotase
e) Aksi teror bersenjata
f) Pemberontakan bersenjata
g) Perang saudara
2) Nirmiliter
Ancaman nirmiliter mencakup ancaman yang berdimensi
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan
informasi, serta keselamatan umum.
E. Indonesia dan Perdamaian
Dunia
1. Posisi Indonesia di Era Global
Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat
dari kemajuan dan inovasi teknologi serta perkembangan
komunikasi dan informasi.
Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif
bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah
semakin menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat
Indonesia. Di sisi lain nilai-nilai solidaritas sosial,
kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah
air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan
ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar.
2. Partisipasi Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia adalah
dengan menjadi anggota pasukan perdamaian. Keikutsertaan
Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian sudah dimulai sejak
tahun 1957. Pasukan pemeliharaan perdamaian dari Indonesia
dikenal dengan nama Kontingen Garuda atau Konga.
Selain keikutsertaan melaluli Kontingen Garuda dalam operasi
perdamaian PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB sebanyak 4 kali.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari
upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanah Pembukaan
UUD 1945 alinea IV, yang memandatkan Indonesia untuk “turut serta
secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
END OFF
PRESENTATION

Jalan panjang kami tempuh dengan


berlari
Saling bergandengan dan
menghentakan kaki
Mungkin, hanya ini yang dapat kami
beri
Untuk itu sekian dan terima kasih
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai