Anda di halaman 1dari 19

INSTABILIT

AS
&
JATUH
Seorang Wanita usia 75thn, sering mengeluhkan sulit berjalan dan
jalan tidak seimbang. Sering merasa pusing bila bangun pagi dan
bangun dari tempat tidur sering merasa hingga jatuh terduduk
Kembali.
Riw. Berjalan dibantu dengan alat bantu/dibantu orang.
Pasien harus dibantu untuk melakukan aktivitas di rumah maupun
toilet.
Riw.dirawat di RS 3 tahun yg lalu karena jatuh di toilet dan
riw.operasi Fraktur femur sinistra.
Riw. Penyakit DM Tipe 2 dan hipertensi dengan obat chronis rutin
diminum : Metformin 3x500mg; Glimepiride 2mg ; Amlodipin
10mg;bisoprolol 5mg; Telmisartan 80mg
Pasien sering mengeluhkan pusing setelah meminum obat
hipertensi hingga tensi turun hingga 110/70 dan pasien merasa
dunia berputar dan pusing.
Pemeriksaan Fisik
TD 150/90 HR 80x
RR 20x T 37’C
Anemis (-)
Thorax : cardio S1=S2 regular, murmur (+)
Pulmo: vesicular ronkhi(-) wheezing(-)
Abdomen: Soepel,peristaltik(+) normal
Extrimitas : oedem(-) hangat; bekas luka OP femur sinistra(+);
nyeri(-)
Karakteristik Pasien Geriatri

• Multipatologi

• Daya cadangan faali menurun

• Tampilan klinis menyimpang

• Penurunan Status Fungsional

• Perubahan Status Gizi


Problem yg sering ditemukan (13 I) :
• Immobility
• Instability (Falls)
• Incontinence (Urine & Alvi)
• Impaction (Constipation)
• Innation (ggn status gizi)
• Impotence
• Immuno-deficiency
• Infection
• Isolation (Depression)
• Impairment of mood and cognitive function
• Iatrogenesis
• Insomnia
• Impairment of (vision, hearing, taste, smell, etc)
Definisi
Instabilitas  ketidak stabilan berdiri atau
saat berjalan yg menyebabkan
warga usia lanjut jatuh

J a t u h  suatu kejadian yg dilaporkan


penderita a/ saksi mata, yg
melht kejadian shg penderita
mendadak terbaring/terduduk
dilantai/tmpt yg lbh rendah
dgn a/ tanpa hlng kesadaran
Prevalensi

• Tinetti (1992) di AS  30% lansia >65 th


jatuh & 50% jatuh berulang.

• Reuben dkk (1996) di AS  1/3 populasi


lansia setiap thn jatuh

• Kane dkk (1994) di AS  1/3 lansia men-


derita jatuh setiap thn
Faktor Risiko :
a. Sistem Sensorik  visus, pendengaran, fungsi
vestibuler, danproprioseptif.

b. Sistem Saraf Pusat (SSP)  strok, Parkinson,


hidrosefalus tekanan normal.

c. Kognitif  depresi, demensia.

d. Muskuloskeletal  ggn gaya berjalan  oleh :


- Kekakuan jaringan penghubung
- Berkurangnya massa otot
- Perlambatan konduksi saraf
- Penurunan visus/lapang pandang
- Kerusakan proprioseptif
Faktor Risiko :
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik

Kondisi fisik dan Obat-obatan yg


neuropsikiatrik diminum

Penurunan visus & FALLS Alat-alat bantu


pendengaran
(jatuh) berjalan

Perubahan
Perubahan neuromuskuler,
neuromuskuler, Lingkungan yg tdk
Gaya
Gaya berjalan,
berjalan, dan
dan refleks
refleks mendukung
postural
postural krn
krn proses menua (berbahaya)
Penyebab :
1. Kecelakaan  terpeleset, tersandung, mata krng
awas, lingkungan yg jelek dll.

2. Nyeri kepala atau Vertigo.

3. Hipotensi Ortostatik  hipovolemia, penurunan


kembalinya drh vena ke jtng, terlalu lama
berbaring, obat-obat hipotensi.

4. Obat-obatan  diuretik, sedativa, OHO, alkohol,


antipsikotik, antidepresan.
Penyebab :

5. Penyakit yg spesifik
- Kardiovaskuler  aritmia, AS, sinkope
- Neurologi  TIA, stroke, serangan kejang,
Parkinson, dll.

6. Sinkope  ‘drop attack’ , penurunan drh ke otak


secara tiba-tiba, terbakar matahari.

7. Idiopatik  tdk jls sebabnya.


Faktor-faktor lingkungan :
1. Alat perlengkapan rmh tangga yg sdh tua, tdk
stabil atau terltk dibwh.
2. Tmpt tdr atau WC yg rendah / jongkok.
3. Tmpt berpegangan tdk kuat.
4. Lantai tdk datar (menurun a/ trap).
5. Lantai yg licin.
6. Penerangan tdk baik (redup a/ menyilaukan).
7. Karpet, keset kaki a/ benda-benda alas lantai
yg licin a/ mdh bergeser.
Faktor-faktor situasional

1. Aktivitas

2. Lingkungan

3. Penyakit akut  dizzines, sinkope,


pneumonia, nyeri dada tiba-tiba
Pencegahan :

1. Identifikasi faktor risiko

2. Penilaian keseimbangan & gaya


berjalan (gait)

3. Mengatur / mengatasi faktor situasional


PENATALAKSANAAN
JATUH
Faktor Resiko dan Penilaian Tatalaksana

Lingkungan saat jatuh sebelumnya Perubahan lingkungan dan aktivitas


untuk mengurangi kemungkinan jatuh
berulang.
Konsumis obat-obatan Review dan kurangi konsumsi obat-obatan
Pengelihatan Penerangan yang tidak menyilaukan; rujuk
ke dokter spesialis mata.
Keseimbangan dan gaya berjalan Diagnosis dan tata laksana penyebab
dasar; kurangi obat-obatan yang
mengganggu keseimbangan; intervensi
lingkungan; rujuk ke rehabilitasi medik
untuk alat bantu dan latihan
keseimbangan dan gaya berjalan.
Pemeriksaan neurologis Diagnosis dan tata laksana penyebab
dasar; tingkatkan input proprioseptif;
kurangi obat-obatan yang mengganggu
fungsi kognitif; kurangi faktor resiko
lingkungan; rujuk ke rehabilitasi medik.
PENATALAKSANAAN
JATUH
Penilaian dan Faktor Resiko Tata Laksana

Pemeriksaan muskuloskeletal (tungkai Diagnosi dan tata laksan penyebab


dan kaki) dasar; rujuk ke rehabilitasi medik untuk
latihan kekuatan, LGS, gaya berjalan
dan keseimbangan serta untuk alat
Pemeriksaan kardiovaskular bantu.
Rujuk ke dokter spesialis jantung;
Evaluasi terhadap bahaya di rumah pemijatan sinus karotis.
setelah dipulangkan dari rumah sakit Rapikan karpet yang terlipat dan
gunakan lampu malam hari; pegangan
tangga.
Komplikasi :
1. Perlukaan (injury)  rusak jaringan lunak, patah
tulang/fraktur, hematom subdural dll.

2. Perawatan rumah sakit  bed ridden, imobilisasi,


risiko peny. iatrogenik (pneumonia ortostatik,
gejala deconditioning, atropi otot, hipoalbu –
minemia, dekubitus).

3. Disabilitas  terisolasi, sulit bersosialisasi, depresi.

4. Risiko utk dimskkan dlm rmh prawatan.

5. M a t i

Anda mungkin juga menyukai