REPUBLIK INDONESIA
Daerah otonom adalah badan hukum (rechts persoon) yang mempunyai hak
dan kewajiban sebagaimana manusia. Daerah otonom mempunyai
pekerjaan, pendapatan, kepegawaian, wewenang hukum dan dapat
bertindak dengan menggunakan berbagai cara dan alat sendiri. Jika daerah
atau pejabat daerah bekerja hanya berdasarkan aturan dari pemerintah
pusat, maka sesungguhnya tidak ada lagi otonomi melainkan dekonsentrasi
Kontrol pemerintah pusat dilakukan dengan tidak menyerahkan urusan yang
dapat mengganggu kepentingan seluruh negara atau menariknya kembali
bila ada daerah otonom yang merugikan kepentingan umum seluruh negara
dan membuat undang-undang untuk mengatur kehidupan negara.
NASIONAL Kementerian/LPNK
Psl 17 UUD 1945
KORBINWAS Sebagian KORBINWAS
Urusan
WAKIL PEMERINTAH
REGIONAL DPRD PROV GUBERNUR PUSAT
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
Koordinasi,
Pembinaan,
Pengawasan
BUPATI/
BUPATI/
LOKAL DPRD
DPRD KAB/KOTA
KAB/KOTA WALIKOTA
WALIKOTA
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
6
Realitas Problem Pasca Otonomi Daerah
• Ketika kita bicara tentang kebijakan otonomi daerah, maka yang cenderung lahir
dalam benak masyarakat adalah pemekaran daerah dan pemilukada. Seakan-
akan kedua hal di atas adalah tujuan sekaligus obat mujarab dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Padahal kunci pokoknya ada pada bagaimana
meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat luas.
• Sekalipun dalam banyak hal pelayanan masyarakat kini relatif baik, namun
secara umum pelayanan pemerintah daerah pada masyarakat dinilai masih
rendah (lihat hasil evaluasi Otda tahun 2014).
• Pertumbuhan ekonomi di daerah dirasakan masih rendah, Sebagian besar
Pemda masih belum mampu menciptakan iklim investasi yang baik
• Alokasi penggunaan anggaran di pemerintahan daerah tampak belum berjalan
secara proporsional sehingga lebih condong pada belanja aparatur dibanding
belanja pembangunan bagi masyarakat.
• Rendahnya pengawasan terhadap jalannya roda pemerintahan mengakibatkan
meluasnya gejala korupsi diberbagai daerah.
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Otonomi Daerah
Tujuan Nasional Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
Tujuan Terbentuknya Negara: kepentingan masyarakat setempat dalam sistem NKRI
Melindungi segenap bangsa dan Desentralisasi
tumpah darah Indonesia. Penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
Memajukan kesejahteraan umum. kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan
Demokrasi
Memposisikan Pemerintah Daerah sebagai instrumen
Hak Warga Negara pendidikan politik di tingkat lokal, yang akan menyumbang
Ps. 27, 28 H, Ps. 34 UUD 1945 terhadap pendidikan politik nasional demi terwujudnya civil
Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, society.
Hak atas penghidupan yang layak, dan Kesejahteraan
Pemda menyediakan pelayanan publik yang efektif, efisien dan
Jaminan Sosial.
ekonomis untuk masyarakat lokal.
Indonesia
Indonesia Negara
Negara Kesatuan
Kesatuan YgYg Terdesentralisasi
Terdesentralisasi
Selaras dengan tujuan Otonomi Daerah penyelenggaraan
Dgn
Dgn Presiden
Presiden Memegang
Memegang Kekuasaan
Kekuasaan Pemerintahan Daerah diarahkan untuk mempercepat
Pemerintahan
Pemerintahan (Pasal
(Pasal 44 UUD
UUD 1945).
1945). terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
Pasal 18, 18 A dan 18 B UUD 1945 peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
-NKRI dibagi atas Prov, Kab & Kota. demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah
-Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. dalam sistem NKRI.
-Dipimpin Gub, Bupati, Walikota yang dipilih Pemerintahan Daerah
demokratis – memiliki DPRD dipilih melalui Pemilu. Gubernur, Bupati, Pemerintah
-Menjalankan Urusan Pemerintahan. Walikota dipilih Daerah DPRD DPRD dipilih
-Hubungan wewenang antar tingkatan Pemerintahan. secara demokrasi melalui Pemilu
(Langsung)
-Hubungan Keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
SDA & SDA lainnya dilaks. adil & selaras diatur dgn DPRD dan KDH berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
undang-undang. Pemerintahan Daerah yang diberi mandat rakyat untuk 8
-Negara mengakui & menghormati satuan-satuan melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dan merupakan
pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa mitra sejajar dalam menjalankan fungsinya.
yg diatur dgn undang-undang.
Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
UU 32 Tahun 2004
UU 22 Tahun 1999
UU 5 Tahun 1974
*UU ttg Kebijakan Pilkada: UU 8/2015 ttg Perubahan Atas UU Nomor 1
Tahun 2015 ttg Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 ttg Pemilihan
UU 18 Tahun 1965
Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi UU
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada dasarnya Penpres 6 Tahun 1959
mencoba memperbaiki kelemahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu memperjelas konsep UU 1 Tahun 1957
desentralisasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
memperjelas pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan UU 22 Tahun 1948
Pemerintahan daerah. Selain itu, UU No. 23 Tahun 2014 memuat
pengaturan baru sesuai dengan dinamika masyarakat dan tuntutan UU 1 Tahun 1945
pelaksanaan desentralisasi, antara lain pengaturan tentang hak
warga untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan DW Tahun 1903
daerah, adanya jaminan terselenggaranya pelayanan publik dan
inovasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan daerah
Perbandingan Jumlah Daerah Otonom
N SE
SU
Sebelum Desentralisasi 1999 Dengan
Sesudah Desentralisasi 1999
DA
K H DE
SE Luas Wilayah
NT 1.913.578,68 km2
R 8
R AL
ISA
SI
Jumlah Penduduk
199 251.857.940 Jiwa
I (30,7%)
181
9
(77,3%)
34
(57,6%)
1.614
(29,4%)
2.477
SE (41,7%)
BE
L UM 14.254
DE (23,8%)
SE
NT
RA
LIS
A SI
Data Berdasarkan Permendagri 199
39 Tahun 2015
9
10
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Urpem yg diserahkan ke daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yg ada ditangan
Presiden.
Presiden menetapkan pedoman penyelenggaraan Urpem & melakukan Binwas terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Binwas penyelenggaraan Pemda provinsi dilaksanakan oleh K/L & thd penyelenggaraan
Pemda kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Dengan demikian hubungan Presiden dengan gubernur dan bupati/walikota bersifat
hierarkis dan hubungan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan bupati/walikota
bersifat hierarkis.
Konsekuensi dari negara kesatuan adalah pemegang kekuasaan dan tanggung jawab akhir
pemerintahan ada ditangan Presiden. (Pasal 4 ayat (1) UUD 1945) dan Pasal 7 ayat (1) UU
23/2014.
Untuk menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan yang dijabarkan dalam berbagai urusan
pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan tertentu. (Pasal 5 ayat (2) & (3) UU No. 23/2014).
Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan
yang ada ditangan Presiden.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan (Pasal 5 ayat (4) UU No. 23/2014).11
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI URUSAN
URUSAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
URUSAN
ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN
UMUM
Prinsip:
1.PERTAHANAN WAJIB PILIHAN -Urusan Pemerintahan yang
merupakan kewenangan Presiden
2.KEAMANAN
sebagai kepala pemerintahan yang
3.AGAMA pelaksanaannya di daerah
4.YUSTISI PELAYANAN NON dilaksanakan oleh gubernur,
5.POLITIK LUAR DASAR PELAYANAN bupati/walikota di wilayahnya.
NEGERI DASAR -Anggaran: dibiayai dari APBN.
6.MONETER & SPM -Pelaksana :
FISKAL Di drh dilaksanakan o/ gubernur,
Prinsip Ur. Konkuren yg menjadi bupati dan walikota sebagai wakil
Prinsip kewenangan daerah:
-Dapat dilaksanakan sendiri pemerintah pusat dibantu oleh
- Asas Pelaksanaan: instansi vertikal.
-Dapat didekonsentrasikan kpd Urusan Pemerintahan menjadi kewenangan Camat melaksanakan pelimpahan
instansi vertikal/ gub. sbg wakil daerah dilaksanakan berdasarkan asas urusan pemerintahan umum yang
Pemerintah Pusat otonomi
-Tdk dpt ditugas pembantuankan dilaksankan bupati/walikota di tingkat
-Anggaran: APBD kecamatan
kpd drh otonom, karena tdk ada
perangkat drh yg melaks. -Pertanggungjawaban
-Hak Daerah :
-Dibiayai dari APBN Gub bertanggung jawab kpd Presiden
Mengatur & mengurus urusan yg sdh
-Pembentukan instansi vertikal di melalui Mendagri & Bupati/Walikota
diserahkan kpd drh sesuai dgn aspirasi
drh tdk memerlukan persetujuan betanggung jawab kpd Mendagri
masyarakat setempat & kondisi daerah dalam
gub sbg wkl Pemerintah Pusat. melalui Gubernur sbg Wakil
prinsip NKRI dengan berpedoman pada NSPK
Pemerintah Pusat.
PEMBAGIAN
PEMBAGIAN URUSAN
URUSAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN KONKUREN
KONKUREN
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas, Akuntabilitas
WAJIB dan Efisiensi dan Kepentingan PILIHAN
Strategis Nasional
PELAYANAN NON PELAYANAYAN
DASAR DASAR
1. Kelautan &
Perikanan
1. Pendidikan; Tenaga Kerja, 2. Pariwisata
Pemberdayaan Perempuan 3. Pertanian
2. Kesehatan;
& Pelindungan Anak, 4. Kehutanan
3. PU & tt ruang; Pangan, Pertanahan, LH,
4. Perumahan & kwsn 5. ESDM
Adminduk & Capil, PMD,
permukiman pengendalian pddk & KB, 6. Perdagangan
5. Tramtibum & linmas perhubungan, Kominfo, 7. Perindustrian
6. sosial Koperasi, Usaha Kecil & 8. Transmigrasi
Menengah, Penanaman
Modal, Kepemudaan & Urusan yang mempunyai dampak
Olahraga, Statistik, ekologis yang serius hanya
Persandian, Kebudayaan,
Perpustakaan dan
diotonomikan sampai ke daerah
SPM Kearsipan provinsi (kehutanan, kelautan dan
pertambangan) sehingga relatif
Distribusi kewenangan mengacu pada kriteria sebagai berikut:
a. Akuntabilitas
Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang
paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)
b. Efisiensi
Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik
yang efisien dan mencegah High Cost Economy
Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale)
pelayanan publik
Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan
(catchment area) yang optimal
c. Externalitas (Spill-over)
Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus
d. Kepentingan Strategis Nasional
Ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan & kesatuan
bangsa, menjaga kedaulatan negara, implementasi hub. Luar negeri, pencapaian
program strategis nasional & pertimbangan lain yg diatur dlm per-UU-an.
14
BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN
OLEH MASING-MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN
16
KEWENANGAN PROVINSI (Psl 13 ayat (3)
Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas
Daerah kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
Provinsi.
17
KEWENANGAN KAB/KOTA (Psl 13
ayat 4)
Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
kabupaten/kota.
18
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM (PSL 25)
20
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN GUBERNUR
GUBERNUR
PASAL 91
MELAKSANAKAN PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN TERHADAP MELAKSANAKAN TUGAS DAN
PENYELENGGARAAN URUSAN WEWENANG LAIN
PEMERINTAHAN KABUPATEN / KOTA
DAN TUGAS PEMBANTUAN OLEH
KABUPATEN/KOTA
KEPALA DAERAH
DAMPAK EKOLOGIS
(Penyelenggaraan urusan TERKAIT URUSAN PEMERINTAHAN YG DISERAHKAN
pemerintahan di bidang KPD DRH & MENIMBULKAN DAMPAK EKOLOGIS
kehutanan, kelautan, serta MELEWATI BATAS-BATAS ADMIN DRH KAB/KOTA
energi dan sumber daya MENJADI KEWENANGAN DRH PROVINSI.
mineral )
WAJIB MENYELENGGARAKAN
Daerah WAJIB
PELAYANAN
MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN PUBLIK
PUBLIK SESUAI
SESUAI DENGAN
DENGAN
STANDAR
STANDAR PELAYANAN
PELAYANAN MINIMAL
MINIMAL
WAJIB
WAJIB MENGUMUMKAN
MENGUMUMKAN SELURUH
SELURUH
INFORMASI
INFORMASI
MAKLUMAT
MAKLUMAT PELAYANAN
PELAYANAN PUBLIK
PUBLIK
PENGADUAN
PENGADUAN ATAS
ATAS PELAYANAN
PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK DISAMPAIKAN
DISAMPAIKAN MASY.
MASY. PADA
PADA
OMBUDSMAN,
OMBUDSMAN, PEMDA
PEMDA DAN
DAN DPRD
DPRD
MASYARAKAT DAN
DAN PEMDA
PEMDA WAJIB
WAJIB MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN
REKOMENDASI
REKOMENDASI OMBUDSMAN
OMBUDSMAN
UNDANG-UNDANG 23 TAHUN 2014 LEBIH MENGEDEPANKAN
PELAYANAN PUBLIK BAGI MASYARAKAT
PRINSIP-PRINSIP PERLINDUNGAN
1. PENINGKATAN EFISIENSI;
2. PERBAIKAN EFEKTIVITAS;
3. PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN; DALAM HAL PELAKSANAAN INOVASI YANG
4. TIDAK ADA KONFLIK KEPENTINGAN; TELAH MENJADI KEBIJAKAN PEMERINTAH
5. BERORIENTASI KEPADA KEPENTINGAN DAERAH DAN INOVASI TERSEBUT TIDAK
UMUM; MENCAPAI SASARAN YANG TELAH
6. DILAKUKAN SECARA TERBUKA; DAN DITETAPKAN, APARATUR SIPIL NEGARA
7. DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN TIDAK DAPAT DIPIDANA.
HASILNYA TIDAK UNTUK KEPENTINGAN
DIRI SENDIRI.
31
Dari sisi manajemen Pemerintahan adalah bagaimana Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang telah diotonomikan, apakah
daerah dapat menjalankan urusannya? Apakah Masyarakat terlayani dengan
baik?
Untuk itu Belanja dalam APBD dialokasikan untuk melaksanakan
program/kegiatan sesuai dengan kemampuan pendapatannya, serta
didukung oleh pembiayaan yang sehat sehingga diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pendapatan, serta
pembangunan di berbagai sektor. Pencapaian tujuan tersebut diharapkan
dapat dilakukan melalui peningkatan potensi penerimaan pajak dan retribusi
daerah ditambah dengan dana transfer dari pemerintah Pusat yang
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan layanan publik dalam jumlah
yang mencukupi dan juga berkualitas. Dengan belanja yang berkualitas
diharapkan APBD dapat menjadi injeksi bagi peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan Masyarakat
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) penghitungan dari BPKP
menyebutkan tingkat kemandirian Provinsi dan Kabupaten/Kota hanya 22%.
Artinya kemampuan daerah masih mengandalkan dana dari Anggaran
Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Untuk itu PAD perlu ditingkatkan
dengan memberdayakan berbagai sektor unggulan di daerah seperti
32
pariwisata atau potensi lainnya dan ini harus diinventarisir.
33
Bahwa daerah yang mempunyai rasio
PAD dibandingkan dengan total
Pendapatan Daerah yang tertinggi
adalah daerah-daerah di wilayah Jawa
dan Bali, yaitu mencapai 37,36%.
Sementara itu daerah-daerah yang
mempunyai rasio terendah berada di
wilayah pulau Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua, yaitu hanya
7,08%. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat kemandirian seluruh daerah
yang berada di wilayah Jawa dan Bali
relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan wilayah lainnya
Dalam kaitannya dengan rasio Dana Perimbangan apabila dibandingkan dengan
total Pendapatan Daerah, dapat dilihat bahwa secara agregat daerah-daerah di
wilayah pulau Jawa dan Bali hanya memiliki ketergantungan terhadap Dana
Perimbangan paling rendah, yaitu 50,19%. Adapun wilayah yang memiliki tingkat
ketergantungan tertinggi terhadap Dana Perimbangan adalah di wilayah Sulawesi
yang mencapai 74,55% persen
34
PELUANG DAN TANTANGAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI & OTDA
PELUANG TANTANGAN
Otda akan berkontribusi dlm meningkt & Otda dituntut utk semakin mempererat
memperkuat tingkat perekonomian masy. di drh persatuan dan kesatuan bangsa di tengah-tengah
yg pd gilirannya mengurangi kemiskinan, kemajemukan di tingkat lokal, regional, dan
meningkt kualitas kes., dik., mendorong nasional.
penciptaan lap. pekerjaan, menjaga kelestarian Otda dituntut utk menumbuhkan kemandirian
SDA & LH, serta kerukunan antar suku & agama penyelenggaraan tata kelola pemerintahan drh yg
dlm bingkai NKRI. aspiratif, transparan dan akuntabel.
Tk. perekonomian di drh & nas. berkontribusi Otda dituntut untuk mengharmoniskan
dlm meminimalisir berbagai pengaruh-pengaruh pemanfaatan berbagai sumber daya lokal dan
dr dlm & luar negeri yg memunculkan tindakan kearifan drh dgn tetap menjamin keseimbangan &
radikalisme serta mengancam keamanan dlm kelestarian lingkungan.
negeri termasuk mengacaukan keamanan &
perdamaian global. Momentum regi. & glob. memberikan peluang
bagi setiap drh utk meningkt daya saing dgn
Otda melalui Pilkada langsung mendorong
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
munculnya para pemimpin daerah yang kapabel keadilan, keistimewaan & kekhususan serta
dan akseptabel melalui pemilihan kepala daerah potensi & keanekaragaman drh. Otda menjadi
secara langsung, termasuk juga untuk faktor penguat bagi setiap drh dlm menghadapi
mendapatkan pemimpin daerah yang peduli serta kebijakan MEA dan Tantangan bonus demografi
dapat merespon cepat. pada 15-20 tahun yang akan datang.
35
TERIMA KASIH
36