Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

Fajar F.131.11.0004
Yasintia F.131.14.0006
Yulika F.131.14.0009
Rino F.131.14.0025
Sigit F.131.14.0028
Edwin F.131.14.0034
Arum F.131.14.0038
Kritina F.131.14.0043
Brian F.131.14.0056
Emy F.131.14.0059
Annisa F.131.14.0062
Jurnal 1

Menggapai Subjective Well-Being:


Profil Pengangguran Terdidik dan Implikasinya bagi Individu & Masyarakat
Menurut Jahoda, bekerja tidak hanya memiliki fungsi yang manifest,
namun juga fungsi yang latent (terpendam)
Beberapa fungsi latent tersebut ialah:
1. Bekerja membuat waktu lebih terstruktur
2. Bekerja secara teratur memberikan pengalaman yang dialami
bersama
3. Bekerja memberikan pengalaman kreatif, penguasaan dan sense
of-purpose
4. Bekerja merupakan sumber status dan identitas pribadi
5. Bekerja merupakan sumber aktifitas
Psikologi Pengangguran
Beberapa teori yang berkaitan dengan psikologi pengangguran:
• Learned Helplessness Theory
“Pengangguran kemungkinan besar dapat menjadi tidak berdaya dan mengalami
kehilangan rasa percaya diri dan depresi jika mereka memiliki kepribadian yang
tidak sehat.”
• Life-Span Development Theory
“Agar psikologi individu sehat, maka ia harus mampu menyelesaikan konflik pada
tahap perkembangan tersebut”
• Expectacy-Value Theory
“Semakin individu memiliki harapan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
pekerjaan dan yang memberikan nilai kepentingan yang lebih tinggi untuk
mendapatkan suatu pekerjaan, maka semakin ia termotivasi untuk mendapatkan
pekerjaan dan karenanya akan semakin terlibat dalam perilaku mencari pekerjaan”
• Self-determination Theory
“Semua pengangguran akan menunjukkan motivasi yang kuat untuk mencari kerja,
namun motivasi dapat bervariasi”
“orang yang memiliki motivasi autonomos akan menunjukan perilaku mencari kerja
yang lebih gigih. Sebaliknya, pada yang motivasinya terkontrol akan merasakan
kehampaan, ada perasaan tidak berguna dan terisolasi secara sosial”
Perilaku Mencari Kerja
Dimensi perilaku mencari kerja:
• Jumlah aplikasi yang dikirim dan Keluasan aplikasi
Mencakup kesesuaian dengan minat dan tipe atau tingkat
pendidikan, dan jarak antara tempat kerja dan tempat tinggal
• Strategi yang digunakan untuk mencari kerja
Strategi konvensional atau strategi tambahan
Hasil Penelitian
Pemaknaan terhadap subjective
well-being
PERILAKU
Tenaga kerja MENCARI
terdidik KERJA
Pengalaman
Pasar kerja sebagai SEBELUM,
sempit pengangguran SESUDAH
Positive - Negative TAMAT
Penganggura
n Terdidik Lebih efektif
dan efisien

Faktor Pendukung: Faktor


• Motifasi, ambisi, Penghambat:
dan nilai-nilai • Mutu
• Karakteristik
KARYAWAN
pendidikan
kepribadian
• Religiusitas
• Pengalaman
• Pengalaman kerja WIRAUSAHA
hidup • Iklan menipu
• Dorongan Ortu, • Penilaian
Pacar Lingkungan
Kesimpulan:
1. Subjek yang terdidik menghayati status sebagai pengangguran bukan sekedar
sebagai nasib buruk, namun sebagai ketidak siapan pribadiuntuk masuk didalam
persaingan pasar kerja. Selain itu subjek tidak memiliki kesiapan pengetahuan
untuk masuk dunia kerja seperti bagaimana mengetahui dan memilih
perusahaan, membedakan iklan yang menipu atau tidak, bagaimana membuat
CV dan surat lamaran kerja yang jitu, dan bagaimana menghadapi tes seleksi dan
wawancara
2. Subyek yang memiliki sejumlah faktor pendukung akan cepat belajar dan
beradaptasi menanggapi pengalaman buruk dalam melamar pekerjaan.
3. Perilaku kerja akan semakin efektif dan efisien dengan bertambahnya
pengalaman mencari kerja, lama waktu sejak kelulusannya, yang memungkinkan
terjadinya proses belajar dan penyesuaian.
4. Pengetahuan akan bidang pendidikan dan mutu pendidikan yang diperoleh akan
sangat menentukan apakah seseorang akan menganggur atau tidak
5. Pengalaman hidup sejak kecilmelakukan usaha mandiri dan berdagang
memperkuat kepribadian sehingga tidak mudah menyerah, dan terus menerus
belajar dari pengalaman, yang kemudian sangat berguna dalam mencari kerja
Saran:
1. Kepada individu, perlu dibekali pengetahuan untuk memasuki dunia kerja, baik
pengetahuan yang mampu menambah kesiapan mentalnya, maupun kesiapan
pengetahuan didunia kerja.
2. Kepada institusi pendidikan, selayaknya melakukan kajian mendalam dalam
membuka program pendidikan dan melakukan pengendalian mutu agar lulusan
lebih terserap di pasar.
3. Kepada perusahaan yang membuka lowongan kerja, agar melakukan proses
seleksi dengan baik dan benar.
4. Kepada perusahaan pengerah tenaga kerja, agar tidak mengambil kesempatan
dan menarik keuntungan dari kondisi tingginya tingkat pengangguran,
melakukan perekrutan dengan benar dan fair.
5. Kepada pemerintah, agar pertumbuhan ekonomi bukan sekedar angka namun
secara real menambah jumlah peluang kerja bagi tenaga kerja yang jumlahnya
terus bertambah.
6. Kepada masyarakat secara umum, agar status sebagai pengangguran tidak
dijadikan alasan untuk merendahkan nilai seseorang.

Anda mungkin juga menyukai