Slide Kasus Sulit (Dr. Juvenita) - Revised
Slide Kasus Sulit (Dr. Juvenita) - Revised
Nama : Tn. AK
Umur : 53 Th
MRS : 13/01/2020
Diagnosis Masuk :
- ARDS
- Severe Pneumonia dengan ancaman gagal nafas
- DM Tipe II
- Insufisiensi Hear
- Dyspepsia Fungsional
- AKI Stage III
Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan Utama : Sesak napas
Keluhan Tambahan : Nyeri perut
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak napas dialami ± 6 hari yang
lalu. Sesak napas dipengaruhi oleh aktivitas ringan, Sesak napas tidak
dipengaruhi oleh cuaca dan debu dan tidak disertai dengan suara mengi.
Pasien juga mengeluhkan batuk sesekali, batuk tidak berdahak, nyeri dada
tidak ada dikeluhkan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati. Perut terasa penuh dan rasa sulit
bernafas dirasakan sejak 5 hari sebelum dirawat di RSUZA, Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah, demam dikeluhkan naik turun sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit, penuruna selera makan dikeluhkan
pasien sejak 5 hari sebelum dirawat di rs, namun penurunan berat badan
tidak dikeluhkan. BAB dan BAK normal.
RPD : TB (-), Asma (-), PPOK (-), DM (-), HT (-)
Riwayat rawatan:
- RHCU
- ICU
- RHCU
- Shafa
Lap. Paru Tengah Ves (+), rh(+), wh (-) Ves (+), rh(+), wh (-)
Lap. Paru Bawah Ves (+), rh(+), wh (-) Ves (+), rh(+), wh (-)
Pemeriksaan Penunjang
13/01/2020 Rujukan
Hb 10,2 14,0 – 17,0 g/dl
Ht 27 45 - 56%
Erit 3,2 4,2- 5.403/mm3
Leuko 24,0 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 188 150 – 450.103/ mm3
MCV 84 80 – 100 fL
MCH 32 27 -31 pg
MCHC 38 32 – 36%
RDW 12,7 11,,5-14,5
MPV 11,7 7,2-11,1
Hit jenis 0/1/0/69/23/7 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 %
E/B/NB/NS/L/M
13/1/2020 Rujukan
Analisa Gas Darah
pH 7,460 7,23 – 7,45 mmHg
pCO2 23,20 25 - 45 mmHg
pO2 80 80 – 100 mmHg
HCO3 16,6 23 - 28 mmol/L
Total CO2 17,3 23,2 - 27,6 mmol/L
BE -5,0 (-2) – (+2)
Sat O2 96,1 95 – 100%
14/1/2020 Rujukan
HbA1c 8,20 < 6,5 %
AntiHCV Negatif Negatif
Magnesium 2,2 1,6 - 2,6 mg/dL
Ca 7,7 8,6 – 10,3 mg/dl
Natrium 137 132 – 146 mmol/L
Kalium 3,7 3,7 – 5,4 mmol/L
Klorida 103 98 – 106 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang
14/1/2020 Rujukan
Analisa Gas Darah
pH 7,362 7,23 – 7,45 mmHg
pCO2 32,50 25 - 45 mmHg
pO2 82 80 – 100 mmHg
HCO3 18,6 23 - 28 mmol/L
Total CO2 19,6 23,2 - 27,6 mmol/L
BE -5,3 (-2) – (+2)
Sat O2 95,2 95 – 100%
Pemeriksaan Penunjang
18/1/2020 Rujukan
PT 14,90 14,1 detik
APTT 40,80 26 – 37 detik
INR 1,05
D- Dimer >4000 < 500 ng/mL
Pemeriksaan Penunjang
19/1/2020 Rujukan
SGOT/SGPT 116/79 <35 / <45 U/L
Ur/Cr 12 / 2,90 13 – 43 / 0,67 – 1,17 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
24/1/2020 Rujukan
PT 13,50 14,1 detik
APTT 37,70 26 – 37 detik
INR 0,95
D- Dimer 3290 < 500 ng/mL
Pemeriksaan Penunjang
Erit 3,9 3,3 2,5 2,8 3,5 3,5 3,8 3,9 4,2- 5.403/mm3
Leuko 15 14,5 13,5 11,8 181 7,7 4,9 8,0 4,5 – 10,5.
103/mm3
Trom 145 184 184 207 8,8 267 377 431 150 – 450.103/
mm3
MCV 89 91 97 97 93 94 94 92 80 – 100 fL
MCH 31 31 32 31 30 30 30 29 27 -31 pg
MCHC 35 33 33 32 32 32 32 32 32 – 36%
MPV 10,4 10,2 12,3 11,8 10,5 10,9 10,8 10,6 7,2-11,1
Hit jenis 0/0/1/59/ 0/0/0/67/ 1/0/0/47/ 1/2/0/ 1/2/0/ 2/3/9/ 4/3/0/ 4/2/0/ 0-6/0-2/2-6/50-
E/B/NB/NS 32/8 24/9 46/6 70/20-40/2-7 %
/L/M 50/41/ 53/37/ 48/36/ 35/46/ 34/51/
6 7 11 12 9
Foto Thorax
20-1-2020
EKG 13/ 01 / 2020
Konsul Kardiologi
• Assesment • Planning Diagnostik
– Cor Compensated -Echocardiography
– Severe Pneumonia
– Sepsis
Terapi
• Sesuai DPJP
Echocardiography (24/1/2020)
Kesimpulan :
TR Mild, Low
Probably PH
Kultur Darah (17 Januari 2020)
Kultur Darah (17
Januari 2020)
Kultur Sputum (21 Januari 2020)
Kultur Darah (23 Januari
2020)
Konsul IPD
• Assesment Planning Diagnostik
– Sepsis ec dd/ 1. Pneumonia 2.
• KGDP
Urosepsis
– Pneumonia • KGD2PP
– AKI Stage III Prerenal • Urinalisa
– DMT2 Normoweight
• Elektrolit
• Kultur Darah
Terapi
• Kultur Sputum
• IVFFD NaCl 0,9% 20 tpm
• IV Meropenem 1 gr/ 8 jam • Foto Thorax
• IV Lansoprazole 30 mg/ 12 jam • BTA SPS
• Flumucyl 3 x 200 mg • HbsAg
• Balance Cairan • AntiHCV
Konsul IPD - GH
• Assesment • Planning Diagnostik
– Penurunan kesadaran ec - USG Abdomen + Urologi
dd 1) sepsis 2) imbalance - Elektrolit Ulang setelah koreksi
elektrolit - Ur/Cr
– Sepsis ec pneumonia
– Hipernatremia Terapi
– AKI Stage III prerenal • Diet sonde 6 x 200 kkal/hari
• IVFD 2 : 1 33 gtt/I selama 16
– DM Tipe 2
jam Evaluasi ulang elektrolit
– Dd/ 1. Cholelithiasis 2. • Flumucyl 2 x ctch 1
Choledocolithiasis
Konsul Neurologi
• Assesment Planning Diagnostik
– Penurunan kesadarah ec • CT Scan Kepala
dd 1. Metabolik
ensefalopathy 2. Sepsis
Terapi
• IV Citicolin 500 mg/ 12
jam
• IV dexamethasone 5
mg/ 8 jam
FOLLOW UP
TGL S O A P
amp/ 12 jam
memanjang Ringan
Palp : tidak dapat dinilai • Cholelithiasis • Curcuma 2 x 1
Perk : Sonor / Sonor
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • N-Asetilsistein 3 x
Hari -3
Wh (-/+) 100 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
amp/ 12 jam
memanjang Ringan
Palp : tidak dapat dinilai • Cholelithiasis • Curcuma 2 x 1
Perk : Sonor / Sonor
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • N-Asetilsistein 3 x
Hari -5
Wh (-/-) 100 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
Wh (-/-) 100 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
amp/ 12 jam
memanjang • Hipoalbumin
Palp : tidak dapat dinilai Ringan • Curcuma 2 x 1
Perk : Sonor / Sonor • Cholelithiasis
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • N-Asetilsistein 3 x
Hari -8
Wh (-/-) 100 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
amp/ 12 jam
memanjang • Hipoalbumin
Palp : tidak dapat dinilai Ringan • Curcuma 2 x 1
Perk : Sonor / Sonor • Cholelithiasis
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • N-Asetilsistein 3 x
Hari -9
Wh (-/-) 100 mg
FOLLOW UP
TGL S O A P
amp/ 12 jam
memanjang • Hipoalbumin
Palp : tidak dapat dinilai Ringan • Curcuma 2 x 1
Perk : Sonor / Sonor • Cholelithiasis
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • Candidiasis ec • N-Asetilsistein 3 x
Hari -10
memanjang • Hipoalbumin
Palp : tidak dapat dinilai Ringan • IV Omeprazole 40
Perk : Sonor / Sonor • Cholelithiasis mg/ 12 jam
Ausk : Ves (+/+),Rh(-/-) • Candidiasis ec
Hari -11
IU/ 12 Jam
• Sistenol 1 tab / 8
jam
• Adalat oros 30 mg/
24 jam
• Flumucyl Syr 200
mg/ 12 jam
FOLLOW UP
TGL S O A P
Gelisah, Vital Sign • Sepsis dengan MOF • Asering 10 gtt/I • Evaluasi Klinis
Delirium TD : 138/80 mmhg (Perbaikan)
HR : 134 x/i • ARDS Post Intubasi • Nebule Pulmicort 1
RR : 20 x/i • Sindrome Obstruksi resp / 12 jam
T : 36,7 0C ed dd 1/ PPOK • Nebule Combivent 1
SPO2: 88% dengan Eksaserbasi akut 2/ resp / 8 jam
NRM 15 L/i Retensi Sputum • IV Cefepime 500 mg/ 24
• DM Tipe II
jam
PF Paru: • AKI Stage III
Insp : Simetris, Statis • Insufisiensi Hepar • Drip Fluticasone 200
SHAFA - 30/01/2019 08.00 Wib
Wh (-/-) Jam
• Sistenol 1 tab / 8 jam
• Adalat oros 30 mg/ 24
jam
• Flumucyl Syr 200 mg/ 12
jam
• KSR 600 mg/ 12 jam
• N-Acetyl Sistein 1 tab / 8
jam
FOLLOW UP
TGL S O A P
Penurunan Vital Sign • Sepsis dengan MOF • Asering 10 gtt/I • Evaluasi Klinis
Kesadaran TD : 140/80 mmhg (Perbaikan) • Nebule Pulmicort 1
HR : 96x/i • ARDS Post Intubasi resp / 12 jam
RR : 20 x/i • Sindrome Obstruksi
T : 36,7 0C ed dd 1/ PPOK • Nebule Combivent 1
SPO2: 98% dengan Eksaserbasi akut 2/ resp / 8 jam
NRM 15 L/i Retensi Sputum • IV Cefepime 500 mg/ 24
• DM Tipe II jam
PF Paru: • AKI Stage III • Drip Fluticasone 200
Insp : Simetris, Statis • Insufisiensi Hepar
mg/ 24 jam
Dinamis • Hipoalbumin
Palp : Sf Ka = Sf Ki Ringan • IV Omeprazole 40 mg/
Perk : Sonor / Sonor • Cholelithiasis 12 jam
SHAFA - 3/02/2019 08.00 Wib
jam
• Flumucyl Syr 200 mg/ 12
jam
• KSR 600 mg/ 12 jam
• N-Acetyl Sistein 1 tab / 8
jam
• IV Citicolin 500 mg/ 12
jam
• IV Dexamethason 5 mg/
8 jam
Masalah
• Bagaimana tatalaksana selanjutnya pada
pasien ini?
• Sindrom disfungsi organ multipel (MODS), juga dikenal
sebagai kegagalan organ multipel (MOF), kegagalan
organ total (TOF) atau kegagalan organ multisistem
(MSOF)
• MODS berkontribusi terhadap sekitar 50% kematian ICU
• Kegagalan 2 hingga 3 organ adalah terkait dengan 90%
kematian.
• Pemulihan organ seringkali merupakan aturan dalam
menyelamatkan pasien tanpa penyakit organ yang
sudah ada sebelumnya
• MODS adalah adanya perubahan fungsi organ
pada pasien yang sakit akut, homeostasis tidak
dapat dipertahankan tanpa intervensi. Biasanya
melibatkan dua atau lebih sistem organ.
• SIRS adalah respons inflamasi sistemik
terhadap berbagai keadaan termasuk infeksi,
iskemia, infark, dan cedera, menyebabkan
gangguan sirkulasi mikro, perfusi organ, dan
akhirnya disfungsi organ sekunder.
Pasien resiko tinggi
• Pasien dengan infeksi
• Episode syok yang terkait dengan ruptur
aneurisma, pankreatitis akut, sepsis, luka
bakar atau operasi bedah
• Pasien> 65 tahun karena cadangan organ
menurun dan terdapat komorbiditas
• Trauma berat, cedera berulang, kehilangan
banyak darah, syok hipovolemik.
Etiologi
• Sepsis
• Trauma besar
• Luka bakar
• Pankreatitis
• Sindrom aspirasi
• Sirkulasi ekstrakorporeal (mis. Bypass cardiac)
• Transfusi darah multipel
• Iskemia - cedera reperfusi
• Penyakit autoimun
• Eklampsia
• Keracunan / toksisitas
Tipe MOF
• 1. Tipe segera (primer): Disfungsi / Kegagalan
yang terjadi secara bersamaan di dua atau
lebih organ karena penyakit primer.
• 2. Tipe tertunda (sekunder): Disfungsi terjadi
pada satu organ, organ lainnya gagal
berurutan.
• 3. Jenis akumulasi: Disfungsi disebabkan oleh
penyakit kronis. Itu tidak dapat dipulihkan
Manifestasi organ spesifik
• GI dysfunction
• Hepatobiliary dysfunction
• Pulmonary dysfunction
• Renal dysfunction
• Cardiovascular dysfunction
• Coagulation system dysfunction
• others
Disfungsi gastrointestinal
• Disebabkan oleh efek interaksi dari
berkurangnya aliran darah regional, gangguan
motilitas, dan perubahan flora mikroba
normal.
• Perdarahan gastrointestinal bagian atas atau
stres ulserasi adalah manifestasi paling umum
dari disfungsi usus;
• Komplikasi ini menjadi jarang dengan
diagnosis infeksi lebih dini, dan penggunaan
profilaksis efektif yang tepat.
• Intoleransi pemberian makanan enteral,
adanya keluhan kembung dan diare adalah
manifestasi lain dari disfungsi usus.
Disfungsi hati
• Tercermin pada hiperbilirubinemia dan
kolestasis, sebagai bukti biokimia dari cedera
hepatoseluler.
• Kadar C reaktif protein dan serum alpha-1
antitripsin dalam serum meningkat adalah
sebagai bagian dari respons fase akut,
sedangkan kadar albumin menurun.
Disfungsi paru
• ALI atelektasis dan trombosis intravaskular,
sehingga terjadi gangguan ventilasi / perfusi
• Peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan bendungan alveolar dan
terganggunya proses difusi sehingga
menyebabkan hipoksemia
• Penggunaan ventilator juga dapat
memperburuk fungsi paru akibat terjadinya
volutrauma dan barotrauma yang mengarah
ke atelektasis
• Proses perbaikan jaringan, dimulai dengan
masuknya sel-sel inflamasi ke dalam paru-paru
yang terluka, menghasilkan pembentukan
fibrosis dan membran hialin
Disfungsi ginjal
• Penurunan fungsi ekskresi selektif normal, awalnya
ditandai dengan oliguria meskipun volume
intravaskular memadai, namun dalam hal
peningkatan tingkat kreatinin, dan gangguan cairan
dan elektrolit dengan ukuran yang cukup sehingga
dialisis menjadi diperlukan.
• Berkurangnya aliran darah ginjal akibat hipotensi
sistemik, perubahan perfusi regional, atau
peningkatan tekanan intraabdomen adalah faktor
risiko awal;
• Agen vasopresor menyebabkan pengurangan
dalam aliran darah ginjal, sementara obat-
obatan anti-infeksi yang berpotensi
nefrotoksik adalah bagian penting untuk
diperhatikan.
Disfungsi kardiovaskular
• Initial response
Myocardial depression
Right atrial pressure SVR
Venous capacitance VO2
CO HR
Disfungsi hematologi
• Leucocytosis adalah respons adaptif terhadap
berbagai tekanan akut, walaupun sebenarnya bukan
manifestasi disfungsi organ.
• Demikian pula anemia ringan akibat penekanan
sumsum tulang dan kesalahan pengambilan darah
• Namun manifestasi disfungsi sistem hematologi yang
paling banyak dikutip dalam MODS adalah
trombositopenia, dalam bentuknya yang paling
ekstrem yang mengakibatkan koagulasi intravaskular
diseminata (DIC).
Disfungsi neulologi
• Tingkat kesadaran yang berubah, tercermin dalam
pengurangan Skor Koma Glasgow, adalah manifestasi yang
paling mudah dikenali dari disfungsi neurologis MODS.
• Penyebabnya beragam, termasuk efek iatrogenik dari obat
penenang dan analgesik, perubahan metabolisme, edema
serebral subklinis dan penurunan tekanan perfusi otak,
dan, mungkin, mikroabses di otak.
• Neuropati perifer yang disebut 'polineuropati penyakit
kritis' - umumnya ada, meskipun lebih sulit untuk diukur.
Disfungsi immunologi
• Kelainan multipel fungsi imun non-spesifik dan
spesifik termasuk gangguan responsif
hipersensitif tipe lambat, perubahan produksi
antibodi, dan spektrum kelainan kompleks
dalam regulasi respons limfosit.
• Manifestasi yang paling jelas adalah
perkembangan infeksi nosokomial ICU yang di
dapat, yang disebabkan oleh organisme yang
relatif ganas. Flora Flora khas infeksi ICU yang
didapat di MODS termasuk stafilokokus
koagulasenegatif, Enterococci, Candida, dan
Pseudomonas.
Disfungsi endokrin/metabolik
• Hiperglikemia dan resistensi insulin relatif
adalah umum dan mudah terdeteksi.
• Abnormal Kelainan yang kurang dapat diakses
termasuk sindrom euthyroid, dan insufisiensi
adrenal relatif, yang terakhir baru-baru ini
menjadi terkenal sebagai target terapi yang
menjanjikan untuk pasien dengan peradangan
dan disfungsi organ yang berkepanjangan.
Skor MOF
• Tahap 1 pasien mengalami peningkatan kebutuhan volume
dan alkalosis pernapasan ringan yang disertai oliguria,
hiperglikemia, dan peningkatan kebutuhan insulin.
• Tahap 2 pasien tachypneic, hypocapnic dan hypoxemic;
disfungsi hati sedang dan kemungkinan kelainan hematologis.
• Tahap 3 pasien mengalami syok dengan azotemia dan
gangguan asam-basa; memiliki kelainan koagulasi yang
signifikan.
• Tahap 4 pasien tergantung vasopresor dan oliguria atau
anurik; selanjutnya berkembang menjadi kolitis iskemik dan
asidosis laktat.
Manajemen
Prinsipnya:
• Kurangi keparahan faktor risiko
• Pencegahan peradangan: drainase dan antibiotik
• Resusitasi dan pengendalian infeksi yang tepat
• Hindari operasi yang tidak sesuai
• Obati disfungsi organ dan malnutrisi
• Koreksi iskemia
• Gangguan reaksi patologis: hemofiltrasi
• Stabilisasi lingkungan internal: air, elektrolit, ketidakseimbangan
basa asam
• Regulasi kekebalan: seluler dan humoral
TERIMAKASIH